mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan uji Runs-Test. Dalam uji Runs-Test data dikatakan bebas autokorelasi kalau
signifikansinya lebih dari 0.05. d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas Ghozali, 2006: 105 bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskesdatisitas. Terjadi tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot. Dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut. • Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
• Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
F. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda multiple regression. Hipotesis diterima jika probabilitas 0,05.
Langkah-langkah pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut ini.
1. Menentukan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut ini. a. Ho
1a
: DAU
2008
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
1a
= a = 0. H
A1a
: DAU
2008
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A1a
= a ¹ 0. b. Ho
1b
: DAU
2007
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
1b
= a = 0. H
A1b
: DAU
2007
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A1b
= a ¹ 0. c. Ho
1c
: DAU
2006
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
1c
= a = 0. H
A1c
: DAU
2006
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A1c
= a ¹ 0. d. Ho
1d
: DAU
2005
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
1d
= a = 0. H
A1d
: DAU
2005
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A1d
= a ¹ 0. e. Ho
2a
: PAD
2008
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
2a
= a = 0. H
A2a
: PAD
2008
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A2a
= a ¹ 0.
f. Ho
2b
: PAD
2007
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
2b
= a = 0. H
A2b
: PAD
2007
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A2b
= a ¹ 0. g. Ho
2c
: PAD
2006
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
2c
= a = 0. H
A2c
: PAD
2006
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A2c
= a ¹ 0. h. Ho
2d
: PAD
2005
tidak berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau Ho
2d
= a = 0. H
A2d
: PAD
2005
berpengaruh terhadap Belanja Daerah
2008
provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia, atau H
A2d
= a ¹ 0. i. Ho
3
: Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja pemerintah daerah provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia lebih besar daripada
pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja pemerintah daerah provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia.
2. Menentukan tingkat signifikansi a sebesar 0,05. 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis dan penarikan kesimpulan
hipotesis. Jika p a maka Ho ditolak, dan H
A
diterima. Jika p a maka Ho tidak ditolak, dan H
A
ditolak.
BAB IV ANALISIS DATA