Informan 2 Informan Utama .1 Informan 1

50

5.1.2 Informan 2

Nama : NR Usia : 30 tahun Jenis kelamin : Perempuan Suku : Jawa Alamat : Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun Pekerjaan : Pedagang Agama : Islam Status : Janda Pendidikan Terakhir : SMA Informan Kedua dalam Penelitian ini adalah Ibu NR, seorang wanita berusia 30 tahun, bersuku jawa, dan berdomisili di kelurahan jati, Kecamatan Medan Maimun. Beliau berstatus janda yang memiliki dua orang, anak pertama duduk di bangku SD dan anak ke dua belum bersekolah. Pendidikan terakhir ibu NR adalah SMA. Pekerjaannya sehari-hari adalah pedagang. Beliau berjualan di depan rumahnya dengan membuka kedai smpah kecil-kecilan. Jumlah tanggunga ibu NR ada 2 orang yaitu hanya anak-anaknya saja. Ibu NR baru bercerai dengan suaminya, jadi saat ini sumber penghasilan utama hanya dari kedai kecil yang dia miliki tersebut. Penghasilan seorang pedagang juga tidak menentu, jika dalam satu hari ibu NR mendapatkan keuntungan dua puluh ribu rupiah, maka akumulasi keuntungan dalam sebulan ibu NR mendapatkan penghasilan enam ratus ribu rupiah, dan jika lebih kemungkinan lebih pula penghasilan perbulannya. Ibu NR tidak punya penghasilan sampingan atau penghasilan tambahan. Sehari-hari hanya mengharapkan dari penghasilan warung, dari membiayai anak sekolah, sampai dengan Universitas Sumatera Utara 51 memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mantan suami ibu NR juga tidak pernah mengirimkan uang bulanan untuk kebutuhan hidup anaknya. Jika dilihat dari segis kepemilikan harta benda, ibu NR hanya punya seadanya. Televisi berukuran minim,dan sebagainya. Ibu NR tidak memiliki sepeda motor, untuk transportasi ibu NR menggunakan angkutan umum. Alasan ibu NR tinggal di lingkungan tersebut karena tidak memiliki tanah untuk mendirikan rumah, jadi beliau memilih bantaran sungai sebagai alternatif lain. Berikut merupakan hasil kutipan wawancara penelitian dengan informan ke dua : “ anak ibu dua dek, satu masih SD, dan yang satu blom sekolah. Jumlah tanggungan ya dua dek. Ibu kan udah cerai sama suami, sekarang ibu jualan dek, yah gini dek jualan jajanan anak-anak, yah kede sampah kecil-kecilan. Penghasilan sehari-hari Cuma dari hasil dagang ini lah dek, mana ada lagi. Kalo di bilang cukup ya alhamdulillah dek. Ibu tanah pun gak punya dek, kalo punya tanah males ibu tinggal di sini, yai ini nempel-nempel tinggalnya, tengok lah dinding rumah ibu gak bisa di buat sandaran, jebol nanti dek. Penghasilan sebulan tergantung dek. Orang dagang gak punya penghasilan tetap. Penghasilan ibu tergantung dek. Kalo sehari 20 ribu kau kalikan sendiri dek brapa perbulan, kadang ada rezeki lebih dari itu. Mantan lakik ku mana pernah peduli dek, gak pernah dia ngirim uang untuk anak anaknya. Ibu lah banting tulang.alat elektronik Cuma itu lah tv kesayangan kami, kondisinya udah tua gitu. Kadang rusak canelnya kami goyang antenanya dek, “ Yang peneliti amati, Lingkungan sosial yang mereka hadapi sehari-hari menurut peneliti cukup membahayakan, contohnya saja tempat bermain anak. Selepas pulang sekolah anak-anak mereka terkadang bermain di bantaran sungai dan mandi-mandi di sungai deli bersama sampah-sampah yang tak jarang lewat ketika anak-anak sedang mandi, Universitas Sumatera Utara 52 dari segi kesehatan pasti banyak kuman yang masuk kedalam tubuh, dan dari segi keamanan, jika lengah bisa jadi marabahaya mengancam seperti hanyut terbawa arus sungai dan tenggelam, anak ibu NR juga sudah terbiasa dengan lingkungan bermain di bantaran sungai dengan teman temanya. Ibu NR mencuci menggunakan air sungai, jika sungai telah tercemari dengan bakteri bisa jadi bakteri yang di bawa oleh sampah menempel di pakaian selanjutnya pakaian di pakai oleh keluarga mereka, mungkin dari segi kesehatan hal ini juga termasuk mengancam kesehatan keluarga. Tetapi karena kondisi tertentu ibu NR mau tidak mau harus tinggal di lingkungan tersebut. Dan yang peneliti lihat ibu NR juga telah merasa nyaman tinggal di bantaran sungai karena sudah terbiasa. Berikut merupakan pernyataan ibu NR saat peniliti melakukan wawancara penelitian mengenai kondisi sosial lingkungan : “ Di bilang betah atau enggak ya di betah-betahin dek, kan ibu udah cukup lama juga tinggal di sini, jadi udah terbiasa juga tinggal di sini. Kalau masalah banjir pun gak setiap hari banjir dek. Palingan 1 tahun hanya beberapa kali aja. Ya anak ibu dari bayi tinggal sini udah biasa dia sama lingkungan sini, udah pande pun dia berenang, kadang ibu marahin, pulang sekolah langsung pigi maen, nyebur sungai. Kalau di bilang aman ya aman lingkungan ini dek. Yang penting jangan ceroboh narok barang kayak HP atau barang berharga lainnya, .” Analisi Data : Dari data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan selama penelitian pada keluarga ibu NR, disini peneliti menganalisis bahwa hal yang menyebabkan keluarga mereka tinggal di bantaran sungai adalah karena mereka tidak punya pilihan lain, penghasilan suami juga masih di bawah rata-rata sama seperti informan sebelumnya, Universitas Sumatera Utara 53 dimana menurut peneliti masih berada di dalam zona kemiskinan. Salah satu stragi mereka untuk tetap bertahan tinggal di lingkungan bantaran sungai walaupun lingkungan tersebut berbahaya dan mengancam keselamatan mereka adalah mereka tetap menikmati suasana kondisi lingkungan sekitar. Berdagang adalah mata pencarian yang selama ini keluarga mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ibu NR memanfaatkan seoptimal mungkin penghasilan dari hasil dagang untuk memenuhi kebutuhan primer. Universitas Sumatera Utara 54

5.1.3 Informan 3