Manifestasi klinis Diagnosis Tatalaksana infeksi STH

31 Ada kecenderungan untuk menilai peran sistem golongan darah ABO dalam menentukan kerentanan dalam infeksi bakteri dan parasit. Orang dengan golongan darah tertentu berhubungan dengan kerentanan terhadap filariasis limfatik, giardiasis, kolera dan malaria. Studi di Equador pada tahun 1993 melaporkan prevalensi askaris dan cacing tambang lebih tinggi pada ras mestizos dan cachilla dibandingkan ras kulit hitam, namun bila dianalisa dengan wilayah tinggal, prevalensi menjadi tidak jauh berbeda. 10 Medan adalah kota di Sumatera Utara yang terdiri dari beragam suku yang biasanya bercampur dalam satu wilayah. Perbedaan genetik maupun perbedaan pola hidup terkait kesehatan sangat mungkin membuat perbedaan dalam prevalensi infeksi kecacingan pada anak di kota ini.

2.2.4 Pelayanan kesehatan

Daerah terpencil dengan akses pelayanan kesehatan minim dan sukar dijangkau memperberat keadaan penyakit yang diderita masyarakat. Identifikasi dini terhadap gejala kecacingan seharusnya dapat segera dilakukan dengan adanya sarana kesehatan yang dapat dijangkau. Pencegahan morbiditas kecacingan juga dapat dilakukan dengan pemberian antelmintik regular setiap 6 bulan sekali. 6,32

2.3. Manifestasi klinis

Universitas Sumatera Utara 32 Gejala klinis tergantung intensitas infeksi dan organ yang terlibat. Kebanyakan penderita mengalami intensitas rendah sampai moderat dan tanpa gejala klinis. Gejala klinis yang paling sering muncul adalah penyakit paru-paru dan obstruksi traktus intestinal dan bilier. Anak dengan infeksi berat dapat mengalami muntah, distensi abdomen dan nyeri perut. 13 Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan kehilangan darah, setiap cacing A. duodenale dewasa menyebabkan kehilangan darah 0.2 mL darah per hari. Infeksi STH menyebabkan anemia defisiensi besi dan malnutrisi yang selanjutnya dapat menjadi retardasi pertumbuhan fisik dan defisit intelektual dan kognitif. 18-20 Pada infeksi yang disebabkan trikuris dapat terjadi sindrom disentri kronik sampai prolaps rektal. 15-17

2.4. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya telur atau cacing dewasa di tinja. 3 Metode yang direkomendasikan WHO ialah pemeriksaan sampel feses dengan teknik hapusan tebal Kato untuk menemukan telur cacing dalam feses . Metode ini cocok dipakai pada area dengan endemisitas tinggi. Dengan metode ini lebih banyak telur cacing dapat diperiksa sebab digunakan lebih banyak tinja. Teknik ini dianjurkan digunakan secara massal karena lebih sederhana dan murah. 33-34

2.5. Tatalaksana infeksi STH

Universitas Sumatera Utara 33 Didalam Program Pembangunan Nasional PROPENAS, program pengendalian kecacingan merupakan salah satu program yang mendapat perhatian nasional dan telah diatur dalam rencana strategis RENSTRA. 11 Strategi untuk mengendalikan infeksi STH adalah dengan mencegah dan mengontrol morbiditas melalui terapi yang diberikan secara periodik pada daerah yang tinggal dalam area endemik. WHO merekomendasikan terapi periodik dengan obat antelmintik kepada setiap orang yang tinggal di daerah endemik, tanpa melalui proses diagnostik sebelumnya. Obat diberikan sekali setahun bila prevalensi infeksi STH dalam komunitas diatas 20 persen, dan diberikan 2 kali setahun bila prevalensi diatas 50 persen. 26,32

2.6. Pencegahan infeksi STH