18
Koperasi syariah memiliki jenis pendanaan untuk masyarakat yaitu para anggotanya melalui pendanaan Komersil Mu’awadat dan Non-
komersil Tabaru’at atau pendanaan sosial seperi yang terlihat pada Gambar 9. Melalui dua jenis pendanaan ini kopsyah dapat menyediakan
pendanaan yang diperlukan baik oleh individu, dalam hal ini rumah tangga, ataupun oleh kelompok masyarakat KKM. Dengan skema seperi ini maka
pendanaan melalui koperasi syariah sangat sejalan dengan hasil rekomendasi Worldbank untuk menggunakan perbankan guna dapat mengembangkan
dan mempercepat akses air dan sanitasi masyarakat. Melalui skema pendanaan koperasi syariah berupa dana komersil dan dana sosial akan
memungkinkan masyarakat, khususnya rakyat miskin, dapat memperoleh biaya untuk mengakses air pada fasilitas yang telah terbangun dan KKM bisa
mendapatkan pendanaan untuk perawatan dan pengembangan fasilitas yang sudah ada.
Selain itu, koperasi syariah juga dapat memberikan pembiayaan kepada KKM yang sudah ada tetapi idak dapat beroperasi karena
terkendala biaya operasional untuk dapat beroperasi kembali dan juga mengekspansi layanannya. Sudah barang tentu individu pengelola KKM
juga akan memperoleh pembinaan dari koperasi syariah untuk bisa secara konsisten mengembangkan usaha penyediaan air bersih dan juga mendapat
keuntungan yang wajar tanpa membebani pengguna, yang umumnya rakyat miskin.
2.2. Penjenjangan Usaha Mikro Kecil
Dikarenakan masyarakat pedesaan umumnya idak bankable, maka pendanaan melalui koperasi syariah yang merupakan lembaga keuangan
non bank sangatlah sesuai. Disamping itu, koperasi syariah juga melakukan pembinaan dan pemberdayaan para anggotanya supaya mandiri dan
berkembang. Gambar 10 memperlihatkan penjejangan upaya pengembangan usaha mikro kecil bahwa untuk kaum fakir miskin dilakukan perkuatan
sosial menggunakan ZIS melalui akan hibah atau Qordhul Hasan. Setelah meningkat, maka dilakukan pemberdayaan sosial menggunakan Qordh untuk
Program Penyediaan Air ...
19
memulai Usaha Mikro. Selanjutnya dilakukan Pemberdayaan Ekonomi, untuk kemudian barulah usaha tersebut bankable untuk Pengembangan Usaha
nya. Untuk itulah fungsi Baitul Maal dan Baitul Tamwil saling mendukung dalam pengembangan usaha mikro kecil.
Gambar 11 dan Gambar 12 menjelaskan skema Tahapan Penyediaan
Fasilitas Air dan Sanitasi Komunal dan Skema Pendanaan Fasilitas Air dan Sanitasi Individu.
2.3. Penerapan ZISWAF Untuk Air dan Sanitasi Nasional
Dalam penerapan pemberdayaan ZISWAF Untuk Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Bagi Masyarakat melalui koperasi syariah
Gambar 10: Penjejangan Upaya Pengembangan Usaha Mikro Kecil
Anggota
AksesAir dan Sanitasi untuk
Anggota WirausahaPenyedia
SaranaAir Sanitasi
Pendaftaran; cicilan Survey; persetujuan
Kopsyah BMT
Masalah Permodalan
31
• Sosialisasi ditingkat desa • Pembentukan Tim Penyusun
Proposal • Survey. Identifikasi Masalah dan
Analisis Situasi IMAS • Penyusunan Proposal
• Verifikasi dan Penilaian Proposal • Penetapan Lokasi Sasaran
SELEKSI LOKASI
• Pemicuan perubahan perilaku dan STBM
• Pembentukan Tim Pelaksana • Pembentukan Satlak dan Badan
Pengelola • Penyusunan Rencana Kerja RK
• Verifikasi dan Penilaian RK • Klasifikasi pembiayaan ZISWAF atau
Komersial • Penandatanganan Akad
• Pencairan Pembiayaan
PERENCANAAN PEMBIAYAAN
• Pembangunan SAMS sumur, PAH, IPAL, dll
• Promosi Kesehatan Wirausaha • Pelatihan OP bagi Badan Pengelola
• Administrasi dan Pembukuan • Penyelesaian pekerjaan
• Uji Fungsi Sarana Terbangun • Serahterima Pengelolaan dari Tim
Pelaksana kepada Badan Pengelola
PELAKSANAAN
• Peresmian Penggunaan Sarana
• Operasionalisasi dan pemeliharaan SPAMS
• Pengumpulan Iuran • Pengembalian pinjaman bila
ada
OPERASIONAL PEMELIHARAAN
• Pengukuran Capaian • Pendampingan dan Pelatihan
penguatan bagi Badan Pengelola • Membangun Jejaring
Kemitraankerjasama
PENGUATAN KEBERLANJUTAN
EVALUASI PEMBIAYAAN
P EM
B IN
A A
N
Gambar 11: Siklus Tahapan Penyediaan Fasilitas Komunal
Gambar 12: Skema Penyediaan Fasilitas Individu
Program Penyediaan Air ...