KPPU Mengabaikan Bukti Adanya Persaingan antara StarHub dan SingTel Penyimpangan Bukti dalam LPL

246 SALINAN perencanaan dan operasional STT, STTC dan AMHC. …. 10. Dan lebih penting lagi, kami tidak memiliki saham apapun di Telkomsel. Jadi, kami benar-benar tidak akan memperbesar pangsa pasar Telkomsel di pasar telepon seluler dibandingkan dengan pangsa pasar PT. Indosat. Investasi kami satu-satunya di Indonesia adalah di PT Indosat dan kepentingan tunggal kami adalah meningkatkan kinerja dan nilai PT Indosat. Apa yang dinamakan “Kelompok Usaha Temasek” sebenarnya tidak ada. 11. Tidak ada entitas yang dinamakan “Kelompok Usaha Temasek”. Masing-masing dari Temasek, STT, STTC, dan AMHC adalah badan hukum terpisah. Kami bukanlah bagian dari “Kelompok Usaha Temasek” sebagaimana dituduhkan. a STT, STTC and AMHC

12. Temasek, STT, STTC dan AMHC dijalankan oleh Direksi danatau tim menajemen mereka masing-masing.

Anggota Direksi dan tim manajemen STT, STTC dan AMHC bukan direktur atau karyawan Temasek. Temasek di satu pihak dan STT, STTC dan AMHC di pihak lain dijalankan dan dikelola secara terpisah satu dari lainnya. 13. STT adalah perusahaan independent yang berdiri sendiri yang mempunyai investasi dan kepentingan bisnis yang beraneka ragam di seluruh wilayah dan belahan dunia. Temasek tidak mengendalikan keputusan bisnis, perencanaan dan operasional STT, STTC atau AMHC. Keputusan tersebut diambil sepenuhnya oleh Direksi danatau tim manajemen STT, STTC atau AMHC. Masing-masing dari STT, STTC dan AMHC memiliki Direksi, dengan anggota yang memiliki kedudukan dan reputasi yang diakui di berbagai bagian dunia.”

D. KPPU Mengabaikan Bukti Adanya Persaingan antara StarHub dan SingTel

42. LPL telah sepenuhnya mengabaikan bukti adanya persaingan antara StarHub dan SingTel, yang merupakan operator telekomunikasi di Singapura saat ini. 43. Pada tahun 2003, SingTel menggugat StarHub Cable Vision Ltd. “StarHub Cable”, anak perusahaan dari StarHub. Proses litigasi Petikan Laporan Keuangan 247 SALINAN antara kedua pihak ini berlangsung sengit dan akhirnya SingTel mengajukan banding ke Court of Appeal, pengadilan banding tertinggi di Singapura. StarHub dan artikel Straits Times tertanggal 4 Sept 2007 yang dilampirkan di Pernyataan STT Ke-1 44. LPL juga benar-benar mengabaikan bukti adanya intervensi dari pembuat kebijakan dalam perselisihan antara SingTel dan StarHub. Sejak masa liberalisasi rezim telekomunikasi di Singapura, Info- communications Development Authority “IDA”, badan pengatur telekomunikasi independen di Singapura, terpaksa turun tangan dalam sedikitnya 30 perkara perselisihan yang dilaporkan antara SingTel dan StarHub sehubungan dengan dugaan dan perselisihan yang diajukan oleh satu pihak kepada pihak lainnya. Jumlah perselisihan yang dilaporkan mencerminkan tingkat persaingan yang sehat.

E. Penyimpangan Bukti dalam LPL

45. Pertama-tama, KPPU salah menyebutkan bahwa Saudari Ho Ching dari Temasek adalah Executive Vice President dari STT dan STTC. LPL, Fakta- Fakta, butir 78 d 46. Hal ini adalah sangat keliru karena Saudari Ho Ching tidak menjabat posisi apapun baik dalam STT ataupun dalam STTC. Terlebih lagi, pertanyaan ini sesungguhnya ditanyakan oleh KPPU dalam salah satu wawancaranya dengan perwakilan dari Temasek, Saudara Goh Yiong Siang “Mr Goh ”: “Pertanyaan : Apakah benar Ho Ching sekarang ini menjabat sebagai Executive Vice President di STT dan STTC? Jawaban : Tidak.” Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan dengan Saudara Goh Yiong Siang, berkas perkara KPPU 248 SALINAN 47. Kedua dan secara lebih umum, Mr Goh menyampaikan suatu pernyataan sehubungan dengan kebijakan Temasek yang menyatakan bahwa Temasek tidak mengarahkan atau mengkoordinasikan keputusan komersial maupun operasional dari anak-anak perusahaannya: “Adalah kebijakan Temasek untuk tidak mengarahkan ataupun mengoordinasikan keputusan-keputusan komersial atau operasional perusahaan-perusahaan yang di dalamnya Temasek memiliki saham. Dan kebijakan ini terus dipraktekkan secara konsisten sampai sekarang. Prinsip ini, dan betapa teguhnya prinsip ini dipegang oleh Temasek, telah diakui oleh lembaga-lembaga internasional yang sangat terpercaya. Lembaga- lembaga ini secara cermat memonitor tindak tanduk Temasek. Mereka mengkonfirmasikan kebijakan dan praktek Temasek. Sebagai contoh, Rating Report 2006 dari Standard Poor’s menyatakan sebagai berikut : “Temasek seeks to ensure good governance, performance, and competitiveness at each TLC through ensuring a high quality board of directors…Temasek refrains from involvement in day- to-day decision-making.” Demikian pula, Rating Report dari Moodys Investor Services menyatakan demikian mengenai Temasek: “Each [Temasek] investee company is managed by their respective management team and guided by their board of directors. Temasek is not involved in the daily commercial or operational decisions of its investee companies.” Pernyataan Saudara Goh Yiong Siang pada berkas perkara KPPU 48. Saudara Goh Yiong Siang juga secara kategori dalam pemeriksaannya menjelaskan bahwa Temasek tidak mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dari perusahaan manapun di mana Temasek memiliki investasi, termasuk STT. “Pertanyaan : Apakah Temasek terlibat dalam pengambilan keputusan investasi dan kegiatan manajemen STT dan SingTel? Jawaban : Tidak, Temasek tidak terlibat dalam Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan dengan 249 SALINAN bidang-bidang operasional dan keputusan usaha dalam kedua perusahaan ini. Keputusan investasi diambil oleh dewan komisaris dan manajemen dari masing-masing perusahaan tersebut.” Pertanyaan : Apakah STT dan SingTel melaporkan perkembangan investasinya ke Temasek setiap tahun? Jawaban : Tidak, mereka tidak melaporkan kepada Temasek.” Pertanyaan : Ini pentingnya pentingnya kami memiliki copy dari Anggaran Dasar Temasek. Mohon dijelaskan hak-hak Temasek sebagai pemilik SingTel dan STT? Jawaban : Saya ingin ulangi kembali, bahwa kedua perusahaan ini memperlakukan Temasek sebagaimana memperlakukan pemegang saham lainnya, hak-hak kami adalah sama dengan hak-hak kami pada perusahaan lain dimana kami melakukan investasi. Kami mencadangkan hak sebagaimana yang dilakukan pemegang saham lain untuk membeli lebih banyak saham atau untuk menjual atau mempertahankan saham-saham kami. Pertanyaan : Mohon dijelaskan mengenai hak-hak Temasek sebagai pemegang saham 100 di STT? Jawaban : Sebagaimana telah saya katakan, STT merupakan perusahaan dimana kami berinvestasi. Kami melihat investasi kami dari sudut pandang keuangan. Kami tidak terlibat dalam pengambilan keputusan dan operasi perusahaan, karena hal tersebut dilakukan oleh direksi dan manajemen STT . Hak-hak kami tidak berbeda dengan hak-hak pemegang saham lainnya. Kami berhak menghadiri pertemuan pemegang saham dan memiliki hak suara.” Pertanyaan : Apakah diantara nama-nama tersebut yang duduk di STT dan SingTel? Jawaban : Tidak ada yang duduk di Board STT, tetapi salah satu anggota, Simon Israel menduduki Board di SingTel. Tetapi dia menjabat sebagai direksi Singtel sebelum bergabung dengan Temasek. Pertanyaan : Apakah ada salah satu diantaranya yang duduk di STTCom? Jawaban : Tidak ada. Pertanyaan : Apakah ada salah satu diantaranya yang duduk di AMH? Jawaban : Tidak ada. Pertanyaan : Apakah ada salah satu diantaranya yang Saudara Goh Yiong Siang, berkas perkara KPPU. 250 SALINAN duduk di AMHC? Jawaban : Tidak ada. Pertanyaan : Apakah ada salah satu diantaranya yang duduk di ICL? Jawaban : Tidak ada. Pertanyaan : Apakah ada salah satu diantaranya yang duduk di Indosat? Jawaban : Tidak ada. Pertanyaan : Apakah ada salah satu diantaranya yang duduk di SingTel Mobile? Jawaban : Tidak ada. Pertanyaan : Apakah ada salah satu diantaranya yang duduk di Telkomsel? Jawaban : Tidak ada. 49. Walaupun terdapat bukti-bukti yang jelas-jelas bertentangan, namun jelas terlihat bahwa LPL secara sengaja tidak memaparkan kebenaran. 50. Ketiga, Saudara Roes Aryawijaya “Saudara Roes”, Komisaris Indosat yang dicalonkan oleh Menteri BUMN, dalam pertemuannya dengan KPPU pada tanggal 19 Juli 2007, dengan jelas mengkonfirmasikan bahwa ST Telemedia dan Singtel tersebut adalah pesaing antara yang satu dengan yang lainnya: Risalah Pertemuan antara KPPU dan Menteri BUMN di halaman 3 dalam berkas KPPU “21. Pertanyaan: Apakah Temasek berpengaruh kepada keputusan di Indosat ? Jawaban: Sepengetahuan Saya tidak ada, 22. Pertanyaan: Yang pak Roes maksud lembaganya siapa, STT atau ICL? Jawaban: STT yang lebih banyak berpengaruh, malahan STT sangat berkompetisi dengan SingTel, mengingat SingTel menjadi pemegang saham di Telkomsel.” 251 SALINAN 51. Saudara Roes juga memberikan bukti bahwa pemilihan direktur di Telkomsel adalah proses yang sepenuhnya transparan: “41.Pertanyaan: Bagaimana mekanisme penentuan Direksi di Telkomsel? Jawaban: Usulan penentuan Direksi ditetapkan dalam RUPS dalam hal ini Komisaris Telkomsel, Tantri Abeng mengajukan usulan nama calon kepada Meneg BUMN saat itu, bapak Sugiharto.” 52. Keempat, LPL dalam butir 78 juga salah menyebutkan bahwa i Mr Peter Seah, Mr Sum Soon Lim dan Mr Vincent Perez adalah direktur-direktur pada Direksi AMHC, bahwa ii Mr Sum Soon Lim adalah salah satu direktur dalam Direksi AMH, bahwa iii Mr Miller adalah CFO dari AMHC dan ICPL. Lebih jauh, tidak ada individu yang bernama George Chow Yow Tong di dalam Dewan ataupun pengurus dari ST Telemedia, STTC atau AMHC. Sangatlah mengejutkan bahwa LPL telah melakukan suatu fiksi dalam usahanya untuk mencapai kesimpulan yang tidak benar. 53. Akhirnya, tuduhan KPPU bahwa Kelompok Usaha Temasek mempengaruhi baik Indosat dan Telkomsel untuk mengkoordinasikan tindakan-tindakan mereka adalah tidak konsisten dengan bukti yang diperoleh KPPU dari Dr. Ir. Bambang P. Adiwiyoto, M. Sc. anggota BRTI, dalam pertemuannya dengan KPPU pada tanggal 10 Juli 2007: Risalah Pertemuan antara KPPU, BRTI dan Ditjen Postel di halaman 3, berkas perkata KPPU “Namun bila dilihat secara perkembangan teknologi, antara Telkomsel maupun Indosat adalah bersaing” 54. Pada kenyataannya, Saudara Hasnul Suhaimi ”Saudara Hasnul”, CEO dari Excelcommindo “Excel”, yang menurut KPPU dikabarkan telah meninggalkan Indosat dengan kondisi yang kurang baik, juga mengkonfirmasikan dalam Pemeriksaan Lanjutannya dengan KPPU pada tanggal 9 Agustus 2007 bahwa: Berita Acara Pemeriksaan dengan Hasnul Suhaimi, halaman 5, berkas KPPU 252 SALINAN “Secara garis besar, pasar di Indonesia masih lebih kompetitif dibandingkan dengan pasar di luar negeri. Menurut saya kondisi seluler di Indonesia malah over competition . Prediksi saya, mengenai tarif akan sangat berpihak kepada pihak pengguna.”

F. Adalah Wajar Bagi Pemegang Saham untuk Mencalonkan Direktur