Theory of Planned Behavior
maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek yang bersangkutan. Di dalam theory planned of behavior, sikap
terhadap perilaku attitude toward behavior dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan perilaku behavior beliefs dimana
kepercayaan ini merupakan kepercayaan yang dimiliki oleh individu akan hasil dari suatu dari perilaku dan evaluasi atas hasil yang
dilakukan Jogiyanto, 2007. b. Norma subyektif subjective norms adalah persepsi yang dimiliki
oleh individu mengenai pengaruh sosial dalam membentuk suatu perilaku tertentu. Norma subyektif merupakan pembentuk perilaku
individu dimana pandangan yang dimiliki oleh orang lain berupa menyetujui atau menolak perilaku yang dilakukan oleh individu
yang bersangkutan. Apabila orang lain setuju pada perilaku yang ditunjukkan individu, maka perilaku ini akan dilakukan terus
menerus karena individu merasa bahwa perilaku yang dilakukan dapat diterima oleh masyarakat. Namun apabila perilaku yang
ditunjukkan tidak diterima oleh orang lain, maka hal tersebut tidak akan diulangi lagi oleh individu. Norma subyektif merupakan fungsi
dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya misalnya keluarga dan teman untuk menyetujui
atau tidak menyetujui suatu perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk memenuhi mereka Mustikasari, 2007.
Seseorang dapat terpengaruh atau tidak terpengaruh, sangat
bergantung dari kekuatan kepribadian setiap individu yang bersangkutan dalam menghadapi orang lain.
c. Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan perceived behavioral control dapat mempengaruhi niat. Hal ini berdasarkan atas asumsi
bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi berupa motivasi terhadap orang tersebut.
Maksudnya adalah niat akan terbentuk dengan sendirinya apabila individu merasa mampu untuk menampilkan perilaku. Menurut
Ajzen 2005 kontrol perilaku yang dipersepsikan sebagai perasaan self efficiency atau kesanggupan seseorang untuk menunjukkan
tingkah laku yang diinginkan. Sehingga kontrol perilaku yang dipersepsikan
merupakan persepsi
setiap individu
tentang kemampuannya untuk melakukan perilaku tertentu. Dalam theory of
planned behavior, kontrol perilaku yang dipersepsikan mengacu kepada persepsi seseorang terhadap sulit tidaknya melaksanakan
perilaku yang diinginkan, terkait dengan keyakinan akan tersedia atau tidaknya sumber dan kesempatan untuk mewujudkan perilaku
tertentu Mustikasari, 2007. Keyakinan tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh
informasi yang tidak langsung diperoleh dengan mengobservasi pengalaman orang lain yang dikenal. Kontrol perilaku yang
dipersepsikan ini dapat mempengaruhi niat untuk berperilaku dan perilaku Wajib Pajak.
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan perceived behavioral control dalam konteks perpajakan adalah ukuran tingkatan kendali yang
dimiliki oleh seseorang yang tergolong sebagai Wajib Pajak dalam menunjukkan perilaku tertentu, seperti melaporkan jumlah penghasilan
yang sesungguhnya, melakukan kecurangan dengan mengurangkan beban yang seharusnya tidak boleh dilakukan pengurangan dalam penghasilan,
serta perilaku lainnya yang menampilkan adanya ketidakpatuhan pajak Bobek dan Hatfield, 2003.
Theory of planned Behavior relevan untuk menjelaskan perilaku Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Individu sebelum
melakukan sesuatu maka memiliki keyakinan mengenai hasil yang akan diperoleh dari perilakunya tersebut kemudian akan memutuskan akan
melakukannya atau tidak melakukannya. Norma moral Wajib Pajak berhubungan dengan pengambilan keputusan perilaku Wajib Pajak. Wajib
Pajak yang memahami pajak memiliki keyakinan pentingnya membayar pajak
untuk membantu
menyelenggarakan pembagunan
negara behavioral belief.
Ketika akan melakukan sesuatu, individu akan memiliki keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain dan motivasi untuk memenuhi
harapan tersebut normative beliefs. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pemeriksaan pajak dan penagihan pajak, dimana dengan adanya
pemeriksaan pajak dan penagihan pajak yang efektif, akan membuat Wajib
Pajak memiliki keyakinan atau memilih perilaku taat pajak yang akhirnya akan berdampak pada semakin meningkatnya penerimaan disektor pajak.
Kebijakan sunset policy terkait dengan control beliefs. Kebijakan sunset policy dibuat dengan tujuan untuk medorong agar Wajib Pajak mau
untuk membayarkan pajaknya yaitu melalui manfaat yang dapat diperoleh Wajib Pajak seperti penghapusan sanksi administrasi berupa bunga serta
Wajib Pajak yang belum memiliki NPWP dapat memperolehnya. Peningkatan penerimaan pajak akan ditentukan berdasarkan kemauan
Wajib Pajak mau mengikuti kebijakan sunset policy. Behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs sebagai
tiga faktor yang menentukan seseorang untuk berperilaku. Setelah terdapat tiga faktor tersebut, maka seseorang akan memasuki tahap intention,
kemudian tahap terakhir adalah behavior. Tahap intention merupakan tahap dimana seseorang memiliki maksud atau niat untuk berperilaku,
sedangkan behavior adalah tahap seseorang berperilaku Mustikasari, 2007. Pemeriksaan pajak, penagihan pajak, dan kebijakan sunset policy
dapat menjadi faktor yang menentukan perilaku patuh pajak. Setelah Wajib Pajak memiliki norma moral yaitu kesadaran untuk membayar
pajak, maka Wajib Pajak akan memiliki niat untuk membayar pajak dan kemudian merealisasikan niat tersebut.