ataupun dentoalveolar. Ekspansi skletal melibatkan pemindahan sutura mid palatal sedangkan ekspansi dentoalveolar menghasilkan ekspansi pada dental tanpa
perubahan pada skeletal.
6
2.2.1.3 Distalisasi Gigi Molar
Distalisasi gigi molar bertujuan untuk memperoleh ruangan guna memperbaiki susunan gigi geligi atau memperbaiki hubungan gigi molar. Prosedur
ini menambah panjang lengkung rahang sebanyak panjang dari distalisasi yang dicapai. Pergerakan yang diinginkan adalah pergerakan bodily semaksimal mungkin
dengan minimalnya resiko resorpsi akar dan loss of anchorage gigi anterior ke labial. Indikasi distalisasi molar atas adalah pada kasus maloklusi klas II ringan hingga
sedang, terutama pada kasus yang disebabkan oleh premature loss, pada kasus gigi berjejal ringan hingga sedang, baik untuk tipe wajah mesofacial atau brachifacial,
profil wajah lurus atau flat dan masih mempunyai potensi pertumbuhan.
6,11
2.2.2 Perawatan dengan Pencabutan Gigi Ekstraksi
Dalam menstabilkan fungsi oklusi normal yang seimbang dengan struktur pendukungnya, pada sebagian kasus maloklusi membutuhkan pengurangan satu atau
lebih gigi. Pencabutan gigi dalam perawatan ortodonti dilakukan untuk mendapatkan ruang dalam menggerakkan gigi ke posisi yang ideal.
6
Pencabutan gigi pada perawatan ortodonti dibutuhkan pada dua situasi utama, yaitu:
5
1. Untuk menghilangkan susunan gigi yang berjejal
Ukuran lengkung gigi dipengaruhi terutama oleh ukuran tulang basal dan fungsi otot-otot mulut. Idealnya, lengkung gigi dan gigi harus saling harmonis satu
sama lainnya.
5,6
Pencabutan gigi dibutuhkan pada keadaan ketika panjang lengkung rahang yang tidak dapat menampung seluruh gigi geligi oleh karena ukuran gigi yang
besar.
6
Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pencabutan yaitu kondisi gigi geligi, posisi gigi yang berjejal, dan posisi gigi geligi.
Universitas Sumatera Utara
Pertama, kondisi gigi geligi seperti fraktur, hipoplastik, gigi dengan karies yang besar dan restorasi yang besar, semuanya bisa dicabut daripada mencabut gigi
yang sehat.
5
Kedua, susunan gigi yang berjejal bisa diperbaiki dengan lebih mudah jika dilakukan pencabutan pada bagian lengkung tersebut daripada di bagian lain
yang jauh letaknya dari tempat gigi yang berjejal.
5,9
Susunan gigi insisivus yang berjejal biasanya diperbaiki dengan mencabut gigi premolar sehingga bisa diperoleh
penampilan akhir yang memuaskan dan keseimbangan oklusal. Premolar pertama adalah gigi yang paling sering dicabut karena letaknya ditengah pada setiap kuadran
rahang dan biasanya terletak cukup dekat dengan daerah yang berjejal baik pada anterior maupun pada posterior. Faktor pertimbagan ketiga adalah posisi gigi geligi
itu sendiri. Gigi geligi yang sangat malposisi dan sulit diperbaiki susunannya adalah gigi yang paling sering dipilih untuk dicabut. Khususnya, apeks gigi harus
dipertimbangkan karena biasanya lebih sulit menggerakkan apeks daripada menggerakkan mahkota.
5
2. Untuk memperbaiki hubungan lengkung gigi antero-posterior sagital
Pencabutan gigi dalam beberapa kasus membantu mempertahahankan hubungan insisivus dan molar yang normal. Jika ada penyimpangan dalam hubungan
lengkung sagital yang membutuhkan perbaikan dan ditambah dengan letak gigi yang berjejal, ruang yang dibutuhkan jelas lebih besar daripada jika kedua kondisi ini
berdiri sendiri-sendiri. Kadang-kadang, lebih dari satu gigi perlu dicabut dari tiap lengkung rahang yang akan dikoreksi.
5
Pada hubungan sagital yang abnormal seperti maloklusi Klas II dan Klas III, juga membutuhkan pencabutan gigi untuk mencapai relasi rahang yang normal. Pada
maloklusi Klas I dengan hubungan sagital rahang yang normal, pencabutan gigi sebaiknya dilakukan pada kedua rahang. Pada kebanyakan kasus maloklusi Klas II
dengan proklinasi rahang atas yang abnormal disarankan untuk mencabut gigi pada rahang atas sedangkan pada perawatan maloklusi Klas III pencabutan gigi umumnya
dilakukan hanya pada rahang bawah.
6
Universitas Sumatera Utara
2.3 Dimensi lengkung gigi
Lengkung gigi adalah lengkung yang dibentuk oleh mahkota gigi geligi. Lengkung gigi merupakan refleksi gabungan dari ukuran mahkota gigi, posisi dan
inklinasi gigi, bibir, pipi dan lidah.
20
Menurut Moyers lengkung gigi dibedakan atas lengkung alveolar dan lengkung basal. Lengkung alveolar atau lengkung prosessus
alveolar adalah tempat gigi tertanam di dalam tulang basal. Lengkung alveolar menghubungkan ukuran dan bentuk lengkung basal dengan lengkung gigi. Lengkung
basal adalah lengkung korpus mandibula dan merupakan bagian terbesar rahang bawah. Bentuk dan ukuran lengkung basal tidak berubah meskipun gigi telah hilang
atau prosessus alveolaris mengalami resorpsi.
23
Singh menyatakan bahwa dimensi lengkung gigi yang biasanya diukur adalah lebar interkaninus, lebar interpremolar, lebar molar pertama permanen, perimeter, dan
panjang lengkung gigi.
1
Moyers juga menyatakan bahwa dimensi lengkung gigi adalah lebar interkaninus, lebar interpremolar, panjang, dan perimeter lengkung
gigi.
23
1.3.1 Lebar lengkung gigi
Singh menyatakan bahwa lebar lengkung gigi adalah lebar interkaninus, lebar interpremolar, dan lebar molar pertama permanen.
1
Menurut Kaundal Jai Ram, lebar lengkung gigi adalah lebar interkaninus dan lebar intermolar. Lebar interkaninus
diukur dari ujung cusp gigi kaninus dan lebar intermolar diukur dari jarak antara titik perpotongan margin gingiva dengan perluasan gingival pada bagian lingual groove
gigi molar pertama permanen.
23
Menurut Poosti dan Jalali 2007 lebar lengkung gigi dibagi menjadi lebar interkaninus dan lebar intermolar. Pengukuran dilakukan pada daerah bukal dan
lingual. Lebar intermolar pada daerah bukal adalah jarak yang diukur 5 mm dari apikal menuju pertengahan mesiodistal dari margin gingival gigi molar pertama di
satu sisi ke titik yang sama pada sisi yang berlainan. Pada daerah palatal atau lingual, lebar intermolar adalah jarak yang diukur pada titik tengah daerah servikal gigi molar
pertama di satu sisi ke titik yang sama pada titik yang berlainan. Kedua prosedur
Universitas Sumatera Utara