PEMBAHASAN Perubahan lebar dan panjang lengkung gigi pada kasus non-ekstraksi maloklusi Klas I Angle di Klinik PPDGS Ortodonti FKG USU

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan lebar dan panjang lengkung gigi pada kasus non-ekstraksi maloklusi Klas I Angle di klinik PPDGS Ortodonti FKG USU. Dengan mengetahui hal tersebut, memberi informasi bagi ortodontis bahwa akan ada peningkatan atau penurunan pada lebar lengkung dan panjang lengkung gigi setelah perawatan ortodonti pada kasus non-ekstraksi maloklusi Klas I Angle. Pada penelitian ini, sampel penelitian berjumlah 30 model studi yang sesuai dengan kriteria penelitian yang terdiri dari 8 model studi laki-laki dan 22 model studi perempuan. Penelitian ini lebih banyak didominasi oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Sampel penelitian tersebut hampir sama dengan sampel penelitian oleh Muge A dan Ilken K yang meneliti perubahan lebar lengkung pada pasien Klas I dengan perawatan ekstraksi dan non-ekstraksi. Sampel penelitian untuk kelompok non-ekstraksi adalah 12 laki-laki dan 18 perempuan. Hal ini dapat terjadi karena kecenderungan perempuan yang lebih mengutamakan estetik sehingga sangat memperhatikan kesehatan dan keteraturan giginya. Oleh karena, maloklusi dapat menyebabkan tampilan wajah yang buruk, risiko karies, penyakit periodontal, perubahan pada bicara, mastikasi, dan disfungsi temporomandibula. 2,5 Hasil penelitian pada Tabel 1 menujukkan bahwa rerata umur sebelum perawatan ortodonti pada penelitian ini adalah 22 tahun dan rerata lama perawatan adalah 2 tahun 7 bulan. Kriteria sampel penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah umur ≥ 18 tahun. Hal ini sesuai dengan p ernyataan Bishara 1988, pada wanita pertumbuhan maksila akan berhenti pada usia 15 tahun sedangkan pada laki- laki pertumbuhan maksila berhenti sekitar 17 tahun. 28 Hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan rerata lebar interpremolar dan intermolar model yang lebih kecil bila dibandingkan dengan indeks Pont. Rerata lebar lengkung maksila Pont lebih besar dibandingkan dengan model oleh karena Universitas Sumatera Utara Pont menyarankan bahwa lengkung maksila dapat diekspansi sebanyak 1-2 mm lebih besar dari idealnya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps. 21 Selama perawatan ortodonti, dapat terjadi perubahan pada lengkung gigi. 15,16 Tergantung pada jenis perawatan, akan ada peningkatan atau penurunan lebar lengkung dan panjang lengkung. 11 Tabel 2 menunjukkan setelah perawatan ortodonti terjadi penurunan lebar interpremolar dan intermolar pada maksila yang tidak berbeda jauh dengan sebelum perawatan sedangkan lebar pada mandibula meningkat setelah perawatan ortodonti Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebar interpremolar dan lebar intermolar pada maksila tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum dan setelah perawatan ortodonti sedangkan pada mandibula terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Little, dkk., 1981 yang menyimpulkan bahwa terlepas dari pemeliharaan intercanina, ekspansi dan kontriksi selama perawatan, lebar lengkung biasanya berkurang setelah retensi. Weinberg dan Sadowsky, melakukan penelitian tentang perawatan non-ekstraksi pada maloklusi Klas I, menemukan adanya peningkatan yang signifikan pada lebar intermolar mandibula dan menyatakan bahwa pilihan terapi non-ekstraksi untuk gigi yang berjejal pada penelitiannya adalah dengan ekspansi pada segmen bukal di lengkung mandibula. 3 Goutham B, dkk., 2011 yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan pada lebar lengkung maksila dan mandibula setelah perawatan ortodonti non-ekstraksi. 11 Penelitian-penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Be Gole, dkk., 1988 yang menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan pada lebar premolar maksila selama perawatan non-ekstraksi. 18 Menurut Cross, dkk., 2002 di awal perawatan Klas I non-ekstraksi, lebar intermolar maksila tidak berbeda secara signifikan namun di akhir perawatan lebar intermolar maksila meningkat secara signifikan. 18 Muge dan Ilken 2005 dalam penelitiannya, membandingkan perubahan lebar lengkung pada pasien Klas I dengan perawatan ekstraksi dan non-ekstraksi, menemukan bahwa lebar intermolar maksila meningkat tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada lebar intermolar mandibula pada Universitas Sumatera Utara perawatan maloklusi Klas I non-ekstraksi. 3 Hasil penelitian ini bisa berbeda karena mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis alat ukur, teknik pengukuran, kesalahan perhitungan atau pemilihan analisis yang tidak sesuai dengan kasus. Selain itu, kriteria penelitian juga mempengaruhi hasil penelitian. Hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata panjang lengkung Korkhaus pada maksila lebih besar dibandingkan dengan mandibula karena panjang lengkung gigi mandibula menurut Korkhaus adalah 2 mm lebih pendek dari lengkung maksila. 32 Banyak klinisi yang menghubungkan perubahan bentuk lengkung gigi dalam perawatan ortodonti dengan perubahan inklinasi gigi insisivus yang mempengaruhi panjang lengkung gigi. Panjang lengkung gigi cenderung bertambah selama perawatan pada kasus non-ekstraksi dan berkurang setelah perawatan selesai. Kemungkinan besar penyebab berkurangnya panjang lengkung gigi pada kasus non- ekstraksi adalah akibat retroklinasi kembali dari gigi insisivus yang mengalami proklinasi pada saat perawatan. 16 Namun, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian pada Tabel 3 yang menunjukkan panjang lengkung maksila dan mandibula meningkat setelah perawatan ortodonti. Maloklusi Klas I pada umumnya memiliki gigi yang normal dari arah anteroposterior yang dikombinasi dengan adanya suatu penyimpangan antara ukuran gigi dengan lengkung gigi. Penyimpangan yang biasa terjadi adalah crowded dan untuk kasus diastema antar gigi jarang ditemukan. 6 Pasien maloklusi Klas I dengan crowded memiliki gigi yang lebih besar dengan panjang lengkung gigi yang lebih kecil. 24 Kemungkinan distribusi maloklusi Klas I gigi yang crowded pada penelitian ini lebih banyak daripada penyimpangan yang lainnya. Perubahan panjang lengkung antara gigi yang berjejal dengan gigi yang diastema pada regio anterior tentu akan berbeda hasilnya setelah perawatan ortodonti. Selain itu, dilihat dari kebutuhan ruang pada masing-masing lengkung antara sebelum dan setelah perawatan dapat disimpulkan bahwa ditribusi gigi yang crowded di regio mandibula lebih banyak dibandingkan pada regio maksila sehingga setelah perawatan terjadi peningkatan yang signifikan atau bermakna pada lebar dan panjang lengkung mandibula. Universitas Sumatera Utara Perubahan panjang lengkung gigi dalam perawatan ortodonti dapat terjadi karena bertambah rapinya susunan gigi di regio anterior seperti pada gigi yang terdapat diantara daerah diastema maka gigi tersebut akan bergerak ke daerah yang kosong sehingga panjang lengkung akan berkurang. Pergerakan gigi ortodonti berasal dari tekanan pada gigi. Tekanan ini berasal dari piranti yang digunakan kawat, braket,elastomer, dsb yang dipasang dan diaktivasi oleh klinisi. Gigi geligi dan jaringan pendukungnya merespons gaya tersebut dengan suatu reaksi biologis yang kompleks sehingga terjadi pergerakan gigi melalui tulang. Sel-sel dalam periodonsium yang bereaksi akibat tekanan yang diberikan, tidak tergantung dari desain braket, bentuk kawat atau campuran logam, tetapi aktivasinya tergantung dari tekanan dan regangan yang terjadi di sekelilingnya. Untuk mendapatkan respon yang tepat, rangsangan mekanis yang diberikan juga harus tepat. 34 Ada beberapa tipe pergerakan gigi yang terjadi selama pergerakan gigi yaitu pergerakan tipping, bodily, rotasi, torque, dan vertical. Pergerakan tipping terjadi ketika mahkota gigi bergerak lebih banyak daripada akarnya ke arah tertentu. Pergerakan bodily terjadi ketika mahkota dan akar sebuah gigi bergerak pada jarak yang sebanding dengan arah yang sama. Pergerakan rotasi terjadi apabila gaya mesial atau distal diaplikasikan ke permukaan labial gigi. Pergerakan torque berlawanan dengan pergerakan tipping, yaitu tekanan yang paling besar adalah pada akar. Pergerakan vertikal biasa disebut dengan gerakan intrusi yang melibatkan resorbsi dari tulang. 5,9 Pada penelitian ini, adanya penurunan lebar lengkung maksila, peningkatan lebar lengkung mandibula dan peningkatan panjang lengkung maksila dan mandibula tanpa melibatkan perubahan inklinasi maupun estetis karena pergerakan gigi yang terjadi adalah pergerakan tipping atau bodily. Hasil penelitian pada Tabel 4 menujukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata lebar lengkung dan panjang lengkung gigi baik sebelum dan setelah perawatan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Gusti, dkk., 2011 yang menunjukkan bahwa dimensi panjang lengkung gigi laki-laki dan perempuan dijumpai tidak signifikan. Lengkung gigi berbeda pada setiap individu karena dipengaruhi oleh lingkungan, nutrisi, genetik, Universitas Sumatera Utara ras, jenis kelamin, kondisi sistemik, kesehatan, dan variasi individu juga dapat terjadi. 28,29 Faktor ras dipercaya lebih berpengaruh daripada jenis kelamin, hal ini didukung oleh penelitian yang menjumpai panjang lengkung gigi tidak berbeda bermakna antara laki-laki dengan perempuan namun berbeda bermakna antara populasi Amerika berkulit hitam dengan berkulit putih, bentuk lengkung gigi pada populasi Amerika berkulit hitam cenderung lebih lebar dan kurang meruncing dibandingkan populasi Amerika berkulit putih. 14 Beberapa ahli melaporkan, perubahan lengkung gigi mempengaruhi stabilitas hasil perawatan. Stabilitas dalam jangka waktu yang lama pada perawatan ortodonti adalah tujuan para ortodontis bagi pasiennya. 19 Angle mengatakan, hal terbaik yang dapat dilakukan ortodontis adalah mendapatkan suatu oklusi normal pada akhir perawatan dengan posisi gigi geligi berada pada lengkungnya yang ideal secara harmonis. Selain itu, perubahan bentuk lengkung dapat mengakibatkan ketidakstabilan berupa kerusakan periodontal, gigi kembali berjejal, peningkatan gigi berjejal di daerah segmen labial khususnya jika lebar interkaninus diekspansi. 16 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN