Gambar 4.31 Abrupt Wear pada kondisi pemotongan Low-Low-Low
4.1.3 8 Kondisi Pemotongan Akutual
Berikut adalah nilai TL Tool Life ketika VB = 0,22mm:
Tabel 4.3 Hasil Kondisi Pemotongan untuk VB = 0,22mm
No, v
f a
VB TL
mmin mmmin
mm mm
min 1
75 0,15
1,5
0,22 4,9
2 75
0,15 1,0
11,25 3
75 0,10
1,5 13,15
4 75
0,10 1,0
19,51 5
65 0,15
1,5 13,2
6 65
0,15 1,0
41,5 7
65 0,10
1,5 34,6
8 65
0,10 1,0
44,1
Dalam berbagai situasi proses pemesinan tidak akan berlangsung terus sebagaimana yang dikehendaki karena akin lama pahat akan menunjukkan tanda-
tanda yang menjurus pada kegagalan proses pemesinan. Selama proses pembentukan geram berlangsung, pahat dapat mengalami kegagalan dari
Universitas Sumatera Utara
fungsinya yang normal karena berbagai sebab jenis material benda kerja, material pahat, kecepatan potong, kedalaman potong, gerak pemakanan, dan geometri
pahat. Keausan secara bertahap membesar pada bidang aktif pahat. Keausan pahat akan tumbuh atau membesar dengan bertambahnya waktu pemotongan
sampai pada pahat yang bersangkutan dianggap tidak dapat digunakan lagi karena telah ada tanda-tanda tertentu yang menunjukkan bahwa umur dari pahat telah
habis. Semakin besar keausankerusakan yang diderita pahat maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jika pahat masih tetap digunakan maka pertumbuhan keausan
akan semakin cepat dan pada suatu saat ujung pahat akan rusak. Dilakukan proses pengujian terhadap 8 kondisi pemotongan yang berbeda
yaitu dengan cara member variasi harga dari variabel v, f, dan a. Didapatkan bahwa jenis keausan yang dialami oleh pahat adalah jenis flank wearVB,
diketahui dari bidang yang mengalami keausan adalah bidang utamamayor. Bidang utama adalah bidang yang bersentuhan langsung dengan benda kerja. Ini
terjadi karena pahat mengalami gesekan dengan benda kerja serta geram yang dihasilkan dari pahat yang tidak center, apabila pahat dipasang dibawah center
pahat akan menerima beban lebih besar dan terjadi peningkatan keausan pada bidang bgeruk bahkan pahat bisa sampai retak atau pecah.
Keausan tepi secara dominan dipengaruhi oleh kecepatan potong. Semakin tinggi kecepatan potong maka akan semakin cepat pahat mengalami keausan, dan
itu berarti akan mempersingkat umur dari pahat. Setelah pemaparan mengenai pertumbuhan aus pahat, maka didapatkanlah
gambar dari keadaan akhir dari pahat. Keadaan akhir dari pahat yang telah diuji menunjukkan keadaan aus ditampilkan pada gambar 4.32 sampai dengan gambar
4.39 berturut-turut sebagaimana pada tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.32 Penampakan utuh keausan pahat pada Kondisi Pemotongan High-High-High
Gambar 4.33 Penampakan utuh keausan pahat pada High-High-Low
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.34 Penampakan utuh keausan pahat pada High-Low-High
Gambar 4.35 Penampakan utuh keausan pahat pada High-Low-Low
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.36 Penampakan utuh keausan pahat pada Low-High-High
Gambar 4.37 Penampakan utuh keausan pahat pada Low-High-Low
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.38 Penampakan utuh keausan pahat pada Low-Low-High
Gambar 4.39 Penampakan utuh keausan pahat pada Low-Low-Low
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.40 Pahat PVD baru dengan Pembesaran 200x
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.41 Pahat PVD setelah dilakukan penelitian dengan Pembesaran 200x
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis Varians ANOVA