BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kausal yang bertujuan untuk menguji hubungan antara tipe pemerintahan daerah, kompetisi politik, dan
opini audit oleh BPK terhadap pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintah daerah.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada setiap pemerintahan daerah di Indonesia, yaitu pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten yang
relevan. Periode penelitian ini tahun 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan masalah dalam penelitian ini terbatas pada kelengkapan pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintahan daerah yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu tipe pemerintahan daerah, kompetisi politik, dan opini audit oleh BPK di Indonesia pada tahun 2014.
3.4 Defenisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu dikemukakan defenisi operasional variable penelitian ini sebagai berikut :
3.4.1 Variabel Bebas Independent Variable
a. Tipe Pemerintahan Daerah
Tipe pemerintahan darah didefenisikan sebagai bentuk pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah di Indonesia dibagi menjadi
Universitas Sumatera Utara
tiga bagian, yaitu pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, dan pemerintahan kabupaten. Mengacu kepada penelitian sinaga 2011,
variable ini merupakan variable dummy, yaitu nilai 0 untuk pemerintahan provinsi dan pemerintahan kota serta nilai 1 untuk pemerintahan
kabupaten. b.
Kompetisi Politik Kompetisi politik menggambarkan seberapa besar persaingan
antara kepala daerah yang menjabat pada saat ini dengan saingan-saingan politiknya. Dalam penelitian Sinaga 2005, kompetisi politik diukur
dengan perbandingan antara jumlah kandidat kepala daerah dengan posisi yang tersedia. Penelitian ini menggunakan metode pengukuran yang sama
dengan penelitian Sinaga 2005 namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, yaitu dimana hanya ada satu yang menjabat sebagai kepala
daerah. Kompetisi politik diukur dari jumlah kandidat kepala daerah pada pemilihan kepala daerah yang terakhir kali dilakukan di daerah tersebut
sampai dengan penelitian ini dilakukan. c.
Opini Audit Opini audit menurut kamus standar akuntansi Ardiyos, 2007
adalah laporan yang diberikan seorang akuntan public terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan
perusahaan. Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi Tobing, 2004 opini
audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan
kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa opini audit adalah produk yang dihasilkan dari aktivitas audit yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
berwenang melakukannya. Opini audit terdiri dari 5 jenis, yaitu : opini wajar tanpa pengecualian Unqualified Opinion, opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan Modified Unqualified Opinion, opini wajar dengan pengecualian Qualified Opinion, opini tidak wajar
Adverse Opinion, opini tidak memberikan pendapat Disclaimer of opinion. Sementara pada prakteknya dalam audit laporan keuangan
pemda opini BPK secara bertingkat terdiri dari: Tidak Wajar TW, Tidak Memberikan Pendapat TMP, Wajar Dengan Pengecualian WDP, dan
yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian WTP. Opini audit pada penelitian ini menggunakan opini audit yang
dikeluarkan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan BPK Republik Indonesia yang dapat diperoleh pada ikhtisar hasil pemeriksaan BPK pada website
resmi BPK.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Variabel Terikat Dependent Variable
Pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintahan daerah adalah pemberian informasi keuangan melalui media internet yang
dilakukan oleh pemerintah daerah sekalipun tidak diwajibkan dalam suatu peraturan. Sesuai dengan penelitian Sinaga 2005, dalam pengukuran
variable pelaporan keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintahan daerah dilakukan dengan menggunakan variable dummy. Pelaporan
keuangan di internet secara sukarela oleh pemerintahan daerah dinilai dari ada tidaknya APBD, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD, atau
LAKIP pada situs resmi pemerintahan daerah. LKPD terdiri atas 4 komponen, yaitu neraca, laporan realisasi angaran, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Salah satu dari komponen LKPD tersebut terdapat dalam situs resmi pemerintahan daerah, maka pemerintahan
daerah tersebut tergolong mengungkapkan LKPD. Bila salah satu dari bagian pelaporan keuangan tersebut terdapat pada situs resmi
pemerintahan daerah maka akan diberi nilai 1, sedangkan bila bagian pelaporan keuangan tersebut tidak terdapat pada situs resmi pemerintahan
daerah maka akan diberi nilai 0.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Skala Pengukuran Variabel Tabel 3.1