Simpul Kritis TANSIM PENGEMBANGAN TANAMAN TEBU (APBN P 2015)

3. Penyimpangan penyaluran bantuan. Untuk mengurangi risiko penyimpangan penyaluran bantuan maka pengawalan oleh Tim Teknis Provinsi dan KabupatenKota perlu ditingkatkan dengan dibantu oleh TKP dan PLP-TKP. 4. Terjadinya Perubahan CPCL pada saat pelaksanaan kegiatan. Verifikasi administrasi dan pengukuran lahan dengan GPS sangat diperlukan sebelum CPCL diusulkan ke Provinsi. Apabila ada perubahan CPCL agar segera dilakukan revisi terhadap SK Kepala Dinas Provinsi tentang Penetapan CPCL dengan terlebih dahulu melakukan pendataan secara akurat. 5. Penyusunan RUK tidak sesuai tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta pengajuan RUK terlambat. Untuk menguranggi risiko tersebut diatas, kelompok tani penerima bantuan melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Tim teknis KabupatenKota KPTRKoperasi Petani berbasis tebu dan perlu pendampingan serta bimbingan dari TKPPLP-TKP. 6. Pemanfaatan dana bansos terlambat. Untuk mengurangi risiko keterlambatan pemanfaatan dana Bansos, maka kelompok tani harus melaksanakan kegiatan secara disiplin sesuai dengan jadwal dan teknis yang telah ditentukan. Disamping itu, perlu adanya peningkatan pendampingan, Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 32 bimbingan dan pengawasan oleh petugas terhadap pelaksanaan RUK yang telah dibuat. 7. Keterlambatan Pencairan Dana Bansos Pencairan dana bansos bisa terjadi keterlambatan karena kurang lengkapnya dokumen persyarakat atau disebabkan karena adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat antara lain berupa penundaan pencairan atau rasionalisasipengurangan anggaran. Untuk mengurangi resiko terhadap keterlambatan pembiayaan kegiatan di daerah maka para pengurus KPTR dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana guliran untuk talangan pembiayaan kegiatan pengembangan tebu di wilayah kerjanya. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 33 IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN Tatacara pemanfaatan anggaran untuk Uang Persediaan UP, Tambahan Uang Persediaan TUP dan pengadaan langsung LS diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan nomor: PER- 11PB2011 tanggal 18 Februari 2011 Perubahan atas PER-66PB2005 tanggal 28 Desember 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN, dan pelaksanaan di lapangan mengacu pada pedoman teknis pengembangan tebu tahun 2015.

A. Mekanisme Penyaluran dan Pencairan Dana

Bantuan Sosial Bansos Penyaluran dana dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN setempat. Penyaluran dana Bansos dengan mekanisme Langsung LS, pelaksanaannya dilakukan melalui pemindah bukuan transfer dana dari rekening kas Negara kepada rekening kelompok sasaran. Prosedur pencairan dan penyaluran dana bansos oleh kelompok sasaran penerima bantuan dilakukan sebagai berikut: 1 Rencana Usulan Kegiatan RUK kelompok sasaran penerima manfaat disahkanditandatangani oleh Ketua kelompok, 2 dua orang anggota kelompok sasaran penerima manfaat, dan diketahuidisetujui oleh Tim Teknis Kabupaten yang menangani perkebunan. Dengan persyaratan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 34 4 empat tanda tangan tersebut diharapkan dapat menggurangi risiko kemungkinan penyalahgunaan dana bantuan. 2 Ketua kelompok sasaran menyampaikan RUK kepada Tim Teknis KabupatenKota yang dilampiri dengan daftar nama anggota kelompok tani penerima Bansos dan fotocopy identitas KTPKK. Tim Teknis KabupatenKota melakukan verifikasi administrasi dan pengecekan lapangan dengan melakukan pengukuran lahan menggunakan GPS. Selanjutnya disampaikan kepada Satker Dinas Provinsi yang Membidangi Perkebunan dengan melampirkan foto copy buku Rekening Bank atas nama Kelompok Tani penerima manfaat. 3 PPK melakukan verifikasi dan meneliti kelayakan keabsahan RUK masing-masing kelompok yang akan dibiayai. RUK yang memenuhi persyaratan diajukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran KPA Dinas Provinsi yang Membidangi Perkebunan. Selanjutnya KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS, dengan melampirkan: a. SK Kepala Dinas Provinsi yang Membidangi Perkebunan, tentang penetapan Kelompok Tani sasaran penerima manfaat. b. Rekapitulasi RUK dengan mencantumkan: - Nama kelompok penerima manfaat, alamat Desa, Kecamatan dan petani penerima manfaat; - Luas areal tebu, jumlah kebutuhan benih bongkar ratoon, perluasan, dan pembangunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 35