Usaha Perasuransian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

32 kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu. Ketentuan Pasal 1 ayat 1 UUP, yang dimaksud dengan asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima uang premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tangggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk seseorang yang dipertanggungkan. 24

B. Usaha Perasuransian menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

Usaha perasuransian telah cukup lama hadir dalam perekonomian Indonesia dan berperan dalam perjalanan sejarah bangsa berdampingan dengan sektor usaha lainnya; dan sejauh ini kehadiran usaha perasuransian sering kali terlihat sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi yang semakin meningkat serta dalam rangka pengamanan kepentingan masyarakat atas hak milik maupun diri dan keluarganya. Usaha perasuransian adalah lembaga keuangan bukan bank yang telah makin berkembang seiring dengan adanya kesadaran dari masyarakat, terutama masyarakat di perkotaan akan pentingnya hakikat dari asuransi tersebut dalam mengantisipasi timbulnya kerugian, kerusakan barang yang dimiliknya atau 24 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi, Cetakan ke empat Jakarta: Penerbit Kencana, 2008, hlm. 10. Universitas Sumatera Utara 33 kehilangan keuntungan dari suatu kegiatan usaha yang dijalankannya. Usaha perasuransian telah cukup lama hadir dalam perekonomian Indonesia dan ikut berperan dalam perjalanan sejarah bangsa berdampingan dengan sektor kegiatan ekonomi lainnya. 25 Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa usaha perasuransian itu mencakup usaha perasuransian dan usaha penunjang asuransi. Usaha perasuransian meliputi kegiatan usaha perasuransian meliputi kegiatan usaha asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan usaha reasuransi. Sedangkan usaha penunjang asuransi terdiri dari suku pialang asuransi, usaha pialang reasuransi, usaha penilaian kerugian asuransi, usaha konsultan dan usaha agen asuransi. 26 25 Hermansyah, Op.Cit., hlm. 9. 26 Ibid, hlm. 10. Pengelompokkan jenis usaha perasuransian dalam pasal 3 tersebut didasarkan pada pengertian bahwa perusahaan yang melakukan usaha asuransi adalah perusahaan yang menanggung resiko asuransi. Selain itu, di bidang perasuransian terdapat pula perusahaan-perusahaan yang kegiatan usahanya tidak menanggung resiko asuransi yang kegiatannya dikelompokkan sebagai usaha penunjang usaha asuransi. Walaupun demikian, sebagai sesama penyedia jasa di bidang perasuransian, perusahaan di bidang usaha asuransi dan penunjang usaha asuransi merupakan mitra usaha yang saling membutuhkan dan saling melengkapi, yang secara bersama-sama perlu memberikan kontribusi bagi kemajuan sektor perasuransian di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 34 Pengelompokan menurut jenis usahanya, usaha perasuransian dapat pula dibagi berdasarkan sifat dari penyelenggaraan usahanya menjadi 2 dua kelompok, yaitu: 1. Usaha asuransi sosial dalam rangka penyelenggaraan program asuransi sosial. Sosial yang bersifat wajib compulsory berdasarkan undang-undang dan memberikan perlindungan dasar untuk kepentingan masyarakat. 2. Usaha asuransi komersial dalam rangka penyelenggaraan program asuransi kerugian dan asuransi jiwa yang bersifat kesepakatan voluntary berdasarkan kontrak asuransi dengan tujuan memperoleh keuntungan motif ekonomi. 27 Menurut perkembangan yang terjadi hingga dewasa ini, maka sudah dapat dipastikan bahwa manfaat adanya perasuransian akan betul-betul dapat dinikmati dan dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia sebagaimana halnya bangsa-bangsa lain yang yang telah maju dalam memanfaatkan usaha dalam bidang perasuransian ini. Menurut Pasal 2 UUP, bidang usaha perasuransian terdiri dari usaha asuransi dan usaha penunjang. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa usaha asuransi masuk dalam lingkup usaha jasa keuangan, karena usaha tersebut menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi. Jasa penunjang usaha asuransi di sini meliputi jasa perantara pialang broker, jasa penilaian kerugian asuransi, dan jasa aktuaria. Menurut Pasal 4 UUP, ruang lingkup usaha perasuransian yang sudah membatasi lingkup usaha dari perusahaan asuransi yaitu : 27 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hlm. 25. Universitas Sumatera Utara 35 1 Perusahaan asuransi kerugian hanya dapat menyelenggarakan usaha bidang asuransi kerugian, termasuk reasuransi. 2 Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi jiwa, kesehatan dan kecelakaan diri. 3 Perusahaan reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha pertanggungan ulang. Menurut perkembangan usaha perasuransian di dunia dewasa ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa betapa jauhnya berkembangan produk-produk asuransi baik komersial maupun sosial yang ditawarkan kepada masyarakat. Dari beberapa produk yang ditawarkan, Nampak bahwa perkembangan usaha perasuransian secara konsisten berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan pasar. Beberapa contoh antara lain, asuransi rumah tangga, asuransi kejahatan dan sosial. Dengan menggunakan referensi perkembangan usaha perasuransian dunia sebagai bench marking kiranya para pelaku usaha perasuransian di Indonesia seyogyanya mampu segera menyesuaikan diri dalam rangka memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar. 28

C. Dasar Hukum Usaha Perasuransian