Latar Belakang TANSIM PENGEMBANGAN TANAMAN TEBU (APBN P 2015)

Practices GAP. Dalam rangka peningkatan produksi, produktivitas tebu dan rendemen, Pemerintah memberikan bantuan modal kerja berupa kredit program dengan subsidi bunga, Bantuan Sosial Bansos untuk penyediaan benih, bongkar ratoon, rawat ratoon dan perluasan, serta bantuan Alat dan Mesin Alsin untuk meningkatkan kinerja pengembangan tebu. Agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara optimal diperlukan dukungan anggaran APBD untuk pengawalan pendampingan dan pengawalan, dan monitoring secara intensif. Penetapan rendemen tebu petani oleh PG masih menjadi masalah karena petani merasa belum adanya sistem yang transparan yang dapat diakses oleh petani. Hal ini tercermin dari rendemen milik PG yang umumnya lebih tinggi dari rendemen tebu milik petani. Alokasi kegiatan pengembangan tebu Tahun Anggaran 2015 meliputi kegiatan : 1. Bongkar Ratoon; 2. PerluasanEkstensifikasi; 3. Rawat Ratoon; 4. Pemeliharaan Tanaman; 5. Rintisan Kebun Benih Tebu KBI; 6. Pembangunan Kebun Benih Datar KBD; 7. Bantuan Alat dan Mesin, berupa traktor, alat tebang, alat pengangkat tebugrabloader, fertilizer applicator, harvester, dump trucktruck, GPS, pompa air, dan hand refraktometer; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 2 8. PendampinganPengawalan pelaksanaan analisis rendemen tebu petani; 9. Pemantapan Database Tebu On-line; 10. Pemberdayaan Pekebun dan Kelembagaan; 11. Operasional Tenaga Kontrak Pendamping TKP dan Petugas Lapang Pembantu TKP PLP-TKP Tebu; 12. Rekruitmen TKPPLP-TKP; 13. Pelatihan TKPPLP-TKP; 14. Pengawalan dan Monev Tebu. Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2015 mengacu kepada: 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5334; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156PMK.072008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan junto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248PMK.072010; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81PMK.052012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian NegaraLembaga; 4. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 671Kpts PL.40022012 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Pengajuan Permohonan Rekomendasi Penetapan Status Penggunaan Penetapan, Penghapusan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 3 dan Pemindahtanganan Milik Negara di Lingkungan Kementerian Pertanian; 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 124Permentan OT.140112014 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2015; 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor125Permentan OT.140112014 tentang Penugasan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran 2015; 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 126Permentan OT.140112014 tentang Penugasan Kepada BupatiWalikota Dalam Pengelolaan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan KabupatenKota Tahun Anggaran 2015; 8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 137Permentan OT.140122014 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2015.

B. Sasaran Nasional

Terlaksananya pembangunan kebun benih, bongkar ratoon, rawat ratoon dan perluasan kebun tebu serta kegiatan pendukungnya di 17 Provinsi.

C. Tujuan

Meningkatkan produksi dan produktivitas tebu. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 4

D. Pengertian

Dalam Pedoman Teknis Pengembangan Tebu yang dimaksud dengan: 1. Bongkar ratoon adalah pelaksanaan budidaya tanaman tebu dengan melakukan pembongkaran tanaman tebu yang telah dikepras lebih dari 3 kali atau produktivitas di bawah 70 ton per hektar. 2. Perluasan Tanaman adalah pelaksanaan budidaya tanaman tebu giling yang dilakukan pada lahan bukaan baru. 3. Rawat ratoon adalah pemeliharaan tanaman tebu keprasan secara intensif. 4. Perbanyakan benih tebu secara konvensional adalah perbanyakan benih tebu secara berjenjang dari KBPU Kebun Benih Pokok Utama, KBPKebun Benih Pokok, KBN Kebun Benih Nenek, KBI Kebun Benih Induk dan KBD Kebun Benih Datar dengan menggunakan mata tidur bagal. 5. Perbanyakan benih tebu melalui Kultur Jaringan Kuljar adalah cara perbanyakan secara vegetatif yang cepat dan seragam dengan cara mengisolasi bagian dari suatu tanaman, seperti sel atau jaringan dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi yang aseptik, sehingga dapat berregenerasi menjadi tanaman yang lengkap. 6. Kebun Benih Induk KBI adalah kebun benih yang diselenggarakan untuk menyediakan bahan tanam bagi Kebun Benih Datar KBD yang bahan tanamnya dapat berasal dari benih konvensional atau benih kuljar. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2015 Revisi 1 5