a. 1 = respons perusahaan jelek
b. 2 = respons perusahaan rata-rata
c. 3 = respons perusahaan di atas rata-rata
d. 4 = respons perusahaan superior
Rating ditentukan berdasarkan afektivitas strategi perusahaan. Dengan
demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. 4.
Mengalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua CSF.
5. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total 4,0 yang
mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara luar biasa terhadap pelang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di
pasar industrinya. Sementara itu, skor total 1,0 menunjukan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak
menghindari ancaman-ancaman eksternal. Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
eksternal dan mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal juga dilakukan
secara interaktif kepada pihak perusahaan, sehingga dapat diperoleh faktor-faktor yang dapat menjadi peluang maupun ancaman dari
perusahaan. Data disajikan seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks EFE
Faktor Strategis
Eksternal Bobot A
Rating B Skor AxB
Peluang: 1
: n
Ancaman: 1
: n
Total
Sumber: David,2006.
3.3.3 Matiks IE
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu x dan total skor EFE pada sumbu y. Total skor IFE dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu 1,0 – 1,99 menunjukan posisi internal lemah; 2,0 –
2,99 menunjukan kondisi internal rata-rata, 3,0 – 4,0 menunjukan kondisi internal yang kuat. Begitu pula skor total EFE dibagi menjadi tiga
kategori. Total skor 1,0 – 1,99 menunjukan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan rendah; 2,0 – 2,99 menunjukan respon
perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan sedang; 3,0 – 4,0 menunjukan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan
tinggi. Menurut David 2006, matriks IE dibagi menjadi tiga daerah
utama yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda Gambar 2. Tiga daerah utama tersebut adalah:
1. Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV, termasuk dalam grow and build
strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan
strategi integratif, misalnya integrasi horizontal dan vertikal. 2.
Daerah 2 meliputi sel III, V, atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam strategi ini
adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3.
Daerah 3 meliputi sel VI, VIII, IX, adalah daerah harvest and divest. Strategi yang sesuai untuk daerah ini adalah strategi divestiture
pengurangan usaha.
Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot Kuat
Rataan Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0
2,0 1,0
Tinggi Total
3,0-4,0 Nilai
EFE 3,0
Yang Sedang
Diberi 2,0-3,0 Bobot
2,0 Rendah
1,0-2,0 1,0
Gambar 2. Matriks IE David,2006
3.3.4 Analisis SWOT
Tahap berikutnya membuat matriks SWOT dengan menggunakan faktor strategi eksternal maupun internal sebagaimana telah dilakukan
pada tahap sebelumnya, yakni penjelasan yang terdapat dalam matriks IFE
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX
dan EFE. Peluang dan ancaman yang terdapat dalam matriks EFE serta kekuatan dan kelemahan yang terdapat matriks IFE dipindahkan dalam sel
yang sesuai dalam matriks SWOT Tabel 6. Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat dibuat berbagai kemungkinan alternatif strategi SO, ST,
WO, WT.
Tabel 6. Analisis matriks SWOT
Sumber : David,2006.
3.3.5 Analisis QSPM