Mendatangi Tempat Kejadian Perkara

mengambilmembawa barang-barang bukti yang diduga ada hubungannya dengan tindak pidana yang terjadi untuk diambil alih penguasaannya atau menyimpan barang bukti tersebut guna kepentingan pembuktian. Setelah kita mengetahui pembagian secara besarnya proses penanganan tempat kejadian perkara maka tata cara penanganan tempat kejadian perkara meliputi: 1. persiapan penanganan tempat kejadian perkara. 2. tindakan pertama di tempat kejadian perkara. 3. pengolahan tempat kejadian perkara. 4. pengambilan dan pengumpulan barang bukti 5. pengakhiran penanganan tempat kejadian perkara. 65

B. Mendatangi Tempat Kejadian Perkara

Persiapan mendatangi TKP kecelakaan lalu lintas yaitu personil terdiri dari anggota Polantas minimal 2 dua orang dan anggota Sabhara minimal 2 dua orang serta unsur bantuan teknis laboratorium kriminal dan identifikasi untuk melakukan pemotretan, pengambilan sidik jari dan tindakan lain yang diperlukan. Apabila kecelakaan lalu lintas berakibat kemacetan lalu lintas yang panjang perlu menyertai anggota Bimmas untuk memberikan informasi kepada pengemudi agar pengemudi sabar untuk antri karena telah terjadi kecelakaan lalu lintas. 66 Kendaraan Persiapkan kendaraan dan alat komunikasi untuk kecepatan bertindak dan memelihara hubungan petugas dengan markas kesatuan, selanjutnya 65 Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas 2011. Standar Operasional Dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas TPTKP Dan Penyidikan, halaman 6-17. 66 ibid. Universitas Sumatera Utara adakan pengecekan kembali terhadap peralatan kendaraan seperti Rem, lampu rotator, ban, lampu-lampu, sirene serta peralatan lainnya yang dianggap penting. Peralatan lain yang diperlukan dalam menangani TKP kecelakaan lalu lintas yang terdiri dari: 1. Alat pengaman TKP 10 buah kerucut Lalu lintas. a. 2 buah lampu peringatan b. 2 buah senter c. Rambu-rambu lalu lintas seperti petunjuk arah, batas kecepatan dan sebagainya. d. 2 buah segitiga pengaman 2. Kelengkapan petugas seperti: a. Jasrompi lalu lintas. b. Sarung tangan c. Peluitsempritan d. Tongkat Polri e. Senjata api, borgol f. Kotak P2GD 3. Alat tulis dan klip board untuk membuat sketsagambar tempat kejadian perkara TKP dan Formulir 3 L. 4. Alat pengukur jarak meteran dan alat-alat untuk pembuatan tanda-tanda di permukaan jalan. 5. Alat pemecah kaca, alat pemotong sabuk pengaman, alat pemotong kerangka kendaraan bermotor, alat pengungkitdongkrak kendaraan bermotor dan alat penarik kendaraan bermotor. Universitas Sumatera Utara 6. Alat pemadam kebakaran 7. Alat pemotret 8. Kaca pembesar 9. Garis Polisi Police line 10. Kompas GPS 11. Dan lain-lain yang dianggap perlu disesuaikan dengan situasi TKP dan jenis kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Polisi harus segera hubungi instansi terkait bilamana diperlukan seperti: Ambulans, pemadam kebakaran, mobil derek dan lain-lain. Setelah persiapan selesai maka langkah selanjutnya adalah memberikan APP kepada petugas yang akan ke TKP mengenai peristiwa kecelakaan lalu lintas itu sendiri, pembagian tugas dan lain-lain. Setelah proses persiapan telah selesai dilaksanakan, selanjutnya polisi mendatangi TKP kecelakaan lalu lintas dengan menentukan rute yang terpendek dengan memperhatikan situasi lalu lintas, bergerak dengan cepat tetapi tetap memperhatikan keselamatan. Apabila situasi lalu lintas padat dan melewati persimpangan agar menggunakan sirene dan rotator. Polisi mengupayakan seminimal mungkin melakukan pelanggaran lalu lintas dan memperhatikan arus lalu lintas selama di perjalanan menuju TKP, bilamana ada kendaraan yang dicurigai melarikan diri. Setelah tiba di TKP, polisi memarkir kendaraan di tempat yang aman dan diketahui oleh pengguna jalan lainnya serta dapat berfungsi untuk mengamankan TKP dan memberikan petunjuk agar pengguna jalan lainnya lebih berhati-hati. Universitas Sumatera Utara Posisi kendaraan menghadap keluar serong kanan dan berada dekat TKP apabila jalan lurus sedangkan untuk TKP yang dekat dengan tikungan berada sebelum tikungan. Rotator kendaraan tetap dihidupkan sampai selesai kegiatan penanganan TKP. Tindakan pertama yang dilakukan polisi di TKP kecelakaan lalu lintas yaitu dengan mengamankan TKP kecelakaan lalu lintas yang bertujuan: a. Menjaga agar TKP tetap utuhtidak berubah sebagaimana pada saat dilihat dan diketemukan petugas yang melakukan tindakan pertama di TKP. b. Mencegah timbulnya permasalahan baru seperti terjadinya kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas. c. Untuk memberikan pertolongan kepada korban dan mengamankan bagi petugas yang sedang melaksanakan tugas di TKP serta pemakai jalan lainnya. d. Untuk melindungi agar barang bukti yang ada tidak hilang atau rusak. e. Untuk memperoleh keterangan dan fakta sebagai bahan penyidikan lebih lanjut. Alat-alat yang digunakan untuk mengamankan TKP meliputi kendaraan petugas, kerucut lalu lintas, lampu peringatan, lampu senter, rambu-rambu lalu lintas petunjuk arah, batas kecepatan, prioritas dan lain-lain, segitiga pengaman. Tata cara mengamankan TKP kecelakaan lalu lintas yaitu menentukan jarak untuk menutup dan membatasi TKP kecelakaan lalu lintas. Untuk menentukan jarak dalam rangka menutup dan membatasi TKP kecelakaan lalu lintas harus terlebih dahulu menentukan jarak berhenti suatu kendaraan. Universitas Sumatera Utara Contoh: Pada suatu jalur jalan dengan kecepatan yang diijinkan adalah 72 Kmjam maka jarak berhenti suatu kendaraan dapat dihitung sebagai berikut: V² S = v x t + -------- 2 x a S = Jarak Berhenti Kendaraan V = Kecepatan kendaraan 72 Kmjam = 20 Mdet T = Waktu reaksi dari pengemudi rata-rata 1 detik A = Perlambatan rata-rata 5 mdet Maka jarak berhenti kendaraan tersebut adalah: 20x20 20 x 1 + ----------- = 20 + 40 = 60 meter 2 x 5 10 Dengan demikian maka jarak yang diperlukan untuk menutup membatasi TKP kecelakaan lalu lintas di jalur jalan tersebut adalah 60 meter, dari kendaraan petugas sampai kerucut terdepan. Cara penempatan alat-alat pengamanan TKP kecelakaan lalu lintas yaitu pada jalur satu arah parkir kendaraan petugas menyudutserong dengan badan jalan membentuk sudut kira-kira 30 derajat dengan tepi jalan di depan TKP kecelakaan lalu lintas, dengan jarak 10 meter dari kendaraan korban yang terlibat kecelakaan lalu lintas, dengan bagian belakang dari kendaraan petugas tersebut menghadap arah datangnya arus lalu lintas. Lampu rotator dan lampu hazard kendaraan petugas dihidupkan. Letakkan kerucut No. 1 disamping kanan bagian Universitas Sumatera Utara belakang kendaraan petugas dan segaris dengan sudut kanan depan kendaraan petugas, kemudian kerucut No.9 diletakkan paling depan dari arah datangnya arus lalu lintas dengan jarak minimal 60 meter dari jarak berhenti kendaraan pada jalur jalan tersebut. Kemudian diantara kerucut No. 1 dan No. 9 diletakkan 7 tujuh buah kerucut lainnya, sedangkan kerucut No.10 diletakkan diantara kendaraan petugas dan kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas. Kerucut No.9 diletakkan di tepi jalanpada garis tepi jalan dan di depan kerucut tersebut ditempatkan lampu peringatan pada kedua sisi jalan dengan jarak antara 25 sd 50 meter dari kerucut No. 9 tersebut, namun apabila tidak memiliki lampu peringatan agar menggunakan segi tiga pengaman. Pada jalur 2 dua arah Posisi kendaraan petugas dengan cara penempatan pada jalur satu arah. Penempatan kerucut pada prinsipnya sama dengan cara penempatan pada jalur satu arah, hanya pada jalur jalan yang ditutup ditempatkan 7 tujuh buah kerucut sepanjang jarak berhenti kendaraan. Tiga buah kerucut lainnya ditempatkan pada arah yang berlawanan, sebagai batas lajur yang ditutup. Kemudian di tepi seberang jalan sejajar dengan kerucut No. 3 dan di tepi seberang jalan lainnya ditempatkan lampu peringatan atau segi tiga pengaman. Di tempat kerucut No.7 pada jarak antara 25 sd 50 meter ditempatkan lampu peringatan segi tiga pengaman, kemudian disamping kerucut No.7 yang diletakkan ditepi jalan ditempatkan rambu lalu lintas memberi kesempatan terlebih dahulu pada kendaraan yang datang dari depan Ketentuan penempatan alat-alat TKP laka lantas tersebut di atas hanya dapat dilaksanakan pada TKP kecelakaan lalu lintas di jalur lalu lintas yang sepi, Universitas Sumatera Utara ruas jalannya lebar dan kecepatan tinggi seperti jalan Tol dan Arteri. Polisi melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk ke TKP yang telah diberi batas Police line. Selanjutnya mengamankan tersangka dan saksi serta mengumpulkannya pada tempat di luar batas yang telah ditentukan. Polisi memisahkan saksi dan tersangka dengan maksud untuk tidak saling mempengaruhi. Polisi juga harus membuat tanda di TKP terhadap kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas. Kedudukan kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas diberi tanda “garis siku-siku” di atas permukaan jalan pada batas masing-masing bumper depan dan belakang dari kendaraan tersebut titik terluar dari keempat sudutnya, sedangkan kedudukan dari keempat as roda kendaraan tersebut diberi tanda X di atas permukaan jalan. Terhadap korban kecelakaan lalu lintas. Letak korban diberi tanda dengan menggambar bagian luar dari tubuh korban di atas permukaan tempat dimana korban tergeletak. Sedangkan terhadap alat bukti lainnya seperti ceceran darah, pecahan kaca, alat-alat kendaraan yang terlepas, lobang di permukaan jalan dan sebagainya ditandai dengan melingkari bagian luarnya di atas permukaan tempat jalan dimana alat-alat bukti tersebut ditemukan. Terhadap titik tabrak ditandai dengan tanda X di dalam lingkaran. Terhadap bekas rem kendaraan ditandai dengan tanda XX pada kedua ujung bekas rem tersebut. Setelah alat bukti diberi tanda dan difoto lalu dipindahkan ke tepi jalan sehingga arus lalu lintas dapat lancar kembali. Universitas Sumatera Utara Penanganan terhadap korban kecelakaan lalu lintas bertujuan dilaksanakannya pertolongan terhadap korban kecelakaan lalu lintas adalah untuk membantu agar kondisi korban tersebut tidak menjadi lebih buruk. Peralatan yang diperlukan dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas adalah pembalut cepat, kasa steril, pembalut biasa, obat merah yodium, pembalut segi tiga, plester, Kapas, dan gunting. Tata cara memberikan pertolongan pada korban kecelakaan lalu lintas yaitu: Apabila tidak ada petugas medis usahakan memberikan pertolongan sesuai petunjuk P2GD. Pada korban patah tulang, agar dijaga korban tetap pada posisi semula dan jangan sekali-kali merubah posisi korban dan pada saat akan dikirim ke rumah sakit, diusahakan agar posisi korban tetap seperti saat ditemukan di TKP. Sedangkan korban yang terhimpit anggota badannya oleh kendaraan alat- alat kendaraan, apabila akan dilakukan pertolongan terhadap korban, usahakan terlebih dahulu kehadiran seorang dokter atau petugas medis untuk menghentikan pendarahan atau memberikan pertolongan lebih lanjut setelah korban dilepaskan dari himpitanjepitan tersebut. Apabila korban dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas, maka korban dapat dipindahkan ke tempat yang aman dengan memberikan tanda terlebih dahulu pada letak korban semula. Usahakan secepatnya dapat mengetahui dan mencatat identitas korban dan dalam kasus tabrak lari diupayakan untuk mendapat informasi dari korban mengenai identitas kendaraan yang menabrak korban. Universitas Sumatera Utara Dalam mengirim korban dengan tidak menggunakan kendaraan ambulance atau kendaraan petugas maka yang perlu dilakukan adalah menentukan terlebih dahulu Rumah sakit atau dokter yang akan dituju kemudian mencatat identitas kendaraan yang akan membawa korban ke Rumah Sakit. Polisi wajib mengamankan dan mencatat semua barang berharga milik korban, untuk kemudian diserahkan kembali kepada korbankeluargaahli waris yang berhak. Langkah selanjutnya yaitu pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas. Tujuan dilaksanakannya pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas adalah untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti sebanyak-banyaknya untuk dianalisa dan dievaluasi menurut teori “Bukti Segi Tiga” guna memberi arah terhadap penyidikan selanjutnya. Alat-alat bukti yang dapat dikumpulkan di TKP kecelakaan lalu lintas yaitu alat bukti petunjuk, alat bukti keterangan saksi dan alat bukti keterangan tersangka. Untuk memperoleh alat-alat bukti tersebut di atas, dilakukan kegiatan- kegiatan sebagai berikut: a. Pengamatan umum 1 Keadaan jalan, sempitlebartanjakanturunantikungansimpanganlurus dan lain-lain. 2 Keadaan lingkungan, ramai sepi bebas pandangan dll. 3 Keadaan cuaca pada waktu terjadi kecelakaan lalu lintas 4 Kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas. 5 Kerusakan pada kendaraan 6 Kerusakan pada jalan dan kelengkapannya 7 Letak kendaraan dan korban Universitas Sumatera Utara 8 Bekas-bekas tabrakan yang tertinggal di jalan seperti; bekas rem, pecehan kaca, tetesan darah, bekas cat dempul, bekas oli, suku cadang yang terlepas jatuh dan lain-lain. 9 Arah datangnya kendaraan yang terlibat kecelakaan b. Pemeriksaan terhadap kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas. 1 Surat-surat kendaraan STNK, STCK, Buku Kir 2 Keadaan lampu-lampu kendaraan apakah semua menyala dengan baik dan bagaimana penyetelan tinggi rendahnya sorot lampu. 3 Keadaan klakson 4 Keadaan alat penghapus kaca 5 Kedudukan persneling pada gigi berapa. 6 Keadaan kemudi. 7 Penyetelan dari pada kaca spion. 8 Kondisi rem 9 Kondisi ban kendaraan 10 Kedudukan spido meter ukuran kecepatan kendaraan 11 Kondisi Per 12 Muatan kendaraan. c. Pemeriksaan terhadap jalan dan kelengkapannya 1 Kondisi jalan HotMix Sirtu berlobang bergelombang dan lain-lain 2 Rambu-rambu yang ada di sekitar TKP 3 Kondisi bahu jalan 4 Marka jalan Universitas Sumatera Utara d. Pemeriksaan terhadap tersangka 1 Amankan tersangka termasuk memberikan perlindunganapabila ada masyarakat yang main hakim sendiri. 2 Lakukan interview dengan mengajukan pertanyaan singkat kepada tersangka untuk memperoleh keterangan sementara tentang bagaimana terjadinya peristiwa kecelakaan tersebut. 3 Kondisi pengemudi sebelum terjadi kecelakaan lalu lintas 4 Catat identitas tersangka SIM, KTP dan lain-lain 5 Photografi pemotretan di TKP. a Foto situasi TKP secara keseluruhan, sebanyak 4 empat kali dari 4 empat penjuru. b Foto posisi dari kendaraan yang terlibat kecelakaan, sebanyak 4 empat kali dari 4 empat penjuru. c Foto korban sebelum dipindahkan dari TKP. d Foto kerusakan yang ada pada kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas. e Foto bekas-bekas yang tertinggal di TKP seperti bekas rem, pecahan kaca, pecahan catdempul dan lain-lain. f Setelah melakukan pemotretan, semua data-data dicatat dengan lengkap meliputi: 1 Jarak pengambilan gambar 2 Cuaca pada waktu pengambilan foto 3 Cahayapenyinaran yang digunakan. Universitas Sumatera Utara 4 Kamera yang digunakan 5 Diafragma dan kecepatan yang digunakan 6 Arah pemotretan g Setelah seluruh kegiatan pemotretan selesai, segera dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemotretan contoh terlampir e. Pembuatan gambarsketsa TKP, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Mencari arah mata angin arah utara 2 Tentukan Skala 1: 100 yang artinya 1 meter di TKP sama dengan 1 Cm di gambar atau 1: 200 yang artinya 1 meter di TKP sama dengan ½ Cm di gambar 3 Unsur-unsur yang harus dituangkan dalam gambar TKP kecelakaan lalu lintas adalah: a Lebar jalan, lebar got, lebar trotoar dan lain-lain b Bentuk jalan; jalan lurus, tikungan, persimpangan c Posisi korban d Posisi kendaraan e Posisi titik tabrak f Posisi titik pokok pengukuran g Posisi barang bukti h Bayangan arahtujuan dari masing-masing kendaraan yang terlibat i Untuk menguatkan gambar sketsa di TKP perlu di tanda tangani oleh tersangka, saksi dan diketahui oleh penyidik yang membuat sketsa TKP. Universitas Sumatera Utara j Pengukuran gambarsketsa TKP Tujuan dari kegiatan pengukuran TKP kecelakaan lalu lintas adalah untuk mengetahui jarakukuran yang sebenarnya dari situasi TKP. Dengan ukuran yang benar maka akan memudahkan pada waktu diadakan rekonstruksi. 1 Posisititik yang perlu dilakukan pengukuran. a Titik pokok pengukuran titik P b Key point titik tabrak titik X c Posisi kendaraan yang terlibat titik pengukuran dari bemper depan dan belakang d Posisi korban e Posisi barang bukti f Panjang bekas rem g Lebar jalan 2 Metodecara pengukuran di TKP kecelakaan lalu lintas. a Metode garis alas, dengan menentukan titik pokok pengukuran tiang listrik, pal Km, tiang teleponbangunan-bangunan lainnya yang tidak dilakukan pemindahan dalam waktu dekat. Menarik garis lurus melalui titik P dan sejajar dengan jalan dimana terjadi kecelakaan tersebut. Menarik garis tegak lurus dari semua titik yang perlu diukur ke garis alas. Mengadakan pengukuran terhadap garis-garis tegak lurus tersebut. Mengukur jarak antara titik P garis alas ke semua titik yang Universitas Sumatera Utara ada di garis alas. contoh terlampir Metode ini lebih cocok untuk jalan lurus. b Metode Segitiga, dengan mentukan 2 dua buah titik pokok pengukuran titik A dan titik B. Menarik garis lurus dari A ke B, menarik garis lurus dari semua titik yang harus diukur ke titik A dan B. Metode ini lebih cocok untuk jalan tikungan tajam atau persimpangan. Pengakhiran Penanganan TKP Kecelakaan Lalu Lintas dilakukan dengan melakukan konsolidasi. Setelah pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas selesai dilaksanakan maka dilakukan pengecekan terhadap personil, perlengkapan dan segala hal yang diketahui, diketemukan dan dilakukan di TKP. Melakukan pembukaan TKP Setelah TKP dibuka hal yang perlu diperhatikan bahwa arus lalu lintas harus normal kembali baru anggota anggota disini bukan termasuk dalam tim penyidik kecelakaan lalu lintas dapat meninggalkan TKP.

C. Permintaan Visum et Repertum