Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee

komisaris Subramaniam et al., 2009. Selain itu, semakin tinggi ukuran dewan, maka mempermudah perusahaan dalam mengatasi ancaman yang terdapat pada risiko yang terjadi pada perusahaan karena banyaknya anggota yang ikut memperhatikan dan memberikan pendapat Muntoro, 2006 dalam Kusuma 2012. Sedangkan dampak negatif yang timbul adalah munculnya masalah agensi. Hal ini karena pemisahan antara manajemen dan kontrol sehingga dapat mengganggu kemampuan dewan dalam mengendalikan manajemen dalam mengkomunikasi dan koordinasi Wardhani, 2006. Selain itu, perbedaan jumlah anggota dewan komisaris pada setiap perusahaan yang tidak sama juga berhubungan dalam tingkat pengambilan keputusan. Jumlah anggota dewan komisaris pada suatu perusahaan harus lebih banyak atau setara dengan jumlah anggota dewan komisaris. Hal ini untuk mencegah adanya tekanan psikologi yang dialami dewan komisaris karena perbedaan pendapat dengan dewan direksi Indrayati, 2010.

7. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman antar dewan komisaris maka dilakukan kegiatan rapat dewan komisaris dengan para manajer dan fungsi pengendalian lainnya untuk saling bertukar informasi. Melalui kegiatan rapat yang diadakan juga dapat memberikan informasi kepada dewan komisaris tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya secara seimbang. Tingginya frekuensi rapat yang dilakukan pada suatu perusahaan dalam satu periode dapat meningkatkan kualitas audit eksternal serta meminimalkan insiden masalah pada pelaporan keuangan Dezoort et al., 2002 dalam Sutaryo et al., 2011. Selain itu, untuk dapat menghasilkan pengawasan yang baik maka anggota akan meminta secara tidak langsung kepada dewan komisaris untuk melakukan rapat lebih sering guna meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen Setyarini, 2011. Jumlah frekuensi rapat dapat dapat dilihat melalui kualitas keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan semakin rendah frekuensi rapat dewan komisaris dalam satu pariode maka akan berdampak pada kurangnya pemahaman dewan dalam mengenali risiko yang akan terjadi Kuncoro, 2013. Oleh sebab itu, dewan komisaris membutuhkan RMC sebagai komite yang khusus memberikan perhatian terhadap risiko yang mungkin terjadi.

8. Reputasi Auditor

Selain dibutuhkannya dewan komisaris independen yang berasal dari luar, perusahaan juga membutuhkan auditor sebagai pengawas atas risiko kecurangan yang mungkin terjadi. Hal ini berpengaruh terhadap reputasi auditor dalam keberhasilan sebuah perusahaan. Data yang dihasilkan oleh auditor yang memiliki reputasi tinggi tentunya akan memberikan kepercayaan terhadap pemakai laporan keuangan. Reputasi auditor dapat dilihat pada pemakaian KAP yang terdapat pada kelompok big four. Pemakaian auditor yang terdapat pada kelompok big four dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan pengendalian eksternal Cohen et al., 2004. Selain itu, dengan menggunakan auditor yang berasal dari big four yang memiliki kecenderungan hubungan baik dengan klien juga dapat meningkatkan kualitas praktik yang baik Subramaniam et al., 2009.

9. Kompleksitas

Segmen bisnis suatu perusahaan memiliki dampak pada kompleksitas perusahaan. Hal serupa juga dikatakan oleh Subramaniam et al., 2009 yang berpendapat bahwa semakin banyak segmen bisnis yang dimiliki oleh perusahaan maka berbanding lurus dengan tingkat kompleksitas. Jika kompleksitas bisnis yang terdapat pada perusahaan itu tinggi,

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONEKSI POLITIK, DEWAN KOMISARIS DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

41 215 17

Pengaruh Corporate Governance Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan : studi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta

1 5 76

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KEBERADAAN RISK MANAGEMENT COMMITTEE (RMC) (Studi pada Perusahaan Non financial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

0 7 25

Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Leverage, Ukuran Kantor Auditor Publik, dan Frekuensi Rapat Dewan terhadap Pembentukan Risk Management Committee pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 75

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Kompleksitas Bisnis, Dan Reputasi Auditor Terhadap Keberadaan Risk Management Committee (RMC) Pada IndustriHigh Profile Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 111

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN RISK MANAGEMENT COMMITTEE PADA PERUSAHAAN NON-FINANSIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 36

PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE (CG), KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN PENGENDALIAN EKSTERNAL TERHADAP KEBERADAAN RISK MANAGEMENT COMMITTEE (RMC) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA (Studi Empiris Perusahaan Non Finansial Tahun Penelitian 2008-

0 0 18

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS, REPUTASI AUDITOR, KOMPLEKSITAS, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBERADAAN RISK MANAGEMENT COMMITTEE (RMC) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusah

0 0 16