9
dengan hidrolisi dalam suasan asam atau memakai enzim, dan tanpa bagian gula ciri kelarutannya sama dengan ciri sterol lain Robinson, 1995.
b. Triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik
yaitu skualena. Triterpenoid dapat dibagi atas empat golongan yaitu triterpenoid sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Triterpenoid atau steroid yang
terutama terdapat sebagai glikosida merupakan senyawa yang tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan optik aktif, yang umumnya sukar
dicirikan karena tidak mempunyai kereaktifan kimia. Kebanyakan senyawa ini memberikan warna hijau-biru dengan pereaksi Liebermann-Burchard asam asetat
anhidrid-asam sulfat Harborne, 1987. Penelitian menyebutkan bahwa triterpenoid-saponin yang terdapat di
dalam hewan ini dapat menghilangkan nyeri yang biasanya dialami oleh penderita penyakit asam urat dan berperan sebagai inhibitor xantin oksidase, sehingga dapat
menghambat proses pembentukan asam urat Xu, et al., 2014.
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan suatu
pelarut cair Ditjen, POM., 2000. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
10
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Depkes, RI., 1995.
2.2.1 Metode ekstraksi
Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut, dibedakan: a.
Cara Dingin Metode ekstraksi cara dingin dibedakan menjadi:
i. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan kamar. ii.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang
selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
b. Cara Panas
Metode dengan cara panas dibedakan menjadi: i.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
ii. Soxhletasi
Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
11
pendingin balik. iii.
Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C. iv.
Infundasi Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur
90
o
C selama 15 menit di penangas air, dapat berupa bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih.
v. Dekoktasi
Dekoktasi adalah ekstraksi dengan pelarut airdengan waktu yang lebih lama
≥ 30 menit pada temperatur 90
o
CDitjen, POM., 2000.
2.3 Asam Urat