Penyiapan Teripang .1 Pengumpulan teripang Pembuatan Pereaksi .1 Air kloroform

20 3.1Alat dan Bahan 3.1.1Alat – alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi lemari pengering, blender Panasonic, oven Dynamica, neraca listrik Vibra AJ, neraca hewan GW-1500, mikroskop Olympus, penangas air, hair dryer Panasonic, rotary evaporator Stuart, alat pengukur kadar asam urat Easy touch dan strip kadar asam urat Easy touch, spuit, oral sonde, mortir dan stamfer dan alat-alat gelas laboratorium. 3.1.2Bahan-bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah teripang Pearsonothuria graeffei, allopurinol Kimia Farma, karboksimetilsellulosa Na-CMC, kafein. Bahan kimia yang digunakan berkualitas proanalisis kecuali dinyatakan lain adalah kloralhidra t, α-naftol, toluen, asam nitrat, timbal II asetat, serbuk seng, serbuk magnesium, asam asetat anhidrida, isopropanol, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, kloroform, n-heksan, metanol, etanol 96 teknis dan air suling teknis. 3.2 Penyiapan Teripang 3.2.1 Pengumpulan teripang Pengumpulan teripang dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan hewan dari daerah lain. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teripang Pearsonothuria graeffei yang diperoleh dari Pulau Barang Lompo Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. 21 3.2.2Identifikasi teripang Identifikasi dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Pusat Penelitian Oseanografi Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta. Teripang yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan teripang yang digunakan oleh Claudya Natasya Tobing. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 55.

3.2.3 Pengolahan teripang

Teripang dibersihkan dari kotoran dengan cara membuang bagian dalam perut, dicuci di bawah air mengalir hingga bersih, ditiriskan, ditimbang dan diperkecil potongannya dengan ukuran 2x2, dikeringkan di lemari pengering, teripang yang sudah kering ini disebut simplisia hewani. Simplisia hewani tersebut ditimbang, diblender sampai menjadi serbuk dan ditimbang beratnya. Serbuk disimpan dalam wadah plastik dan terlindung dari cahaya. Bagan pembuatan simplisia teripang dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 59. 3.3 Pembuatan Pereaksi 3.3.1 Air kloroform Campur 2,5 ml kloroform P dengan air secukupnya hingga 1000 ml, kocok hingga larut Depkes, RI., 1995.

3.3.2 Pereaksi Molish

Larutan α-naftol P 3 bv dalam asam nitrat 0,5 NDepkes, RI., 1995.

3.3.3 Asam klorida P

Larutan HCl murni pereaksi, mengandung lebih kurang 25 HCl Depkes, RI., 1995. 22

3.3.4 Asam sulfat P

Larutan H 2 SO 4 murni pereaksi, mengandung tidak kurang dari 94 dan tidak lebih dari 96 H 2 SO 4 Depkes, RI., 1995. 3.3.5Larutan asam klorida 2 N Larutan asam klorida P 7,293 bv Depkes, RI., 1995.

3.3.6 Larutan timbal II asetat 0,4 M

Larutan timbal II asetat P 9,5 bv dalam air yang baru dididihkan Depkes, RI., 1995.

3.3.7 Larutan pereaksi kloralhidrat

Larutkan 50 g kloralhidrat dalam 20 ml air Depkes, RI., 1995.

3.3.8 Larutan pereaksi Liebermann-Burchard

Campurkan 5 bagian volume asam sulfat P dengan 50 bagian volume etanol 95 P. Tambahkan hati-hati 5 bagian volume asetat anhidrida kedalam campuran tersebut Depkes, RI., 1995. 3.4Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik teripang segar dan simplisia teripang, pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia hewani, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam. 3.4.1Pemeriksaan makroskopik Pemeriksaan makroskopik teripang segar dilakukan dengan mengamati bentuk, ukuran dan permukaan dari teripang segar. Pemeriksaan makroskopik simplisia teripang dilakukan dengan melihat perubahan bentuk, ukuran dan 23 permukaan dari teripang yang telah dikeringkan serta mengamati organoleptis simplisia berupa melakukan pemeriksaan terhadap bau, rasa dan warna dari serbuk simplisia teripang Pearsonothuria graeffei.

3.4.2 Pemeriksaan mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia teripang Pearsonothuria graeffei dilakukan dengan cara serbuk simplisia diletakkan di atas kaca objek yang telah diteteskan dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop. 3.4.3Penetapan kadar air Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen, prosedur kerja: 1. Penjenuhan toluen Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat, didestilasi selama 2 jam, kemudiaan toluen didinginkan selama 30 menit dan volume air pada tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml WHO., 1998. 2. Penetapan kadar air simplisia Sebanyak 5 g simplisia yang telah ditimbang seksama dimasukkan kedalam labu alas bulat berisi toluen tersebut, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit, setelah toluen mendidih kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes perdetik sampai bagian air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit kemudian tabung penerima dibiarkan dingin sampai suhu kamar, setelah air dan toluen memisah sempurna volume air 24 dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO., 1998. 3.4.4Penetapan kadar sari larut air Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan diudara, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara.Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkanDepkes, RI., 1995. 3.4.5Penetapan kadar sari larut etanol Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan diudara, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 95 dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam dan disaring dan diuapkan20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara.Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol 95 dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkanDepkes, RI., 1995. 3.4.6Penetapan kadar abu total Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600°C sampai arang habis, kemudian didinginkandidesikator 25 dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap.Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkanWHO., 1998. 3.4.7Penetapan kadar abu yang tidak larut asam Abu yang telah diperoleh dalam penetapan abu dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring dengan kertas masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan 5 ml air panas, dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian didinginkan di desikator dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan diudara WHO., 1998. 3.5 Uji Senyawa Kimia 3.5.1 Pemeriksaan glikosida

Dokumen yang terkait

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

4 58 103

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 30 101

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 15

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 0 2

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 15

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 2

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 5

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 13

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 1 3

Karakterisasi dan Uji Efek Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Teripang Pearsonothuria graeffei(semper) Pada Tikus Yang Diinduksi Kafein dan Hati Ayam

0 0 30