Legal Standing Perusahaan Efek Yang Telah Dicabut Izin Usahanya Dalam Pengajuan Permohonan Pailit

(1)

LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

DEDI J PAKPAHAN NIM : 070200208

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

DEDI J PAKPAHAN NIM : 070200208

Ketua Departemen Hukum Ekonomi

(Windha, SH.M.Hum) NIP. 197501122005012002

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ramli Siregar, SH.M.Hum

2015

Windha, SH.M.Hum

NIP. 195303121983031002 NIP. 197501122005012002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas berkat dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Universitas Sumatera Utara, dengan judul: “Legal Standing Perusahaan Efek

Yang Telah Dicabut Izin Usahanya Dalam Pengajuan Permohonan Pailit”. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

3. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.H., DFM. selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

4. Bapak O.K.Saidin, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

5. Ibu Windha, S.H. M.hum., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini

6. Bapak Ramli Siregar, S.H., M.Hum. selaku Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini


(4)

ii

7. Bapak Drs. Nazaruddin, S.H., M.A. selaku Dosen Wali penulis selama menjalani perkuliahan

8. Bapak dan Ibu dosen serta para pegawai Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara Medan yang turut mendukung segala urusan perkuliahan dan administrasi penulis selama menjalani perkuliahan

9. Kedua orang tua yang penuh kasih sayang M.T. Pakpahan dan H.R. br. Batubara yang selalu mendoakan.

10. Kakak dan abang ; Asima Pakpahan, S.E, Ester Pakpahan, S.E, dan Christian Pakpahan, S.S.T yang selalu mendukung.

11. Teman-teman kuliah angkatan 2007 , STR Marakas dan ATC Adventure yang menyemangati dan menghibur.

13. Kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan baik dari segi materi maupun formatnya, untuk itu kritik dan saran membangun akan selalu diterima. Harapan penulis semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015 Penulis

Dedi J. Pakpahan 070200208


(5)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………… ………..……i

DAFTAR ISI ………..……...iii

ABSTRAK ………..v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….………..….1

B. Rumusan Masalah………..…….….5

C. Tujuan dan Penulisan ………..….…..5

D. Keaslian Penulisan ………..……....6

E. Tinjauan Pustaka…… ………..…………...8

F. Metode Penelitian ………..………12

G. Sistematika Penulisan ………..……..14

BAB II KEDUDUKAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL A. Pengaturan Pasar Modal menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal ……….………...….17

B. Kedudukan Perusahaan Efek dalam Pasar Modal..……….……37

C. Prosedur Pendirian Perusahaan Efek dalam Pasar Moda………40

BAB III KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL A. Syarat Permohonan Pailit Perusahaan Efek………..………51

B. Prosedur Permohonan Pailit Perusahaan Efek……….……58

C. Akibat Hukum Kepailitan Perusahaan Efek……….……62


(6)

iv

BAB IV LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT

A. Penyebab Perusahaan Efek Dicabut Izinnya…………..…….…………80

B. Akibat Pencabutan Izin Perusahaan Efek...……….90

C. Legal Standing Perusahaan Efek Yang Telah Dicabut

izin Usahanya Dalam Pengajuan Permohonan Pailit……….95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ………..……….…103

B. SARAN ………...……….104


(7)

v

ABSTRAK

LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT

Dedi J Pakpahan* Ramli Siregar**

Windha***

Kata kunci : perusahaan efek, izin perusahaan efek, kepailitan

Perusahaan efek adalah pihak yang telah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek (PEE), perantara pedagang efek (PPE), dan manajer investasi yang diawasi oleh OJK. Pencabutan izin usaha merupakan sanksi administratif terhadap pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995(UUPM). Kepailitan perusahaan efek dapat terjadi jika telah memenuhi persyaratan dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK dan PKPU). Maka adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal, bagaimana kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal, dan bagaimana legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dalam pengajuan permohonan pailit.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skrisi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif dan ditempuh dengan studi kepustakaan yang tidak terlepas dari sumber lain yaitu internet.

Kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal adalah sebagai pihak yang melakukan kegiatan sebagai PEE, PPE, dan manajer investasi sessuai dengan pasal 1 angka 1. Kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal selama perusahaan efek masih melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal dan tunduk UUPM, maka hanya OJK lah yang mempunyai wewenang untuk mengajukan permohonan pailit terhadap perusahaan efek tersebut. Legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usaha nya dalam pengajuan permohonan pailit adalah dapat sebagai pemohon pailit dikarenakan pencabutan izin usaha oleh OJK yang merubah status dan bentuk badan hukum nya menjadi perseroan terbatas biasa.

* Mahasiswa Hukum Ekonomi Fakultas Hukum USU **

Dosen Pembimbing I ***


(8)

v

ABSTRAK

LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT

Dedi J Pakpahan* Ramli Siregar**

Windha***

Kata kunci : perusahaan efek, izin perusahaan efek, kepailitan

Perusahaan efek adalah pihak yang telah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek (PEE), perantara pedagang efek (PPE), dan manajer investasi yang diawasi oleh OJK. Pencabutan izin usaha merupakan sanksi administratif terhadap pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995(UUPM). Kepailitan perusahaan efek dapat terjadi jika telah memenuhi persyaratan dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK dan PKPU). Maka adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal, bagaimana kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal, dan bagaimana legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dalam pengajuan permohonan pailit.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skrisi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif dan ditempuh dengan studi kepustakaan yang tidak terlepas dari sumber lain yaitu internet.

Kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal adalah sebagai pihak yang melakukan kegiatan sebagai PEE, PPE, dan manajer investasi sessuai dengan pasal 1 angka 1. Kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal selama perusahaan efek masih melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal dan tunduk UUPM, maka hanya OJK lah yang mempunyai wewenang untuk mengajukan permohonan pailit terhadap perusahaan efek tersebut. Legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usaha nya dalam pengajuan permohonan pailit adalah dapat sebagai pemohon pailit dikarenakan pencabutan izin usaha oleh OJK yang merubah status dan bentuk badan hukum nya menjadi perseroan terbatas biasa.

* Mahasiswa Hukum Ekonomi Fakultas Hukum USU **

Dosen Pembimbing I ***


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting di berbagai negara.baik negara maju maupun negara berkembang pasar modal menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang sedang marak dikembangkan. Pasar modal merupakan salah satu tolak ukur kemajuan ekonomi suatu negara. pasar modal merupakan suatu aktivitas penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitn dengan efek yang diterbitkaannya, serta lembaga

dan profesi yang berkaitan dengan efek.1

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek

sebagaimana dimaksud dalam undang undang pasar modal. 2

1

Wiki, Pasar Modal,

Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor dan bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

2

Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Pasal 1.


(10)

Perusahaan efek atau yang sering disebut juga dengan perusahaan sekuritas adalah pihak yang telah mendapatkan izin dariBadan Pengawas Pasar Modal (selanjutnya disebut Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan Pasal 55 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UUOJK)) untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau

Manajer Investasi.3

Peran tersebut menunjukkan bahwa fungsi dari perusahaan efek tersebut yaitu sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara pemodal

dengan pemodal dan pemodal dengan emiten (Perusahaan go public yang tercatat

di bursa) dan sebagai ujung tombak bursa (pasar modal) dalam meningkatkan pergerakan dan volume investasi. Perusahaan efek mempunyai tugas pasar modal dan meningkatkan minat masyarakat untuk investasi di pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi, membantu mobilisasi dana masyarakat dengan cara memperjual belikan efek di antara pemodal ataupun dengan emiten.

Perusahaan efek mendukung eksistensi pasar modal, dalam hal memperlancar perputaran dana dan informasi, mendukung sistem dan aktivitas bursa sebagai bagian dari pasarmodal dan sebagai unit usaha, meningkatkan kegiatan investasi pasar modal untuk menunjang perekonomian nasional.

4

Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor : Kep-334/BL/2007 pada angka 1 huruf a yang menyatakan bahwa pihak yang dapat melaksanakan dan menjaalankan usaha sebagai perusahaan efek adalah perseroan

3

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 ayat 21.


(11)

yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut OJK)

Perusahaan efek yang telah mendapatkan izin usaha tersebut telah dapat menjalankan kegiatannya usahanya. Namun, dalam melaksanakan kegiatannya sebagai pihak yang tugasnya telah ditetapkan oleh OJK, perusahaan haruslah mampu bertindak secara profesional dan bertanggung jawab untuk melayani nasabahnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan efek harus memiliki sistem pengawasan yang baik dan terpadu untuk mengawasi kinerja dari wakil dan pegawai perusahaan efek, sehingga dapat menjamin terhindarnya penyalahgunaan wewenang untuk menjamin terlaksananya kegiatan pasar modal sesuai dengan aturan yang berlaku dan yang telah ditetapkan.

Pengendalian perusahaan efek perlu memperhatikan pengendali dan pemegang saham dari perusahaan efek tersebut. Perusahaan efek dilarang dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perseorangan

yang:5

2. Tidak memiliki moral dan akhlak yang baik (sebagaimana yang dimaksudkan dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal).

1. Pernah melakukan tindakan tercela, dan atau pernah dipidana karena melakukan tindak kejahatan di bidang keuangan;

5

Keputusan Ketua Bapepam dan LK NomorKep-334/BL/2007, Peraturan Nomor V.A.1, angka 2 huruf a.


(12)

Kegiatan usaha dalam rangka melaksanakan tanggung jawab sebagai pihak yang telah mendapatkan izin dari OJK tidak bisa dipungkiri dapat melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksananya, pelanggaran tersebut dapat bersifat pelanggaran administratif maupun pelanggaran pidana. Pelanggaran administratif dapat dikenakan sanksi administratif dan pelanggaran pidana dapat dikenakan sanksi pidana, sesuai dengan ketetapan yang telah diatur pada Pasal 102 Undang-Undang No. 8 Tahun tentang Pasar Modal (UUPM).

Otoritas Jasa Keuangan berhak memberikan sanksi administratif kepada perusahaan efek yang telah melakukan pelanggaran terhadap UUPM dan peraturan pelaksananya. Pencabutan izin usaha oleh OJK merupakan salah satu sanksi administratif yang kerap terjadi pada perusahaan efek, hal ini terjadi

berdasarkan:6

Pencabutan izin usaha perusahan efek yang dilakukan oleh OJK menyebabkan perusahaan tersebut kehilangan wewenangnya sebagai pihak yang dapat melakukan tindakan di dalam pasar modal. Perusahaan efek tersebut berubah statusnya menjadi perseroan terbatas dan tunduk di bawah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT), sehingga apabila permohonan pailit akan diajukan, maka dapat dilakukan 1. Izin usaha dikembalikan oleh perusahaan efek yang bersangkutan kepada OJK 2. Pelanggaran terhadap perundang-undangan di bidang pasar modal

3. Perusahaan efek bubar.

6

Keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor Kep-334/BL/2007, Peraturan Nomor V.A.1, angka 6 huruf a.


(13)

dengan prosedur dalam Undang-Undangan Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut UUK dan PKPU)

B. Rumusan Permasalahan

Paparan latar belakang yang jelas dan tegas dalam skripsi yang berjudul

Legal Standing Perusahaan Efek Yang Telah Dicabut Izin Usahanya Dalam Pengajuan Permohonan Pailit” maka rumusan masalah yang dapat ditarik yaitu: 1. Bagaimana kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal?

2. Bagaimana kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal?

3. Bagaimana legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dalam pengajuan permohonan kepailitan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Mengacu pada judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan perusahaan efek di dalam pasar modal.

2. Untuk mengetahui bagaimana kepailitan perusahaan efek di dalam pasar modal. 3. Untuk mengetahui bagaimana legal standingperusahaan efek yang telah dicabut


(14)

Disamping mempunyai tujuan penelitian juga mempunyai manfaat dari segi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu :

1. Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya, perkembangan hukum ekonomi dan khususnya mengenai perusahan efek yang telah dicabut izinnya dalam permohonan pailit.

2. Kegunaan praktis

Sebagai acuan bahan pegangan dan referensi bagi masyarakat khususnya dalam hal pengajuan permohonan pailit terhadap perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya. Selain itu juga menjadi bahan masukan terhadap akademisi, mahasiswa dan para praktisi hukum.

D. Keaslian Penulisan

Utuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh , maka perlu menuangkanya dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Legal Standing Perusahaan Efek yang telah dicabut Izin Usahanya dalam Pengajuan Permohonan Pailit”. Berdasarkan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera utara maka adapun judul yang berkaitan dengan judul skripsi ini adalah skripsi yang berjudul berjudul “Tinjauan Hukum Mengenai Permohonan Pailit Perusahaan BUMN Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan” yang di dalamya memuat mengenai permohonan pengajuan


(15)

pailitnya sebuah perusahaan BUMN berdasarkan UU No. 37 tahun 2004 Tentang Kepailitan.

Selain judul diatas, skripsi lain yang berkaitan dengan judul saya adalah skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Pemegang Unit Penyertaan

Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (Asset Backed Securities) dalam

Kepailitan Originator” yang didalamnya memuat mengenai kedudukan pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif efek dalam hal pailitnya originator yang ditinjau secara undang-undang. Sedangkan dalam skripsi ini hal yang dituangkan adalah bagaimana kedudukan hukum sebuah perusahaan efek yang statusnya telah dicabut izin usahanya dalam hal pengajuan permohonan pailit.

Dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan skripsi ini, maka apa yang ada didalam skripsi ini adalah murni dari karya si penulis dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain, dan dimana diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran-koran, media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Semua ini adalah merupakan impliksi dari proses penemuan kebenaran ilmiah, sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaran secara ilmiah.


(16)

E. Tinjauan Pustaka

Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dan pemasaran jangka panjang yng dibiayai oleh industri perdagangan efek. Apabila bursa efek, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), serta Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) berperan dalam menyediakan sarana dan fasilitas perdagangan efek dan penyelesaiannya, maka perusahaan efek akan memainkan perannya dalam pengembangan kegiatan perdagangan, pelayanan dan penciptaan produk baru. Perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem jasa pendukungnya sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan tujuannya

dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi nasabahnya.7

Selanjutnya agar tercipta iklim investasi yang baik dan terselenggaranya pembinaan serta pengawasan yang lancar, perlu adanya suatu lembaga yang berfungsi sebagai regulator. Dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

seperti halnya The Securities and Exchange Commission (SEC) sebuah lembaga

pemerintahan yang mengawasi pelaksanaan pasar modal di Amerika Serikat.8

Otoritas Jasa Keuangan memiliki kewenangan dalam melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal sebagai berikut:9

7

M. Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Kencana,

2004), hlm.144.

8

M.Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, cet.I (Jakarta: Mitra Wacana Media,

2008), hlm. 28.

9

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 5


(17)

a. Izin usaha kepada bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanandan penyelesaian, reksa dana, perusahaan efek, penasihat investasi, dan biro administrasi efek

b. Izin orang perseorangan bagi wakil penjamin emisi efek, wakil perantara

pedagangefek, dan wakil manajer investasi

c. Persetujuan bagi bank kustodian

2. Mewajibkan pendaftaran profesi penunjang pasar modal dan wali amanat 3. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk

sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru

4. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran 5. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal

terjadi peristiwayang diduga merupakan pelanggaran terhadap UUPM dan atau peraturan pelaksanaannya

6. Mewajibkan setiap pihak untuk :

a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di pasar modal

b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud


(18)

a. Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan pernyataanpendaftaran kepada OJK.

b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan UUPM

8. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang OJK dalam melakukan pemeriksaan

9. Mengumumkan hasil pemeriksaan

10. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek ataumenghentikan transaksi bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal

11. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat

12. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh bursa efek,lembaga kliring dan penjaminan, atau lembaga penyimpanan dan penyelesaian sertamemberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud

13. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian sertabiaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal

14. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal

15. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau peraturan pelaksanaannya


(19)

16. Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 UUPM

17. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan UUPM.

Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE),

Perantara Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).10

Terdapat aturan-aturan dalam UUPM terkait dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan efek tersebut.Dimana dalam Pasal 102 UUPM, OJK

mengenakan

pelaksanaannya yang dilakukan oleh setiap pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari OJK. Dimana salah satu sanksi administratif tersebut adalah pencabutan izin usaha oleh OJK.

Pada umumnya orang berusaha tidak dengan modal sendiri atau tidak sepenuhnya dengan modal sendiri. Untuk dapat memperoleh pinjaman dari pihak lain adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa peminjam akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya pada waktu yang ditetapkan atau diperjanjikan. Hal ini merupakan alasan, dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya, dapat

diberlakukan suatu perangkat peraturan kepailitan yang efektif.11 Dalam hal ini

adalah UUK dan PKPU.

diakses tanggal 3 Maret 2015).

11

Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan (Bandung: PT. Citra Ditya Bakti,2000),


(20)

F. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur, sehingga metode yang dipakai sangatlah menentukan. Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian itu

dilakukan.12

Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan masyarakat.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Spesifikasi penelitian

13

Penelitian ini bersifat deskriptifyaitu penelitianyang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik

objek yang diteliti secara tepat.14

Penelitian hukum normatif menggunakan data sekunder sebagai data utama. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan,

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur terhadap legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dalam permohonan pailit..

2. Data penelitian

12

Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm . 44.

13

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 105.

Maret 2015).


(21)

meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku, situs internet, media massa,

dan kamus yang terdiri atas:15

3. Teknik pengumpulan data

a. Bahan hukum primer, yaitu : Berbagai dokumen peraturan perundang-undangan yang tertulis yang ada dalam dunia Hukum Bisnis, aturan-aturan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailtan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, serta peraturan perundang-undangan lain di bawah undang-undang

b. Bahan hukum sekunder, yaitu : Bahan-bahan yang memiliki hubungan dengan bahan hukum primer dan dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami bahan hukum primer yang ada. Buku-buku yang menguraikan materi tertulis dan dokumen yang dapat menjadi sumber informasi mengenai pasar modal,perusahaan efek, dan kepailitan berupa makalah-makalah dari para pakar hukum, koran, majalah, serta sumber-sumber lain yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan permaslahan yang dibahas.

c. Bahan hukum tersier, yaitu: Mencakup kamus bahasa untuk pembenahan tata Bahasa Indonesia dan juga sebagai alat bantu pengalih bahasa beberapa istilah asing.

15

Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Ghalia Indonesia,


(22)

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dikumpulkan dengan melakukan penelitian kepustakaan atau yang lebih dikenal dengan studi kepustakaan dan juga dengan bantuan media elektronik, yaitu internet. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, hasil seminar, dan sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

4.Analisis data

Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif yaitu metode analisa data yang mengelompokan dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas dan kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari V Bab yang msing-masing bab memiliki sub-babnya tersendiri, yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan secara umum mengenai keadaan-keadaan yang berhubungan dengan objek penelitian secara latar belakang pemilihan


(23)

judul, rumusan masalah, kegunaan penelitian, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KEDUDUKAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL Bab ini menguraikan mengenai pengertian perusahaan efek dalam pasar modal yang berkenaan dengan fungsi perusahaan efek itu sendiri, prosedur perolehan izin perusahaan efek, serta peran dantanggung jawab perusahaan efek tersebut, sehingga memperlihatkan kedudukan perusahaan efek tersebut dalam pasar modal.

BAB III KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEKDALAM PASAR MODAL Bab ini menguraikan mengenai pengertian dari kepailitan, bagaimana syarat terpenuhinya kepailitan, dan pihak-pihak mana saja yang dapat mengajukan kepailitan pada perusahaan efek, serta bagaimana prosedur kepailitaan dan akibat dari kepaailitan bagi perusahaan efek.

BAB IVLEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH

DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT

Bab ini menjelaskan mengenai kedudukan hukum suatu perusahaan efek yang dimana izin usahanya telah dicabut sehingga dalam hal pengajuan permohonan pailit perusahaan efek tersebut dapat dilaksanakan oleh pihak-pihak yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


(24)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini berisikan kesimpulan yang diambil oleh penulis terhadap bab-bab sebelumnya yang telah diambil oleh penulis terhadap bab-bab sebelumnya yang telah penulis uraikan dan yang ditutup dengan mencoba memberikan saran-saran yang penulis anggap perlu dari kesimpulan yang diuraikan tersebut.


(25)

BAB II

KEDUDUKAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL

A. Pengaturan Pasar Modal Menurut Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek, yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.16 Pasar

modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi

masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.17

Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. Adapun

periode yang dimaksud adalah sebagai berikut:18

16

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1

17

Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

tanggal 11 Maret 2014)


(26)

1. Periode permulaan (1878-1912)

2. Periode pembentukan bursa (1912-1925)

3. Periode awal kemerdekaan (1925-1952)

4. Periode kebangkitan (1952-1977)

5. Periode pengaktifan kembali (1977-1987)

6. Periode deregulasi (1987-1995)

7. Periode kepastian hukum (1995-sekarang)

8. Periode menyongsong independensi Bapepam (1995-2010)

9. Periode otoritas jasa keuangan (2010-sekarang)

Perkembangan terbaru berkaitan dengan independensi Bapepam yaitu mengenai pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengamanatkan fungsi pengawasan perbankan dan keuangan lainnya akan dialihkan ke Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) independen atau sering disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai dengan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan yang terbaru sekarang adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undan-UundangNomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang, OJK harus terbentuk selambat-lambatnya 31 Desember 2010 sebagai lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank, seperti perusahaan sekuritas, anjak piutang, sewa guna usaha, modal


(27)

ventura, perusahaan pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan mengumpulkan dana masyarakat.

Sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang masih di bawah Kementerian Keuangan. Dengan adanya OJK maka Bapepam-LK akan lepas dari Kementerian Keuangan. Ide pembentukan OJK berasal dari pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis

keuangan.19

Berdasarkan Pasal 55 UU OJK lembaga baru tersebut mulai mengambil alih wewenang pengawasan atas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), yang kemudian melebur dalam OJK, sejak memasuki tahun 2013. Sebagai lembaga yang memiliki kewenanganbesar karena menjadi pengawas pasar modal dan lembaga keuangan non bank, OJK nantinya akan memiliki kewenangan

menjadi pengawas di industri perbankan pula.20

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pasar modal mempunyai peranan penting dalam mobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional. Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional maupun patungan untuk menyerap dana masyarakat tersebut dengan tujuan yang beragam. Namun, sasaran utamanya adalah meningkatkan produktivitas kerja melalui ekspansi usaha dan/atau mengadakan pembenahan struktur modal untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

(diakses tanggal 1 Maret 2015).


(28)

Pasar uang dan pasar modal keduanya merupakan bagian dari pasar

keuangan (financial market) yang merupakan sarana pengerahan dana atau tempat

mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara

penabung dan peminjam.21

1. Pasar uang (money market)

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara ekonomi tujuan pasar keuangan adalah untuk mengalokasikan tabungan (saving)secara efisien dari pemilik dana kepada pengguna dana akhir. Pemilik dana adalah mereka, baik individu maupun lembaga atau badan usaha, yang menyisihkan kelebihan dana yang dimilikinya untuk diinvestasikan agar lebih produktif. Pasar keuangan meliputi kegiatan:

Dalam hal ini pasar keuangan berfungsi menyediakan mekanisme untuk menentukan harga aset keuangan, membuat aset keuangan lebih likuid dan mengurangi biaya peralihan aset. Pasar keuangan juga memberikan peluang

2. Pasar modal (capital market)

3. Lembaga pembiayaan lainnya seperti sewa beli (leasing), anjak piutang

(factoring), modal ventura (venture capital), dan kartu kredit.

Pengertian modal itu sendiri sebenarnya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu pertama barang seperti tanah, bangunan, gedung, dan mesin.

Kemudian yang kedua adalah modal uang (dana) berupa financial assets. Modal

atau dana yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan dalam bentuk surat berharga atau dalam terminologi pasar keuangan disebut efek yang dapat berupa

21


(29)

saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat berharga lainnya atau surat berharga yang merupakan derivatif dari bentuk surat berharga

atau sertifikat yang diperjualbelikan di pasar modal.22

Fungsi pasar modal tersebut sesungguhnya sama dengan perantara di bidang keuangan lainnya seperti perbankan dan reksa dan. Perbedaannya adalah bahwa kalau perbankan memperdagangkan dana jangka pendek, reksa dana memperdagangkan dana jangka panjang, sedangkan pasar modal khusus

memperdagangkan dana jangka panjang.

Fungsi pasar modal tersebut sesungguhnya sama dengan reksa dana. Perbedaannya adalah bahwa pasar modal khusus memperdagangkan dana jangka panjang. Terkait dengan pembiayaan jangka panjang, perbedaan antara pasar uang dan pasar modal dalamperkembangannya bisa menjadi samar, karena pada pasar yang modern dan canggih dimungkinkan suatu perusahaan untuk memperoleh

pembiayaan jangka panjang melalui emisi commerecial paper yang dilakukan

secara terus-menerus.

23

Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar

22Ibid

, hlm. 5.

23


(30)

modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka pembangunan yang bersumber dari

luar negeri makin lama makin dikurangi 24

Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah maupun lembaga penunjang.

Pasar modal dapat mengalokasikan dana kepada berbagai jenis perusahaan dan milik siapa saja. Melalui pasar modal dapat diterapkan pemerataan dalam memperoleh dana bagi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang tadinya

menyerap lebih banyak dana perbankan untuk pertumbuhan sendiri, setelah go

public dia akan menjadi milik publik. Jadi, pemilikan tidak terkonsentrasi dalam kelompoknya sendiri. Kita dapat memandang bahwa pasar modal adalah wadah yang dapat menghilangkan monopoli sumber modal dan monopoli pemilikan perusahaan.

25

7. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu :

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar

2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai

3. Tidak ada “convenant“ sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam

pengelolaan dana/perusahaan

4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan 5. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil

6. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan

24

Pandji Anoraga, Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Semarang : Rineka Cipta, 2001),

hlm. 1.

25 Op.cit


(31)

8. Tidak ada financial yang tetap

9. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas 10. Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu 11.Profesionalisme dalam manajemen meningkat

Sedangkan manfaat pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut :26

26

Loc.cit

1. Investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut

tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain.

2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga tetap atau bunga yang megambang bagi pemegang obligasi

3. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi pemegang saham, mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) bila diadakan bagi pemegang obligasi

4. Dapat dengan mudah mengganti instrument investasi, misal dari saham A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko.

Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang yaitu :

1. Menuju ke arah profesional dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing

2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel

3. Semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang 4. Likuiditas efek semakin tinggi

Sedangkan manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu : 1. Mendorong laju pembangunan


(32)

2. Mendorong investasi 3. Penciptaan lapangan kerja

4. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR)

5. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum, yaitu penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalamperaturan undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.Emiten dapat menawarkan efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan

setiap derivatif dari efek.27

Menurut Pasal 1 angka 8 UUPM, kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Yang menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah Kustodian Sentral Efek Indonesia (selanjutnya disebut KSEI), perusahaan efek atau bank umum yang telah mendapat persetujuan dari OJK. Setiap kustodian wajib

Ada pun lembaga penunjang pasar modal yaitu: 1. Kustodian


(33)

mengadministrasikan, menyimpan,dan memelihara catatan pembukuan, data, keterangan tertulisyang berhubungan dengan:

a. Nasabah yang efeknya disimpan pada bank kustodian

b. Posisi efek yang disimpan pada bank kustodian

c. Buku daftar nasabah dan administrasi penyimpanan sertahak nasabah

yang melekat pada efek yang dititipkan

d. Tempat penyimpanan yang aman dan terpisah.

Menurut Pasal 45 UUPM, kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening

atau pihak yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya.28

Menurut Pasal 1 angka 3 UUPM, biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hakyang berkaitan dengan efek.Kontrak tersebut secara jelas menyebutkan hak dan kewajiban BAE dan emiten, termasuk kewajiban terhadap pemegang efek. Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai BAE adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK.

2.Biro administrasi efek

Biro administrasi efek (selanjutnya disebut BAE), yang merupakan lembaga yang mempunyai wewenang untuk mendaftarkan pemilikan efek dalam daftar buku pemegang saham emiten dan melakukan pembagian hak yang berkaitan dengan efek. Biro administrasi efek ini diselenggarakan oleh suatu perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK.

(diakses tanggal 1 maret 2015)


(34)

3. Wali amanat

Menurut Pasal 1 angka 30 UUPM, wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang. Kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat dilakukan oleh bank umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturanpemerintah (Pasal 50 UUPM). Wali amanat ini diperlukan mengingat bahwa efek yangbersifat utang mempunyai sifat yang sepihak dan mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang panjang.

Wali amanat merupakan suatu lembaga atau pihak yang bertindak untuk mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang (masyarakat pemodal) dengan membuat suatu perjanjian dengan emiten, yang dibuat sebelum penerbitan obligasi (sebelum penawan obligasi dilaksanakan). Perjanjian yang dibuat tersebut

dinamakan dengan perjanjian perwaliamanatan (Trust Indenture Agreement).

Meskipun perjanjian ini dibuat antara emiten denganwali amanat, tetapi

perjanjian ini mengikat para pemegang obligasi,yang tidak turut serta dalam

pembuatan perjanjian tersebut. Pengikatan tersebut didasarkan pada logika hukum bahwa pemegang obligasi yang ingin membeli obligasi haruslah terlebih dahulu mengetahui isi perjanjian tersebut, dan apabila isi perjanjian tersebut tidak sesuai dengan kemauannya, maka otomatis pembeli obligasi tersebut tidak akan membeli obligasi tersebut serta tidak akan terikat oleh perjanjian tersebut.

Wali amanat, lembaga penunjang pasar modal yang disebut wali amanat ini diberikan wewenang untuk mewakili kepentingan pihak investor surat utang


(35)

yang diperdagangkan lewat pasar modal. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh bank

umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah29

Penjamin emisi ini nantinya yang menanggung resiko untuk menjual saham pihak emiten. Tentu saja kemitraan ini diikat oleh perjanjian dan pihak penjamin mendapat imbalan dalam penjualan efek yang diterbitkan oleh

perusahaan go public. Jaminan yang dikeluarkan oleh penjamin emisi

mengandung risiko jika efek yang dijual tidak laku dan juga sebaliknya jika efek yang dijual laku akan memperoleh imbalan. Besarnya imbalan sesuai dengan perjanjian yang dilakukan sebelumnya.

4.Penjamin emisi

Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya

saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.Masalah yang dihadapi emiten di pasar modal adalah jangka waktu penerimaan dana. Pihak emiten menghendaki penerimaan dana dalam waktu dan jumlah seperti yang telah ditentukan. Padahal belum tentu saham yang dijual cepat mendapat respon dari investor. Untuk itu dimanfaatkanlah jasa penjamin emisi.

30

(diakses tanggal 1 Maret 2015).

30


(36)

5. Penanggung

Penanggung bertanggung jawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemegang obligasi tepat

pada waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.31

Pedagang efek termasuk pihak yang diperbolehkan masuk ke lantai bursa. Mereka melakukan jual beli atas nama dirinya. Karena itu segala resiko menjadi tanggungan sendiri. Di Indonesia, pedagang efek diperbolehkan menjalankan 6.Pialang

Pasar modal memiliki karakteristik yang unik.Karena emiten maupun pemodal tidak bisa langsung melakukan transaksi jual beli. Transaksi di pasar modal harus melalui perantara, Perantara ini disebut pialang. Dalam kegiatannya pialang bisa mewakili amanat beli atau amanat jual. Pialang diperbolehkan menjual atau membeli dengan harga yang berbeda dari harga yang dipesan pengamanat (yang diwakili) asal saja menguntungkan. Karena fungsinya hanya sebagai perantara maka pialang tidak menanggung resiko apapun. Perantara perdagangan efek (broker/pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :

a. Memberikan informasi tentang emiten b. Melakukan penjualan efek kepada investor

7.Pedagang efek (dealer)

31

Lembaga penunjang pasar

modal (diakses tanggal 3 Maret 2015).


(37)

fungsi sebagai pialang. Dalam menjalankan kedua fungsi ini, pedagang efek harus mengedepankan terlebih dahulu fungsi perantara (pialang).

Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai :

a. Pedagang dalam jual beli efek

b. Sebagai perantara dalam jual beli efek.

8.Perusahaan surat berharga(securities company)

Bergerak dalam bidang perdagangan efek-efek yang tercatat dibursa efek Perusahaan surat berharga didukung oleh tenaga profesional dalam mekanisasi perdagangan efek. Di negara yang pasar modalnya sudah maju ada perusahaan yang usahanya mengkhususkan diri di pasar modal.

Mereka ini tidak saja melakukan perdagangan efek tetapi juga berperan

sebagai underwriter, pialang, penyedia jasa pengelolaan dana (management fund)

dan sebagainya. Karena itu perusahaan ini membutuhkan tenaga-tenaga

profesional untuk mendukung usahanya. Perusahaan surat berharga (securities

company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek.

9.Perusahaan pengelola administrasi efek

Berkembangnya pasar modal akan memunculkan usaha-usaha baru yang berkaitan dengan pasar modal, salah satu contohnya adalah jasa administrasi efek.

Jasa ini dirasa dibutuhkan ketika perusahaan melakukan emisi di pasar modal (go


(38)

Setalah go public mutasi pemegang saham bisa terus berganti dan para pemegang

saham bisa tersebar dimana-mana.32

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan terdaftar di OJK.

Profesi penunjang adalah pihak pihak yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan yang persyaratan dan tata cara pendaftarannya ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Dalam Pasal 64 UUPM profesi penunjang pasar modal terdiri atas :

1. Akuntan

Akuntan adalah pihak yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau instansi pemerintah.

2. Konsultasi hukum

Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada pihak lain dalam bentuk konsultasi, dan terdaftar di OJK

3. Penilai

Penilai adalah pihak yang memberikan penilaian atas aset perusahaan dan terdaftar di OJK.

4. Notaris

33

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) menjelaskan jenis-jenis transaksi yang dilarang dalam pasar modal seperti

(diakses tanggal 1 Maret 2015).

33

OJK,Profesi Penunjang, Maret 2015).


(39)

penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam serta menetapkan sanksi-sanksi baik berupa sanksi pidana maupun sanksi administrasi. Tindak pidana dalam dalam pasar modal ini mempunyai karakteristik yang khas, yaitu barang yang menjadi objek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan fisik akan tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi pasar serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi, dalam pembuktiannya pun cenderung sulit dan dampak pelanggarannya dapat berakibat fatal dan luas.

Beberapa jenis transaksi yang dilarang dalam pasar modal adalah sebagai berikut :34

Larangan ini ditujukan pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan efek, bahkan turut serta malakukan penipuanpun termasuk dalam ketentuan ini. Dalam Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), dijelaskan 1. Penipuan

Penipuan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 90 huruf c UUPM adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau menjual efek.


(40)

bahwa penipuan adalah tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara :

a. Melawan hukum

b. Memakai nama palsu atau martabat palsu c. Tipu muslihat

d. Rangkaian kebohongan

e. Membujuk orang lain untuk menyerahkan sesuatu barang padanya, atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang

Dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam KUHP, UUPM memberikan beberapa spesifikasi mengenai penipuan, yaitu terbatas dalam kegiatan perdagangan efek, meliputi penawaran, pembelian dan atau penjualan efek yang terjadi didalam rangka penawaran umum atau terjadi dibursa efek maupun diluar bursa efek atas efek emiten atau perusahaan publik.

2. Manipulasi pasar

Yang dimaksud dalam manipulasi pasar menurut Pasal 91 UUPM adalah tindakan oleh setiap pihak, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek. Transaksi yang dapat menimbulkan gambaran semu antara lain transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan atau penawaran jual atau beli efek pada harga tertentu dimana pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penewaran beli atau jual efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama.


(41)

Motif dari manipulasi pasar antara lain adalah untuk meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan harga efek.Beberapa pola manipulasi adalah :

a. Menyebarluaskan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan untuk

mempengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud dibursa efek (false

information). Misalnya suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A

akan segera dilikuidasi, pasarmerespon yang menyebabkan harga efeknya jatuh tajam.

b. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak

lengkap (missinformation). Misalnya suatu pihak menyebarkan rumor

bahwa emiten A tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten A termasuk yang diambil alih oleh pemerintah.

Harga efek dipasar modal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa dan informasi yang berkaitan, baik secara langsung atau tidak dengan efek tersebut.Informasi merupakan pedoman pokok para pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu efek. Jika informasi tersebut tidak dilindungi oleh hukum sebagai informasi yang benar, maka bagaimana kegiatan perdagangan pasar modal bisa berjalan. Informasi yang merupakan rumor yang dihembuskan oleh pihak tertentu dapat menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun. Begitu informasi mendapatkan konfirmasi bahwa informasi itu benar, maka gejolak pasar akan terhenti, pasar berjalan normal kembali.

Pada saat fluktuasi terjadi pihak yang menghembuskan informasi (penipu) menangguk keuntungan. Bagi investor yang tidak berhati-hati menganalisis


(42)

informasi maka akan terjebak oleh harga semuayang berujung pada kerugian. Beberapa kegiatan yang dapat digolongkan sebagai manipulasi pasar dalam pratik perdagangan efek internasional adalah :

a. Marking the close

Yaitu merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari perdagangan berikutnya.

b. Painting the tape

Yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek satu

denganrekening efek lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak atau mempunyai keteraitan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan

semu. Pada dasarnya paiting the tape mempunyai kemiripan dengan marking

the close, namun ia dapat dilakukan setiap saat.

c. Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi dan akuisisi. Dalam Pasal 62 UUPT, ditentukan bahwa pemegang saham yang tidak menyetujui rencana merger, konsolidasi dan akuisisi berhak meminta pada perseroan untuk membeli saham dengan harga yang wajar. Pemegang saham dapat memanfaatkan ketentuan ini untuk kepentingan pribadi melalui manipulasi pasar dengan skenario sebagai berikut: Misalnya, Mr. A sebagai

pemegang saham PT X (listed company) dimana PT X akan melakukan

merger dengan PT Y. Harga saham PT X sebelum adanya rencana merger sebesar Rp. 1.000, Mr. A tidak menyetujui adanya merger sehingga Mr. A


(43)

berusaha untuk menaikkan harga dengan harapan akan dibeli oleh perusahaan pada harga yang lebih tinggi.

d. Concerning the market

Yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat menguasai

pasar (menyudutkan pasar). Praktik ini dapat dilakukan dengan cara short

selling, yaitu menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki efeknya.

Sering concerning dilakukan dengan cara terlebih dahulu melakukan

penjualan dengan tidak memiliki efek (short selling), dengan cara

meminjamkan efek dari concerning kepada pelaku short selling,

tetapikemudian menarik kembali saham dalam pinjaman tersebut sehingga

pelaku short selling harus mencarinya di pasar. Hal ini dapat dilakukan

karena Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan jangka waktu penyelesaian transaksi T+3 (penjual wajib menyerahkan efeknya pada hari ketiga setelah transaksi). Jika penjual gagal menyerahkan efek pada T+3, maka yang bersangkutan harus membeli efek tersebut di pasar tunai yang biasanya lebih mahal dari pada pasar regular.

e. Pools (pump-pump manipulation)

Pools merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh

sekelompok investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau

seseorang yang memahami kondisi pasar. Manajer dari pools tersebut

membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada anggota kelompok investor tersebut untuk mendorong frekuensi jual beli efek sehingga dapat meningkatkan harga efek tersebut.


(44)

f.Wash Sales

Order beli dan order jual antara anggota asosiasi dilakukan pada saat yang sama dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas efek. Manipulasi tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat gambaran dari aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau pembelian yang sesungguhnya. Transaksi ini merupakan transaksi semu, yakni suatu transaksi saham yang tidak mengakibatkan terjadinya peralihan saham secara riil.

3. Perdagangan orang dalam (insider trading)

Secara teknis pelaku perdagangan orang dalam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pihak yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun tidak langsung dari emiten atau perusahaan publik (yang disebut juga sebagai

pihak fiduciary position) dan pihak yang menerima informasi orang dalam dari

pihak pertama (fiduciary position) atau disebut juga tippees.

Insider trading sebagaimana tercantum dalam “Dictionary of investing

Jerry M Rosenberg, dinyatakan sebagai berikut “The practice of participating in

transaction based on privileged information, gained by one’s position and not available to public, when such transaction affect the price, giving unfair advantage to a trader, it is illegal.” Yaitu keikutsertaan seseorang dalam suatu transaksi yang didasarkan kepada informasi khusus yang didapatnya dari kedudukannya yang mana hal ini menghasilkan keuntungan secara tidak fair.


(45)

B. Kedudukan Perusahaan Efek dalam Pasar Modal

Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai

penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi.35

Peran perusahaan efek tersebut secara umum adalah:

Berdasarkan ketiga jenis kegiatan usaha perusahaan fek dapat diambil kesimpulan bahwa tugas dan fungsi perusahaan efek meliputi banyak aspek dalam pasar modal Indonesia.

36

35

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 21.

36

repository.binus.ac.id/content/F0322/F032229982.ppt (diakses tanggal 17April 2015) 1. Mendukung eksistensi pasar modal, dalam hal memperlancar perputaran dana

dan informasi.

2. Mendukung sistem dan aktivitas bursa sebagai bagian dari pasar modal dan sebagai unit usaha.

3. Meningkatkan kegiatan investasi pasar modal untuk menunjang perekonomian nasional.

Adapun fungsi perusahaan efek adalah sebagai berikut:

1. Sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara pemodal dengan pemodal dan pemodal dengan emiten

2. Sebagai ujung tombak bursa (Pasar Modal) dalam meningkatkan pergerakan dan volume investasi.

Sedangkan tugas perusahaan efek secara umum adalah:

1. Memasyarakatkan dan meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal sebagai alternatif berinvestasi.


(46)

2. Membantu mobilisasi dana masyarakat dengan cara memperjual-belikan efek diantara pemodal dengan pemodal atau emiten.

Perusahaan efek memilki peran penting dalam pengelolaan dana masyarakat. Penyesuaian permodalan pada perusahaan efek akan menimbulkan tumbuhnya perusahaan efek yang kuat dan efisien. Kualitas dan bonafiditas perusahaan efek yang demikian diharapkan akan membawa dampak positif bagi pengembangan Pasar Modal Indonesia menuju pasar modal yang berstandar dunia, teratur dan efisien, dan tentunya mampu menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal. Persyaratan permodalan diatur di dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tentang permodalan Perusahaan Efek dan Keputusan Ketua Bapepam No. 20/PM/2003 (Peraturan Bapepam No. V.D.5 Tentang Pemeliharaan Dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan). Pemberian tenggang waktu ini berguna untuk memberikan kesempatan kepada perusahaan efek untuk mengukur kapasitas dan berupaya melakukan merger. Bagi OJK tentu jauh lebih baik jumlah perusahaan efek di Indonesia tidak terlalu banyak namun kuat dari sisi sumber daya keuangan, manusia, infrastruktur teknologi.

Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dan pemasaran jangka panjang yang dibiayai oleh industri perdagangan efek. Apabila Bursa Efek, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), serta Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) berperan di dalam menyediakan sarana dan fasilitas perdagangan efek dan penyelesaiannya, maka perusahaan efek akan memainkan perannya di dalam pengembangan kegiatan perdagangan, pelayanan,


(47)

dan penciptaan produk baru. Perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem jasa pendukungnya sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan tujuannya dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi nasabahnya.

Bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang lebih maju dalam

bidang pasar modalnya, perusahaan efek merupakan Leading Agent dalam

pengembangan jasa dan produk investasi eceran. Metode yang dipakai di negara-negara lain sangatlah bervariasi, namun yang pasti, diperlukan dana investasiyang cukup basar dalam bidang pemasarannya, untuk itu diperlukan tenaga yang

handaldanprofesional.37 Pada dasarnya, operasi perusahaan efek mencakup ruang

lingkup sebagai berikut:38

4. Pemasaran, bagian yang bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan nasabah mengenai pembukaan rekening efek dan menerima pesanan dari nasabah dalam hal perintah membeli atau menjual efek.

1. Jasa kustodian, bertanggungjawab atas penerimaan dan penyerahan dan penyimpanan dana dan efek.

2. Pembukuan, yaitu bagian yang bertanggungjawab atas pemeliharaan catatan dan buku perusahaan yang meliputi antara lain, rekening efek nasabah (securities account), buku pembantu efek (securities ledger), buku besar (general ledger), dan buku pembantu (transaction ledger).

3. Pesanan dan perdagangan, yakni bagian yang bertanggungjawab untuk memproses pesanan baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan perusahaan efek dan melaksanakan transaksi efek.

37

M.Irsan Nasarudin ,Op.cit, hlm. 143.

38


(48)

Berdasarkan ketentuan Pasal 43 UUPM, lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP), perusahaan efek, atau bank umum yang

mendapat persetujuan dari OJK.39

Perusahaan yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek adalah perseroan yang telah mendapat izin usaha dari OJK. Perusahaan efek adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang telah mendapat izin dari OJK untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal dan tunduk terhadap UUPM. Pendirian PT haruslah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas(UUPT). Langkah pertama yang harus ditempuh adalah

Hal ini menunjukkan tentang kedudukan perusahaan efek selain sebagai pihak yang melakukan kegiatan sebagaiperantara pedagang efek, penjamin emisi efek, dan manajer investasi dalam pasar modal perusahaan efek juga sebagai salah satu lembaga penunjang pasar modal yang dinamakan dengan kustodian. Perusahaan efek dalam menjalankan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek juga menjadi anggota bursa efek sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 2 UUPM, anggota bursa efek adalah perantara pedagang efek yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau sarana bursa efek sesuai dengan peraturan bursa efek.

C. Prosedur Pendirian Perusahaan Efek dalam Pasar Modal

39


(49)

pembuatan akta pendirian yang berisikan Anggaran Dasar (AD), yang selanjutnya diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Apabila telah dilakukan pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, maka pendiri PT harus melakukan pendaftaran dan pengumuman.

Pasal 2 UUPT menyebutkan, perseroan didirikan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan/atau kesusilaan. Ketentuan diatas jadi benteng bahwa perseroan didirikan harus dengan maksud dan tujuan yang tidak boleh menyimpang dari aturan hukum berlaku, khususnya UUPT tidak boleh merugikan kepentingan masyarakat atau sesuai koridor ketertiban umum dan/atau kesusilaan.

Perseroan terbatas didirikan berdasarkan suatu perjanjian, oleh sebab itu untuk mendirikan sebuah perseroan terbatas paling sedikit harus ada dua orang yang mengikatkan diri dalam perjanjian. Ini sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat 1 UUPT, yang menjelaskan perseroan terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

UUPT serta peraturan pelaksananya.40

Dalam Pasal 8 UUPT menjelaskan bahwa akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian perseroan. Ayat 2


(50)

menjelaskan keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 1 memuat sekurang-kurangnya :

1. Identitas para pendiri perseroan terbatas

2. Identitas anggota direksi dan dewan komisaris yang pertama kali diangkat 3. Identitas para pemegang saham, rincian jumlah saham dan nilai nominal saham

yang ditempatkan dan disetor.

Sedangkan content pembuatan anggaran dasar yang jadi bagian akta pendirian

perseroan terbatas, di Pasal 15 ayat 1 UUPT, menjelaskan harus memuat sekurang-kurangnya :

1. Nama dan tempat kedudukan perseroan terbatas

2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan

3. Jangka waktu berdirinya perseroan

4. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor

5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk

setiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham dan nilai nominal setiap saham

6. Nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan komisaris

7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang

Saham ( RUPS)

8. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota direksi dan

dewan komisaris


(51)

Pendirian perseroan terbatas juga harus mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai Pengesahan Badan Hukum Perseroan. Para pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem admministrasi badan hukum secara elektronik kepada menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya :

1. Nama dan tempat kedudukan perseroan

2. Jangka waktu berdirinya perseroan

3. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan

4. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor

5. Alamat lengkap perseroan

Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan harus diajukan kepada menteri paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung, hal ini sebagaimana diatur dalam

UUPT.41

Untuk mendapatkan izin usaha sebagai perusahaan efek, PT yang telah

memiliki badan hukum yang sah harus mengajukan permohonan ke OJK. Permohonan izin usaha sebagai perusahaan efek harus disertai dengan beberapa

dokumen, sebagai berikut :42

41

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 10 ayat 1

42

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan Nomor kep- 334 /bl/2007 tentang Perizinan Perusahaan Efek


(52)

2. Fotokopi akta pendirian perseroan yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang, berikut perubahan anggaran dasar terakhir yang telah memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang atau telah diterbitkan surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang.

3. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak perseroan

4. Daftar nama dan data anggota direksi, komisaris, dan pegawai yang memiliki izin wakil perusahaan efek

5. Daftar nama dan data pemegang saham.

6. Keterangan mengenai pihak yang mengendalikan perseroan baik langsung maupun tidak langsung yang meliputi antara lain nama dan bentuk pengendalian

7. Daftar nama pegawai setingkat di bawah direksi yang tidak memiliki izin wakil perusahaan efek dan posisinya dalam struktur organisasi perseroan

8. Fotokopi Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dan Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) bagi warga negara asing dari instansi yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku

9. Laporan keuangan terakhir yang diperiksa akuntan yang terdaftar di OJK. Jangka waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir yang diperiksa akuntan tersebut dengan tanggal pemberian izin usaha perusahaan efek tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari

10. Fotokopi perjanjian usaha patungan bagi perusahaan efek patungan 11. Rekening koran


(53)

12. Bukti penyetoran modal

13. Modal Kerja Bersih disesuaikan sesuai dengan Peraturan Nomor V.D.5

14.Surat pernyataan dari pihak yang mengendalikan perusahaan efek baik langsung maupun tidak langsung yang menyatakan bahwa yang bersangkutan:

a. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan

b. Memiliki akhlak dan moral yang baik

c. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mematuhi peraturan . perundang- undangan yang berlaku

d. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional perusahaan efek yang sehat.

15. Surat pernyataan anggota direksi dan komisaris perusahaan efek yang menyatakan terpenuhinya persyaratan sebagai berikut:

a. Cakap melakukan perbuatan hukum

b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi direktur atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit

c. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan

d. Memiliki akhlak dan moral yang baik

e. Memiliki komitmen yang tinggi untuk mematuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku


(54)

f. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional perusahaan efek yang sehat

16. Surat pernyataan direksi yang menyatakan bahwa perusahaan efek bertanggung jawab penuh secara finansial atas segala tindakan yang dilakukan atas nama perusahaan, oleh direktur, wakil perusahaan efek, pegawai, dan pihak lain yang bekerja untuk perusahaan tersebut

17. Surat pernyataan anggota direksi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak merangkap jabatan pada perusahaan lain kecuali sebagai komisaris Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan surat pernyataan komisaris yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bekerja rangkap sebagai komisaris pada perusahaan efek lain

18. Surat pernyataan anggota direksi dan komisaris yang menyatakan bahwa yang bersangkutan mempunyai atau tidak mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan anggota direksi atau komisaris dalam perusahaan efek yang bersangkutan

19. Surat pernyataan anggota direksi dan komisaris yang menyatakan bahwa yang bersangkutan mempunyai atau tidak mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan anggota direksi atau komisaris pada perusahaan efek lainnya atau emiten yang tercatat di bursa efek

20. Surat pernyataan pegawai yang mempunyai izin orang perseorangan sebagai wakil perusahaan efek yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bekerja rangkap pada perusahaan efek lain


(55)

21. Surat keterangan domisili dari pengelola gedung atau instansi berwenang, perjanjian jika tempat usaha bukan milik sendiri, tata letak ruangan kantor, dan foto ruangan perusahaan efek yang disertai peruntukan ruangan

22. Struktur organisasi dengan mencantumkan nama-nama pegawai pada tiap posisi jabatan dan uraian tugasnya termasuk keberadaan unit kerja atau pejabat sekurang-kurangnya satu tingkat di bawah direksi yang bertanggungjawab memastikan bahwa perusahaan selalu memenuhi dan selalu aktif mengikuti perubahan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal

23. Gambaran tentang rencana operasi dan misi perusahaan dan proyeksi keuangan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun ke depan

24. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan lampiran 8 (daftar pertanyaan) dan 9 (Daftar A, B, dan C) lampiran formulir V.A.1-1 peraturan ini

25. Daftar kantor cabang dan perubahannya sesuai dengan lampiran V.D.8-1 Peraturan Nomor V.D.8

26. Prosedur dan standar operasi perusahaan efek yang sekurang-kurangnya memuat ketentuan-ketentuan sesuai dengan OJK yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang dimohonkan.

Dilihat dari segi perizinan, izin usaha sebagai penjamin emisi efek (PEE) berlaku juga sebagai izin usaha sebagai perantara pedagang efek (PPE). Sedangkan perusahaan efek yang hanya memiliki izin usaha sebagai PPE tidak dapat melakukan kegiatan sebagai PEE. Pasal 1 angka 18 UUPM menyatakan


(56)

bahwa PPE adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

Dilihat dari sudut kepemilikannya, perusahaan efek dapat dibedakan atas:43

Persyaratan dan ketentuan yang wajib dipenuhi dalam perolehan izin perusahaan efek merupakan salah satu upaya perlindungan bagi para investor yang nantinya menjadi nasabah perusahaan efek tersebut, sebagai jaminan bahwa dana mereka akan dikelola secara profesional oleh orang-orang yang profesional juga. Selain persyaratan dan ketentuan tersebut tedapat persyaratan permodalan yang diatur dalamPasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 153 1. Perusahaan efek nasional, yaitu perusahaan efek yang seluruh sahamnya

dimilki oleh orang perseorangan Warga Negara Indonesia (WNI) dan atau badan hukum indonesia

2. Perusahaan efek patungan, yaitu perusahaan efek yang sahamnya dimiliki oleh orang perorangan warga negara indonesia, badan hukum indonesia dan atau badan hukum asing yang bergerak di bidang keuangan.

Perusahaan efek dapat dimilki seluruhnya oleh WNI dan atau badan hukum indonesia atau perusahaan patungan yang sahamnya dimilki oleh WNI dan atau Badan hukum Indonesia dan Warga Negara Asing (WNA). Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatannya, perusahaan efek harus mendapat izin dari OJK yang diatur dalam peraturan Bapepam Nomor V.A.1 tentang Perizinan Perusahaan Efek.

43

Tjiptono Dharmadji, Henry M Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya


(57)

/pmk.010/2010 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek, mensyaratkan:

1. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

2. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah). 3. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek

yang tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 4. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai manajer investasi wajib

memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).

5. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek dan manajer investasi wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah).

6. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah dan manajer investasi wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp55.000.000.000,00 (lima puluh lima miliar rupiah).

Peraturan ini berlaku bagi perusahaan efek nasional maupun patungan. Penyesuaian permodalan pada perusahaan efek akan mendorong


(58)

tumbuhnya perusahaan efek yang kuat dan efisien. Kualitas dan bonafiditas perusahaan efek yang demikian diharapkan akan membawa dampak positif bagi pengembangan pasar modal di Indonesia menuju pasar modal yang berstandar dunia, teratur, efisien, dan tentunya mampu menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal. Pemberian tenggang waktu ini berguna untuk memberikan kesempatan kepada perusahaan efek untuk mengukur kapasitas dan berupaya melakukan marger. OJK tentu jauh lebih baik perusahaan efek di Indonesia tidak terlalu banyak namun kuat dari sisi sumber daya keuangan,

manusia, dan infrastruktur teknologi.44

44

Bahan kuliah hukum

online(diakses tanggal 9


(59)

BAB III

Kepailitan Perusahaan Efek Dalam Pasar Modal

A. Syarat Permohonan Pailit Perusahaan Efek

Sejarah perundang-undangan kepailitan di Indonesia telah dimulai hampir

100 tahun yang lalu yakni sejak 1906, sejak berlakunya “Verordening op het

Faillissement en Surceance van Betaling voor de European in Indonesia

sebagaimana dimuat dalam Staatblads 1905 No. 217 jo. Staatblads 1906 No. 348 Faillissementsverordening. Dalam tahun 1960-an, 1970-an secara relatif masih banyak perkara kepailitan yang diajukan kepada Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia, namun sejak 1980-an hampir tidak ada perkara kepailitan yang diajukan ke Pengadilan Negeri.

Tahun 1997 krisis moneter melanda Indonesia, banyak utang tidak dibayar lunas meski sudah ditagih, sehingga timbul pikiran untuk membangunkan proses kepailitan dengan cara memperbaiki perundang-undangan di bidang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang atau biasanya disingkat PKPU.

Pada tanggal 20 April 1998 pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan yang kemudian telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan tanggal 9 September 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 nomor 135).


(60)

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1998 tersebut bukanlah mengganti

peraturan kepailitan yang berlaku, yaitu Faillissements Verordening Staatsblad

tahun 1905 No. 217 juncto Staatblads tahun 1906 No. 308, tetapi sekedar

mengubah dan menambah. Dengan diundangkannya Perpu No. 1 tahun 1998 tersebut, yang kemudian disahkan oleh DPR dengan mengundangkan Undang-Undang No. 4 tahun 1998 tersebut, maka tiba-tiba Peraturan Kepailitan (Faillissements Verordening S. 1905 No. 217 jo S. 1906 No. 348) yang praktis sejak lama sudah tidak beroperasi lagi, menjadi hidup kembali. Sejak itu, pengajuan permohonan-permohonan pernyataan pailit mulai mengalir ke Pengadilan Niaga dan bermunculanlah berbagai putusan pengadilan mengenai

perkara kepailitan.45

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tetang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK dan PKPU) adalah salah satu undang-undang yang penting dalam hukum bisnis selain undang-undang-undang-undang tentang perseroan terbatas, Undang-undang tentang penanaman modal, undang-undang tetang pasar modal, dan undang-undang lain yang berkaitan dengan bisnis.Kalau melihat penamaannya, UUK dan PKPU adalah undang-undang yang mengatur tata cara memailitkan perusahaan dan hal-hal yang harus dilakukan oleh kurator dalam melakukan pemberesan perusahaan atau badan hukum. Menurut pengertian yang dapatdiperoleh dalam UUK dan PKPU, yang dimaksud dengan kepailitan adalah suatu keadaan dimana harta kekayaan debitur berada dalam keadaan sita umum dan debitur demihukum kehilangan haknya untuk menguasai dan

2015).


(1)

putusan pailit diucapkan menyebakan perusahaan efek kehilangan haknya untuk menguasai danmengurus kekayaannya yang termasuk dalam harta pailitsesuai dengan Pasal 24 ayat 1 UUK dan PKPU.

3. Pencabutan izin usaha perusahaan efek oleh OJK mengakibatkan perubahan status badan hukum perusahaan efek menjadi perseroan terbatas biasa. Dengan berubahnya status badan hukum perusahaan efek menjadi perseroan terbatas biasa mengakibatkan hilang nya wewenang OJK dalam pengajuan permohonan pailit terhadap perusahaan tersebut. Sehingga legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dalam pengajuan permohonan pailit adalah dapat menjadi pemohon pailit yang berhak dalam permohonan pengajuan kepailitan. Mengingat pembubaran perseroan yang merupakan akibat hukum dari pencabutan izin usaha tidak mengakibatkan perseroankehilangan status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi. Dimana badan hukum masih dapat melakukan suatu perbuatan hukum pengajuan permohonan pailitsesuai dengan Pasal 2 UUK dan PKPU yakni debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya.

B. Saran

1. Pengajuan permohonan kepailitan hendaknya selalu mengacu padaUUK dan PKPU dan diharapkan penambahan penjelasan yang lebih tentang pihak pihak


(2)

yang berhak mengajukan permohonan pailit dengan berbagai kondisi seperti pada perubahan status dan bentuk badan hukum dari perusahaan efek menjadi perseroan terbatas akibat pencabutan izin usaha. Hal ini diharapkan agar tidak terjadi kerancuan dan mendapat kepastian hukum.

2. Pencabutan izin usaha perusahaan efek oleh OJK hendaknya dilakukan setelah mengajukan permohonan pailit terhadap perusahaan efek tersebut melalui mekanisme pailit berdasarkan UUK dan PKPU karena hanya OJK lah yang berwenang mengajukan permohonan kepailitan terhadap perusahaan efek. 3. Diperlukannya pembaharuan dari UUK dan PKPU dan UUPM seiring dengan

perubahan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM&LK) yang digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diatur dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 21 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UUOJK), dimana dalam UUK dan PKPU dan UUPM masih menggunakan Bapepam&LK yang seharusnya sudah diganti menjadi OJK.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Anoraga ,Pandji. dan Piji Pakarti. Pengantar Pasar Modal.cet.V.Semarang: Rineka Cipta, 2001.

Chatamarrasjid.Menyingkap Tabir Perseroan (Piercing the Corporate Veil). Bandung : PT.Citra Ditya Bakti, 2000.

Dharmadji,Tjiptono.danHenry M Fakhrudin.Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab.Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Fuady, Munir.Perseroan Terbatas Paradigma Baru.Jakarata: Citra aditya Bakti, 2003.

Lontoh, Rudhy.Penyelesaian Utang-piutang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Bandung: Alumni, 2001.

Nasarudin, M. Irsan.dkk.Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana, 2004.

Nating, Imran. Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit. Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2004.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Sayudi , Aria. dkk. Analisis Hukum Kepailitan Indonesia :Kepailitan Di Negeri Pailit.Jakarta :Dimensi, 2004.

Shubhan, M. Hadi. Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan.

Jakarta: Kencana, 2008.

Situmorang, M.Paulus. Pengantar Pasar Modal.cet.I. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008.

Soemitro, Ronny Hanitijo, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Sutedi, Adrian.Hukum Kepailitan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.


(4)

B. Peraturan

Republik Indonesia.Undang-UndangNomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

Republik Indonesia.Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Republik Indonesia.Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/pmk.10/2010.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 334 /bl/2007 tentang Perizinan Perusahaan Efek.

C. Website

Wiki, Pasar Modal

(diakses tanggal 22

Juni 2014).

(diakses tanggal

11 Maret 2015).

(diakses tanggal 1 Maret 2015).

2015).

(diakses tanggal 1 Maret 2015).

(diakses tanggal 3 Maret 2015).


(5)

( diakses tanggal 10 Maret

2015).

(diakses tanggal 9 Maret 2015).

(diakses tanggal 10 Maret 2015).

(diakses tanggal 13 Maret 2015).

(diakses tanggal 12 Maret 2015).

(diakses tanggal 17 maret 2015).

(diakses tanggal 12 Maret 2015).

(diakses

tanggal 24 Februari 2015).

(diakses tanggal 17 Maret 2015).

(diakses

tanggal 17 Maret 2015).

repository.binus.ac.id/content/F0322/F032229982.ppt (diakses tanggal 17 April 2015).


(6)