Alat Bahan Pengelolaan Sampel dan Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kelor Uji Efektivitas Antiinflamasi

19

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode ini adalah suatu observasi yang dilakukan di laboratorium dengan kondisi buatan, yang diatur oleh peneliti. Metode eksperimental dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara variabel bebas X yang disebut dengan faktor perlakuan dengan variabel terikat Y yang disebut faktor pengamatan Hanafiah, 2005. Dalam penelitian ini disebut variabel bebas yaitu pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor dosis 300, 450, 600 dan 750 mgkg bb, Na-Diklofenak dosis 25 mgkg bb, Na-CMC 0,5, dan tikus sedangkan variabel terikat adalah udem. Dengan cara memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen menggunakan kontrol dan pembanding akan dapat diramalkan efek bahan yang diuji. Pengujian ekstrak etanol daun kelor terhadap efek antiinflamasi menggunakan metode paw edema. Hasil yang diperoleh diolah homogenitas variannya dengan uji kolmogorof-smirnov, analisis variansi ANAVA dua arah dengan taraf kepercayaan 95. Selanjutnya dilanjutkan uji tuckey. Analisis data dikerjakan dengan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 17 untuk menyatakan signifikan atau tidak parameter –parameter yang diuji. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat-alat gelas, neraca listrik, stopwatch, neraca hewan, kandang tikus, spuit, spatula, pletismometer digital. Universitas Sumatera Utara 20

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kelor Moringa oleifera Lam., Na-Diklofenak, Na- CMC, λ-karagenan, Larutan NaCl 0,9, aquabidestilata.

3.3 Pengelolaan Sampel dan Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kelor

Ekstrak etanol rimpang daun kelor yang digunakan dalam penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu Albert Darwin 2015.

3.4 Uji Efektivitas Antiinflamasi

Pengujian efek antiinflamasi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu penyiapan hewan percobaan, penyiapan bahan,dan pengujian efek antiinflamasi.

3.4.1 Penyiapan hewan percobaan

Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus jantan putih galur Wistar dengan berat badan 150-200 g sebanyak 24 ekor, dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 ekor. Dua minggu sebelum pengujian hewan percobaan harus dirawat dengan sebaik-baiknya pada kandang yang mempunyai ventilasi baik dan selalu dijaga kebersihannya. Hewan yang sehat ditandai dengan pertumbuhan normal dan suhu badan normal Depkes RI, 1979.

3.4.2 Pembuatan larutan Na-CMC 0,5

Sebanyak 0,5 g Na-CMC ditaburkan ke dalam lumpang berisi air suling panas sebanyak 10 ml, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan air suling hingga 100 ml Anief, 1999. Universitas Sumatera Utara 21

3.4.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol daun kelor

Ditimbang masing-masing 300, 450, 600, 750 mg ekstrak etanol daun kelor kemudian disuspensikan dengan Na-CMC 0,5 sehingga didapat volume 10 ml.

3.4.4 Pembuatan suspensi natrium diklofenak 0,0225

Suatu tablet natrium diklofenak yang mengandung 2,25 mg natrium diklofenak dilarutkan dalam 10 ml suspensi Na-CMC 0,5 .

3.4.5 Pembuatan λ-karagenan 1

Ditimbang 0,05 g λ-karagenan kemudian dilarutkan dengan larutan garam fisiologis NaCl 0,9 sehingga didapat volume 5 ml.

3.4.6 Pengujian ef ek antiinflamasi

Pengujian efek antiinflamasi ini menggunakan metode paw edema. Sebelum pengujian dilakukan tikus dipuasakan selama 18 jam namun tetap diberi minum secukupnya. Perlakuan diberikan pada tikus secara peroral dengan bahan uji sebagai berikut: Kontrol negatif Na-CMC 0,5, Perlakuan P I: EEDK dosis 300 mgkg bb , PII: EEDK dosis 450 mgkg bb, PIII: EEDK dosis 600 mgkg bb, PIV: EEDK dosis 750 mgkg bb dan pembanding : Na- diklofenak 2,25 mgkg bb. Tiga puluh menit Setelah perlakuan, masing-masing hewan diinduksi dengan larutan 0,05 ml λ-karagenan 1 diberikan secara intraplantar pada telapak kaki tikus. Setelah penyuntikan λ-karagenan diukur volume kaki dengan cara dicelupkan ke dalam kolom air triton pada pletismometer sampai batas yang telah ditandai yaitu pada ruas kaki tikus. Kemudian volume udem kaki tikus diukur selama 6 jam setiap 1 jam sekali. Setiap kelompok tikus dihitung pesentase radang rata-rata dengan rumus dibawah ini Vogel, 2008. Universitas Sumatera Utara 22 R = Vt – Vo Vo x 100 Keterangan : R = persentase radang Vo = volume kaki mula-mula Vt = volume udem kaki pada waktu ke t Persentase inhibisi radang IR dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Turner,1965. IR = a-b A x 100 Keterangan : IR = Persentase inhibisi radang a = Persentase radang rata-rata kelompok perlakuan kontrol b = Persentase radang rata-rata kelompok bahan uji

3.5 Analisis Data