Birokrasi Yang Panjang Tower Pemancar yang Kurang Tinggi Pendanaan

mengarahkan usaha perusahaan yang berhubungan dengan prilakuorang- orang yang baik di dalam maupun di luar perusahaan. Suatu bagan organisasi yang didasarkan atas konsep kerjasama fungsionaldimana pemegang saham dari bentuknya dapat terlihat distruktur organisasi. Untuk lebih jelasnya pada halaman berikut ini penulis gambarkan bagan struktur organisasi dari TVRI.

C. Aspek-aspek Yang

Perlu Diperhatikan Untuk Menambah Keprofesionalitasan TVRI Sumatera Utara Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk mendukung sebuah lembaga penyiaran publik khususnya TVRI Propinsi Sumatera Utara yang profesional, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian adalah:

a. Birokrasi Yang Panjang

Penyiaran TVRI Propinsi Sumatera utara dalam menyiarkan berita terkesan lambat dalam memberikan informasi kepada masyarakat dikarenakan banyaknya melalui peraturan birokrasi yang sangat panjang, sehingga TVRI sebagai televisi Publik selalu didahului oleh televisi- televisi swasta, hal ini mengakibatkan turunnya minat masyarakat untuk menonton siaran TVRI. Contohnya: pada saat jatuhnya pesawat hercules TVRI didahului televisi swasta dalam menyiarkan berita, hal tersebut dikarenakan urusan birokrasi yang panjang untuk dilalui. Universitas Sumatera Utara

b. Tower Pemancar yang Kurang Tinggi

Secara teknis dia memaparkan, gedung yang sedang dibangun oleh Agung Podomoro City di Jalan Guru Patimpus, Medan, yang berketinggian lebih dari 100 meter mengakibatkan jalur studio Transmitter Line berupa Trans Microwave, terhalang. Trans Microwave tidak dapat mengirimkan sinyal dari studio TVRI di Jalan Putri Hijau ke pemancar di daerah. Adapun jalur Microwave TVRI Sumut selama ini berada di Medan, Bandar Baru, Tebinggtinggi, Pematang Siantar dan Simarjarunjung. Dengan adanya hambatan tersebut studio stasiun televisi pertama di luar Pulau Jawa itu tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Data yang dirangkum bisnis menyebutkan, saat ini stasiun televisi yang resmi beroperasi mulai 28 Desember 1970 tersebut memiliki dua unit studio.Dalam pengoperasiannya, mereka didukung oleh 20 transmisi yang tersebar di berbagai wilayah Provinsi Sumatra Utara. Dengan berbagai sarana pendukung itu, TVRI Sumut mengklaim siaran televisinya dapat ditangkap hingga radius 26.833,06 Km2 atau 37,43 luas wilayah provinsi.Dari perhitungan jangkauan itu, siaran televisi TVRI Sumut dapat diakses oleh 8.840.098 orang atau 66,34 dari total populasi Sumatra Utara.

c. Pendanaan

Permasalahan sumber dana untuk pembiayaan kegiatan operasional dan investasi adalah faktor terpenting dalam menuju profesionalisme Universitas Sumatera Utara sebuah organisasi. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sumber dana yang sah untuk lembaga penyiaran publik adalah berasal dari: - Iuran penyiaran - APBN atau APBD - Sumbangan masyarakat - Siaran iklan - Usaha lain yang yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran Saat ini mayoritas pendanaan TVRI berasal dari APBN, pada tahun 2010, TVRI menerima Rp. 550 milyar dari APBN dan Rp. 206 milyar yang berasal dari non-APBN. Penerimaan dari negara masih lebih besar jika dibandingkan dari penerimaan non-APBN. Kekurangan dana operasional dan investasi menjadi alasan utama bagi tidak baiknya kinerja TVRI saat ini. ini tentunya sangat ironis karena TVRI adalah pelopor media televisi di Indonesia dengan segudang pengalaman. TVRI adalah bagai “universitas pertelevisian” paling unggul di Indonesia, karena begitu stasiun-stasiun televisi swasta bermunculan, TVRI menjadi tempat berguru dan tak sedikit juga pegawai TVRI yang kemudian loncat kedalam televisi swasta, hal ini menjadi penyebab turunnya kinerja TVRI, karena banyak pegawai-pegawai TVRI yang memiliki kinerja yang baik berpindah dengan alasan kesejahteraan yang lebih baik, karena perannya yang begitu penting dan strategis pemerintah seharusnya bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan Universitas Sumatera Utara tersebut, termasuk dalam mencari kepastian pendanaan bagi lembaga penyiaran publik. Pemasukan dari iuran masyarakat, sebenarnya memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan pendanaan TVRI. TVRI sebelumnya bukan tanpa usaha dalam hal ini, yaitu penarikan iuran dari PT. Pos dan giro yang kemudian dialihkan kepada PT. Mekatama Raya. Tetapi pada akhirnya persoalan iuran masyarakat ini menjadi runyam karena persoalan ketidaktransparannya pengurusan iuran tersebut. Di Indonesia pada saat ini ada sekitar 40 empat puluh juta penduduk lebih yang memiliki pesawat televisi, dan ini merupakan angka yang cukup besar jika dapat dimanfaatkan secara maksimal, meskipun tidak 100 seratus persen dari seluruh jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi membayar iuran. Masalahnya ialah program siaran TVRI pada saat ini sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak menarik, sehingga masyarakat tidak memiliki keharusan untuk membayar iuran. Jadi, apabila bermaksud untuk menarik iuran kepada masyarakat yang pertama kali perlu untuk diperbaiki adalah kualitas, kreatifitas dan variasi program siaran. Namun kebijakan iuran masyarakat ini juga memiliki resiko resistensi dari masyarakat sebagaimana mereka dulu menolak pegawai dari perusahaan penarik iuran televisi pada tahun 1990- an. Maka, sumber dana yang paling relevan adalah APBN dan APBD. Memang ada sumber pendanaan lain yang bisa dimanfaatkan adalah pemasukan dari siaran iklan untuk TVRI dibatasi, karena sifat lembaga Universitas Sumatera Utara penyiaran publik yang tidak komersial, itupun hanya berupa iklan layanan masyarakat. Disinilah letak peran pemerintah, karena pemerintah sudah menetapkan TVRI harus tidak bersifat komersial, maka kita tidak bisa mendudukan TVRI untuk untuk berebut porsi belanja iklan dengan stasiun-stasiun swasta. Jika memposisikan iklan akan memasang iklan pada siaran posisi rating yang tinggi, padahal rating hanya diukur berdasarkan seberapa besar suatu program siaran disukai oleh pemerintah. Maka peran dan kewajiban TVRI sebagai lembaga penyiaran publik tidak akan tercapai. APBN atau APBD merupakan salah satu sumber dana yang legal untuk menunjang kegiatan lembaga penyiaran publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. TVRI saat ini mendapatkan penerimaan dana yang bersumber dari APBN pada mata anggaran atau belanja lain- lain, dan hal ini tentunya tidak sesuai dengan perundang-undangan keuangan negara selain menimbulkan ketidakpastian penganggaran dalam APBN. Salah satu pangkal masalahnya adalah tidak jelasnya status lembaga penyiaran publik, karena memang tidak ada undang-undang yang mengenal lembaga penyiaran publik sebagai sebuah badan hukum.

d. Sarana dan Prasarana Yang Memadai