Kegiatan dan Spesifikasi Teknis

KBD kuljar bersertifikat danatau benih tebu konvensional berjenjang bersertifikat; d. Bongkar ratoon tanaman tebu Pola II, dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember, menggunakan benih dari hasil pembangunan KBD Kuljar danatau benih tebu konvensional berjenjang bersertifikat dan dapat menggunakan pembelian benih KBD Kuljar bersertifikat danatau konvensional berjenjang bersertifikat; e. Untuk wilayah di luar Jawa pelaksanaan bongkar ratoon tanaman tebu dilaksanakan mengikuti musim di masing-masing wilayah pada tahun yang sama; f. Penanaman bongkar ratoon dalam satu hamparan menggunakan varietas sesuai dengan rekomendasi PG wilayah binaan; g. Bongkar Ratoon tanaman tebu dapat dilakukan secara kerjasama operasional KSO antara Koperasi berbasis tebukelompok Tani dengan PG berbasis tebu, dimana lahannya milik petani, lahan sewa oleh petani danatau penggarap yang tergabung dalam koperasi berbasis tebu dan pelaksanaannya dikerjakan berdasarkan MoU; h. Penanaman kembali benih tebu pada kegiatan bongkar ratoon harus sudah selesai dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Rencana lokasi dan luas areal kegiatan bongkar ratoon tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 1. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 13 2. Perluasan a. Penanaman tebu dilakukan pada lahan bukaan baru bukan lahan bekas tanaman tebu; b. Perluasan kebun tebu Pola I, dilaksanakan pada bulan Mei-September, dengan menggunakan benih dari hasil pembelian benih tebu yang berasal dari KBD kuljar bersertifikat danatau benih tebu konvensional berjenjang bersertifikat; c. Perluasan kebun tebu Pola II, dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember, dengan menggunakan benih dari hasil pembangunan KBD Kuljar danatau benih tebu konvensional berjenjang bersertifikat dan dapat menggunakan pembelian benih KBD Kuljar bersertifikat danatau konvensional berjenjang bersertifikat; d. Perluasan tanaman tebu di luar Jawa waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan musim di masing-masing wilayah pada tahun yang sama; e. Penanaman perluasan tebu dalam satu hamparan menggunakan satu varietas sesuai dengan rekomendasi PG pembina; f. Pelaksanaan penanaman benih tebu pada kegiatan perluasan harus sudah selesai pada bulan Desember 2015. Rencana lokasi dan luas kegiatan perluasan tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 2. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 14 3. Rawat Ratoon Rawat ratoon dilakukan pada tanaman tebu keprasan. Pelaksanaan pemupukan tanaman tebu pada kegiatan rawat ratoon harus sudah selesai pada bulan Desember 2015. Rencana lokasi dan luas areal kegiatan rawat ratoon tanaman tebu tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 3. 4. Rintisan Kebun Benih Tebu Pada Jenjang KBI a. Pembangunan KBI dilaksanakan pada lahan bukan bekas kebun tebu, lahan bebas OPT Endemi, akses menuju lokasi mudah dijangkau, sumber air tersedia, dan drainase baik. Apabila lahan terbatas, KBI dapat dilakukan pada lahan eks tebu tahun 2013 yang diyakini tidak menimbulkan masalah OPT; b. Pembangunan KBI dapat menggunakan benih Kuljar danatau konvensional berjenjang dan bersertifikat; c. Pembangunan KBI pada daerah pengembangan baru dapat menggunakan benih varietas unggul lokal berdasarkan rekomendasi Surat Keterangan Mutu Benih dari UPTD benih setempat atau UPT Pusat yang membidangi perbenihan; d. Benih tebu KBI yang akan diedarkan untuk benih pada KBD harus disertifikasi terlebih dahulu; e. Penanaman benih tebu untuk KBI harus sudah dilaksanakan minimal pada bulan April-Mei tahun Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 15 2015 untuk pola I dan Oktober-Nopember 2015 untuk pola II; f. Varietas tebu yang digunakan adalah varietas sesuai dengan sarananjuran PG pembina; g. Penggunaan benih tebu untuk Provinsi yang belum ada PG berbasis tebu dapat menggunakan varietas unggul lokal setempat berdasarkan rekomendasi dari UPTD benih setempat atau UPT Pusat yang membidangi perbenihan; h. Sumber benih berasal dari P3GIPuslitbangbunPG dan sumber benih lainnya. Terkait dengan sumber benih, masing-masing Daerah agar segera membuat MoU dengan penyedia benih sesuai kebutuhan yang dituangkan dalam juklakjuknis; i. Pembangunan KBI dapat dilakukan secara kerjasama operasional KSO antara Koperasi berbasis tebukelompok Tani dengan PG berbasis tebuPuslitPenangkar benih tebu profesional, dimana lahannya milik petani, lahan sewa oleh petani danatau penggarap yang tergabung dalam koperasi berbasis tebu dan pelaksanaannya dikerjakan berdasarkan MoU. Rencana lokasi dan luas areal kegiatan pembangunan KBI tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 4. 5. Pembangunan Kebun Benih Datar KBD : a. Pembangunan KBD dilaksanakan pada lahan bukan bekas kebun tebu, lahan bebas OPT Endemi, akses menuju lokasi mudah dijangkau, sumber air Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 16 tersedia, dan drainase baik. Apabila lahan terbatas KBD dapat dilakukan pada lahan eks tebu tahun 2013 yang diyakini tidak menimbulkan masalah OPT; b. Pembangunan KBD dapat menggunakan benih Kuljar G2 atau konvensional berjenjang dan bersertifikat; c. Pembangunan KBD dapat menggunakan benih tebu asal kuljar G2 danatau konvensional asal KBI bersertifikat; d. Benih KBD yang akan diedarkan untuk benih pada KTG harus disertifikasi terlebih dahulu; e. Penanaman KBD harus sudah dilaksanakan pada bulan April-Mei tahun 2015 untuk digunakan pada kegiatan bongkar ratoon dan perluasan tanaman tebu pola II; f. Varietas tebu yang digunakan adalah varietas sesuai dengan sarananjuran dari PG pembina; g. Penggunaan benih tebu bagi provinsi yang belum ada PG berbasis tebu dapat menggunakan varietas unggul lokal berdasarkan rekomendasi dari UPTD benih setempat atau UPT Pusat yang membidangi perbenihan tebu; h. Sumber benih berasal dari P3GI PuslitbangbunPG dan sumber benih lainnya. Terkait dengan sumber benih, masing-masing Daerah agar segera membuat MoU dengan penyedia benih sesuai kebutuhan yang dituangkan dalam juklakjuknis; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 17 i. Pembangunan KBD dapat dilakukan secara kerjasama operasional KSO antara Koperasi berbasis tebukelompok Tani dengan PG berbasis tebuPuslitpenangkar benih profesional, dimana lahannya milik petani, lahan sewa oleh petani danatau penggarap yang tergabung dalam koperasi berbasis tebu dan pelaksanaannya dikerjakan berdasarkan MoU. Rencana lokasi dan luas areal kegiatan pembangunan KBD tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 5. 6. Pupuk a. Agar pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan hara tanaman tebu dan dapat meningkatkan produktivitas tebu serta meningkatkan kualitas rendemen, maka diperlukan penggunaan pupuk majemuk an-organik dengan sifat pengurai lamban dan formula yang terdiri dari unsur makro dan mikro atau sesuai dengan anjuranrekomendasi dari Pabrik Gula pembina. Agar serapan hara lebih efektif dalam pemberian pupuk majemuk perlu diimbangi dengan penggunaan pupuk organik terutama untuk memperbaiki struktur fisik tanah. b. Program bongkar ratoon, rawat ratoon, perluasan areal tebu dan pembangunan kebun benih melalui APBN menggunakan pupuk non subsidi. Kelompok tani sasaran penerima bantuan mendapat sebagian pupuk majemuk dan pupuk organik. Apabila dosis pupuk yang dianjurkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 18 tidak dapat dipenuhi dari paket pupuk Bansos, maka kekurangannya dapat dipenuhi secara swadaya oleh petani dengan menggunakan pupuk subsidi. c. Dosis pupuk untuk tanaman tebu dapat disesuaikan dengan standar teknis budidaya tebu atau sesuai dengan anjuranrekomendasi dari Pabrik Gula pembina. 7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu PHT, diutamakan menggunakan bahan pengendali yang ramah lingkungan antara lain agensia hayati dan feromon-seks yang telah terdaftar dan telah mendapat ijin dari Menteri Pertanian. Pengendalian gulma dilaksanakan dengan menggunakan herbisida ramah lingkungan yang telah terdaftar dan telah mendapat ijin dari Menteri Pertanian. Rencana lokasi dan luas areal kegiatan pemeliharaan pengendalian OPT tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 6. 8. Pemberdayaan PetaniPelatihan PetaniKelembagaan Petani Tebu Pemberdayaan petanikelembagaan petani berbasis tebu dilakukan melalui fasilitasi pelatihan, bimbingan dan pendampingan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 19 Rencana kegiatan pemberdayaanpelatihan petani berbasis tebu tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 7. 9. Bantuan Alat Mesin Perkebunan a. Traktor 4 WD beserta Implementnya, dengan spesifikasi sebagai berikut : - Traktor 4 WD dengan daya 100 - 120 HP. - Volume Slinder Mesin 4.000 – 4.500 cc. - Berat Standar Operasional 4.000 – 4.500 kg. - Penggerak roda 4 WD - Transmisi SynchromeshConstantmesh. - Kapasitas angkat minimum 2.500 kg. - Wheelbase 2.350-2.500 mm - Sistem kemudi power steering - Transmisi PTO independent - Type koneksi 6 spline - Bobot operasi traktor minimum 3.900 kg - Fuel Tank 100 – 180 liter - Implement terdiri dari Discplough Bajak Piringan, dan Furrower Bajak Kair serta Disc Harrow Garu Piringan apabila diperlukan. - Traktor dan implement mampu digunakan untuk bongkar ratoon. - Hasil Uji Test Report dari laboratorium uji yang terakreditasi atau laboratorium yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian atau sertifikat hasil uji dari Pabrikan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 20 b. Aplicator Fertilizer, dengan spesifikasi sebagai berikut: - Berat antara 750 – 1.000 Kg - Kapasitas kerja 400 Kgha - Kedalaman kairan 450-480 mm - Kapasitas tangki Pupuk 2 x 80 kg - Menggunakan 4 mata kair untuk pemupukan - Diameter lubang pupuk antara 1,0 - 2,5 cm - Material Box : Stainles Still dengan ketebalan ≥ 2 mm - Dapat digunakan untuk kegiatan putus akar tanaman tebu. c. Grabe Loader, dengan spesifikasi sebagai berikut : - Daya 60 HP - Berat ≥ 7.000 Kg - Kapasitas angkat 300 Kg - Poros roda depan dan belakang 2.550 mm - Kecepatan jalan 25 Kmjam - Sudut putaran lengan dan kabin 360 - Sudut putaran grab 360 d. Mesin Tebang TebuCane Thumpher, dengan spesifikasi sebagai berikut: - Daya minimal 70 HP - Bobot 1.100 – 1.400 kg - Tingkat Standar Tinggi Pemotongan 96 - Tingkat Kerusakan Akar 12 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 21 e. Harvester, dengan spesifikasi sebagai berikut: - Daya minimal 70 HP - PTO drive 540 RPM - Diameter piringan pisau tebang minimum 800 mm - Jumlah pisau pemotong tebu 8 pisau - Bobot ≥ 1.500 Kg - Alat tebang menggunakan sistem penyetelan ketinggian pisau secara hidraulik - Menggunakan bak penampung samping, dengan kapasitas 300-400 kg - Kemampuan tebang dari 100-200 ton tebuha - Mampu mengangkat tebu rebah minimum 5 dari jumlah tebu yang dipanen f. Dump TruckTruck, dengan spesifikasi sebagai berikut: - Mesin : 4 Langkah Segaris : Direct Injection, Turbo Charge Intercool - Isi Silinder : 3500 – 4050 cc - Daya : 110–150 PK2.500 – 2.700 Rpm - Bahan Bakar : Solar - Transmisi : Lima kecepatan gigi maju 1-5 Syncrhomesh dan gigi mundur - Berat Kosong : 2300 – 2500 Kg - Tambahan khusus untuk Dump Truck : Kapasitas Hidrolik : 5 – 8 ton; Lantai Plat 4-5 mm; dan Dinding Plat 3-5 mm. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 22 g. Pompa Air, dengan spesifikasi sebagai berikut : - Pompa Set 4 Inch - Daya : ≥ 9 HP - Selang hisap : ≥ 6 m - Selang buang : ≥ 10 m - Star : Electric Start - Single Cylinder h. GPS, dengan spesifikasi sebagai berikut: - Dapat merekam track dan poin 100 trackpoin - Penghitungan Area : Ya - Jenis layar : Warna - Berat : 250 – 300 gr sudah termasuk baterai - Memori Internal : 1 GB - Memori Eksternal : 4 GB i. Hand Refractometer, dengan spesifikasi sebagai berikut: Jarak Pengukuran : - Brix 58 – 90 - Akurasi 0.5 - Berat 150 – 175 g Rencana lokasi kegiatan pengadaan alat dan mesin perkebunan Alsinbun tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 8. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 23 9. Pemantapan Database Tebu On-line. Kegiatan Pemantapan Database Tebu On-line mencakup kegiatan : - Persiapan pelaksanaan pengadaan alat pendukung database Komputer PC, Printer, GPS, Modem. - Pelaksanaan pencacahan dilapangan dengan menggunakan GPS untuk pencatatan koordinat dan deliniasi areal, data petani, kategori tanaman, varietas, saprodi, pengelolaan dana, dll; - Pengolahan data hasil pencacahan menggunakan aplikasi SIM dan SIG; - Sinkronisasi dan validasi data; - Pengirimanpenayangan hasil pengolahan dari aplikasi SIG dan SIM secara on-line di website Kementerian Pertanian. Rencana lokasi kegiatan dan spesifikasi alat penunjang pemantapan database tebu online tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 9 dan 10. 10. PendampinganPengawalan Analisis Rendemen Tebu Petani. Dalam rangka transparansi penetapan rendemen tebu petani oleh PG agar tidak menimbulkan konflik dengan petani, maka dilakukan kegiatan pendampingan pengawalan analisis rendemen tebu petani oleh Tim yang terdiri dari Perguruan Tinggi, Ditjen Perkebunan, Dinas ProvinsiKabupatenKota yang membidangi perkebunan, APTRIKPTR, PG dan TKP-PLP Tebu. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 24 Rencana lokasi kegiatan pendampinganpengawalan analisis rendemen tebu petani tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 11. 11. Rekruitmen TKP dan PLP-TKP Dilakukan sesuai dengan pedoman umum rekruitmen dan seleksi TKP dan PLP-TKP kegiatan pengembangan tanaman tebu Tahun 2015. Rencana kegiatan rekruitmen TKP dan PLP-TKP tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 12. 12. Pelatihan TKP dan PLP – TKP Pelatihan TKP dan PLP-TKP dilaksanakan melalui kerjasama dengan Lembaga Pelatihan antara lain LPP Yogyakarta, Balai Besar Pelatihan Pertanian Balai Pelatihan Pertanian BPP. Rencana kegiatan pelatihan TKP dan PLP-TKP tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 13. 13. Tenaga Pendamping TKP dan PLP-TKP Fasilitasi APBN untuk petugas TKP dan PLP-TKP dalam rangka pendampingan pelaksanaan kegiatan pengembangan tebu berupa honor, bantuan operasional dan biaya transportasi. TKP dan PLP-TKP ditempatkan di setiap Kabupaten KPTRKoperasi berbasis tebu dan bertanggungjawab kepada Dinas yang membidangi perkebunan baik provinsi maupun KabupatenKota. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 25 Pelaporan oleh TKP dilaksanakan pada setiap bulan dan disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada Kepala Dinas KabupatenKota yang membidangi perkebunan dan Dirjen Perkebunan cq. Direktur Tanaman Semusim. Penempatan Tenaga Kontrak Pendamping TKP dan Petugas Lapang Pembantu TKP PLP-TKP tahun 2015 sebagaimana tersaji dalam Lampiran 14.

C. Kriteria Teknis Calon PetaniCalon Lahan CPCL

1. Lahan milik petani pemilik, lahan petani penyewa danatau lahan petani penggarap yang dibuktikan dengan keterangan kepemilikan atau bukti sewa atau bukti garap yang diketahui oleh Kepala Desa setempat; 2. Lahan tidak bermasalah atau tidak dalam sengketa, lahan bukan milik Pabrik Gula ; 3. Luas lahan petani sasaran penerima bansos baik pemilik, sewa danatau penggarap maksimal 4 Ha per KK; 4. Petanikelompoktani sasaran penerima bansos yang sama dapat mengikuti kegiatan Bongkar ratoon, perluasan, rawat ratoon, KBD dan KBI tahun 2015 sepanjang luasannya tidak melebihi 4 ha per KK; 5. Petanikelompok tani sasaran penerima bansos pada kegiatan KBIKBD pemilik lahan dapat menerima Imbalan penggunaan Lahan IPL, sebagai kompensasi pengganti penghasilan apabila lahannya digunakan untuk tanaman lain; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 26 6. Pembangunan kebun benih KBIKBD tidak di lahan eks tebu dengan tujuan untuk memutus siklus OPT endemi dan menambah luasan KTG ditahun berikutnya. Apabila lahan terbatas dan lahan eks tebu tahun 2013 diyakini tidak menimbulkan masalah OPT terhadap KBIKBD, maka lahan tersebut dapat digunakan; 7. Petani pemilik, penyewa danatau penggarap yang tergabung dalam satu kelompok tani sasaran berbasis tebu; 8. Kelompok tani baru dapat sebagai Sasaran penerima bansos dengan syarat pada waktu diusulkan sudah membentuk kelompok tani berbasis tebu, dengan maksud untuk mengakomodir petani tebu mandiri yang belum pernah menerima bantuan pemerintah; 9. Kelompok tani berbasis tebu sebagai sasaran penerima manfaat harus tergabung atau menjadi anggota koperasi berbasis tebu di wilayah PG dan bermitra dengan PG. Bagi Kelompok Tani yang belum membentuk koperasi berbasis tebu agar segera membentuk koperasi berbasis tebu yang berbadan hukum atau bergabung dengan koperasi berbasis tebu yang sudah ada; 10. PetaniKelompok tani berbasis tebu sebagai sasaran penerima bantuan tidak sedang bermasalah dengan perbankan atau sumber permodalan lainnya; 11. PetaniKelompok tani berbasis tebu sebagai sasaran penerima manfaat mau dan mampu melaksanakan pengembangan tebu sesuai standar teknis atau sesuai dengan anjuran Pabrik Gula Pembina; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 27