Sokletasi Infundasi Dekoktasi Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak .1 Organoleptik

21 sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan Ditjen, POM., 2000.

2.7.1.2 Metode panas

Ekstraksi dengan metode panas terdiri dari 5 metode yaitu refluks, soxhlet, digesti, infundasi, dan dekoktasi Ditjen, POM., 2000.

a. Refluks

Refluks adalah proses penyarian simplisia pada temperatur titik didihnyamenggunakan alat dengan pendingin balik dalam waktu tertentu dimana pelarut akan terkondensasi menuju pendingin dan kembali ke labu.

b. Sokletasi

Sokletasi adalah proses penyarian menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat khusus soklet dimana pelarut akan terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel. c. Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C.

d. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit.

e. Dekoktasi

Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit. Universitas Sumatera Utara 22 2.8 Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak 2.8.1 Organoleptik Pemeriksaan organoleptik bertujuan untuk pengenalan awal simplisia dan ekstrak yang sesederhana dan seobyektif mungkin. Prinsipnya adalah penggunaan panca indra untuk pengenalan bentuk, warna, bau, dan rasa Ditjen, POM., 2000. 2.8.2 Mikroskopik Uji mikroskopik mencakup pengamatan terhadap bagian simplisia dan fragmen pengenal dalam bentuk sel, isi sel atau jaringan tanaman serbuk simplisia secara umum dilakukan di bawah mikrokop Depkes, RI., 1979.

2.8.3 Rendemen

Rendemen adalah perbandingan berat akhir berat simplisia atau ekstrak yang dihasilkan dengan berat awal berat daun atau berat simplisia yang digunakan dikalikan 100 Sani, dkk., 2014.

2.8.4 Kadar air

Penetapan kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan. Dapat dilakukan dengan cara titrasi, destilasi, atau gravimetri Ditjen, POM., 2000. 2.8.5 Kadar abu Tujuan penetapan kadar abu adalah untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Prinsip penetapan kadar abu adalah bahan dipanaskan pada temperatur di mana senyawa organik dan turunannya terdekstruksi dan menguap, sehingga yang tertinggal adalah unsur mineral dan organik Ditjen, POM., 2000. Universitas Sumatera Utara 23

2.8.6 Kadar sari

Penetapan kadar sari bertujuan untuk menentukan jumlah senyawa aktif yang terekstraksi dengan pelarut yang digunakan. Digunakan untuk simplisia yang belum diketahui pelarut apa yang paling sesuai untuk ekstraksinya WHO., 1998. 2.9 Metode Uji Aktivitas Antelmintik 2.9.1 Metode uji invitro