241
SALINAN
27 UU Anti Monopoli. i
LPL telah dengan sengaja mengabaikan bukti-bukti yang sangat banyak dalam berkas perkara KPPU yang sebetulnya
bertentangan dengan kesimpulannya dalam berkas KPPU. Sebenarnya, LPL adalah suatu penyimpangan dari undang-
undang dan bukti-bukti yang ada. j
LPL sangat berat sebelah dan KPPU tampaknya telah dengan sengaja menyimpang dari bukti-bukti untuk
mencapai kesimpulannya. Pertimbangan terhadap bukti- bukti di dalam berkas KPPU dilakukan dengan cara yang
sama sekali tidak imbang. k
KPPU telah menjadikan STT sebagai subyek dari perlakuan yang tidak adil, yang melanggar proses hukum yang
seharusnya dan prinsip-prinsip keadilan berdasarkan hukum Indonesia.
V. TIDAK ADA KELOMPOK USAHA TEMASEK
27. STT akan menunjukkan dalam pernyataan pembelaan ini bahwa
KPPU tidak dapat membuktikan unsur-unsur Pasal 27. Namun, sebelum membahas hal tersebut, STT akan terlebih dahulu
menunjukkan bahwa seluruh dasar perkara KPPU, yaitu terdapat suatu entitas ekonomi tunggal yang dikenal sebagai Kelompok
Usaha Temasek, adalah fiksi belaka.
A. KPPU Tidak Memenuhi Kaidah Hukum dalam Menyebut Kelompok Usaha
28. Anggaran Dasar dari setiap perusahaan antara STT dan Indosat di
satu pihak dan Sing Tel dan Telkomsel di lain pihak sama-sama mengatur mengenai hak pemegang saham untuk mencalonkan
direktur dalam jajaran direksi. Sebagai akibatnya, KPPU menyimpulkan dalam butir 77 sampai dengan 84 dalam LPL
bahwa Temasek memiliki ‘kewenangan’ atas anak-anak perusahaannya, dan menurut KPPU pandangan ini lebih lanjut
LPL, Fakta- Fakta, butir 77
sampai dengan 84
242
SALINAN
didukung oleh fakta bahwa beberapa direktur juga menjabat sebagai direksi dari lebih dari satu perusahaan dalam mata rantai.
KPPU telah menyimpangkan bukti untuk dapat mencapai kesimpulan yang dikehendakinya bahwa ada suatu Kelompok
Usaha Temasek.
29. Tidak ada hal yang melanggar hukum ataupun tidak wajar apabila
pemegang saham dengan kepemilikan saham yang signifikan diberikan hak untuk mencalonkan direktur dalam anak
perusahannya.
30. Paragraf 5c6 dari bagian Analisis dalam LPL mengandalkan
kutipan dari Hansen berikut ini dalam menyimpulkan akan adanya Kelompok Usaha Temasek:
“Beberapa badan usaha mandiri yang bergabung menjadi satu kesatuan ekonomi yang mandiri.
Badan-badan usaha mandiri tersebut berada di bawah satu pimpinan yang sama yang
memperlihatkan keluar bahwa induk perusahaan membuat perencanaan secara seragam untuk semua
anak perusahaannnya.”
31. LPL benar-benar mengabaikan Pernyataan STT Ke-1 yang
mencantumkan kutipan dari Knud Hansen yang menjelaskan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sebelum suatu
sekelompok entitas kemudian dikenal sebagai suatu Kelompok Usaha. Persyaratan-persyaratan tersebut adalah:
Pernyataan STT Ke-1,
butir 46
a Yang disebut anak perusahaan, harus berada dalam suatu
manajemen bersama dari perusahaan induk, yang membuat rencana terpadu untuk semua anak perusahaannya;
b Perencanaan-perencanaan dari perusahaan induk untuk
anak perusahaannya tersebut harus melingkupi kegiatan ekonomi yang pokok dari yang disebut sebagai anak
perusahaan; dan c
Yang disebut anak perusahaan dilarang untuk mengingkari
243
SALINAN
ketentuan-ketentuan dari manajemen perusahaan induknya.
32. Dalam LPL, satu-satunya petunjuk KPPU untuk mendukung
pendapat tentang Kelompok Usaha Temasek adalah bahwa Temasek adalah pemegang saham di STT dan SingTel. KPPU
tidak memiliki bukti bahwa baik STT ataupun SingTel atau anak- anak perusahaan mereka berada dalam manajemen yang sama dari
suatu perusahaan induk, bahwa perusahaan induk mereka mengendalikan kegiatan ekonomi yang pokok, atau anak-anak
perusahaan tersebut dilarang untuk menyimpang dari ketentuan- ketentuan dari manajemen perusahaan induknya tersebut.
33. Selanjutnya, Profesor Hikmahanto, dalam pendapat ahlinya yang
kedua memperjelas bahwa tidak ada dasar hukum bagi KPPU untuk memperlakukan Para Terlapor sebagai satu entitas yang
dikenal dengan nama Kelompok Usaha Temasek:
Pendapat Ahli Kedua dari
Profesor Hikmahanto
“Saya memperhatikan bahwa KPPU memberikan rujukan kepada Kelompok Usaha Temasek sebagai satu entitas
yang didalamnya termasuk: Temasek Holdings, Pte. Ltd., Singapore Technologies Telemedia, Pte. Ltd., STT
Communications, Ltd., Asia Mobile Holdings Company, Pte. Ltd., Asia Mobile Holdings, Pte. Ltd., Indonesia
Communications Limited, Indonesia Communications, Pte. Ltd., Singapore Telecommunications, Ltd., Singapore
Telecom Mobile, Pte. Ltd. Menurut pendapat saya, berdasarkan hukum Indonesia,
hal ini secara hukum adalah salah karena saya pahami bahwa setiap dari badan-badan hukum tersebut diatas
adalah badan hukum yang terpisah dan tidak seharusnya dianggap menjadi satu entitas
. Hukum Indonesia akan memperlakukan setiap dari badan-badan hukum tersebut
sebagai badan hukum yang terpisah atau secara independen.
Oleh karena itu, seluruh rujukan yang dibuat oleh KPPU terhadap Kelompok Usaha Temasek secara hukum adalah
salah. Saya tidak menemukan satu pun bukti yang dapat mendukung dalam Laporan KPPU tentang keberadaan
Kelompok Usaha Temasek tersebut. KPPU seharusnya memperlakukan dan menyebutkan setiap dari badan-badan
hukum tersebut diatas sebagai badan-badan hukum yang terpisah dan independen.”
244
SALINAN
B. KPPU Mengabaikan Bukti bahwa Temasek Tidak Melakukan Pengendalian Terhadap STT