Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Tingkat I

51

4.3.3 Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Tingkat I

 Sejarah Singkat Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Tingkat I merupakan Salah satu peninggalan bangunan Belanda bersejarah peninggalan di Kota Medan yang masih dapat ditemukan, Yang letaknya berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.107 Medan. Bangunan bersejarah ini dahulunya merupakan tinggalan kolonialisme dan kemudian dijadikan sebagai gedung percetakan. Bangunan bersejarah ini berada di lingkungan Kecamatan Medan Barat, Kelurahan kesawan, Lingkungan IV. Dalam proses sejarahnya, Bangunan ini didirikan oleh bangsa Belanda tahun 1921. Setelah bangunan diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia. Pada masa itu gedung ini dijadikan Kantor Percetakan Negara. Sejak tahun 1984 gedung ini dipakai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tingkat I sampai sekarang. Bangunan ini terletak di Jalan Ahmad Yani, Kesawan. Bangunan ini didirikan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1921. Bangunan ini bersebelahan dengan Rumah Tjong A fie di sebelah kiri dan gedung Bank Mandiri di sebelah kanannya. Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Sumut ini dahulunya bernama gedung Varekamp Co, Yaitu sebuah gedung percetakan Harian Sumatra Post . Gedung ini merupakan sebuah bangunan milik N.V. Boekhandel en Drukkerij Varekamp Co, sebuah perusahaan penerbit dan toko buku di Medan. Gedung ini dibangun sekitar tahun 1920-an. Dinamakan Varekamp Co karena Universitas Sumatera Utara 52 perusahaan ini didirikan oleh mendiang Anton Pieter I Varekamp yang lahir di Rotterdam pada 11 Oktober 1879 dan meninggal pada umur 67 tahun atau tepatnya pada 1 Juni 1947 di Haarlem. Ayahnya bernama Jacob III Varekamp 1853-1901 dan ibunya bernama Lena Cornelia de Wachter 1858-1919. Gambar 4.16 Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Tingkat I Sumber : Data Lapangan 2015 Salah satu hasil terbitannya yang cukup melegenda kala itu adalah De Sumatera Post. Sebelum dibeli oleh Anton Pieter I Varekamp pada tahun 1914, perusahaan penerbit De Sumatera Post adalah milik seorang pengusaha perkebunan yang berasal dari Jerman yang tinggal di Medan semenjak 1890-an, namanya Jozeph Hallermann. Sehingga, sebelum berubah menjadi Varekamp Co, bangunan gedung ini juga sempat dikenal sebagai gedung Drukkerij J. Hallermann. Gedung Varekamp Co adalah bangunan berlantai dua dengan luas tanah pertapakan perkantoran seluas 1.391 m². Kondisi aslinya gedung ini memiliki lorong di tengah dan dua buah menara di sebelah kiri dan kanan gedung. Berdasarkan fungsi, ruangan yang ada di sebelah kanan adalah untuk kantor Universitas Sumatera Utara 53 administrasi percetakan dan di sebelah kirinya adalah ruangan yang digunakan sebagai toko buku, sedangkan lorong yang ada di tengah-tengah ruangan adalah jalan untuk menuju tempat percetakan. Gedung Varekamp Co memang sengaja dikonstruksi sebagai bangunan yang fungsional, di mana didalamnya terdapat kantor penerbit, toko buku, dan percetakan yang konsep bangunan bergaya arsitektur Art Deco. Dalam perjalanannya, Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Syiria dan Persia. Kendati gedung ini telah masuk dalam daftar Benda Cagar Budaya BCB di kota Medan, bukan berarti gedung ini terawat dengan baik sesuai dengan UU BCB No. 11 Tahun 2010. Bahkan disinyalir, dari kemegahan berubah menjadi kekumuhan. Dari sisi interior bangunan, saat ini gedung Varekamp Co tidak memberikan gambaran fungsi pada masa lalu. Karena alasan praktis dan ekonomis, bagian dalam interior bangunan tersebut saat ini tidak lagi memberikan informasi yang utuh mengenai sejarah gedung ketika pertama kali dibangun. Pada ruangan depan, tatanan interior dan furnitur yang sekarang dipakai menjadikan ruangan bertambah sempit karena tata letak dari meja dan kursi sangat kontras kondisinya dengan pada saat awal pembangunan gedung. Saat ini ruangan dipergunakan sebagai pusat informasi wisatawan. Bagian ruang pameran perlu peninjauan kembali atas peruntukan ruangan dan penempatan furnitur maupun ruang etalase gedung ini. Universitas Sumatera Utara 54 Dari sisi eksterior, menunjukkan banyak bangunan lama tidak mengesankan bangunan cagar budaya. Posisi gedung yang saling berhimpitan dengan bangunan-bangunan sekitarnya sangat mempengaruhi keberadaan gedung sehingga terlihat sempit. Banyak bangunan lama yang di bagian dindingnya bertuliskan nama gedung pada masa dahulu, namun saat ini tulisan tersebut sengaja dihilangkan.  Bentuk Ekspresionisme Bentuk ekspresionisme pada bangunan Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Tingkat I terdapat hanya sebagian kecil saja, memiliki dua menara hias di sisi kiri dan kanan bangunannya dan didominasi dengan bukaan jendela yang memanjang kebawah dengan sisi dinding berbentuk segi tiga, bukaan tersebut ikut menghiasi wajah bangunan Kantor dinas kebudayaan pariwisata provinsi sumatera utara tingkat I dari sisi kiri hingga sisi kanan bangunan tersebut. Menara hias pada Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata ini terdapat dua, yang satu disebelah kiri bangunan dan yang satu lagi disebelah kanannya. Menara ini hampir berbentuk bulat dengan lekukkan pada sisi menara menampilkan bentuk-bentuk yang ekspresif yang merupakan ciri khas arsitektur Amsterdam school, Menara hias ini didominasi oleh bukaan-bukaan persegi panjang kebawah dengan tampilan sisi segi tiganya yang berkesan sangat menarik tidak seperti bangunan lainnya. Menara ini dilapisi dengan cat warna putih diseluruh sisi bangunan dan sedikit ukiran dan corak sederhana seni hias jaman kolonial belanda yang terukir di permukaan dinding menara hias tersebut. Universitas Sumatera Utara 55 Gambar 4.17 Menara hias pada Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Sumber : Data Lapangan 2015 Bukaan pada kantor dinas kebudayaan dan pariwisata Medan menyerupai gedung Scheepvaarthuis karya arsitek Johan van der Mey di Belanda memiliki kesamaan berbentuk persegi panjang memanjang kebawah dan berbentuk segi tiga menghadap kedepan. Gambar 4.18 Bukaan pada Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Sumber : Data Lapangan 2015 Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.19 Bukaan pada bangunan Scheepvaarthuis di Amsterdam Sumber : Google image Tidak hanya itu saja dibagian atap bangunan kantor dinas kebudayaan ini terdapat Ventilasi yang sangat unik berbentuk segi tiga yang menghadap kedepan dan diberi atap kecil diatasnya. Material yang digunakan pada bukaan ini yaitu kayu yang didesain dengan bentuk segi tiga menghadap kedepan serupa dengan bukaan pada bangunan tersebut . Sehingga bukaa dan ventilasi pada kantor dinas kebudayaan ini kelihatan unik dan menarik dalam desainnya. Gambar 4.20 Ventilasi atap Sumber : Data Lapangan 2015 Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.1 The Amsterdam School pada bangunan kolonial di kota Med an The Amsterdam School Daniel Harison Ir.Simon Snuyf Anton Pieter Varekamp Arsitektur Ekspresionisme PT. London Sumatera Indonesia Tbk 1906 Tidak memiliki gaya arsitektur ekspresionisme, karena bangunan masih terlihat umum dan tidak distrosi Kantor Pos Besar Medan 1909-1911 Tidak memiliki gaya arsitektur ekspresionisme, karena bangunan masih terlihat umum dan tidak distrosi Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Tingkat I 1921 Memiliki gaya arsitektur ekspresionisme namun hanya terdapat sebagian kecil saja yang terdapat pada bukaan jendelanya yang tidak normalumum dan distorsi. Bukaan Jendela pada bangunan ini berbentuk sisi segi tiga menghadap kedepan seperti bukaan jendela pada bangunan Scheepvaarthuis yang berada di Amsterdam. Universitas Sumatera Utara 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN