Tahap Ekesperimen Sensitivitas Hasil

BAB IV HASIL DAN DISKUSI

4.1 Hasil

4.1.1 Tahap Ekesperimen Sensitivitas

Total 8 kondisi pemotongan sebagimana telah ditentukan, ditampilkan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Kondisi Pemotongan Eksperimen No. v f a Note Aus pahat 1 75 0,15 1,5 HHH VB + Excessive Chipping 2 75 0,15 1,0 HHL VB + Chipping 3 75 0,10 1,5 HLH VB + Excessive Chipping 4 75 0,10 1,0 HLL VB + Built-up Edges 5 65 0,15 1,5 LHH VB + Built-up Edges 6 65 0,15 1,0 LHL VB 7 65 0,10 1,5 LLH VB 8 65 0,10 1,0 LLL VB Pada awal penelitian, nilai v yang direncanakan untuk kondisi High adalah sebesar 300mmin dan kondisi low sebesar 200mmin. Akan tetapi, ketika pembubutan pertama dilakukan dengan v = 300mmin, maka terjadi catastrophic failure karena pahat yang digunakan tidak hanya langsung habis tetapi langsung rusak pada saat pembubutan kurang dari setengah panjang pemotongan yaitu dibawah 100mm. Maka dilakukan penggantian sisi mata pahat pada pahat pertama dengan menentukan kondisi High pada penelitian ini adalah sebesar 200mmin dan kondisi low adalah 100mmin. Pada percobaan kedua ini, pahat juga aus pada run pertama, tetapi aus terjadi pada saat panjang pemotongan sekitar 100mm. Maka dilakukan penggantian sisi mata pahat lagi, dalam hal ini sebuah pahat yang digunakan dalam penelitian memiliki 8 sisi yang dapat digunakan. Dan ditentukan bahwa kondisi High adalah sebesar 100mmin dan Low pada 75mmin. Sisi mata pahat tersebut dapat bertahan dalam run pertama, akan tetapi v = Universitas Sumatera Utara 100mmin tidak dapat digunakan dalam penelitian karena tool life dalam kondisi High harus mencapai nilai minimum sebesar 5 menit. Maka dilakukan pengujian keempat dengan kondisi High sebesar 75mmin dan Low sebesar 55mmin. Dan dengan gerak makan f sebesar 0,3mm untuk High dan 0,2mm untuk Low. Akan tetapi tidak dapat bertahan sampai 5 menit, maka diturunkan nilai f menjadi 0,1mm dan 0,2mm. Kemudian setelah berdiskusi maka nilai f untuk kondisi High diturunkan menjadi 0,15mm. Sedangkan untuk nilai kedalaman potong a yang awalnya 2mm untuk kondisi High diturunkan karena pahat PVD yang digunakan tidak dapat memotong sama sekali maka nilai a diturunkan menjadi 1,5mm. Maka diputuskan untuk kondisi High-High-High nilai v, f, dan a beruturut-turut adalah 75mmin, 0,15mmrev, dan 1,5mm. Dan didapatkan nilai Tc umur pahat sebesar 5 menit 28 detik. Setelah didapatkan umur pahat untuk kondisi High-High-High maka dilakukan untuk mendapatkan umur pahat untuk kondisi Low-Low-Low yang nilai v, f, dan a berturut-turut adalah 55mmin, 0,1mmrev dan 0,1mm didapatkan umur pahat diatas 80menit. Maka kecepatan potong yang awalnya sebesar 55mmin dinaikkan menjadi 65mmin. dan didapatkan umur pahat sekitar 52 menit. Dan data yang harus dikumpulkan pada awalnya berjumlah 12 data dengan metode Box-Behnken diganti menjadi 8 data dengan metode factorial yang dikarenakan jarak antara High dan Low terlampau sedikit, maka diputuskan dalam penelitian ini digunakan metode factorial dengan nilai parameter High-High-High dan Low-Low-Low adalah sebagai berikut: Kondisi v f a High-High-High 75mmin 0,15mmrev 0,15mm Low-Low-Low 65mmin 0,10mmrev 0,10mm Harga variabel v,f, dan a ditetapkan dalam perencanaan pemesinan untuk menentukan korelasi antara umur pahat dengan ketiga variabel diatas. Penentuan harga masing-masing v, f, dan a dilakukan dengan membaginya kedalam 2 golongan yaitu H high dan L low. Namun, setelah dilakukan pengujian harga dari variabel v kecepatan pemotongan tidak bisa dijaga pada kecepatan yang diinginlkan. Sehinnga nilai dari v menjadi beragam. Ini disebabkan karena Universitas Sumatera Utara komposisi dari material lebih keras dari yang diprediksikan. Kemudian untuk nilai variabel f dan a, pahat PVD tidak mampu untuk melakukan pemesinan sampai kepada waktu pemesinan sebesar 5 menit, maka diputuskan agar penelitian dilaksanakan dengan f antara 0,10 sampai dengan 0,15 dan a antara 1,0 dan 1,5.

4.1.2 8 KONDISI PEMOTONGAN EKSPERIMEN