Pada dasarnya tujuan suatu perizinan dapat ditentukan pada ketentuan yang mengatur perizinan itu atau pada pertimbangan peraturan
yang mengaturnya. Untuk itu pemerintah pemerintah dalam membuat dan
melaksanakan ketetapan yaitu kebijakan perizinan harus memperhatikan landasan pokok yang merupakan azas hukum, yaitu:
1. Azas Yuridiksitas rechtmatigheid
Artinya keputusan pemerintah tidak boleh melanggar hukum onrechtmatigheid.
2. Azas Legalitas wetmatigheid
Yaitu bahwa keputusan pemerintah itu dibuat berdasarkan suatu keputusan perundang-undangan.
3. Azas Diskresi
Yaitu wujud perbuatan pemerintah mengambil keputusan karena belum ada peraturan yang mengaturnya, sehingga diambil
kebijaksanaan oleh organ pemerintah dengan tidak melanggar azas yuridiksitas dan legalitas, demi kepentingan umum.
D. Dasar-dasar perizinan
Pada hakekatnya bahwa sistem perizinan ditetapkan oleh pemerintah untuk menciptakan ketentuan aktivitas masyarakat. Dengan
demikian dalam menciptakan kebijaksanaan pemerintah harus memuat
Universitas Sumatera Utara
aspek-aspek juridis dari sistem perizinan itu. Hal ini nantinya akan memudahkan pengertian dari masyarakat akan hak dan kewajiban yang
dibebankan oleh pemerintah kepada warga yang berkepentingan akan izin tersebut. Begitu juga dengan mekanisme sistem perizinan yang baik akan
mempermudah tugas pemerintah untuk melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Agar mekanisme tersebut dapat
dijalankan oleh pemerintah dengan harapan masyarakat akan mudah mengerti.
Pada umumnya sistem perizinan terdiri atas : 1.
Larangan
Larangan dan wewenang suatu organ pemerintahan untuk menyimpang dari larangan itu dengan memberi izin, harus ditetapkan
dalam suatu peraturan perundang-undangan. Ini timbul dari azas legalitas dalam negara hukum demokratis, pemerintah kekuasaan eksekutif hanya
memiliki wewenang-wewenang yang dengan tegas diberikan kepadanya dalam undang-undang dasar atau undang-undang lain. Latar belakang azas
ini, yang juga disebut sebagai azas pemerintahan berdasarkan undang- undang het beginsel van wetmatigheid van het bestuur, ialah keharusan
untuk memperoleh jaminan-jaminan tertentu terhadap penguasa. Karena itu tindakan-tindakan penguasa diikat pada aturan-aturan yang jelas.
Norma larangan yang diuraikan secara abstrak menunjukkan tingkah laku mana yang pada umumnya tidak diperbolehkan. Pelanggaran
Universitas Sumatera Utara
norma ini biasanya dikaitkan dengan sanksi-sanksi hukum administrasi atau sanksi-sanksi hukum pidana.
2. Izin
Norma larangan umum dikaitkan dengan norma umum yang memberikan kepada suatu organ pemerintah wewenang untuk
menggantikan larangan itu dengan persetujuan dalam suatu bentuk tertentu. Keputusan yang memberikan izin adalah suatu keputusan tata
usaha negara keputusan TUN. Keputusan TUN ialah keputusan sepihak dari suatu organ pemerintahan, diberikan atas dasar wewenang
ketatanegaraan atau ketatausahaan, yang menciptakan bagi suatu atau lebih keadaan konkrit, individual, suayu hubungan hukum, menetapkan secara
mengikat atau membebaskannya, atau dalam mana itu ditolak. Menurut akibat hukumnya, izin adalah keputusan TUN yang menciptakan hukum
atau konstitutif. Ini berarti bahwa dengan izin dibentuk suatu hubungan hukum tertentu. Dalam hubungan hukum ini oleh organ pemerintahan
diciptakan hak-hak izin dan kewajiban-kewajiban melalui ketentuan- ketentuan tertentu bagi yang berhak.
3. Ketentuan-ketentuan
Ketentuan-ketentuan adalah syarat-syarat yang menjadi dasar bagi organ pemerintahan memberi izin.
Syarat-syarat yang ditentukan itu adalah berhubungan dengan fungsi perizinan itu sebagai pengendalian masyarakat dari pemerintah
Universitas Sumatera Utara
untuk menjalankan aktivitas pihak yang bersangkutan. Untuk menetapkan atau mengeluarkan suatu izin azas-azas umum bagi prosedurpenerbitan
suatu izin yaitu yang dimulai dari permohonan sampai kepada pengumuman keputusan perizinan.
Pada dasarnya penerbitan suatu izin dimulai dari sistematika sebagai berikut:
a. Permohonan
Permohonan ialah permintaan dari yang berkepentingan akan suatu keputusan. Keputusan perizinan akan diberikan oleh pemerintah apabila
ada pemerintahan dari yang berkepentingan. Dari segi kepastian hukum dan penentuan jangka waktu adalah keputusan bentuk tertulis.
Permohonan tersebut memuat idientitas permohonan petunjuk mengenai izin yang diminta dan jangka waktu. Dalam mengajukan permohonan,
permohonan harus melampirkan data-data atau dokumen-dokumen yang berhubungan sebagai petunjuk kepada pemerintah untuk mengeluarkan
keputusan. Pada umumnya pemerintah menetapkan bentuk formulir permohonan sebagai standart untuk mengajukan permohonan karena lebih
praktis. Apabila permohonan tidak dilengkapi data yang lengkap maka
pemerintah berwenang tidak memproses permohonan, dimana terlebih dahulu pemerintah harus memberitahukan kelalaian tersebut kepada
pemohon.
Universitas Sumatera Utara
b. Acara persiapan dan peran serta inspraak
Demi mewujudkan perlindungan hukum kepada pihak yang berkepentingan maka pemerintah harus melakukan persiapan dengan
ketelitian yang cermat untuk mengeluarkan keputusan perizinan. Dalam hal ini pemerintah akan berusaha melakukan musyawarah dengan pihak
yang berkepentingan yaitu pihak pemohon atau pihak ketiga bila ada. Dengan kata lain pemerintah akan menerima pertimbangan dari pihak
yang berkepentingan agar keputusan perizinan yang dibuat sedapat mungkin dicegah kerugian bagi pihak yang berkepentingan akan diberi
kesempatan mengajukan keberatan, diman hal ini dimuat dalam rancangan keputusan.
c. Pemberian keputusan
Keputusan mengenai permohonan perizinan dari pemerintah dapat berupa pernyataan tidak dapat diterima, penolakan izin dan pemberian
izin. Pernyataan tidak dapat diterima diberikan karena alasan formil, yang disebabkan beberapa hal yaitu permohonan tidak diajukan yang
berkepentingan, lewatnya jangka waktu, dan instansi yang diminta memberi izin tidak berwenang.
Penolakan izin terjadi bila ada keberatan-keberatan mengenai isi terhadap pemberian izin. Alasan-alasan penolakan izin harus dicantumkan
dalam keputusan penolakan izin tersebut. Dimana hal ini untuk
Universitas Sumatera Utara
mengantisipasi adanya kemungkinan bagi pemohon mengajukan keberatan atau banding.
Pemberian izin akan diputuskan oleh pemerintah apabila syarat formil dan materil telah dipenuhi oleh pemohon izin. Keputusan
pemberian izin harus ditetapkan dengan jangka waktu yang pantas, artinya izin tersebut diberikan akan berhubungan dengan pemohon menjalankan
aktivitasnya. d.
Susunan keputusan perizinan
Susunan keputusan perizinan pada umumnya akan memuat diktum, uraian isi mufakat yang diberikan dengan izin, ketentuan-ketentuan,
pembatasan-pembatasan, syarat-syarat yang berhubungan dengan izin serta pemberian alasan.
Pemberian alasan yang dimuat dalam keputusan perizinan adalah berupa ketentuan-ketentuan undang-undang yang diterapkan, penetapan
fakta oleh pemerintah dan pertimbangan hukum yang dilakukan pemerintah.
Azas pemberian alasan diberikan dalam 2 dua arti pokok yaitu : 1.
Azas pemberian alasan yang mendukung, yaitu berkaitan dengan fakta bahwa keputusan adalah hasil dari suatu proses, dimana kepentingan-
kepentingan dan fakta yang dihubungkan dengan peraturan perundang- undangan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2. Azas pemberian alasan yang dapat diketahui, yaitu pencantuman
ketentuan undang-undang yang diterapkan dalam keputusan perizinan tersebut adalah saling berhubungan.
e. Pengumuman keputusan
Pengumuman keputusan perizinan kepada para pihak yang berkepentinagan pada dasarnya dengan pengumuman atau penyerahan
langsung oleh pemerintah. Penerimaan keputusan oleh pihak yang berkepentingan dari
pemerintah adalah berdasarkan : -
Pada hari keputusan itu dikirimkan atau diserahkan atau diumumkan secara terbuka, atau
- Pada hari dimana organ pemerintah dengan cara lain telah
memberitahukan kepada yang berkepentingan tentang keputusannya. -
E. UNDANG-UNDANG PENYIARAN
Peraturan Perundang-undangan yang mendukung dan mengatur tentang izin pendirian dan penyiaran Televisi Republik Indonesia.
1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers pasal 6
mengamanatkan kewajiban pers nasional 2.
Undang-undang Penyiaran No 32 Tahun 2002 merupakan dasar utama bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
3. Khusus mengenai tata cara dan Persyaratan Perizinan bagi Lembaga
Penyiaran Publik LPP telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik serta Informatika RI. 4.
Hal-hal pendorong pendirian TVRI, Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan