Informan 3 Informan Utama .1 Informan 1

54

5.1.3 Informan 3

Nama : TR Usia : 43 tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Suku : Batak Alamat : Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun Pekerjaan : Pedagang Botot Agama : Kristen Status : Menikah Pendidikan Terakhir : SD Informan Ketiga dalam Penletian ini adalah Kepala rumahtangga yaitu Bapak TR, seorang laki-laki berusia 49 tahun, bersuku batak dan berdomisili di Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, pekerjaan sehari-hari adalah mencari Botot dan menjualnya ke agen. Bapak TR beragama kristen, dan pendidikan terakhir adalah SD. Bapak TR memiliki empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan, jumlah tanggungan keluarga sebanyak enam orang termasuk istri. Bapak TR dan keluarga baru 5 tahun tinggaldi lingkungan tersebut. Sebelumnya mereka berasal darikota tebing tinggi. Karena alasan tertentu mereka pindah ke bantaran sungai deli. Bapak TR mencari botot di sekitarsungai dan kota medan sekitar tempat tinggalnya. Namun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi saat ini telah terbantu, di karenakan anak pertama dan kedua telah dapat membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam satu hari bapak penghasilan bapak TR bisa mencapai duapuluh lima ribu rupiah, jika di akumulasikan dalam satu bulan penghasilan bapak TR adalah tujuh Universitas Sumatera Utara 55 ratus lima puluh ribu, tetapi hal ini juga tidak tentu, bisa jadi lbih, bisa jadi kurang dari nilai nominal yang telah di sebutkan di atas. Bapak TR idak memiliki pekerjaan sampingan , tetapi penghasilan tambahan berasal dari anak-anaknya yang sudah bekerja , anak pertamanya bekerja sebagai hausekeeping di sebuah sekolah di lingkunga tempat tinggalnya, dan anak keduanya bekerja menjaga tokoh pakaian di pasar tradisional. Jadi pemasukan bulanan sudah cukup terbantu. Keluarga mereka memiliki satu sepeda motor yang saat ini masih berstatus kredit. Mereka memiliki televisi berukuran standart, jika di lihat kebutuhan elektronik juga sudah cukup memadai. Alasan bapak TR tinggal di lingkungan bantaran sungai karena strategis untuk mencari nafkah, murah, dan terjangkau. Berikut merupakan pernyataan pernyataan bapak TR saat di wawancarai : “ aku baru empat tahun tinggal di sini dek, anggota ku ada empat, jumblah tanggungan lima dek, kerjaan ku cari botot dek, keliling naik becak dayung ke rumah- rumah, kadang ku cari sekitar sungai dek, terus ku jual lagi ke agen. Anak ku dua orang udah kerja, satu di sekolah bersi-bersi, yang ke dua jaga toko baju di pajak. Kebantu udah penghasilan keluarga kami.aku baru kredit motor itu dek. Kalau barang elektronik banyak juga, TV ada, Hp ada, Kipas angin ada, kulkas yang gak punya kami dek. Betah kami tinggal sini dek suka pulak aku liat air ngalirdek. Tenang pikiran aku, orang yang tinnggal di tengah kota belum tentu senang kan dek, lagi pulak memang enak aku cari botot sini dek. Banyak sampah plastik disini, nyangkut di bantaran sungai kadang dek. Akibat ulah orang yang gak bertanggung jawab, berarti kan berjasa juga aku dek, ku bersihkan sungai, aku keliling komplek dek cari barang bekas orangitu yang uda gak terpakai bisa di jual sama aku.kotornya untung aku dalam satu hari duapuluh lima ribu dek, bisa lebih lah, kadang kalo di bawah segitu yang azab aku dek, tapi sekarang gak pening-pening kali lah, anak ku Universitas Sumatera Utara 56 mandiri dek, pande orangtuh cari duit, kadang gak minta aku memang orang itu yang pengertian bantu orangtuanya. Memang salut lah nengok anak ku dek. Rajin orang itu, bantu biaya sekolah adik nya juga kadang. Sebenernya aku gak ngarap di kasi dek, asal orang itu senang sama kecukupan udah bersyukur aku dek. Kondisi rumah bapak TR terbuat dari papan, namun papan rumah bapak TR terlihat lebih kokoh daripada rumah informan penelitian sebelumnya, bapak Tr juga merasa nyaman tinggal di lingkungan bantaran sungai, menurutnya hal ini membawa ketenanga sendiri, bahkan bapak TR pandai memanfatkan situasi, dengan memanfaatkan sampah di lingkungan atau sekitar bantaran sungai menjadi nilai ekonomi, yang mana cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, hal tersebut yang membuat bapak TR bertahan di lingkungan bantaran sungai. Kondisi bantaran yang penuh sampah merupakan sumber rezeki bagi bapak TR,. Berikut merupakan hasil kutipan wawancara mengenai kondisi sosial lingkungan bapak TR, : “ aku senang dek memang tenang pikiran aku denger suara air ngalir sama lihat air ngalir dek, lagi rezeki juga dek sampah bisa kita manfaatkan jadi sumber rezeki dek, uda nyaman aku tinggal di sini dek, murah pulak memang biaya kontraknya dek, uda empat tahun aku di sini dek aman-aman aja rasaku, perkasa banjir bisa kita atasi, pokoknya kalo udah ujan deras waspada aja dek, itu ajanya paleng bahayanya, banjir ngungsi kami dek, udah gampang, lagi gak tiap hari juga banjir kan dek. Analisi Data : Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan selama penelitian pada keluarga bapak TR, disini peneliti menganalisis bahwa kelurga bapak TR termasuk Universitas Sumatera Utara 57 dalam Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya basic needs Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan. Namun kondisi keluarga bapak TR lebih baik di banding Keluarha informan penelitian yang pertama dan ke dua, hal yang menyebabkan keluarga mereka bertahan hidup di bantaran sungai adalah bantaran sungai merupakan tempat yang strategis sebagai peluang usaha bagi keluarga mereka, biaya yang terjangkau,serta dapat juga di jadikan sarana rekreasi keluarga keluarga. Menurut bapak TR tempat tinggalnya cukup nyaman dan aman, beliau sangat menikmati tinggal di tempat tersebut. Universitas Sumatera Utara 58

5.1.4 Informan 4