9
2.1.2. Standarisasi Helmet Sepeda
Helmet yang digunakan oleh masyarakat di negara maju pada umumnya sudah mempunyai standard tertentu sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintahnya. Diantara standar-standar helmet sepeda yang dikenal luas dan banyak menjadi referensi antara lain Australia Standard EN 397. ASNZS
1801.SS98, European EN helmet standard EN 1078.1990 dan lain-lain. Untuk masing-masing standar memiliki klasifikasi yang berbeda
berdasarkan kegunaan dan material yang digunakan. ANSI mengelompokkan dalam dua tipe:
1. Helmet yang digunakan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh
bebas dari ketinggian tertentu umumnya digunakan oleh pekerja konstruksi.
2. Helmet yang digunakan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh
bebas juga dari benda yang datang dari arah lateral baik dari arah depan, samping dan belakang umumnya digunakan oleh petugas pemadam
kebakaran.
2.2. Komposit
Komposit adalah penggabungan dari bahan yang dipilih berdasarkan kombinasi sifat fisik masing-masing material penyusun untuk menghasilkan
material baru dengan sifat yang baru dan unik dibandingkan sifat material dasar, sebelum dicampur dan terjadi ikatan permukaan antara masing-masing material
penyusunnya. Material komposit terdiri dari dua bagian utama yaitu matriks, dan penguat
reinforcement. Pada desain struktur dilakukan pemilihan matriks dan penguat,
Universitas Sumatera Utara
10
hal ini dilakukan untuk memastikan kemampuan material sesuai dengan produk yang akan dihasilkan gabungan makroskopis fasa-fasa pembentuk komposit sperti
terlihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Gabungan makroskopis fasa-fasa pembentuk komposit Keterangan Gambar:
a. Matriks berfungsi sebagai penyokong, pengikat fasa, penguat.
b. Penguatserat merupakan unsur penguat kepada matriks.
c. Komposit merupakan gabungan, campuran dua atau lebih bahan bahan
yang terpisah. Penggabungan dua material atau lebih dapat di bedakan menjadi makro
komposit dan mikro komposit. Sifat penggabungan makro adalah dapat dibedakan secara langsung dengan cara melihat, penggabungannya secara fisis
dan mekanis, penggabungannya dapat dipisahkan secara fisis ataupun secara mekanis seperti, Kevlar, Glass Fiber Reinforced Plastic GFRP .
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa material komposit dibuat dengan penggabungan secara makro. Karena material komposit merupakan
material gabungan secara makro, maka material komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran kombinasi dua atau
lebih unsur–unsur utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk atau komposisi material dan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan.
Keunggulan komposit dapat dilihat dari sifat-sifat bahan pembentuknya serta ciri-ciri komposit itu sendiri, antara lain:
a. Matriks + b. PenguatSerat c. Komposit
Universitas Sumatera Utara
11
a. Bahan ringan, kuat dan kaku.
b. Struktur mampu berubah mengikuti perubahan keadaan sekitarnya.
c. Unggul atas sifat-sifat bahan teknik yang diperlukan, kekuatan yang
tinggi, keras, ringan serta tahan terhadap impak. Dalam desain struktur pada penelitian ini, jenis matriks yang akan
digunakan adalah Polyester resin BTN 157 dan penguat serat TKKS. Matriks ini tergolong jenis polimer thermoset yang memiliki sifat dapat mengeras pada suhu
kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pembentukannya. Skema struktur komposit diperlihatkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Klasifikasi bahan komposit Komposit berdasarkan jenis penguatnya dapat dijelaskan:
1. Komposit Partikel Particle Reinforced
Merupakan komposit yang diperkuat partikel, penguat dalam satu atau lebih partikel yang tersebar diikat oleh matriks yang berbeda fasa. Komposit
Composite
Struct
urral
Particle
Reinforced
Fiber
Reinforced
Large
Particle
Dispersion
Strengthened
Continuous
Aligned
Discontinuou
sshort
Lamin
ates
Sandwich
Panels
Alig
ned
Rando
mly
Universitas Sumatera Utara
12
partikel diperkuat oleh logam, polymer, keramik. Komposit partikel terdiri dari partikel besar dan partikel kecil. Partikel Besar Large Particle, merupakan
hubungan antar matriks dan partikel merupakan suatu rangkaian kesatuan yang memiliki sifat-sifat bahan fasa partikel lebih keras dan lebih kaku dari pada fasa
matriks. Sebagai contoh bahan campuran semen dan kerikil. Partikel Kecil Dispersion Strengthened, hubungan antar matriks dan partikel bukan merupakan
suatu rangkaian kesatuan yang memiliki sifat lebih kuat dan kaku dibandingkan komposit partikel besar seperti kekuatan alloy nikel.
2. Komposit Serat Fiber Reinforced
Komposit serat merupakan komposit yang diperkuat serat fasa penguat berbentuk serat dalam diikat oleh matriks, diameter 0,01 – 0,1 µm. Ukuran serat
sangat menentukan bahan komposit menerima gaya-gaya luar. Semakin panjang ukuran serat maka semakin efisien dalam menerima gaya searah serat. Panjang
serat berfungsi untuk menghilangkan kemungkinan retak sepanjang batas pertemuan serat dengan matriks selain itu juga berfungsi mencegah cacat
permukaan. Jenis-jenis komposit serat antara lain adalah Continuous Fiber Composite, Chopped Fiber Composite, Woven Fiber Composite, Hybrid
Composite. 3.
KompositStruktur Laminat Komposit yang terdiri dari dua bahan yang berlainan laminat, terdiri atas
susunan fasa penguat dan matriks dalam bentuk laminat bisa dalam arah searah, dan tegak lurus atau arah tidak beraturan tergantung pada keperluan terhadap
beban. Arah serat tentunya akan mempengaruhi kekuatan dan kemampuan serat menahan beban pada suatu komposit.
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.1. Material Komposit Penyusun Struktur Helmet sepeda
Material yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu komposit busa polimer diperkuat serat TKKS sebagai bahan teknik alternatif. Untuk
mendapatkan struktur komposit yang kuat, serat TKKS dicampur dengan resin thermoset. Material penyusun lainnya adalah blowing agent untuk menghasilkan
foam sehingga berat struktur tersebut menjadi lebih ringan, katalis yang berfungsi mengeraskan resin, serta larutan pembersih serat dan pelumas.
1. Serat TKKS Tandan Kosong Kelapa Sawit
Limbah berbentuk padat dari pabrik kelapa sawit umumnya berbentuk tandan kosong, cangkang dan serat buah. Dari berbagai jenis komponen limbah
pabrik kelapa sawit yang dihasilkan, tandan kosong kelapa sawit TKKS merupakan komponen yang paling banyak.
Secara umum pengelolaan limbah terdiri dari dua aspek yaitu penanganan limbah dan pemanfaatan limbah. Penanganan limbah untuk mengurangi daya
cemar dan pemanfaatan limbah untuk mendapatkan nilai tambah. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk memanfaatkan tandan
kosong kelapa sawit adalah sebagai bahan baku pembuatan pulp Darnoko dkk, 1995, Penelitian menunjukkan bahwa kandungan seratnya cukup tinggi sehingga
tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan pengisi polimer, seperti bahan pengisi jenis kayu dan turunan selulosa, karena harganya murah,
ringan dan dapat diperbaharui. Tandan kosong kelapa sawit TKKS banyak mengandung serat disamping
zat-zat lainnya. Bagian dari tandan yang banyak mengandung serat atau selulosa adalah bagian pangkal dan ujungnya yang runcing dan keras. Secara umum sifat
Universitas Sumatera Utara
14
fisik dan morfologi serat tandan kosong kelapa sawit TKKS diperlihatkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sifat Fisik dan Morfologi Tandan Kosong Kelapa Sawit
Parameter Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS
Bagian Pangkal Bagian Ujung
Panjang Serat mm
1,20 0,76
Diameter Serat μm
15,00 114,34
Tebal dinding μm
3,49 3,68
Kadar serat
72,67 62,47
Kadar non serat
27,33 37,53
Sumber: Darnoko, dkk, 1995 Sementara komposisi dan sifat kimia dari Serat Tandan Kosong Kelapa
Sawit TKKS seperti diperlihatkan pada table 2.2. Tabel 2.2. Komposisi dan Sifat Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit
Komponen Kimia Komposisi
Lignin 22,23
Ekstraktif 6,37
Pentosan 26,69
Selulosa 37,76
Holoselulosa 68,88
Abu 6,59
Kelarutan dalam: 1 NaOH 29,96
Air Dingin 13,89
Air Panas 16,17
Sumber: Darnoko, dkk, 1995
Universitas Sumatera Utara
15
2. Polyester Resin BQTN 157-EX
Polyester resin BQTN 157-EX merupakan material polimer kondensat yang dibentuk berdasarkan reaksi antara kelompok polyol, yang merupakan
organik gabungan dengan alkohol multiple atau gugus fungsi hidroksi, dan polycarboxylic yang mengandung ikatan ganda. Tipikal jenis polyol yang
digunakan adalah glycol, seperti ethylene glycol. Sementara asam polycarboxylic yang digunakan adalah asam phthalic dan asam maleic adapun jenis polyester
resin yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4. Polyester Resin BTN 157-EX Poliester resin adalah jenis polimer thermoset yang memiliki struktur
rantai karbon yang panjang. Matriks jenis ini memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses
pembentukannya. Struktur material yang dihasilkan berbentuk crosslink dengan keunggulan pada daya tahan yang lebih baik terhadap jenis pembebanan statik dan
impak. Hal ini disebabkan molekul yang dimiliki material ini ialah dalam bentuk rantai molekul raksasa atom-atom karbon yang saling berhubungan satu dengan
lainnya. Dengan demikian struktur molekulnya menghasilkan efek peredaman yang cukup baik terhadap beban yang diberikan data mekanik material matriks
diperlihatkan pada Tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel 2.3. Karakteristik mekanik polyeter resin BTN 157-EX
3. Blowing Agent
Blowing agent adalah agen busa untuk menciptakan gelembung udara dalam struktur komposit jenis blowing agent yang digunakan pada penelitian ini
ialah:
1. Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C
2
H
4
O
2
. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH
3
-COOH, CH
3
COOH, atau CH
3
CO
2
H. Asam asetat murni disebut asam asetat glasial adalah cairan
higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H
+
dan CH
3
COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku
industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
Universitas Sumatera Utara
17
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5
juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati adapun senyawa asam asetat dapat dilihat
pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Informasi Umum Senyawa Asam Asetat
Informasi Nama sistematis
Asam etanoat Asam asetat
Nama alternatif Asam metana karboksilat
Asetil hidroksida AcOH Hidrogen asetat HAc
Asam cuka
Rumus molekul CH
3
COOH Massa molar
60.05 gmol Densitas dan fase
1.049 g cm
−3
, cairan 1.266 g cm
−3
, padatan Titik lebur
16.5 °C 289.6 ± 0.5 K 61.6 °F
[1]
Titik didih 118.1 °C 391.2 ± 0.6 K 244.5 °F
[1]
Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal
Keasaman pK
a
4.76 pada 25 °C
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari
kata Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada
asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas air membentuk kristal mirip es pada 16.7 °C, sedikit di bawah suhu ruang.
Universitas Sumatera Utara
18
Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakan singkatan resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil,
CH3 −C=O−. Pada konteks asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc,
meskipun banyak yang menganggap singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh di salah artikan dengan lambang unsur Aktinium Ac.
a. Sifat-sifat kimia
Atom hidrogen H pada gugus karboksil
−COOH dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H
+
proton, sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai
pK
a
= 4.8. Basa konjugasinya adalah asetat CH
3
COO
−
. Sebuah larutan 1.0 M asam asetat kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah.
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.
Dimer juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 °C. Dimer juga terjadi pada
larutan encer di dalam pelarut tak berikatan hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni. Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan
hidrogen misalnya air. Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–66.0 kJmol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol
–1
K
–1
. Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata
permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan latex tidak
melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini perlu
Universitas Sumatera Utara
19
digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika
suhu ruang melebihi 39 °C 102 °F, dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di udara ambang ledakan: 5.4-16.
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik polar, mirip seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2,
sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula
maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau non-polar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri
kimia.
b. Reaksi-reaksi kimia