Hubungan Kolesterol dengan Stroke Mekanisme

menyebabkan penyakit kardiovaskuler seperti hipertansi, stroke, dan penyakit jantung koroner. Berikut kadar kolesterol darah manusia berdasarkan klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida menurut NCEP ATP National Cholesterol Education Program Adult Panel III pada tahun 2001 dalam Sudoyo dkk 2007. Kenaikkan kolesterol yang terdapat pada VLDL dan LDL dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dikarenakan peningkatan trigliserida yang besar dalam sirkulasi darah. Peningkatan kolesterol ini dapat mempercepat terjadinya penyakit aterosklerosis vaskuler Guyton dan John, 2008. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit meningkatkan konsentrasi plasma, tetapi bila kolesterol yang diabsorbsi oleh sel-sel tubuh meningkat maka peningkatan konsentrasi kolesterolakan menghambat 3-hidroksi- 3metilglutaril-KoA reduktase enzim HMG-KoA reduktase menjadi mevalonat untuk pembentukan kolesterol. Jadi kolesterol memiliki sistem kontrol umpan balik intrinsik untuk mencegah peningkatan konsentrasi kolesterol plasma yang berlebihan.Akibatnya konsentrasi kolesterol darah biasanya tidak berubah naik atau turun kurang lebih 15, kecuali apabila dilakukan pengubahan jumlah kolesterol dalam diet.Diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi kolesterol darah 15-25.Kondisi ini diakibatkan oleh peningkatan penimbunan lemak dalam hati yang menyebabkan peningkatan jumlah asetil KoA dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Oleh karena itu, untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah sangat penting dengan mempertahankan diet rendah lemak jenuh dan diet rendah kolesterol Anderson, 2002.

2.3. Hubungan Kolesterol dengan Stroke Mekanisme

Atherosclerosis dan Aterotrombus Deposit lemak atherome atau plak akan merusak dinding arteri sehingga terjadi penyempitan dan pengerasan yang menyebabkan berkurangnya fungsi pada jaringan yang disuplai oleh arteri tersebut. Atherosclerosis dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara masalah kesehatan yang serius seperti jantung koroner, stroke adalah penyakit vaskuler perifer tergantung arteri yang terkena. Berulangnya kerusakan dinding arteri akan membentuk bekuan darah yang disebut thrombus. Pada proses ini akan terjadi penurunan aliran darah lebih lanjut. Pada beberapa kasus thrombus akan membesar dan menutup lumen arteri, atau thrombus dapat terlepas dan membentuk emboli yang akan mengikuti aliran darah dan menyumbat arteri di daerah yang lain. Pada kasus ini jaringan yang memperoleh vaskularisasi dari arteri tersebut akan mati karena kehilangan suplai oksigen secara cepat, yang bila hal ini terjadi di otak disebut stroke. Arteriosklerosis adalah kelompok kelainan pembuluh darah yang ditandai oleh penebalan dan hilangnya elastisitas arteri, secara patologi anatomi, terdapat tiga jenis arteriosklerosis yaitu: 1. Atherosclerosis: ditandai oleh pembentukan ateroma plak di tunika intima yang terdiridari lemak dan jaringan ikat. 2. Monckeberg’s medial calcific sclerosis, yang ditandai dengan kalsifikasi tunikamedia,dan Arteriolosklerosis, ditandai oleh proliferasi atau penebalan dinding arteri kecil danarteriol. Lesi awal dari atherosclerosis adalah fatty streak, fatty streak bisa ditemukan pada aorta dan arteri koroner pada individu dengan usia 20 tahun. Fatty streak merupakan hasil dari akumulasi serum lipoprotein di dalam tunika intima dinding pembuluh darah. Secara mikroskopik fatty streak menunjukan gambaran lipid yang sarat akan makrofag, T limfosit dan smooth muscle cells. Fatty streak bisa berkembang menjadi plak fibrosa.Hasil dari akumulasi lipid yang progresif ini adalah migrasi dan proliferasi dari smooth muscle cells. Terdapat hubungan yang kompleks antara elemen selular dan lesi aterosklerotik. Elemen seluler terdiri dari sel endothelial, sel-sel otot polos, platelet dan leukosit. Fungsi vasomotor, trombogenisitas dinding pembuluh darah, aktivasi sistem koagulasi, sistem fibrinolitik, migrasi dan proliferasi sel otot polos serta inflamasi seluler adalah proses Universitas Sumatera Utara kompleks yang berhubungan dengan proses biologi. Hal ini mempunyai kontribusi terjadinya atherogenesis dan manifestasi klinis dari atherosklerosis Boudi, 2006. Gambar 2.2. Proses Terjadinya Plak Aterosklerosis Gofir, 2009 Gambar di atas menunjukkan proses terjadinya plak aterosklerosis, yaitu : 1. Akumulasi lipoprotein pada tunica intima Lipoprotein yang tertimbun terutama adalah LDL dan VLDL. Hal ini bisa terjadi biasanya karena kebiasaan buruk seperti makan makanan tinggi kolesterol, dan jarang berolahraga. 2. Stress oksidatif Timbunan VLDL dan atau LDL akan dioksidasi karena pembuluh darahnya mengalami jejas stress. 3. Aktivasi sitoksin Stress oksidatif akan menimbulkan reaksi inflamasi. Sel-sel radang melepaskan mediator- mediator pro-inflamasi berupa sitoksin-sitoksin. Misalnya, IL-2, TNF Tumor Necrosis Factor. 4. Penetrasi monosit Universitas Sumatera Utara Sel-sel radang juga menghasilkan semacam Monocyte Chemotactic Factor sehingga monosit akan masuk sampai ke dasar tunika intima dan kemudian berubah jadi Foam Cell. 5. Migrasi makrofag dan pembentukan Foam Cell. Makrofag bermigrasi sambil memfagosit LDL yang tertimbun dan terbentuklah sel foam sel sabun. 6. Migrasi Smooth Muscle Cells SMCs Selain migrasi makrofag, terjadinya migrasi SMCs dari tunica media vasa menuju tunica intima yang menimbulkan akumulasi matriks. 7. Akumulasi matriks ekstra selular Matriks ekstra selular misalnya serabut-serabut hialin, kolagen, elastin, dan fibrosa. Matriks ini diproduksi oleh SMCs. 8. Kalsifikasi dan fibrosis Adanya akumulasi matriks ekstra selular menimbulkan kalisifikasi dan fibrosis plak aterom sehingga elastisitas dan diameter pembuluhdarah berkurang. Gambar 2.3. Fibrosis pada Oklusi Arteri Gofir, 2009 Universitas Sumatera Utara Aterosklerosis dan pembentukan plak yang terjadi selanjutnya mneghasilkan penyempitan atau oklusi arteri dan merupakan penyebab stenosis arteri yang paling sering.Pembentukan trombus paling mungkin terjadi pada area dimana atherosklerosis dan penumpukan plak menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang paling berat Gofir, 2009. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Dependen Variabel Independen Bagan 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Variable terikat: stroke iskemik Variable bebas: Lipid Profile