Keluarga Berencana .1 Pengertian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Faktor – Faktor yang memengaruhi dalam pemakaian Metode Kontrasepsi

Hartanto 2007 mengatakan bahwa metode kontrasepsi tidak dapat dipakai istri tanpa kerja sama suami dan saling percaya. Keadaan ideal bahwa pasangan suami istri harus bersama memilih metode kontrasepsi yang terbaik, saling kerjasama dalam pemakaian membiayai pengeluaran kontrasepsi dan memperhatikan tanda bahaya pemakaian.

3. Kader Posyandu

Peran serta atau keikutsertaan kader Pos Pelayanan terpadu melalui berbagai organisasi dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat desa harus dapat terorganisir dan terencana dengan tepat dan jelas. Beberapa hal yang dapat atau perlu dipersiapkan oleh kader seharusnya sudah dimengerti dan di pahami sejak awal oleh kader posyandu. Karena disadari atau tidak keberadaan posyandu adalah sebuah usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya posyandu yang telah ada dan telah berjalan selama ini mampu lebih di tingkatkan dan dilestarikan Rachman, 2005 2.3 Keluarga Berencana 2.3.1 Pengertian Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif – objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mendapatkan kelahiran yang memang di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan usia suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga Hartanto, 2007 Universitas Sumatera Utara

2.4 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Metode Kontrasepsi jangka panjang adalah metode untuk menjarangkan kehamilan atau menghentikan masa subur wanita, yang terdiri dari IUD, Implant, MOW dan MOP. 2.5 Jenis – jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 2.5.1 IUD IUD Intras Uterin Devices atau nama lain adalah AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim merupakan kontrasepsi yang dimasukkan melalui serviks dan di pasang di dalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung sampai liang vagina, hal ini dimaksudkan agar keberadaannya bisa diperiksa oleh akseptor sendiri Niken, 2010

2.5.2 Mekanisme Kerja IUD

Mekanisme kerja IUD yaitu : 1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba pallopi. 2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. 3. IUD mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk pembuahan. 4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. Hidayati, 2009. Sejarah mula IUDAKDR tidak begitu jelas. Akan tetapi terungkap bahwa pada zaman dahulu orang arab memasukkan batu kedalam rahim unta mereka dan ternyata unta mereka memang tidak hamil. IUDAKDR mulai dikembangkan pada tahun 1909 di polandia, yaitu ketika Richter membuat suatu alat kontrasepsi dari Universitas Sumatera Utara benang sutra tebal yang dimasukkan kedalam rahim. Kemudian pada tahun 1930 berkembang dengan dibuatnya cincin perak yang juga dimasukkan kedalam rahim dan hasilnya memuaskan. Pada tahun 1962 Dr.Lippes membuat IUDAKDR dari plastik yang disebut lippes loop Niken, 2010.

2.5.3 Efektifitas IUDAKDR

IUDAKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98 hingga 100 tergantung pada jenis IUDAKDR . IUDAKDR terbaru seperti copper T380A memiliki efektifitas cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan Niken, 2010.

2.5.4 Jenis IUDAKDR Yang Beredar

Saat ini AKDR yang masih bisa kita temui adalah : 1. AKDR yang mengandung tembaga, yaitu copper T CuT 380A dan nova T 2. AKDR yang berkandungan hormone progesterone, yaitu Mirena. 3. Pada beberapa akseptor yang datang untuk melepas AKDR yang telah dipakainya lebih dari 20 tahun, akan kita dapati bentuk lipes loop Niken, 2010

2.5.5 Keuntungan Menggunakan IUDAKDR

1. Keuntungan a. Efektif dengan segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan. b. Reversible dan sangat efektif. c. Tidak mengganggu hubungan seksual. d. Metode jangka panjang 8 tahun. Universitas Sumatera Utara e. Tidak mengganggu produksi ASI. f. Dapat dipasang segera setelah melahirkan ataupun pasca abortus. 2. Kerugian a. Dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi panggul. b. Tidak mencegah infeksi menular seksual IMS termasuk HIVAIDS sehingga wanita memiliki peluang promiskuitas berganti – ganti pasangan tidak direkomendasikan untuk menggunakan alat kontrasepsi ini. c. Adanya perdarahan bercak selama 1 – 2 hari pasca pemasangan tetapi kemudian akan menghilang. d. Kemungkinan terlepasnya AKDR. Niken, 2010

2.5.6 Waktu Pemasangan IUD

1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil 2. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid. 3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan. 4. Setelah menderita abortus segera atau dalam waktu 7 hari apabila tidak ada gejala infeksi 5. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi, Sarwono, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.6 Implant

Susuk Implant adalah suatu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon polydimethyl siloxane yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.

2.6.1 Jenis-Jenis Implant

1. Norplant Terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm , diameter 2,4 mm, berisi 36mg levonogestrel dengan lama kerja lima tahun. 2. Jedena dan Indoplant Terdiri dari dua batang silastik lembut berongga dengan panjang 4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonogestrel dengan lama kerja tiga tahun. 3. Implanon Terdiri dari satu batang ilaastik lembut berongga dengan panjang kira – kira 4,0 cm diameter 2mm, berisi 68mg 3-keto-desogestrel dengan lama kerja tiga tahun Niken, 2010

2.6.2 Keuntungan dan Kerugian Implant

1. Keuntungan a. Daya guna tinggi. b. Cepat bekerja 24 jam setelah pemasangan. c. Tidak mempengaruhi ASI. Universitas Sumatera Utara d. Mengurangi nyeri haid. e. Tidak mengganggu proses senggama 2. Kerugian a. Keluhan nyeri kepala. b. Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa pendarahan bercak, c. Nyeri payudara. d. Perasaan mual. e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan Niken, 2010.

2.7 Metode Operasi Wanita

Kontrasepsi ini bisa disebut juga kontrasepsi mantap pada wanita disebut tubektomi, yaitu tindakan memotong tuba fallopi. Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturuan dalam jangka panjang sampai seumur hidup.

2.7.1 Efektifitas

1. Sangat efektif 0,5 kehamilan per 100 prempuan selama tahun pertama penggunaan 2. Efektif 6 – 10 minggu setelah operasi. Hartanto, 2004

2.7.2 Jenis

1. Laparotomi 2. Minilaparotomi Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Manfaat

1. Tidak mempengaruhi proses menyusui breastfeeding 2. Tidak bergantung pada factor senggama. 3. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius. 4. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal. 5. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang. 6. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual tidak ada efek pada produksi hormone ovariumHartanto, 2004,.

2.7.4 Keterbatasan

1. Harus mempertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi. 2. Klien dapat menyesal kemudian hari. 3. Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum 4. Rasa sakit ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan. 5. Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi 6. Tidak melindungi dari IMS termasuk HIVAIDS Hartanto, 2004

2.7.5. Indikasi

1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup. 2. Umur 30 tahun dengan 3 anak hidup. 3. Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup. Universitas Sumatera Utara

2.8 Faktor – Faktor yang memengaruhi dalam pemakaian Metode Kontrasepsi

Ada beberapa hal yang membuat pasangan usia subur mau menggunakan alat kontrasepsi secara berkesinambungan dan terus menerus, selain karena mereka memang sudak tidak ingin punya anak lagi atau tidak boleh punya anak lagi, maka hal lain yang signifikan sangat mempengaruhinya adalah keinginan dan kemauannya untuk menggunakan alat kontrasepsi itu muncul dari hati nuraninya bukan dari pengaruh orang lain. Menurut Atikah, dkk 2010 beberapa faktor yang mempengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi antara lain : 1. Faktor Pasangan dan Motivasi antara lain : a. Umur b. Gaya Hidup c. Frekuensi Senggama d. Jumlah Keluarga yang di inginkan e. Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu 2. Faktor Kesehatan, meliputi : a. Status kesehatan b. Riwayat Haid c. Riwayat Keluarga d. Pemeriksaan fisik dan panggul 3. Faktor metode kontrasepsi, meliputi : a. Efektifitas b. Efek samping Universitas Sumatera Utara c. Biaya Dalam memutuskan metode kontrasepsi yang akan digunakan, klien dipengaruhi oleh : 1. Kepentingan pribadi 2. Faktor kesehatan 3. Faktor ekonomi dan aksesbilitas 4. Faktor budaya Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi dapat berubah seiring dengan bertambahnya usia reproduksi klien sehingga diperlukan re- evaluasi terhadap metode apa yang paling baik untuk memenuhi individual kebutuhan klien Brahm, 2007 Universitas Sumatera Utara

2.9 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 2 14

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 2

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 7

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 22

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

1 1 3

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 47

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Isteri Pasangan Usia Subur (Pus) Di Kecamatan Doloksanggul Tahun 2012

0 0 19

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Isteri Pasangan Usia Subur (Pus) Di Kecamatan Doloksanggul Tahun 2012

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Isteri Pasangan Usia Subur (Pus) Di Kecamatan Doloksanggul Tahun 2012

0 1 10

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Isteri Pasangan Usia Subur (Pus) Di Kecamatan Doloksanggul Tahun 2012

0 0 25