8 KONDISI PEMOTONGAN EKSPERIMEN Hasil

komposisi dari material lebih keras dari yang diprediksikan. Kemudian untuk nilai variabel f dan a, pahat PVD tidak mampu untuk melakukan pemesinan sampai kepada waktu pemesinan sebesar 5 menit, maka diputuskan agar penelitian dilaksanakan dengan f antara 0,10 sampai dengan 0,15 dan a antara 1,0 dan 1,5.

4.1.2 8 KONDISI PEMOTONGAN EKSPERIMEN

Berikut adalah tabel dari hasil percobaan lengkap dengan nilai VB akhir dan umur pahat. Tabel 4.2 Hasil Kondisi Pemotongan No. v f a VB TL mmin mmmin mm mm Min Sec Total Min 1 75 0,15 1,5 0,33 5 28 5,47 2 75 0,15 1,0 0,22 11 15 11,25 3 75 0,10 1,5 0,23 15 56 15,93 4 75 0,10 1,0 0,22 21 43 21,71 5 65 0,15 1,5 0,30 14 13 14,21 6 65 0,15 1,0 0,22 41 30 41,50 7 65 0,10 1,5 0,24 36 23 36,38 8 65 0,10 1,0 0,30 52 43 52,71 Setelah dilakukan pengujian dan hasil pengujian menunjukkan pertumbuhan aus pahat yang ditunjukkan pada gambar 4.1 sd gambar 4.41 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 1 Gambar 4.1 memberikan informasi tentang hubungan antara waktu pemotongan tc dan keausan yang dialami oleh pahat VB. Dapat dilihat dari grafik bahwa untuk mencapai VB sebesar 0.33mm dibutuhkan waktu selama kurang lebih 5 menit. Grafik dimulai dari nol yang kemudian menanjak naik sampai VB 0.05mm sampai menit pertama. Setelah menanjak, grafik kemudian melandai sampai kepada VB 0.09mm. Grafik landai ini terjadi pada menit pertama sampai kepada menit ketiga. Kemudian grafik menanjak kembali secara cepat. Setelah diamati diperoleh VB pengukuran terakhir dari grafik menunjukkan harga 0.33mm dengan waktu 5menit. -0,05 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,00 2,00 4,00 6,00 VBmm Tool Life min HHH HHH Poly. HHH Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Keadaan Initial Wear pada kondisi pemotongan High-High-High Gambar 4.3 Keadaan aus sisi terjadi Chipping pada kondisi pemotongan High- High-High Universitas Sumatera Utara Gamba 4.4 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 2 Pada kondisi pengujian kedua diperlihatkan pada grafik 4.2. Informasi yang diberikan oleh grafik adalah terjadi grafik yang menanjak sesaat ketika proses pembubutan sampai pada VB sebesar 0.072mm selama waktu kurang lebih 2 menit. Garik kemudian menjadi landai seiring dengan bertambah waktu pemotongan, ini terjadi pada menit ke 5 sampai dengan meni ke 7. VB yang dialami pahat sampai menit ke 7 adalah sebesar 0.124mm. kemudian grafik kembali menanjak secara cepat sampai pada VB 0.225mm pada menit ke 11. Gambar 4.5 Initial Wear pada kondisi pemotongan High-High-Low 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 5 10 15 VBmm Tool Lifemin HHL HHL Poly. HHL Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Gradual Wear pada kondisi pemotongan High-High-Low Gambar 4.7 Abrupt Wear dan terjadi Chipping pada kondisi pemotongan High- High-Low Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 3 Setelah diamati dari grafik, initial wear terjadi sampai diperoleh VB 0.06mm dengan waktu 2 menit. Kemudian grafik mulai landai dari menit ke 2 sampai dengan menit ke 8 yaitu VB sebesar 0.099mm. Bagian landai ini disebut gradual wear yang menunjukkan hubungan antara waktu pemotongan dan keausan yang dialami adalah konstan. Kemudian grafik menanjak kembali dengan cepat sampai kepada VB 0.237mm pada menit ke 13. Gambar 4.9 Intial Wear pada kondisi pemotongan High-Low-High -0,05 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 5 10 15 VBmm Tool Lifemin HLH HLH Poly. HLH Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10 Gradual Wear pada kondisi pemotongan High-Low-High Gambar 4.11 Abrupt Wear pada kondisi pemotongan High-Low-High Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 4 Gambar 4.12 menunjukkan pembubutan berlangsung selama 19 menit. Grafik menunjukkan kenaikkan yang curam pada saat dimulai proses pembubutan sampai kepada menit ke 4 dan VB sebesar 0.105mm. Kemudian grafik mulai landai kembali sampai kepada menit ke 13 dengan nilai VB 0.14mm. Terjadi pertumbuhan aus pahat yang sangat cepat pada kondisi menanjak yang disebut abrupt wear dan didapatkan nilai VB sebesar 0.223mm dengan waktu pemotongan 19 menit. Gambar 4.13 Intial Wear pada kondisi pemotongan High-Low-Low 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 5 10 15 20 25 VBmm Tool Lifemin HLL HLL Poly. HLL Universitas Sumatera Utara Gambar 4.14 Gradual Wear pada kondisi pemotongan High-Low-Low Gambar 4.15 Abrupt Wear pada kondisi pemotongan High-Low-Low Universitas Sumatera Utara Gambar 4.16 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 5 Plot pertumbuhan aus yang dialami oleh pahat pada kondisi pemotongan ke 5 ditunjukkan pada gambar 4.9. Berdasarkan gambar, grafik menunjukkan kondisi yang menanjak sampai kepada 4 menit 30 detik. Harga keausan pahat yang diperoleh selama kondisi menanjak mula ini sebesar 0.066mm. Kemudian grafik menunjukkan perubahan dari kondisi curam menjadi landai, ini terjadi dari menit ke 4 sampai dengan menit ke 8. Daerah grafik landai ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan pertumbuhan pahat yang konstan sejalan dengan bertambahnya waktu pemotongan. Kemudian grafik kembali menanjak, berarti terjadi pertumbuhan aus yang cepat pada selang waktu ini. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan keausan terbesar atau VB max sebesar 0.3mm, waktu yang diperlukan untuk mencapai VB max adalah sebesar 14menit. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 5 10 15 VBmm Tool Lifemin LHH LHH Poly. LHH Universitas Sumatera Utara Gambar 4.17 Intial Wear pada kondisi pemotongan Low-High-High Gambar 4.18 Gradual Wear pada kondisi pemotongan Low-High-High Universitas Sumatera Utara Gambar 4.19 Abrupt Wear pada kondisi pemotongan Low-High-High Gambar 4.20 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 6 Plot pada pengujian keenam ditunjukkan pada gambar 4.11. Grafik pada gambar tersebut menunjukkan bahwa grafik menanjak hingga VB sebesar 0.06mm pada 8menit 30detik. Dan grafik kemudian menjadi landai sampai kepada VB 0.108mm pada menit ke 27. Dan Grafik menjadi curam kembali sampai VB mencapai 0.222mm dengan waktu pemotongan sebesar 41.5 menit. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 10 20 30 40 50 VBmm Tool Lifemin LHL LHL Poly. LHL Universitas Sumatera Utara Gambar 4.21 Intial Wear pada kondisi pemotongan Low-High-Low Gambar 4.22 Gradual Wear pada kondisi pemotongan Low-High-Low Universitas Sumatera Utara Gambar 4.23 Abrupt Wear pada kondisi pemotongan Low-High-Low Gambar 4.24 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 7 Plot pada pengujian ke 7 ditunjukkan pada gambar 4.12. Grafik pada gambar tersebut menunjukkan bahwa grafik menanjak hingga VB sebesar 0.054mm pada menit ke 6. Dan grafik kemudian menjadi landai sampai kepada VB 0.093mm pada menit ke 23. Dan Grafik menjadi curam kembali sampai VB mencapai 0.244mm dengan waktu pemotongan sebesar 36.4 menit. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 10 20 30 40 VBmm Tool Lifemin LLH LLH Poly. LLH Universitas Sumatera Utara Gambar 4.25 Intial Wear pada kondisi pemotongan Low-Low-High Gambar 4.26 Gradual Wear pada kondisi pemotongan Low-Low-High Universitas Sumatera Utara Gambar 4.27 Abrupt Wear pada kondisi pemotongan Low-Low-High Gambar 4.28 Umur Pahat vs Aus Tepi untuk Kondisi Pemotongan 8 Pada kondisi pemotongan terakhir yaitu v pada 65mmin, f 0.1mm dan a 1.0mm. Daerah initial wear terjadi sampai VB sebesar 0.118mm dengan waktu pemotongan sebesar 19 menit. Kemudian daerah gradual wear terjadi sampai VB mencapai nilai 0.134mm dengan waktu sebesar 25menit. Kemudian VB mencapai 0.307mm ketika waktu pemotongan mencapai 52menit. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 20 40 60 VBmm Tool Lifemin LLL LLL Poly. LLL Universitas Sumatera Utara Gambar 4.29 Intial Wear pada kondisi pemotongan Low-Low-Low Gambar 4.30 Gradual Wear pada kondisi pemotongan Low-Low-Low Universitas Sumatera Utara Gambar 4.31 Abrupt Wear pada kondisi pemotongan Low-Low-Low

4.1.3 8 Kondisi Pemotongan Akutual