manusia dan kemudian menghidupkan lampu atau menghidupkan kipas dan ketika tidak ada orang yang dideteksi lampu akan mati. Masalah penempatan sensor juga
harus diperhitungkan, jangan sampai ketika orang sudah ada di dalam ruangan tapi belum terdeteksi sehingga lampu tidak juga menyala atau kipas tidak juga menyala
PIR untuk aplikasi lighting control dan temperature control tidak memerlukan power supply karena sensor ini langsung di koneksi langsung ke installasi listrik dengan
sumber tegangan 220VAC.
2.3 Fotodioda
Photodioda adalah dioda sambungan p-n yang secara khusus dirancang untuk mendeteksi cahaya yang biasnya terdapat pada lapisan instrinsik adntara lapisan n dan
p. Piranti yang memiliki lapisan intrinsik tersebut disebut p-i-n atau PIN photodioda. Energi cahanya lewat melewati lensa yang mengekspos sambungan.
Photodioda dirancang beroperasi pada mode bias-balik. Arus bocor bias balik mengingkat dengan peningkatan level cahaya. Harga arus umumnya adalah dalam
rentang mikroampere. Photodioda mempunyai respon waktu yang cepat terhadap berbagai cahaya.
Photodioda merupakan komponen yang dapat mengubah energi cahaya Inframerah menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik yang kualitasnya cukup baik. Semakin
besar intensitas cahaya inframerah yang diterima maka sinyal pulsa listrik yang dihasilkan akan cukup baik. Pada prakteknya sinyal inframerah yang dierima
intensitasnya sangat kecil sehingga diperlukan sebuah penguat. Ketika photodioda mendapat cahaya inframerah maka terdapat arus bocor yang relative kecil. Besar
kecilnya arus bocor ini bergantung kepada intensitas cahaya inframerah yang mengenai fotodioda tersebut. Arus bocor yang dihasilkan fotodioda besarnya linier
terhadap intensitas cahaya inframerah yang dimaksukkan dalam daerah penerimaan. Oleh sebab itu arus diubah menjadi tengangan agar didapatkan sinyalnya kembali.
Untuk teknik pengubahan arus menjadi tegangan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
vcc 1O K
Ω 22O K
Ω
68O K Ω
- Vo
ut
Intensitas Cahaya
Gambar 2.5 Rangakaian Photodioda dan Grafik Lineraritasnya
Untuk mengubah arus menjadi tegangan digunakan sebuah resistor R1 dengan niali yang cukup besar. Besarnya nilai R harus disesuaikan agar tidak menyebabkan
diode inframerah jenuh karena jika diode infra merah jenuh maka tidak ada sinyal carier yang diteruskan sehingga data yang ditransmisikan tidak dapat diterima lagi.
Untuk mencegah agar tidak jenuh maka tegangan bias tidak boleh terlalu tinggi dan nilai R tidak boleh terlalu besar. Pada suatu kondisi tertentu jika cahaya selain cahaya
inframerah terlalu terang arus bocor dapat mencapai beberapa milliamper dan resistansinya turun menjadi 10k sehingga untuk mencegah saturasi maka nilai R harus
kurang daru 10. Dengan nilai R 10k ini dapat merubah tiap 10µA menjadi 10mV. Kondisi Ideal yang jauh berbeda dengan keaadan sebenarnya dimana sinyal yang
diterima sangat lemah sehingga menghasilkan arus bocor yang sangat kecil sehingga R yang digunakan juga harus diganti dengan niali yang lebih besar untuk dapat
mengkonversi arus menjadi tegangan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Mikrokontroller AT89S52