92
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka terdapat beberapa saran bagi penelitian selanjutnya, yaitu :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel
independen lainnya, seperti struktur kepemilikan, debt to equity ratio, kompleksitas operasi, likuiditas, pengendalian internal, klasifikasi
industria, sign of income, dan variabel-variabel lainnya sehingga hasil penelitian terus berkembang dan mampu memprediksi faktor-faktor
yang menyebabkan ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh dapat menunjukkan kecenderungan tren
ketepatan waktu pelaporan keuangan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
3. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk menggunakan sektor lain
atau berbagai sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat menunjukkan kecenderungan tren ketepatan waktu
pelaporan keuangan dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Teori Kepatuhan Compliance Theory
Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk
menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu,
juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam Peraturan
Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengharuskan setiap perilaku individu maupun organisasi perusahaan publik yang terlibat di pasar modal Indonesia
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaannya secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal ini sesuai dengan teori kepatuhan compliance
theory. Perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan akan
dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf
Universitas Sumatera Utara
14
E Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa “emiten yang pernyataan
pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 satu juta rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan
ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah”. Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam
menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307BEJ07-2004, tentang
Peraturan Nomor 1-H Tentang Sanksi : Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor 1-E tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan Peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000
sampai Rp 150.000.000 bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai peraturan.
2.1.2 Ketepatan Waktu
Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Ketepatan waktu merupakan rentang waktu
antara tanggal laporan keuangan perusahaan dengan tanggal ketika informasi keuangan perusahaan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas
informasi keuangan yang dilaporkan McGee, 2007. Menurut Rachmawati 2008 dalam Marpaung 2012 menjelaskan bahwa
“tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar
Universitas Sumatera Utara
15
dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut”.
Laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu akan bermanfaat bagi para penggunanya karena masih memiliki kesempatan atau kemampuan untuk
mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dan apabila tidak disampaikan tepat waktu maka akan menyebabkan informasi di dalam laporan keuangan tersebut
kehilangan nilai dalam mempengaruhi kualitas keputusan yang hendak diambil. Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP-
36PM2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen harus disampaikan selambat-lambatnya pada
akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Di dalam penelitian Astuti 2007 diuji beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi ketepatan waktu di dalam pelaporan keuangan, diantaranya adalah: 1.
Leverage Dalam penelitiannya, leverage yang diproksikan dengan debt to equity
ratio menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan dimana dapat dilihat struktur resiko tidak tertagihnya hutang. Rasio
leverage yang dikenal dengan debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari tepat waktu atau tidak tepat waktunya suatu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
16
perusahaannya. Ukuran perusahaan dinyatakan dengan menggunakan market capitalization atau market value.
3. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, profit dapat dikatakan
sebagai berita baik bagi perusahaan sehingga perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Disimpulkan
bahwa perusahaan yang menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya apabila dibandingkan dengan
perusahaan yang mengalami kerugian. 4.
Kepemilikan Perusahaan Berdasarkan struktur kepemilikan di dalam perusahaan terbagi menjadi
2 yaitu struktur kepemilikan luar dan struktur kepemilikan dalam. Pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan lebih besar
untuk menekan manajemen perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu. Pihak luar membutuhkan informasi
finansial berupa laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu untuk pengambilan keputusan investasi mereka. Sedangkan
kepemilikan dalam kepemilikan manajemen adalah para pemegang saham yang juga sebagai pemilik perusahaan dimana secara aktif ikut
didalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Hak kepemilikan manajemen adalah hak mutlak yang
juga dipunyai oleh para manajemen terhadap perusahaan. Hak
Universitas Sumatera Utara
17
kepemilikan ini dapat dilihat dari jumlah modal yang ditanamkan oleh para manajer yang bersangkutan.
5. Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan kredibilitas maupun reputasi perusahaan di mata masyarakat. Apabila perusahaan sudah lama
berdiri biasanya dianggap memiliki kinerja yang baik dan mampu membuktikan bahwa perusahaan mampu bertahan dan meraih laba
dalam berbagai kondisi ekonomi sehingga menimbulkan kepercayaan masyarakat.
6. Reputasi Auditor
Menurut Johnson dan Lys 1990 dalam Na’im 1999 ukuran auditor berhubungan dengan kualitas auditor. Dalam hal ini kualitas auditor
diukur dengan ukuran apakah kantor akuntan merupakan anggota KAP besar atau bukan.
7. Opini Auditor
Opini audit merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor setelah melalui beberapa tahapan audit yang dilakukan sehingga menghasilkan
kesimpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya. Biasanya perusahaan yang diberikan pernyataan
unqualified opinion oleh auditor pada laporan keuangannya akan menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu karena
pernyataan unqualified opinion dianggap sebagai berita baik good news perusahaan sehingga dipercepat penyampaiannya.
Universitas Sumatera Utara
18
2.1.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
a. Opini Audit
Opini audit merupakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal material, yang didasarkan atas
kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berlaku umum yang dinyatakan oleh auditor Mulyadi,
2002. Terdapat lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:
1. Unqualified Opinion Pendapat Wajar tanpa Pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat
pengecualian yang signifikan. Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan
oleh para pengguna. Menurut Arens, dkk 2008:61, laporan audit standar tanpa
pengecualian diterbitkan bila kondisi berikut terpenuhi : a.
Laporan keuangan lengkap. b.
Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan.
c. Ketiga standar pekerja lapangan telah terpenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Universitas Sumatera Utara
19
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu
untuk menambahkan sebuah paragraph penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan.
2. Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph Pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan Auditor dapat memberikan opini ini apabila terdapat hal-hal yang
memerlukan bahasa penjelasan namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan. Menurut Arens, dkk 2008:65 penyebab dari penambahan paragraf
penjelasan adalah: a.
Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Keraguan yang substansial mengenai going concern.
c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang dirumuskan. d.
Penekanan pada suatu hal atau masalah. e.
Laporan yang melibatkan auditor lain. 3.
Qualified Opinion Pendapat Wajar dengan Pengecualian Pendapat ini diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan yang
disajikan adalah wajar tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan dimana pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Menurut Mulyadi 2002:21 auditor
Universitas Sumatera Utara
20
memberikan opini ini apabila dalam auditannya auditor menemukan kondisi-kondisi seperti ini:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting
atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien
maupun auditor. c.
Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
d. Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
4. Adverse Opinion Pendapat Tidak Wajar
Pendapat ini diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum
sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Jika
laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar maka informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan tersebut sama sekali tidak
dapat dipercaya sehingga tidak dapat digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
5. Disclaimer Opinion Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
Universitas Sumatera Utara
21
Pendapat ini diberikan apabila auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan kliennya telah disajikan secara wajar atau
tidak. Menurut Mulyadi 2002:22 kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah adanya
pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit danatau auditor tidak independen dalam hubungannya dengan
kliennya. b.
Audit Report Lag Audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan
audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di
laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan audit.
Menurut Dibia dan Onwuchekwa 2013 menyatakan “Audit report lag is the number of days from the accounting year end of a company
and the audit report date”. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa audit report lag sangat berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karenanya, semakin rendah audit report lag maka pelaporan keuangan cenderung lebih tepat waktu
begitu juga sebaliknya. c.
Reputasi KAP Kantor Akuntan Publik KAP adalah badan usaha yang memperoleh
izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam hal
Universitas Sumatera Utara
22
pemberian jasa professional untuk membantu perusahaan dalam penyampaian laporan keuangannya kepada publik dengan informasi
yang akurat dan terpercaya. Maka dari itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang memiliki reputasi yang besar karena jasa KAP yang
memiliki reputasi besar cenderung meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan tersebut KAP yang baik ini biasanya berafiliasi
dengan KAP besar dunia yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm Big 4. Berikut adalah kategori KAP di Indonesia
yang berafiliasi dengan The Big Four adalah: 1.
KAP Price Waterhouse Coopers, yang berafiliasi dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.
2. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang berafiliasi dengan Omsan,
Ramli, Satrio dan rekan. 3.
KAP Ernst and Young, yang berafiliasi dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.
4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang berafiliasi
dengan KAP Siddharta, Siddharta dan Widjaja. The Big Four merupakan empat kantor akuntan publik berskala
internasional yang terbesar saat ini, yang menangani sebagaian besar audit bagi perusahaan, baik terbuka publik maupun tertutup private.
KAP The Big 4 sudah ada sejak tahun 2001. Dahulu, kelompok ini dikenal dengan “delapan besar” yang kemudian dikurangi menjadi
“Big Five” oleh serangkaian merger. Lalu dari “Big Five” menjadi
Universitas Sumatera Utara
23
“Big Four” disusul dengan kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen, yang mengaudit laporan keuangan Enron. Masing-masing
KAP ini berasal dari berbagai negara di dunia. KAP Ernst Young didirikian oleh seorang akuntan dari Scotlandia. Pricewaterhouse
Coopers dan Deloitte berasal dari Inggris. KPMG berasal dari Belgia dan Belanda yang merupakan gabungan dari dua kantor akuntan besar.
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu. Ukuran
perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pengukuran yang
menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan
dengan nilai pasar dan penjualan. Perusahaan yang memiliki total aset yang lebih besar menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki arus kas yang positif dan dianggap memiliki proyek yang baik dalam jangka waktu panjang dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki total aset yang lebih kecil. e.
Sanksi BEI PT Bursa Efek Jakarta merupakan perseroan yang berkedudukan di
Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli Efek
Universitas Sumatera Utara
24
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Pengenaan sanksi untuk keterlambatan penyampaian Laporan
Keuangan sebagaimana yang tercatat di dalam Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan adalah sebagai berikut :
1 Peringatan tertulis 1, atas keterlambatan penyampaian Laporan
Keuangan sampai 30 tiga puluh hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan.
2 Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- lima
puluh juta rupiah, apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan
Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan.
3 Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp
150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah, apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas
waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana
dimaksud dalam Peringatan tertulis II di atas. 4
Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap
tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan
Universitas Sumatera Utara
25
atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda
sebagaimana dimaksud dalam Peringatan tertulis II dan Peringatan tertulis III di atas.
5 Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila
Perusahaan Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Peringatan tertulis
II dan Peringatan tertulis III di atas.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Christina Dwi Astuti
2007 Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan
keuangan -
Reputasi auditor
- Opini auditor
- Ukuran
perusahaan -
Ketepatan waktu
pelaporan Reputasi auditor,
opini auditor dan ukuran
perusahaan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
26
Asli Gunduzay Turel
2010 Timeliness of
Financial Reporting in
Emerging Capital Markets:
Evidence from Turkey
-
Company’s size
-
Auditor’s firm
-
Audit opinion Auditor’s firm
and audit opinion are found
statistically significant
Company’s size is found negative
but statistically not significant
Yan Christin Br Sembiring
2010 Analisis Faktor-
faktor yang Berpengaruh
Terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan pada
Perusahaan Perkebunan dan
Pertambangan yang Terdaftar di
BEI -
Audit report lag
- Ukuran
perusahaan -
Opini audit -
Ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Ukuran perusahaan dan
audit report lag berpengaruh
negatif signifikan terhadap
ketepatan waktu pelaporan
keuangan Opini audit tidak
berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan
keuangan Iffani Dinita
2011
Pengaruh Opini Audit dan Audit
Report Lag Terhadap
Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan dengan Reputasi
KAP sebagai variabel
moderating pada Perusahaan
Manufaktur di
- Opini audit
- Audit report
lag -
Reputasi KAP -
Ketepatan waktu
penyampaian laporan
keuangan Audit report lag
secara signifikan mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan Opini audit tidak
signifikan mempengaruhi
ketepatan waktu
Universitas Sumatera Utara
27 Bursa Efek
Indonesia BEI
pelaporan keuangan
Reputasi KAP secara simultan
dapat memperkuat
pengaruh opini audit dan audit
report lag terhadap
ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan
Rio Salomo Sidauruk
2012 Analisis Faktor-
faktor yang Berpengaruh
terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan
Keuangan Perusahaan
Publik Sektor Jasa Pariwisata
yang Terdaftar di BEI
- Reputasi KAP
- Ukuran
perusahaan -
Ketepatan waktu
penyampaian laporan
keuangan Reputasi KAP
memiliki pengaruh negatif
dan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan perusahaan
Ukuran perusahaan
memiliki pengaruh positif
dan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
28
Ika Enda Sukanti 2015
Analisis Faktor- faktor yang
mempengaruhi Audit Timeliness
pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
- Kualitas
auditor Reputasi
KAP
- Audit report
lag -
Ukuran perusahaan
- Audit
timeliness ketepatan
waktu Ukuran
perusahaan dan kualitas auditor
tidak berpengaruh signifikan
terhadap audit timeliness
Audit report lag berpengaruh
signifikan terhadap audit
timeliness Hedy Kuswanto
dan Sodikin Manaf
2015 Faktor-faktor
yang mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan ke publik Studi
empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-
2013 -
Opini auditor -
Ukuran perusahaan
- Reputasi KAP
- Ketepatan
waktu penyampaian
laporan keuangan
Opini auditor secara signifikan
berpengaruh terhadap
ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan Ukuran
perusahaan dan reputasi KAP
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian