BAB 4 HASIL PENELITIAN
Peneliti melakukan penelitian tentang perubahan lebar dan panjang lengkung gigi pada kasus non-ekstraksi maloklusi Klas I Angle di Klinik PPDGS Ortodonti
FKG USU. Sampel penelitian berjumlah 60 model studi yaitu 30 model studi sebelum perawatan dan 30 model studi sesudah perawatan ortodonti. Sampel
penelitian terdiri dari 8 model studi dari pasien laki-laki dan 22 model studi dari pasien perempuan. Pengukuran dilakukan pada model studi rahang atas dan rahang
bawah pada masing-masing kelompok. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada sampel dapat dilihat gambaran rerata dan standar deviasi dari lebar dan panjang
lengkung gigi maksila antara sebelum dan sesudah perawatan ortodonti.
Tabel 1. Rerata umur sebelum perawatan dan lama perawatan pada maloklusi Klas I Angle non-ekstraksi.
Tabel 1 menunjukkan rentang umur sebelum perawatan ortodonti cekat pada penelitian ini ialah antara 18 tahun dan 34 tahun. Rata-rata keseluruhan umur
sebelum perawatan ialah 22 tahun. Rentang lama perawatan pada maloklusi Klas I Angle non-ekstraksi ialah 1 tahun 5 bulan dan 4 tahun 3 bulan. Rata-rata lama
perawatan pada seluruh sampel penelitian ini ialah 2 tahun 7 bulan. Minimum
Maksimum Mean
Umur 18 tahun
34 tahun 22 tahun
Lama Perawatan 1,5 tahun
4,3 tahun 2,7 tahun
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Rerata dan standar deviasi lebar lengkung berdasarkan indeks Pont pada maksila dan mandibula sebelum dan setelah perawatan ortodonti.
Keterangan: IP
: Interpremolar IM
: Intermolar Mean : Rerata
SD : Standar deviasi : Bermakna Signifikan
Tabel 2 menunjukkan rerata dan standar deviasi lebar interpremolar model pada maksila sebelum perawatan sebesar 37,29±2,92 sedangkan setelah perawatan
sebesar 37,07±2,39. Rerata lebar intermolar model pada maksila sebelum perawatan sebesar 47,42±3,25 sedangkan setelah perawatan sebesar 47,04±3.68. Rerata lebar
interpremolar model pada mandibula sebelum perawatan sebesar 34,81±4,28 sedangkan setelah perawatan sebesar 39,02±1,80. Rerata lebar intermolar model pada
mandibula sebelum perawatan sebesar 44,68±4,05 sedangkan setelah perawatan sebesar 46,59±3,02. Rerata lebar interpremolar Pont pada maksila dan mandibula
sebesar 39,52±2,34 dan rerata lebar intermolar Pont pada maksila dan mandibula sebesar 49,39±2,91.
Lebar Lengkung Waktu
Mean±SD Selisih
Uji T Maksila
Interpremolar Sebelum Model
37,29±2,92 -2,23±2,91
0,752 Pont
39,52±2,34 Setelah
Model 37,07±2,39
-2,45±2,45 Pont
39,52±2,34 Intermolar
Sebelum Model
47,42±3,25 -1,97±3,56
0,929 Pont
49,39±2,91 Setelah
Model 47,04±3,68
-2,35±4,29 Pont
49,39±2,91 Mandibula Interpremolar Sebelum
Model 34,81±4,28
-4,71±4,85 0,000
Pont 39,52±2,34
Setelah Model
39,02±1,80 -0,49±1,10
Pont 39,52±2,34
Intermolar Sebelum
Model 44,68±4,05
-4,71±3,73 0,048
Pont 49,39±2,91
Setelah Model
46,59±3,02 -2,89±3,60
Pont 49,39±2,91
Universitas Sumatera Utara
Selisih rerata lebar interpremolar model dan Pont sebelum perawatan pada maksila sebesar -2,23 sedangkan setelah perawatan -2,45. Selisih rerata lebar
intermolar model dan Pont sebelum perawatan pada maksila sebesar -1,97 sedangkan setelah perawatan -2,35. Selisih rerata lebar interpremolar model dan Pont sebelum
perawatan pada mandibula sebesar -4,71 sedangkan setelah perawatan -0,49. Selisih rerata lebar intermolar model dan Pont sebelum perawatan pada mandibula sebesar -
4,71 sedangkan setelah perawatan -2,89. Hasil analisa uji T dengan confidence interval 95 menunjukkan selisih
lebar interpremolar dan intermolar sebelum dan setelah perawatan pada maksila tidak terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan dikarenakan nilai p= 0,752 dan
0,929 p0,05. Sedangkan pada mandibula terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan dikarenakan nilai p= 0,000 dan 0,048 p0,05.
Tabel 3. Rerata dan standar deviasi panjang lengkung berdasarkan indeks Korkhaus pada maksila dan mandibula sebelum dan setelah perawatan ortodonti.
Panjang Lengkung
Waktu Mean±SD
Selisih Uji T
Maksila Sebelum
Model 18,82±2,32
-0,94±2,51 0,240
Korkhaus 19,76±1,71
Setelah Model
19,61±1,58 -0,15±1,45
Korkhaus 19,76±1,72
Mandibula Sebelum
Model 15,67 ±2,21
-2,09±2,18 0,030
Korkhaus 17,76±1,17
Setelah Model
16,65±1,43 -1,11±1,45
Korkhaus 17,76±1,17
Tabel 2 menunjukkan rerata dan standar deviasi panjang lengkung model pada maksila sebelum perawatan sebesar 18,82±2,32 sedangkan setelah perawatan sebesar
19,61±1,58. Rerata panjang lengkung model pada mandibula sebelum perawatan sebesar 15,67±2,21 sedangkan setelah perawatan sebesar 16,65±1,43. Rerata panjang
lengkung Korkhaus pada maksila sebesar 19,76±1,17 dan mandibula sebesar 17,76±1,17.
Universitas Sumatera Utara
Selisih rerata panjang lengkung model dan Korkhaus sebelum perawatan pada maksila sebesar -0,94 sedangkan setelah perawatan -0,15. Selisih rerata panjang
lengkung model dan Korkhaus sebelum perawatan pada mandibula sebesar -2,09 sedangkan setelah perawatan -1,11.
Hasil analisa uji T dengan confidence interval 95 menunjukkan selisih rerata panjang lengkung model dan Korkhaus antara sebelum dan setelah perawatan
pada maksila tidak terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan dikarenakan nilai p= 0,240 p0,05. Sedangkan pada mandibula terdapat perbedaan yang
bermakna atau signifikan dikarenakan nilai p= 0,030 p0,05. Tabel 4. Rerata dan standar deviasi lebar dan panjang lengkung antara laki-laki dan
perempuan sebelum dan sesudah perawatan.
Keterangan: IP
: Interpremolar IM
: Intermolar PLG : Panjang lengkung gigi
Karakteristik Sampel Jenis
Kelamin Sebelum
perawatan Uji T
Setelah perawatan
Uji T
Maksila IP-Model
Laki-laki 36,81±3,59
0,646 36,82±1,84
0,597 Perempuan
37,47±2,70 37,18±2,59
IM- Model
Laki-laki 47,89±3,87
0,681 48,60±2,87
0,156 Perempuan
47,25±3,08 46,47±3.83
PLG- Model
Laki-laki 18,51±2,59
0,565 19,52±0,72
0,597 Perempuan
18,94±2,28 19,65±1.80
Mandibula IP-Model Laki-laki
33,23±5,18 0,309
38,84±1,88 0,744
Perempuan 35,38±3,87
39,09±1,82 IM-
Model Laki-laki
43,75±3,94 0,457
47,52±3,26 0,355
Perempuan 45,02±4,13
46,25±2,94 PLG-
Model Laki-laki
15,24±2,40 0,662
16,87±0,92 0,801
Perempuan 15,83±2,18
16,57±1,59
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4 menunjukkan rerata lebar lengkung gigi berdasarkan IP-model, IM- model dan PLG-model antara perempuan dan laki-laki sebelum dan sesudah
perawatan ortodonti. Lebar dan panjang lengkung maksila dan mandibula pada laki- laki meningkat setelah perawatan sedangkan pada perempuan lebar IP dan IM
maksila menurun, lebar IP dan IM mandibula serta panjang lengkung model pada maksila dan mandibula meningkat.
Pada lengkung maksila laki-laki sebelum perawatan ortodonti IP-model sebesar 36,81; IM-model sebesar 47,89; PLG-model sebesar 18,51 sedangkan setelah
perawatan ortodonti IP-model sebesar 36,82; IM-model sebesar 48,60; PLG-model sebesar 19,52. Pada lengkung maksila perempuan sebelum perawatan ortodonti IP-
model sebesar 37,47; IM-model sebesar 47,25; PLG-model sebesar 18,51 sedangkan setelah perawatan ortodonti IP-model sebesar 37,18; IM-model sebesar 46,47; PLG-
model sebesar 19,65. Pada lengkung mandibula laki-laki sebelum perawatan ortodonti IP-model
sebesar 33,23; IM-model sebesar 43,75; PLG-model sebesar 15,24 sedangkan setelah perawatan ortodonti IP-model sebesar 38,84; IM-model sebesar 47,52; PLG-model
sebesar 16,87. Pada lengkung mandibula perempuan sebelum perawatan ortodonti IP- model sebesar 35,38; IM-model sebesar15,83; PLG-model sebesar 18,51 sedangkan
setelah perawatan ortodonti IP-model sebesar 39,09; IM-model sebesar 46,25; PLG- model sebesar16,57.
Hasil analisa uji T dengan confidence interval 95 menunjukkan lebar lengkung dan panjang lengkung model antara laki-laki dan perempuan sebelum dan
sesudah perawatan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dikarenakan nilai p0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN