Rangkaian Sensor Suhu IC LM 35 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S52

4. RW ReadWrite, merupakan menyemat untuk sinyal pemilih baca atau tulis, yang mana bila penyemat ini diberi logika 1, modul akan melakukan operasi baca, sebaliknya bila diberi logika 0 akan melakukan operasi tulis. Pada aplikasi ini karena LCD digunakan sebagai modul keluaran saja berarti hanya melakukan operasi baca saja. Untuk mempermudah program maka pin 5 RW langsung dihubungkan dengan ground. 5. RS Register Selection, merupakan penyemat untuk sinyal pemilih fungsi regiater yang apabila diberikan logika 0, register berfungsi sebagai register instruksi untuk operasi tulis atau sebagai penanda sibuk, dan sebagai pencacah alamat untuk operasi baca. Apabila diberi logika 1, register berfungsi sebagai register data, baik untuk operasi tulis ataupun baca. 6. V EE V LC , merupakan terminal catu daya untuk pengendalian tampilan LCD, yaitu mengatur ketajaman tampilan karakter pada layar. 7. V CC , merupakan penyemat untuk terminal catu daya 5 volt. 8. V SS , merupakan Ground

3.7 Rangkaian Sensor Suhu IC LM 35

IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 m A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Suhu LM35 Universitas Sumatera Utara Sensor suhu IC LM 35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat yang tegangan keluarannya linear dalam satuan celcius. Jadi LM35 memilik kelebihan dibandingkan sensor temperatur linear dalam satuan kelvin, karena tidak memerlukan pembagian dengan konstanta tegangan yang besar dan keluarannya untuk mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat.

3.8 Flow Chart Rangkaian

Secara garis besar, diagram alir dari rangkaian aplikasi dari sensor PIR Passive Infra Red untuk pengontrolan suhu ruangan ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut di bawah ini: Universitas Sumatera Utara start inisialisasi Fotodioda aktif PIR aktif Ada orang masuk Ada orang keluar PIR aktif Fotodioda aktif Pengunjung = pengunjung - 1 Pengunjung = pengunjung + 1 Pengunjung 8 ? 2 Pengunjung 6 ? 8 Pengunjung 15 ? Pengunjung 15? Aktifkan relay1 Matikan relay2 Matikan relay3 Matkan relay1 Aktifkan relay2 Matikan relay3 Matikan relay1 Matikan relay2 Aktifkan relay3 Update display 1 1 Baca Suhu Gambar 3.8 Flowchart Pengontrol suhu ruangan Keterangan Flowchart: Awal Start akan menginstalasi fotodioda dan menset pada logika low 0. Kemudian Sensor PIR akan medeteksi ada apakah ada pengunjung yang masuk pada logika high 1, apabila sensor PIR mendeteksi ada pengunjung yang masuk ke dalam ruangan maka sensor LM 35 akan mendeteksi suhu runagan kemudian relay pada kipas akan diaktifkan sehingga kipas akan menyala secara otomatis dengan kecepatan yang Universitas Sumatera Utara bergantung pada jumlah pengunjung yang masuk ke dalam ruangan dan apabila pengunjung ke luar dari ruangan maka kipas akan menurunkan kecepatannya pada level tertentu, dan jika tidak ada lagi pengunjung dalam ruangan maka kipas akan mati secara otomatis. LCD akan mengupdate setiap ada pengunjung yang masuk dan keluar dari dalam rungan dengan tampilan “pengunjung ke-, “lvl”, serta “suhu:”. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S52

Pengujian rangkaian Mikrokontroler dapat dilakukan dengan cara menghubungkan rangkaian sistem minimum dengan sumber tegangan 5 V. Dimana pin 40 mikrokontroler dihubungkan dengan tegangan 5 V dan pin 20 dihubungkan dengan ground. Setelah itu dilakuan pengukuran tegangan antara pin 40 dan pin 20, didapat tegangan sebesar 4,98 V, artinya sumber tegangan telah sampai pada mikrokonroler. 12 MHz Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Mikrontroler Universitas Sumatera Utara Langkah selanjutnya adalah menghubungkan pin 17 P3.7 dengan IC buffer 74LS24 dan keluarannya dihubungkan dengan sebuah LED yang dipasang aktif High sebagai indikator. IC 74LS24 berfungsi sebagai Buffer penyangga dimana logika yang diberikan mikrokontroler akan dikuatkan oleh IC tersebut. Dengan begitu apabila Mikrokontroler memberikan logika 1 maka LED akan Aktif dan apabila diberi logika 0 maka LED akan padam. Dengan adanya IC 74LS24 ini maka arus yang digunakan untuk menghidupkan LED tidak diambil dari mikrokontroler melainkan, mikrokontroler hanya memberikan logika saja. Berikut ini dalah program yang diisikan kedalam mikrokontroler AT89S52: Mov r1,0 Kedip: Setb p3.7 Acall delay Clr p3.7 Acall delay Sjmp Kedip delay: mov r0,255 djnz r0, djnz r1,delay ret end Program diatas dibuat untuk menghidupkan LED pada port 3.7 dan kemudian mematikannya. Perintah Setb akan menjadikan p3.7 berlogika high yang menyebabkan LED menyala. Perintah clr p3.7 membuat p3.1 kembali berlogika low dan menyebabkan LED padam. Adapun perintah acall delay digunakan untuk memanggil rutin delay yang berfungsi untuk menunda waktu selama beberapa saat supaya pergantian menyala dan pedamnya LED dapat terlihat oleh mata. Untuk melakukan penundaan waktu, maka dibuatlah perintah acall delay. Dengan adanya Universitas Sumatera Utara perintah acall maka program untuk sementara akan beralih ke label yang dialamatkan yaitu delay sampai ditemukannya perintah ret. Lamanya penundaaan waktu yang dikerjaakan oleh delay dapat dihitung dengan cara berikut: mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini memakai kistal 12 MHz, dalam mengeksekusi satu siklus perintah mikrontroler membutuhkan 12 clock, berarti dalam suatu siklus perintah mikrokontroler membutuhkan waktu sebesar 12 MHz 12 clock = 1 µs Perintah mov dan djnz menggunakan 2 siklus dan perintah ret mengunakan 1 siklus. Dalam rutin delay, pertama kali r0 diisi senilai 255. selanjutnya djnz r0, artinya isi r0 dikurang dengan satu jika hasilnya tidak nol maka program akan tetap berjalan dibaris ini. Dari awal r0 bernilai 255, maka program djnz r0, dijalankan sebanyak 255 kali. Berikutnya “djnz r1, delay” kurangi isi r1 dengan satu dan lompat ke label delay bila hasilnya tidak nol. Dari awal r1 sudah diisikan nilai 0, maka ketika pertama kali dikurang 1 hasilnya kan 256, itu berarti untuk melewati baris program ini, program akan memutar lagi dari label delay sebanyak 256 kali hingga akhirnya r1 kembali bernilai 0. Rutin delay akan dianggap selesai setelah ditemukan perintah ret, maka total waktu untuk mengeksekusi routrin delay adalah: Tabel 4.1 Waktu Pengeksekuian Rutin Delay Perintah Siklus Pengulangan Waktu µs Mov r0,255 2 256 510 Djnz r0, 2 255 x 256 130. 560 Djnz r1,delay 2 256 510 Universitas Sumatera Utara Ret 1 1 1 Total 131.581 Jadi untuk mengerjakan satu rutin delay membutuhkan waktu selama 131.581 µs. Dengan demikian ditambah dengan perintah acall delay selama 2 µs maka LED akan hidup dan mati selama 131.583 µs atau sekitar 0,13 detik secara bergantian. Perintah sjmp kedip akan membuat program kembali mengulang dari label kedip, sehingga program ini berjalas secara terus-menerus. Saat program ini dieksekusi maka terlihat pada port3.7 LED berkedip terus-menerus. Dengan berjalannya program ini pada mikrokontroler, maka mikrokontroler telah dianggap bagus dan dapat digunakan pada penelitian selanjutnya.

4.2 Interfacing LCD 2x16