Peran Koperasi Syariah Buku Juklak Ziswaf untuk Air Minum dan Sanitasi MUI

11 lembaga yang dapat mengelola dana serta melakukan pembinaan masyarakat yang sejalan dengan prinsip pada syariah islam serta program pemerintah yang sudah berjalan, yaitu STBM dan PAMSIMAS. Dimana pada prinsip STBM dan PAMSIMAS penyediaan sarana prasarana air bersih dan sanitasi merupakan kegiatan yang non-subsidi. Oleh karena MUI melihat bahwa untuk pendanaan penyediaan air bersih dan sanitasi dengan dana ZISWAF, perlu diterapkan melalui Koperasi Syariah Kopsyah atau sebelumnya dikenal dengan isilah Baitul Mal wat Tamwil BMT. Kopsyah memiliki dua jalur pendanaan, yaitu i dana komersil Mu’awadat ataupun ii dana non- komersil Tabarru’at dari harta ZISWAF. Koperasi syariah ini disebut Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah KOPSYAH dalam Permenkop UKM RI N0.16 Thn 2015. Selain menyediakan pendanaan, komunikasi Kopsyah bersifat dua arah, leksibel, dan mempunyai daya binaedukasi serta daya rangkul yang koninyu kepada para anggota dalam memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui pembinaan dan program wajib kumpulan bagi para anggotanya. Koperasi syariah juga bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui pembinaan dan program wajib kumpulan bagi para anggotanya. Sehingga koperasi syariah idak hanya berperan dalam pemenuhan kebutuhan dasar rumah tangga miskin dalam akses air bersih dan sanitasi, tetapi juga mendorong kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan syariah baik untuk masyarakat maupun UKM khususnya wirausahawan penyedia sarana air dan sanitasi. Hal ini sejalan dengan prinsip STBM dan PAMSIMAS yang meniik beratkan kemandirian masyarakat untuk penyediaan sarana air dan sanitasi tanpa subsidi dari pemerintah.

1.4. Sosialisasi Fatwa

Fatwa No. 001MUNAS-IXMUI2015 Tentang Pendayagunaan Harta Zakat, Infaq, Sedekah Wakaf Untuk Pembangunan Sarana Air Bersih dan Pendahuluan 12 Sanitasi Bagi Masyarakat ini, telah disosialisasikan penerapannya ke seluruh provinsi di Indonesia yang dibagi menjadi iga regional yaitu: Indonesia Barat Sumatra, Kepri Babel, Indonesia Tengah Jawa Kalimantan, dan Indonesia Timur Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara,, Maluku Papua. Peserta sosialisasi terdiri dari Dinas Kesehatan propinsi, Bappeda propinsi, serta seluruh perwakilan MUI propinsi, dengan narasumber yang juga terlibat akif di program air dan sanitasi, yaitu: Kementerian Kesehatan, Bappenas, MUI pusat, BWI Badan Wakaf Indonesia, Baznas Badan Amil Zakat Nasional, dan Koperasi syariah yang sudah terlibat dalam pembiayaan air dan sanitasi bagi masyarakat. Beberapa hal yang muncul dari diskusi sosialisasi penerapan fatwa adalah diperlukannya membangun sinergitas antara pemerintah bersama badan amil zakat, badan wakaf dan ulama di ingkat pusat dan daerah guna dapat menentukan daerah sasaran dan dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Hal lainnya adalah peserta memandang bahwa dana ZISWAF dapat saling melengkapi terutama dalam hal meningkatkan akses dan penjaminan pembiayaan melalui koperasi syariah, baik untuk sarana air dan sanitasi individual maupun komunal. Pendahuluan