BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis memberikan beberapa saran untuk
pihak-pihak terkait:
1. Pengaturan izin kepariwisataan, Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009,
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Kepariwisataan
2. Pelaksanaan pemberian izin kepariwisataan di Kota Medan, pelaksanaan
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dengan
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh dinas
3. Hambatan dan solusi mengatasi hambatan dalam pemberian izin
kepariwisataan di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan, antara lain hambatan
yuridis yang menghambat pemberian izin pengusahaan pariwisata di Kota Medan berupa hambatan sistem hukum, yaitu ketidaksesuaian ketentuan
yang diatur dalam peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan
pelaksananya, hambatan asas hukum, yaitu berkaitan dengan asas
kejelasan rumusan dan asas konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan hambatan pelaksana eksekutor, yaitu berkaitan dengan
penentuan luas kawasan dalam izin tidak sesuai ketentuan. Solusi
67
Universitas Sumatera Utara
mengatasi hambayan dalam pemberian izin kepariwisataan di kota medan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Kepariwisataan, yaitu secara yuridis terkait dengan hambatan sistem
hukum, yaitu sinkronisasi peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan
pelaksananya
4. Terkait dengan hambatan asas hukum, yaitu revisi dan pembentukan
peraturan perundang-undangan tentang pengusahaan pariwisata alam dan
peraturan perundang-undangan yang selalu berganti.
5. Terkait dengan hambatan pelaksana eksekutor, yaitu melakukan revisi
luas kawasan yang dibebani izin, tetap memberlakukan izin berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 094Kpts-IV88 dengan kewajiban
melengkapi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru, menetapkan petunjuk pelaksanaan tentang pengawasan, dan
penegakan hukum dalam pengenaan sanksi.
6. Penegakan hukum sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggar. Untuk itu
perlu mendorong aparatur pelaksana pusatdaerah. Pengelola usaha, masyarakat sekitar untuk memperhatikan dan mentaati peraturan-peraturan
yang berlaku. Disamping meningkatkan inspeksi lapangan secara terpadu dan penertiban-penertiban terhadap penyimpangan yang terjadi.
7. Perlunya peningkatan pembinaan dan pemahaman rnasyarakat akan
peraturan yang ada, melalui penyuluhan hukum dan seminar-seminar, talk show
sehingga masyarakat mengerti akan maksud dan tujuan dikeluarkannya perda pariwisata. Pengawasan masyarakat dilakukan melalui pemantauan
Universitas Sumatera Utara
terhadap pelaksanaan penyelenggaraan kepariwisataan; pengujian dan verifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan danatau
standar operasional prosedur; danatau evaluasi.
B.
Saran
Dari apa yang telah di sampaikan di atas, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan Pemerintah Kota Medan dalam peningkatan dan pengembangan sektor pariwisata Kota Medan sebaiknya menetapkan dan melakukan
kebijakan-kebijakan seperti perbaikan infrastuktur, promosi, peningkatan anggaran dalam pengembangan potensi objek wisata, dan pengembangan
sarana dan prasarana kepariwisataan. Diperlukan adanya penambahan pegawaipersonil di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga yang
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Tanda Daftar Usaha Pariwisata, selain itu diperlukan juga adanya pegawai yang berstatus
Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS. 2. Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dan basis di Kota
Medan merupakan sebuah potensi dalam pengembangan kawasan Kota Medan perlu mendapatkan prioritas pengembangan, sehingga memberikan
dampak yang tinggi bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan lapangan pekerjaan di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
3. Melakukan sosialisasi yang lebih intensif agar tata cara pelaksanaan prosedur Izin Usaha bisa dimengerti warga masyarakat. Terkadang fakta
yang sering terjadi dilapangan adalah warga yang meski mereka sudah tahu
kewajiban untuk
mendaftarkan usahanya
tapi karena
kekurangtanggapan mereka untuk menjalankan prosedur-prosedur yang benar lantas mereka tidak mau melakukan hal ini dengan alasan tata cara
serta rangkaian-rangkaian yang harus ditempuh terlalu rumit dan tentunya mereka akan dikenakan pajak retribusi untuk setiap usaha yang dijalani.
Masyarakat dapat berperan dalam pemberian pendapat, saran, dan usul secara bertanggungjawab mengenai penyelenggaraan kepariwisataan
sesuai dengan prosedur penyampaian pendapat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN IZIN KEPARIWISATAAN