lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan
erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum. Uraian di atas menunjukkan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
tidak terlepas dari kebijakan anggaran dengan titik berat pada kebijakan penerimaan dan pengeluaran. Dari sisi kebijakan penerimaan misalnya, selain upaya
meningkatkan PAD, pemerintah daerah juga diharapkan mampu mengelola seluruh pendapatan dan pengeluaran atau belanja daerahnya. Hal ini dapat dinyatakan
sebagai suatu prestasi dan merupakan salah satu ukuran kinerja pemerintah daerah tersebut. Ukuran kinerja dari sisi ini dilihat dengan membandingkan antara rencana
atau target pendapatan maupun pengeluaran atau belanja daerah untuk berbagai kegiatan dan program dengan realisasinya.
2.11. Hubungan Realisasi Pendapatan Daerah Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Daerah Identitas keseimbangan pendapatan nasional adalah konsumsi C ditambah
Investasi I, Pembelian atau Pengeluaran Pemerintah G, dan Ekspor X dikurangi Impor M yang dirumuskan dengan persamaan Y = C + I + G + X-M merupakan
Universitas Sumatera Utara
sumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Banyak pertimbangan yang mendasari pengambilan
keputusan dalam mengatur pengeluarannya. Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap kebijakan pengeluarannya tetapi juga harus memperhitungkan
sasaran yang akan menikmati kebijakan tersebut. Rahmansyah, 2004 : 15.
Pendapat di atas berarti bahwa memperbesar pengeluaran dengan tujuan semata-mata untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan
kerja adalah kurang memadai, melainkan perlu diperhitungkan siapa yang akan terpekerjakan atau meningkat pendapatannya. Disamping itu pemerintah perlu
menghindari agar peningkatan perannya dalam perekonomian tidak justru
melemahkan pihak swasta.
Menurut Wijaya 2000, pengeluaran pemerintah mempunyai efek pengganda multiplier effect dan merangsang kenaikan pendapatan nasional dan akan
menaikkan pendapatan serta produksi secara berganda sepanjang perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh full employment karena ia
menaikkan permintaan agregatif didasarkan pada anggapan bahwa pengeluaran pemerintah tidaklah pada proyek-proyek yang dapat menghalangi atau menggantikan
investasi sektor swasta. Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara
eksekutif dengan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan
belanja atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau
Universitas Sumatera Utara
surplus. Anggaran berfungsi sebagai pernyataan kebijakan publik, sebagai target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja pendapatan dan
pembiayaan yang diinginkan, menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum, serta menjadi landasan penilaian kinerja pemerintah. KSAP,
2005 : 13 Oleh karena itu, APBN suatu negara atau APBD suatu daerah dapat kita yakini
mempunyai hubungan yang sangat signifikan terhadap perekonomian khususnya sektor riil. Signifikansi tersebut tercermin dari kontribusinya terhadap produk
domestik bruto. Kebijakan fiskal suatu negara merupakan instrumen untuk melaksanakan fungsi stabilitasi, distribusi dan alokasi yang diarahkan pada stimulus
pertumbuhan ekonomi dan mendorong penciptaan lapangan kerja. Di Indonesia misalnya, dampak APBN terhadap sektor riil merupakan salah satu indikator yang
mengidentifikasikan dampak dari kebijakan fiskal terhadap perekonomian tahun 2008. Dalam kondisi perekonomian yang lesu, kebijakan diarahkan pada stimulus
fiskal antara lain melalui pengeluaran pemerintah yang bersifat autonomous yang mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pada saat overheating
ekonomi , intervensi kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah bersifat kontraktif untuk menyeimbangkan permintaan agregat aggregate demand dengan penyediaan
sumber-sumber daya perekonomian. BPKP-RI, 2009 : 38. Meningkatnya pendapatan negara melalui penerimaan dari sumber-sumber
pendapatan merupakan suatu hasil kinerja pemerintah mengelola pos-pos penerimaan negara. Demikian juga halnya dengan meningkatnya penyerapan belanja dan
Universitas Sumatera Utara
akuntabilitas keuangan. Penyerapan anggaran merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan berhasilnya program atau kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Rasio realisasi terhadap pagu anggaran mencerminkan terserapnya anggaran dalam melakukan berbagai program yang telah ditetapkan. Sebaliknya, lambatnya
penyerapan anggaran mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi karena eksekusi anggaran memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian
sesuai dengan efektifitas penggunaan sumber-sumber penerimaan daerah terhadap Anggaran Belanja Daerah ABD dimana t
1
semakin besar atau sama dengan satu maka sumber-sumber penerimaan semakin efektif digunakan untuk membiayai
belanja daerah, sebaliknya t
1
DBH DAK
DAU PAD
ABD
t t
t t
4 3
2 1
+ +
=
+
sama dengan nol maka sumber-sumber penerimaan daerah semakin tidak efektif digunakan untuk membiayai belanja daerah.
……………………………....2.2 Dimana 0
≤ t
1
PAD ádalah kemampuan otonomi daerah untuk menghasilkan sumber-sumber pendapatan daerah karena PAD langsung dipungut dari masyarakat sehingga PAD
tersebut mengurangi dampak positip belanja pemerintahan daerah terhadap aktifitas ekonomi daerah sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :
≤ 1 efektifitas penggunaan sumber-sumber penerimaan daerah terhadap anggaran belanja daerah ABD.
DBH DAK
DAU PAD
ABD
t t
t t
4 3
2 1
+ +
= −
………….……………...……2.3 Dimana ABD dan PAD dinyatakan sebagai rasio pendapatan daerah yakni:
PDRB x
t PAD
=
…………………………………………………………….2.4 A
Universitas Sumatera Utara
Dimana t x PDRB adalah proporsi dari Pendapatan Asli Daerah dari PDRB
PDRB x
g ABD
=
……..………………………………………………………2.4 B Dimana g x PDRB adalah Proporsi dari Anggaran Belanda Daearah terhadap PDRB
Dan subtisusi persamaan 2.4B ke persamaan 2.3 akan menghasilkan DBH
DAK DAU
PDRB t
x PDRB
x g
t t
t t
4 3
2 1
+ +
= −
t x
g DBH
t x
g DAK
t x
g DAU
PDRB
t t
t t
t t
1 3
1 3
1 2
− +
− +
− =
….…………………………….25
Dari persamaan 2.5 ditunjukkan bahwa pengaruh DAU, DAK dan DBH terhadap PDRB tergantung pada nilai g - t
1
x t artinya jika g t
1
x t maka pengaruh DAU DAK dan DBH terhadap PDRB adalah positip, sebaliknya jika g t
1
Salah satu indikator kinerja keuangan pemerintah dalam bidang anggaran belanja dapat dilihat dari terealisasinya prioritas alokasi anggaran belanja yang
selaras dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
x t maka pengaruh DAU, DAK DAN DBH adalah negatif. Lebih jauh dapat dikatakan jika
rasio ABD lebih besar terhadap PDRB lebih besar dari rasio PAD terhadap PDRB dikalikan dengan efektifitas penggunaan PAD untuk ABD maka pengaruh DAU
DAK dan DBH terhadap PDRB ádalah positip.
Untuk mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi misalnya, pada tahun 2008 pemerintah Indonesia telah menetapkan 6 enam prioritas alokasi anggaran BPKP-
RI, 2009 : 25 antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Belanja investasi terutama di bidang infrastruktur dasar untuk mendukung
kegiatan ekonomi nasional; 2.
Bantuan sosial, terutama untuk menyediakan pelayanan dasar kepada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan, dengan
memperhatikan rasio anggaran pendidikan sesuai amanat UUD 1945, serta meningkatkan upaya pemerataan;
3. Perbaikan penghasilan dan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan;
4. Peningkatan kualitas pelayanan dan efisiensi penyelenggaraan kegiatan
operasional pemerintahan; 5.
Penyediaan subsidi untuk membantu menstabilkan harga barang dan jasa pada tingkat yang terjangkau masyarakat;
6. Pemenuhan kewajiban pembayaran bunga utang.
Penjelasan dan gambaran sebagaimana diuraikan di atas membuktikan bahwa realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan konsep pertumbuhan ekonomi daerah. Di Indonesia dalam tahun 2008, penyerapan anggaran yang cepat, efisien dan efektif telah menjadi salah satu
agenda reformasi manajeman keuangan pemerintah. Sejalan dengan agenda tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya optimal dalam rangka mengurangi berbagai
hambatan dalam penyerapan anggaran dan meminimisasi kecenderungan penarikan anggaran di akhir tahun execution skewed towards the end of fiscal year oleh
kementerian negaralembaga. Salah satu langkah konkrit yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mendelegasikan kekuasaan relax control dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
eksekusi anggaran dengan memberikan berbagai fleksibilitas terhadap kementerian teknis. Namun demikian, juga mensyaratkan adanya akuntabilitas terhadap
penggunaan anggaran tersebut. BPKP-RI, 2009 : 14 .
2.12. Tinjauan Peneliti Terdahulu