Patogenesis terkini SKA menjelaskan, SKA disebabkan oleh obstruksi dan oklusi trombotik pembuluh darah koroner, yang disebabkan oleh plak aterosklerosis
yang rentan mengalami erosi, fisur, atau ruptur. Tebalnya plak dapat dilihat dengan persentase penyempitan pembuluh koroner pada pemeriksaan angiografi
koroner, namun tebalnya plak tidak berarti apa-apa selama plak tersebut dalam keadaan stabil. Dengan kata lain, resiko terjadinya ruptur pada plak aterosklerosis
bukan ditentukan oleh besarnya plak derajat penyempitan tetapi oleh kerentanan
plak Muchid et al, 2006.
2.2.3 Faktor Resiko Sindroma Koroner Akut
Faktor resiko dibagi menjadi menjadi dua kelompok besar yaitu faktor resiko konvensional dan faktor resiko yang baru diketahui berhubungan dengan
proses aterotrombosis. Faktor resiko yang sudah kita kenal antara lain merokok, hipertensi, hiperlipidemia, diabetes mellitus, aktifitas fisik, dan obesitas.
Termasuk di dalamnya bukti keterlibatan tekanan mental, depresi. Sedangkan beberapa faktor yang baru antara lain CRP, homocystein dan Lipoproteina
Ridker dan Libby, 2007. Di antara faktor resiko konvensional, ada empat faktor resiko biologis yang
tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih
panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor aterogenik. Faktor-faktor resiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat
memperlambat proses aterogenik. Faktor-faktor tersebut adalah peningkatan kadar lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa dan diet tinggi
lemak jenuh, kolesterol, dan kalori. SKA umumnya terjadi pada pasien dengan usia diatas 40 tahun. Walaupun
begitu, usia yang lebih muda dari 40 tahun dapat juga menderita penyakit tersebut. Banyak penelitian yang telah menggunakan batasan usia 40-45 tahun untuk
mendefenisikan “pasien usia muda” dengan penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler mempunyai insidensi yang rendah pada usia muda Brown, 2006.
2.2.4 Kriteria diagnosis Sindroma Koroner Akut
Untuk diagnosis angina tidak stabil , nyeri dada khas infark, EKG normal tidak ada perubahan dengan EKG sebelumnya serta tidak ada kenaikan enzim
jantung. Diagnosis pasti sindrom koroner akut khususnya untuk infark miokar STEMI NSTEMI, dua dari tiga kriteria dibawah ini harus dipenuhi :
a. Gejala klinik nyeri dada lebih dari 20 menit
b. Perubahan khas pada EKG serial,antara lain dengan segmen ST
c. Pemeriksaan serial penanda gangguan pada jantung positif atau meningkat
antara lain troponin I atau T,myoglobin dan creatine kinase MB. Secara umum, STEMI menggambarkan oklusi koroner total akut Foo De
Bono,2000. Bukti oklusi arteri koroner dapat dinilai secara intervensi dengan angiografi koroner. Tujuan terapi adalah tindakan reperfusi segera, komplit dan
menetap dengan angioplasti primer atau terapi fibrinolitik Antman et al.,2008. Sedangkan pada pasien NSTEMI, strategi awal pada pasien ini adalah meredakan
iskemia dan gejala, memantau pasien dengan EKG serial dan mengulangi pengukuran penanda nekrosis miokard.
2.3 Hubungan Diabetes Mellitus dengan Sindroma Koroner Akut