Jenis-jenis Perizinan Prosedur Pemberian Izin Penyiaran dalam Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi di TVRI Sumatera Utara)

pemerintah terhadap aktivitas masyarakat sehingga tercipta suatu keteraturan. Dilain pihak masyarakat juga mendapatkan keuntungan, dimana dengan dilaksanakannya kebijaksanaan perizinan itu maka aktivitas warga negara itu akan memperoleh kekuatan hukum dengan dikabulkannya permohonann warga negara tersebut. Dengan kata lain sistem perizinan berfungsi untuk memperoleh jaminan terhadap penguasa atau perlindungan dari penguasa. Ini adalah paparan luas dari pengertian izin. Didalamnya dapat diadakan perbedaan berdasarkan berbagai figur hukum. Tanda pengenal bersama dari figur hukum ini ialah bahwa semuanya menimbulkan akibat yang kurang lebih sama yakni bahwa dalam bentuk tertentu diberi perkenan untuk melakukan sesuatu yang mestinya dilarang. Pertama-tama diadakan pembedaan menurut izin dalam arti sempit,pelepasan atau pembebasan = dispensasi dan konsensi. Figur- figur tersebut akan diuraikan lebih lanjut dibawah ini. Bentuk-bentuk hukum lain yang sejenis dengan izin ialah misalnya kewajiban melaporkan, penarikan pajak, pengujian, perbolehan, perkenan, dan pemberian kuasa.

B. Jenis-jenis Perizinan

Kebijakan perizinan sebagai instrumen pemerintah banyak digunakan untuk mengendalikan kepentingan masyarakat. Adapun jenis-jenis perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Izin dalam arti sempit 2. Pelepasan atau pembebasan dispensasi 3. Konsensi 26 Ad. 1 Izin dalam arti sempit Pengikatan aktivitas-aktivitas pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya adalah mengatur tindakan tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela, namun dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekedarnya. Contoh tentang hal ini ialah izin pembangunan. Melalui izin ini, larangan membangun bagi pemohon ditiadakan, sejauh menyangkut bangunan yang diuraikan dengan jelas dalam permohonan. Yang pokok pada izin dalam arti sempit ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan, dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dalam perkenan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus. Jadi, persoalannya bukanlah untuk hanya memberi perkenan dalam keadaan-keadaan yang sangat khusus, tetapi agar tindakan-tindakan yang diperkenankan dilakukan dengan cara tertentu dicantumkan dalam ketentuan-ketentuan. Penolakan izin hanya dilakukan jika kriteria yang ditetapkan oleh 26 Lutfi Effendi, SH,M.Hum, Pokok-pokok Hukum Administrasi, Banyumedia, Malang hal. 64 Universitas Sumatera Utara penguasa tidak dipenuhi atau bila karena suatu alasan tidak mungkin memberi izin kepada semua orang yang memenuhi kriteria. Yang terakhir ini terjadi misalnya jika hanya bagian tertentu dari objek izin dapat dibagikan, seperti pada izin-izin tempat perhentian. Akhirnya, penguasa karena alasan-alasan kesesuaian tujuan doelmatigheid dapat menganggap perlu untuk menjalankan kebijaksanaan izin restriktif dan membatasi jumlah pemegang izin. Pertimbangan-pertimbangan kesesuaian tujuan ini dapat misalnya berisi bahwa kapasitas lebih tertentu harus dicegah atau bahwa komuniyas dari para pemegang izin yang sudah ada harus ditingkatkan. Pembatasan- pembatasan yang bersifat demikian terlibat antara lain dalam bidang izin- izin lingkungan. Ad. 2. Pelepasan atau Pembebasan dispensasi Pelepasan atau pembebasan, berlawanan dengan izin, memang dimaksudkan sebagai kecualian yang sungguh-sungguh. Pelepasan adalah kecualian atas larangan sebagai aturan umum. Pemberian perkenan berhubungan erat dengan keadaan-keadaan khusus peristiwa. Pada pelepasandari ketaatan mengikuti aturan-aturan, maka pada dasarnya aturan-aturan itu selalu dimaksudkan untuk ditaati. Pada umumnya pembuat undang-undang untuk mendapaykan pengawasan optimal, telah memasukkan suatu sistem pelepasan dispensasi dalam undang-undang. Universitas Sumatera Utara Suatu contoh dapat dilihat dalam “hinderwet” nederland yang bertujuan memerangi bahaya, kerugian dan gangguan di luar suatu lembaga. Aktivitas-aktivitas yang kurang relevan terhadap lingkungan dibebaskan dari kewajiban izin, namun tetap harus memenuhi peraturan dispensasi dari penguasa tingkat bawah. Dalam peraturan demikian, penguasa tingkat bawah dapat menetapkan bahwa untuk bagian-bagian tertentu dari wilayah bersangkutan, kewajiban izin tidak berlaku. Sebagai penggantinya, dalam peraturan dicantumkan ketentuan-ketentuan umum untuk mencegah bahaya, kerugian atau gangguan. Disamping itu, untuk sejumblah besar kategori lembaga sejenis yang kurang berbahaya bagi lingkungan seperti pabrik-pabrik roti dan gedung-gedung kantor, kewajiban izin diganti dengan aturan-aturan umum dalam suatu peraturan umum dari penguasa nasional. Sebagai keuntungan peraturan umum dikatakan bahwa ia mengarahkan pada lebih banyak kepastian persoalan-persoalan yang sama dilakukan sama dan lebih kurang kelambatan tidak ada acara izin yang panjang. Yang mungkin dapat merugikan: lebih kurang flesebelitas, lebih kurang kemungkinan untuk memperhitungkan keadaan-keadaan dalam peristiwan kongkrit dan untuk memperhitungkan keuntungan pihak ketiga. Peraturan umum dikaitkan dengan kewajiban pelapor. Mendirikan atau mengubah lembaga yang tercakup dalam peraturan umum harus dilaporkan pada organ yang berwenang. Pelaporan itu poenting untuk mempertahankan aturan-aturan umum. Setelah pelaporan, organ yang Universitas Sumatera Utara berwenang dalam keadaan-keadaan tertentu masih dapat mengajukan tuntutan lebih lanjut guna perincian ketentuan-ketentuan umum. Terhadap tuntutan lebih lanjut ini dapat dimintakan banding. Bila suatu lembaga karena kekeliruan tidak dilaporkan, dapat memberi sanksi paksaan pemerintahan, uang paksa Ad. 3. Konsensi Dalam menyelenggarakan kesejahteraan umum bestuursjong pemerintah menyerahkan pelaksanaanya sebagian kepada pihak swasta dengan syarat-syarat tertentu. Penyerahan tersebut kepada pihak swasta adalah dalam bentuk konsensi. Adapun latar belakang pemberian konsensi adalah karena dalam mewujudkan kesejahterahaan rakyat tersebut pemerintah tidak dapat melaksanakannya sendiri, misalnya kurangnya tenaga ahli dari pemerintah dalam dalam melaksanakan suatu proyek pembangunan pemerintah. Dalam pemberian konsensi tersebut, pemerintah telah menentukan aktivitas yang harus dilakukan pemegang konsensi dengan membebankan kewajiban-kewajiban dan disisi lain harus ditetapkan hak-hak dari pemegang konsensi. Pada umumnya konsensi berkaitan dengan jangka waktu yang lebih panjang, sehingga ditetapkan dalam suatu persetujuan antara pemerintah dan pemegang konsensi. Misalnya : - Konsensi bagi perusahaan swasta melakukan eksploitasi di bidang pertambangan Universitas Sumatera Utara - Konsensi untuk angkutan umum - Konsensi penebangan hutan Disamping ketiga kategori perizinan tersebut diatas yaitu izin dalam arti sempit, dispensansi dan konsensi, yang juga termasuk kategori perizinan adalah lisensi. Menurur W.F. Prins, lisensi adalah suatu izin untuk menjalankan suatu perusahaan dengan leluasa. Dengan penetapan lisensi bahwa hal-hal yang diliputi oleh lisensi diletakkan dibawah pengawasan pemerintah, sehingga dapat dicegah gangguan-gangguan dalam pelaksanaan aktivitas- aktivitasnya. 27 Untuk mendapatkan lisensi ini pemohon akan mendapat jaminan dari pemerintah bahwa perusahaan yang dikelola itu diperbolehkan dengan syarat yang ditentukan pemerintah. Dengan pengawasan dari pemerintah akan dapat dicegah gangguan dari pihak lain terhadap aktivitas perusahaan, misalnya pengambil alihan perusahaan oleh orang yang tidak termuat dalam lisensi yang dikeluarkan pemerintah. 27 Bacshan Mustafa, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Alumni 1985, hal. 110 Universitas Sumatera Utara

C. Perizinan sebagai Alat Pengendali Kegiatan Masyarakat