Saran Tinjauan Penelitian Terdahulu

92

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka terdapat beberapa saran bagi penelitian selanjutnya, yaitu : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel independen lainnya, seperti struktur kepemilikan, debt to equity ratio, kompleksitas operasi, likuiditas, pengendalian internal, klasifikasi industria, sign of income, dan variabel-variabel lainnya sehingga hasil penelitian terus berkembang dan mampu memprediksi faktor-faktor yang menyebabkan ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh dapat menunjukkan kecenderungan tren ketepatan waktu pelaporan keuangan dalam jangka waktu yang lebih panjang. 3. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk menggunakan sektor lain atau berbagai sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat menunjukkan kecenderungan tren ketepatan waktu pelaporan keuangan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Universitas Sumatera Utara 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Teori Kepatuhan Compliance Theory

Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengharuskan setiap perilaku individu maupun organisasi perusahaan publik yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaannya secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal ini sesuai dengan teori kepatuhan compliance theory. Perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf Universitas Sumatera Utara 14 E Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa “emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 satu juta rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah”. Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307BEJ07-2004, tentang Peraturan Nomor 1-H Tentang Sanksi : Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan Peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000 bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai peraturan.

2.1.2 Ketepatan Waktu

Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Ketepatan waktu merupakan rentang waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan dengan tanggal ketika informasi keuangan perusahaan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan McGee, 2007. Menurut Rachmawati 2008 dalam Marpaung 2012 menjelaskan bahwa “tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar Universitas Sumatera Utara 15 dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut”. Laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu akan bermanfaat bagi para penggunanya karena masih memiliki kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dan apabila tidak disampaikan tepat waktu maka akan menyebabkan informasi di dalam laporan keuangan tersebut kehilangan nilai dalam mempengaruhi kualitas keputusan yang hendak diambil. Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP- 36PM2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen harus disampaikan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Di dalam penelitian Astuti 2007 diuji beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu di dalam pelaporan keuangan, diantaranya adalah: 1. Leverage Dalam penelitiannya, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan dimana dapat dilihat struktur resiko tidak tertagihnya hutang. Rasio leverage yang dikenal dengan debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri. 2. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari tepat waktu atau tidak tepat waktunya suatu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan Universitas Sumatera Utara 16 perusahaannya. Ukuran perusahaan dinyatakan dengan menggunakan market capitalization atau market value. 3. Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, profit dapat dikatakan sebagai berita baik bagi perusahaan sehingga perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Disimpulkan bahwa perusahaan yang menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya apabila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. 4. Kepemilikan Perusahaan Berdasarkan struktur kepemilikan di dalam perusahaan terbagi menjadi 2 yaitu struktur kepemilikan luar dan struktur kepemilikan dalam. Pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan lebih besar untuk menekan manajemen perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu. Pihak luar membutuhkan informasi finansial berupa laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu untuk pengambilan keputusan investasi mereka. Sedangkan kepemilikan dalam kepemilikan manajemen adalah para pemegang saham yang juga sebagai pemilik perusahaan dimana secara aktif ikut didalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Hak kepemilikan manajemen adalah hak mutlak yang juga dipunyai oleh para manajemen terhadap perusahaan. Hak Universitas Sumatera Utara 17 kepemilikan ini dapat dilihat dari jumlah modal yang ditanamkan oleh para manajer yang bersangkutan. 5. Umur Perusahaan Umur perusahaan menunjukkan kredibilitas maupun reputasi perusahaan di mata masyarakat. Apabila perusahaan sudah lama berdiri biasanya dianggap memiliki kinerja yang baik dan mampu membuktikan bahwa perusahaan mampu bertahan dan meraih laba dalam berbagai kondisi ekonomi sehingga menimbulkan kepercayaan masyarakat. 6. Reputasi Auditor Menurut Johnson dan Lys 1990 dalam Na’im 1999 ukuran auditor berhubungan dengan kualitas auditor. Dalam hal ini kualitas auditor diukur dengan ukuran apakah kantor akuntan merupakan anggota KAP besar atau bukan. 7. Opini Auditor Opini audit merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor setelah melalui beberapa tahapan audit yang dilakukan sehingga menghasilkan kesimpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya. Biasanya perusahaan yang diberikan pernyataan unqualified opinion oleh auditor pada laporan keuangannya akan menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu karena pernyataan unqualified opinion dianggap sebagai berita baik good news perusahaan sehingga dipercepat penyampaiannya. Universitas Sumatera Utara 18

2.1.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

a. Opini Audit Opini audit merupakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berlaku umum yang dinyatakan oleh auditor Mulyadi, 2002. Terdapat lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor: 1. Unqualified Opinion Pendapat Wajar tanpa Pengecualian Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan. Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh para pengguna. Menurut Arens, dkk 2008:61, laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi berikut terpenuhi : a. Laporan keuangan lengkap. b. Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan. c. Ketiga standar pekerja lapangan telah terpenuhi. d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Universitas Sumatera Utara 19 e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraph penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan. 2. Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan Auditor dapat memberikan opini ini apabila terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut Arens, dkk 2008:65 penyebab dari penambahan paragraf penjelasan adalah: a. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Keraguan yang substansial mengenai going concern. c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan. d. Penekanan pada suatu hal atau masalah. e. Laporan yang melibatkan auditor lain. 3. Qualified Opinion Pendapat Wajar dengan Pengecualian Pendapat ini diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan yang disajikan adalah wajar tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan dimana pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Menurut Mulyadi 2002:21 auditor Universitas Sumatera Utara 20 memberikan opini ini apabila dalam auditannya auditor menemukan kondisi-kondisi seperti ini: a. Lingkup audit dibatasi oleh klien. b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor. c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. d. Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4. Adverse Opinion Pendapat Tidak Wajar Pendapat ini diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar maka informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan tersebut sama sekali tidak dapat dipercaya sehingga tidak dapat digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. 5. Disclaimer Opinion Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Universitas Sumatera Utara 21 Pendapat ini diberikan apabila auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan kliennya telah disajikan secara wajar atau tidak. Menurut Mulyadi 2002:22 kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah adanya pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit danatau auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. b. Audit Report Lag Audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan audit. Menurut Dibia dan Onwuchekwa 2013 menyatakan “Audit report lag is the number of days from the accounting year end of a company and the audit report date”. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa audit report lag sangat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karenanya, semakin rendah audit report lag maka pelaporan keuangan cenderung lebih tepat waktu begitu juga sebaliknya. c. Reputasi KAP Kantor Akuntan Publik KAP adalah badan usaha yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam hal Universitas Sumatera Utara 22 pemberian jasa professional untuk membantu perusahaan dalam penyampaian laporan keuangannya kepada publik dengan informasi yang akurat dan terpercaya. Maka dari itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang memiliki reputasi yang besar karena jasa KAP yang memiliki reputasi besar cenderung meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan tersebut KAP yang baik ini biasanya berafiliasi dengan KAP besar dunia yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm Big 4. Berikut adalah kategori KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan The Big Four adalah: 1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang berafiliasi dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan. 2. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang berafiliasi dengan Omsan, Ramli, Satrio dan rekan. 3. KAP Ernst and Young, yang berafiliasi dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. 4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang berafiliasi dengan KAP Siddharta, Siddharta dan Widjaja. The Big Four merupakan empat kantor akuntan publik berskala internasional yang terbesar saat ini, yang menangani sebagaian besar audit bagi perusahaan, baik terbuka publik maupun tertutup private. KAP The Big 4 sudah ada sejak tahun 2001. Dahulu, kelompok ini dikenal dengan “delapan besar” yang kemudian dikurangi menjadi “Big Five” oleh serangkaian merger. Lalu dari “Big Five” menjadi Universitas Sumatera Utara 23 “Big Four” disusul dengan kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen, yang mengaudit laporan keuangan Enron. Masing-masing KAP ini berasal dari berbagai negara di dunia. KAP Ernst Young didirikian oleh seorang akuntan dari Scotlandia. Pricewaterhouse Coopers dan Deloitte berasal dari Inggris. KPMG berasal dari Belgia dan Belanda yang merupakan gabungan dari dua kantor akuntan besar. d. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pengukuran yang menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai pasar dan penjualan. Perusahaan yang memiliki total aset yang lebih besar menunjukkan bahwa perusahaan memiliki arus kas yang positif dan dianggap memiliki proyek yang baik dalam jangka waktu panjang dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki total aset yang lebih kecil. e. Sanksi BEI PT Bursa Efek Jakarta merupakan perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli Efek Universitas Sumatera Utara 24 pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Pengenaan sanksi untuk keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan sebagaimana yang tercatat di dalam Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan adalah sebagai berikut : 1 Peringatan tertulis 1, atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan sampai 30 tiga puluh hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan. 2 Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah, apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan. 3 Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah, apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Peringatan tertulis II di atas. 4 Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan Universitas Sumatera Utara 25 atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Peringatan tertulis II dan Peringatan tertulis III di atas. 5 Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila Perusahaan Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Peringatan tertulis II dan Peringatan tertulis III di atas.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Christina Dwi Astuti 2007 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan - Reputasi auditor - Opini auditor - Ukuran perusahaan - Ketepatan waktu pelaporan Reputasi auditor, opini auditor dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan Universitas Sumatera Utara 26 Asli Gunduzay Turel 2010 Timeliness of Financial Reporting in Emerging Capital Markets: Evidence from Turkey - Company’s size - Auditor’s firm - Audit opinion Auditor’s firm and audit opinion are found statistically significant Company’s size is found negative but statistically not significant Yan Christin Br Sembiring 2010 Analisis Faktor- faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI - Audit report lag - Ukuran perusahaan - Opini audit - Ketepatan waktu pelaporan keuangan Ukuran perusahaan dan audit report lag berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan Opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan Iffani Dinita 2011 Pengaruh Opini Audit dan Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai variabel moderating pada Perusahaan Manufaktur di - Opini audit - Audit report lag - Reputasi KAP - Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Audit report lag secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Opini audit tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu Universitas Sumatera Utara 27 Bursa Efek Indonesia BEI pelaporan keuangan Reputasi KAP secara simultan dapat memperkuat pengaruh opini audit dan audit report lag terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Rio Salomo Sidauruk 2012 Analisis Faktor- faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Publik Sektor Jasa Pariwisata yang Terdaftar di BEI - Reputasi KAP - Ukuran perusahaan - Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Reputasi KAP memiliki pengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan Universitas Sumatera Utara 28 Ika Enda Sukanti 2015 Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Kualitas auditor Reputasi KAP - Audit report lag - Ukuran perusahaan - Audit timeliness ketepatan waktu Ukuran perusahaan dan kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit timeliness Audit report lag berpengaruh signifikan terhadap audit timeliness Hedy Kuswanto dan Sodikin Manaf 2015 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ke publik Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2013 - Opini auditor - Ukuran perusahaan - Reputasi KAP - Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Opini auditor secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Ukuran perusahaan dan reputasi KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 7 73

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Sektor Finance Di Bursa Efek Indonesia Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating

0 0 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 27

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Dengan Sanksi BEI Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20