Fed s E o o i Outlook “u
ar FOMC “ept
1. Komite melihat kondisi pasar tenaga kerja telah sesuai dengan yang diperlukan untuk menjustifikasi kenaikan FFR.
2. Komite masih belum yakin bahwa target inflasi akan tercapai; 3. Komite memandang bahwa risiko untuk menaikkan FFR sekarang lebih besar daripada menunda;
4. FOMC ingin melihat perkembangan lebih lanjut pada tingkat inflasi dan tenaga kerja
–keduanya telah memburuk sejak rapat FOMC
– sebelum menaikkan FFR;
5. Perkembangan ekonomi dan sektor keuangan terkini meningkatkan downside risk outlook inflasi.
FOMC Jun-15 FOMC Sep-15 FOMC Jun-15 FOMC Sep-15
2015 1.9
2.15
↑
2015 0.7
0.4
↓
2016 2.55
2.4
↓
2016 1.75
1.65
↓
Longer run 2.15
2.0
↓
Longer run 2.0
2.0
↔
FOMC Jun-15 FOMC Sep-15 FOMC Jun-15 FOMC Sep-15
2015 5.25
5.05
↓
2015 0.6
0.4 ↓
2016 5.0
4.8
↓
2016 1.6
1.4
↓ NAIRU
5.1 5.05
↓
Longer run 3.8
3.5
↓ PDB AS
Tk Pengangguran Tk Inflasi
FFR Path Median
Data nonfarm payroll pada akhir September hanya bertambah 142k, lebih rendah dr ekspektasi pasar 201k dr rata2 sejak 2011 204k. Selain itu, angka pertumbuhan gaji mengalami penurunan secara
bulanan dan tingkat partisipasi tenaga kerja juga melemah. Di sisi lain, rasio antara job hires dan job openings dalam tren menurun.
Nonfarm Payrolls dan Unemployment Rate Pert Gaji, Labor Participation Rate, Hires Openings
Data terkini o far payroll masih rendah; dan rasio antara job hires job openings yg
berada dalam tren menurun di bawah ekspektasi pasar …
Rilis minutes FOMC Sep 8 O t’15 memperkuat nuansa dovish Fed sehingga perkiraan pasar
tentang kenaikan FFR semakin bergeser ke Mar- Apr’16, sementara kemungkinan di Okt dan
Des’15 semakin menurun…
Pasca rilis minutes FOMC Sep 8 O t 15, implied
probability FFR menunjukkan kemungkinan terbesar kenaikan FFR terjadi di awal 2016.
Rilis minutes FOMC tersebut kemudian melemahkan
efek pidato
Yellen di
Massachussetts Univ
24 “ept 15 yang
cenderung hawkish . Yellen menyatakan dua kali bahwa kemungkinan kenaikan FFR bisa
dimulai akhir 2015.
Survey Bloomberg per 8 Oktober 2015 Current Implied Probs: FFR per 9 Oktober
Proyeksi FFR di Akhir 2015 dari tiap anggota FOMC
USD melemah secara global dan persepsi risiko thd Indonesia menurun
• Sejak awal oktober 2015 USD melemah thd mata uang negara lain tercermin pada
penurunan dollar index DXY dan Asian Dollar Index ADXY
• VIX Index dan CDS Indonesia menurun • Premi forwardSwap onshore dan NDF juga
menurun
VIX Index dan CDS Indonesia Dollar Index dan Asia Dollar Index
Premi ForwardSwap Onshore vs NDF 1M Ask
Black Monday
Harga minyak masih terus turun, sementara penurunan harga IHEX sedikit lebih rendah
dibandingkan prakiraan sebelumnya....
• Berlanjutnya perlambatan harga komoditas dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global
yang masih lesu, terutama ekonomi Tiongkok sebagai konsumen terbesar.
• Selain itu, tren penguatan USD terkait antisipasi kenaikan FFR serta devaluasi Yuan juga memberi
tambahan masih melemahnya permintaan komoditas.
• Rata-rata harga minyak BRENT Sept-15 mencapai USD 47.2bl
Q115 Q215
Q315 Q415
2015 2016
Q115 Q215
Q315 Q415
2015 2016
Tembaga
USDMetric Ton
-17.1 -10.6
-25.2 -23.1
-19.0 -7.8
-17.1 -10.6
-24.1 -19.3
-17.8 -5.3
Batubara
USDMetric Ton
-22.8 -21.5
-25.0 -25.9
-23.8 -8.5
-22.9 -21.5
-24.4 -25.2
-23.5 -11.1
Palm Oil
MYRMetric Ton
-15.6 -14.6
-8.3 -8.3
-11.7 2.6
-15.6 -14.6
-7.2 -6.3
-10.9 0.1
Karet
USDkg
-24.9 -17.2
-40.2 -31.6
-28.5 -12.9
-24.9 -17.2
-17.3 -5.5
-16.2 -1.5
Nikel
USDMetric Ton
-1.8 -22.9
-42.7 -35.9
-25.8 -14.9
-1.8 -29.4
-42.3 -33.4
-26.7 -17.3
Timah
USDMetric Ton
-18.6 -32.5
-31.2 -25.1
-26.8 -7.1
-18.6 -32.5
-31.5 -23.2
-26.4 -2.7
Alumunium
USDMetric Ton
3.4 -2.7
-21.2 -21.2
-10.4 -4.9
3.4 -2.7
-18.9 -18.6
-9.2 -3.5
Kopi
USDPound
-3.5 -27.5
-35.4 -36.4
-25.4 -1.9
-2.2 -27.5
-34.0 -38.3
-25.5 -8.5
IHKEI NM 8
-18.2 -18.3
-23.4 -22.1
-20.5 -5.9
-18.2 -18.6
-20.0 -17.8
-18.6 -6.2
IHKEI NM Total
-15.0 -15.0
-18.3 -17.2
-16.4 -5.4
-15.1 -15.0
-15.2 -13.6
-14.7 -5.4
Komoditas Satuan
Growth Asumsi RDG September 2015
Tracking RDG Oktober 2015
Pertumbuhan IHKEI Thn 2015 dan 2016 Perkembangan Harga Minyak Mentah
Brent-Minas Minas-ICP
93.1 98.9
98.7 96.5
0.2 2.2
2015 51.0
55.4 52.3
52.2 3.0
0.1
Jan-15 47.3
48.1 46.0
45.3 2.0
0.7 Feb-15
50.7 57.9
54.4 54.3
3.6 0.0
Mar-15 47.8
55.8 52.3
53.7 3.5
1.3
Triw I-15 48.6
53.9 50.87
51.09 3.0
0.2
Apr-15 54.2
59.4 57.3
57.6 2.1
0.2 Mei-15
59.3 64.6
64.2 61.9
0.3 2.4
Jun-15 59.8
62.3 60.5
59.4 1.8
1.1
Triw II-15 57.7
62.1 60.64
59.61 1.4
1.0
Jul-15 51.2
55.9 52.5
51.8 3.3
0.7 Agt-15
42.9 47.0
42.6 42.8
4.4 0.2
Sept-15 45.5
47.2 41.2
43.1 6.1
2.0
Triw III-15 46.6
50.2 45.6
45.92 4.6
0.3 2014
Spread Average
WTI Brent Minas
ICP
KINERJA EKONOMI ASEAN-5
-5,0 0,0
5,0 10,0
15,0 20,0
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012 2013
2014
GDP Growth ASEAN Countries
Indonesia Malaysia
Philippines Singapore
Thailand
Perkembangan pertumbuhan GDP untuk negara ASEAN 5 sejak periode setelah krisis keuangan Asia 1998
berkisar pada 5
Singapura dan Thailand merupakan negara yang lebih fluktuatif pertumbuhannya dibandingkan dengan negara lain seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Indonesia merupakan negara yang paling stabil pertumbuhannya dalam periode tersebut. Pertumbuhan
Indonesia berkisar pada angka 4-6 persen. Akan tetapi, sejak tahun 2010 tren pertumbuhan GDP Indonesia terus menurun.
Sumber: CEIC Database
-10,0 0,0
10,0 20,0
30,0 40,0
50,0 60,0
1 9
7 1
9 7
2 1
9 7
4 1
9 7
6 1
9 7
8 1
9 8
1 9
8 2
1 9
8 4
1 9
8 6
1 9
8 8
1 9
9 1
9 9
2 1
9 9
4 1
9 9
6 1
9 9
8 2
2 2
2 4
2 6
2 8
2 1
2 1
2 2
1 4
Inflation YoY, CPI Change
Indonesia Malaysia
Philippines Singapore
Thailand
• Perkembangan inflasi negara ASEAN 5 sejak tahun 1970 menunjukkan bahwa inflasi pada periode setelah krisis
Asia 1998 lebih stabil dan tren tingkat inflasi di negara tersebut juga menurun dibandingkan periode sebelum
krisis.
• Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat inflasi tertinggi dibandingkan negara lainnya,
perkembangan inflasi Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang lebih stabil dan trennya cenderung
menurun. • Jika melihat perkembangan 3 tahun terakhir terdapat
perkembangan yang
mengkhawatirkan untuk
Indonesia. • Perkembangan inflasi bulanan negara ASEAN 5 lainnya
cenderung menurun sejak tahun 2013 hingga pertengah tahun 2015. Akan tetapi, Indonesia
mengalami kecenderungan
inflasi yang
justru meningkat pada periode tersebut.
-2,0 0,0
2,0 4,0
6,0 8,0
10,0
Ja n-
1 2
A p
r-1 2
Ju l-1
2 Ok
t-1 2
Ja n-
1 3
A p
r-1 3
Ju l-1
3 Ok
t-1 3
Ja n-
1 4
A p
r-1 4
Ju l-1
4 Ok
t-1 4
Ja n-
1 5
A p
r-1 5
Ju l-1
5
Inflation Monthly YoY, Change
Indonesia Malaysia
Philippines Singapore
Thailand
Sumber: CEIC Database Sumber: CEIC Database
17
EMBAN
GAN
NILAI
TUK
AR NEGA
RA ASEAN
-5
a umu
m ,
ni lai
tuk ar
ne gar
a ASE
AN -5
res iasi
pa da
se
tahun
t er
a khi
r. Ak
an t
e tapi
, ter
a t pe
rbed
aan ti
ng ka
t de
pr es
ias in
ya di
man a
si a
dan Mal
ay si
a men
gal ami
de pr
es ias
i yang
sa r.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
Jan-08 Aug-08
Mar-09 Oct-09
May-10 Dec-10
Jul-11 Feb-12
Sep-12 Apr-13
Nov-13 Jun-14
Jan-15 Aug-15
R u
p ia
h In
d on
e
si a
1 2
3 4
5 Jan-08
Aug-08 Mar-09
Oct-09 May-10
Dec-10 Jul-11
Feb-12 Sep-12
Apr-13 Nov-13
Jun-14 Jan-15
Aug-15
R ing
g
it M
a la
y si
a
0,5 1
1,5 2
Jan-08 Aug-08
Mar-09 Oct-09
May-10 Dec-10
Jul-11 Feb-12
Sep-12 Apr-13
Nov-13 Jun-14
Jan-15 Aug-15
Dol la
r Sin ga
p u
ra
5 10
15 20
25 30
35 40
Jan-08 Jul-08
Jan-09 Jul-09
Jan-10 Jul-10
Jan-11 Jul-11
Jan-12 Jul-12
Jan-13 Jul-13
Jan-14 Jul-14
Jan-15 Jul-15
Ba th
T h
a ila
n d
10 20
30 40
50 60
Jan-08 Jul-08
Jan-09 Jul-09
Jan-10 Jul-10
Jan-11 Jul-11
Jan-12 Jul-12
Jan-13 Jul-13
Jan-14 Jul-14
Jan-15 Jul-15
P e
so Fi
lip in
a
S u
m b
e r:
Bl oo
m b
e rg
• Perkembangan Credit Default Swap CDS untuk tenor 5 tahun negara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan
Thailand menunjukan kecenderungan yang searah. Hal ini menunjukkan kuatnya persepsi pasar mengenai arah perkembangan perekonomian dan kondisi keuangan di negara tersebut.
• Sejak awal tahun 2015, CDS 4 negara tersebut cenderung meningkat bahkan pada beberapa bulan terakhir
CDS Indonesia sudah melebihi 200. Indonesia memiliki tingkat CDS terbesar, sedangkan Thailand memiliki tingkat CDS yang lebih rendah.
50 100
150 200
250 300
Jan -12
M ar-
12 M
ay-12 Jul
-12 Sep-
12 N
ov-12 Jan
-13 M
ar- 13
M ay-13
Jul -13
Sep- 13
N ov-13
Jan -14
M ar-
14 M
ay -14
Jul -14
Sep- 14
N ov-14
Jan -15
M ar-
15 M
ay-15 Jul
-15 Sep-
15
Credit Default Swap Tenor 5Y
Indonesia Malaysia
Philippines Thailand
Sumber: Bloomberg
ASEAN cenderung berdagang dengan banyak negara non-
ASEAN… Share intra-ASEAN dalam
perdagangan cenderung menurun
…. Share perdagangan intra-ASEAN
terbesar dibandingkan negara non-ASEAN secara individu
…
Sumber: ASEAN Statistics; diolah 22,1
0,5 0,8
2,7 2,7
5,4 8,2
9,6 9,8
14,0 24,2
0,0 5,0
10,0 15,0
20,0 25,0
30,0 Others
Canada Russia
India Australia
Republic of Korea US
Japan EU 28
Tiongkok ASEAN
persen
Perdagangan ASEAN Berdasarkan Partner Dagang Utama
Intra- ASEAN;
25,1
Extra- ASEAN;
74,9
1993
Intra- ASEAN;
24,5
Extra- ASEAN;
75,5
2003
Intra- ASEAN;
24,1
Extra- ASEAN;
75,9
2014
Peran inward FDI ASEAN dalam arus FDI global semakin signifikan… Share inward FDI ASEAN terhadap arus FDI global terus meningkat sejak tahun 2009,
seiring dengan meningkatnya share GDP ASEAN terhadap perekonomian dunia. Share Inward FDI ASEAN terhadap arus FDI global jauh lebih besar dari share GDP ASEAN
terhadap perekonomian dunia selama beberapa tahun terakhir.
3,45
8.6
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
19 70
19 72
19 74
19 76
19 78
19 80
19 82
19 84
1 9
8 6
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
20 06
20 08
20 10
20 12
Share Inward FDI ASEAN terhadap total arus FDI Global 1970-2013
2.5
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0 3,5
4,0 4,5
5,0
19 70
19 72
19 74
19 76
19 78
1 9
8 19
82 19
84 19
86 19
88 19
90 19
92 19
94 19
96 19
98 20
00 20
02 20
04 20
06 20
08 20
10 20
12
Share GDP ASEAN terhadap total GDP Dunia 1970-2013
20
Sumber: UNCTAD Statistics; diolah
- 20.000
40.000 60.000
80.000 100.000
120.000
1 9
9 5
1 9
9 6
1 9
9 7
1 9
9 8
1 9
9 9
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 2
1 2
1 1
2 1
2 2
1 3
Jut a
USD
FDI Intra dan Extra ASEAN
TOTAL INTRA-ASEAN TOTAL EXTRA-ASEAN
5,0 5,0
15,0 25,0
European Union EU Japan
Hongkong Australia
Taiwan Others
Top Ten Sources Inward FDI ASEAN
Secara umum, ASEAN lebih banyak menerima FDI dari negara non-ASEAN dibandingkan Intra-
ASEAN…
5 10
15 20
25
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011 2012
2013
Perkembangan Share FDI Intra- ASEAN terhadap total Inward FDI
ASEAN
Sumber: ASEAN Statistics Namun, sejak 2005 Inward FDI Intra-ASEAN
cenderung meningkat. Hal ini diduga terkait semakin dekatnya implementasi AEC 2015
…
Dibandingkan dengan negara lain secara
individual, ASEAN sbg suatu kesatuan ekonomi merupakan sumber FDI
penting di kawasannya sendiri
…
Negara sumber extra FDI terbesar adalah EU, Jepang, US, Hongkong,
dan China
… persen
10 20
30 40
Construction Arts, entertainment and…
Othersunspecified Education
Human health and social work… Water supply; sewerage,…
Professional, scientific and… Administrative and support…
Accommodation and food… Electricity, gas, steam and air…
Transportation and storage Information and communication
Mining and quarrying Other services activities
Wholesale and retail trade;… Agriculture, forestry and fishing
Real estate activities Financial and insurance…
Manufacturing
Intra
-40 -30
-20 -10
Education Human health and social work…
Accommodation and food… Administrative and support…
Arts, entertainment and… Water supply; sewerage,…
Professional, scientific and… Construction
Agriculture, forestry and fishing Electricity, gas, steam and air…
Transportation and storage Information and communication
Othersunspecified Real estate activities
Wholesale and retail trade;… Mining and quarrying
Other services activities Financial and insurance activities
Manufacturing
Extra
40 30 20 10 0 Sektor ekonomi di ASEAN yang paling diminati oleh FDI baik ASEAN maupun Non-ASEAN adalah
manufaktur, keuangan asuransi, perdagangan besar dan ritel, serta sektor primer…
Pada sektor primer, untuk FDI Intra-ASEAN cenderung memilih pertanian sedangkan FDI Extra- ASEAN pada bidang pertambangan dan penggalian. Pemilihan sektor pertanian oleh negara
ASEAN dikarenakan karakteristik yang low-tech dibandingkan dengan sektor pertambangan dan penggalian
…
persen
22
Sumber: ASEAN Statistics; diolah
Intra Extra
0,3 0,6
0,6 1,5
2,7 2,8
6,3 11,4
18,6 55,2
0,0 20,0
40,0 60,0
Philippines Lao PDR
Brunei Darussalam Cambodia
Thailand Myanmar
Viet Nam Malaysia
Singapore Indonesia
Intra-ASEAN
0,2 0,4
0,7 1,2
5,5 6,8
7,1 7,9
9,7 60,4
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0
Myanmar Brunei Darussalam
Lao PDR Cambodia
Philippines Viet Nam
Malaysia Indonesia
Thailand Singapore
Extra-ASEAN
Investor asal ASEAN Inward FDI Intra-ASEAN menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama berinvestasi. Sementara, investor asal Non-
ASEAN Inward FDI Extra-ASEAN memilih Singapura sebagai tujuan utama berinvestasi
…
Apakah investor asal ASEAN tsb mengejar potensi pasar Indonesia???
23
Sumber: ASEAN Statistics persen
persen
2.000.000 4.000.000
6.000.000 8.000.000
10.000.000 12.000.000
14.000.000 16.000.000
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
2 1
2 1
1 2
1 2
2 1
3 2
1 4
Mil lio
n U
S D
Inward Flow
FDI
20,0 10,0
- 10,0
20,0 30,0
40,0 50,0
2011 2012
2013 2014
pe rs
e n
Growth FDI Trade
Trade ASEAN FDI dari ASEAN
24
Sumber: ASEAN Statistics, Unctad, SEKI; diolah
- 10.000.000,0
20.000.000,0 30.000.000,0
40.000.000,0 50.000.000,0
60.000.000,0
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
2 1
2 1
1 2
1 2
2 1
3 2
1 4
Mil lio
n U
S D
Value
Ekspor Impor
Kecenderungan perdagangan intra-ASEAN dengan Indonesia pada 3 tahun terakhir menurun, sementara arus FDI cenderung terus meningkat
….
Bahkan, pertumbuhan FDI cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
perdagangan yang terus menurun …..
EKONOMI TIONGKOK DAN HUBUNGAN DAGANG
The diplomatic relation suspended in 1967 The reope i g of dire t trade etwee the two ou tries si e id 8 s
Indonesia-China trade grew remarkably. China becoming the major trading
part er of I do esia s exter al trade. The increasing economic and trade cooperation after the normalization of
diplomatic relation and the signing of ACFTA ASEAN-China Free Trade Area in early 2010.
Amid the skepticism about the negative impact of the free trade agreement, ACFTA implementation remains strong .
Country 2012
2013 2014 2015e
2016f
China 7.7
7.7 7.3
6.8 6.3
Hong Kong SAR 1.7
3.1 2.5
2.5 2.7
Korea 2.3
2.9 3.3
2.7 3.2
Taiwan Province of China 2.1
2.2 3.8
2.2 2.6
India 5.1
6.9 7.3
7.3 7.5
ASEAN 6.0
5.2 4.6
4.6 5.0
Indonesia 6.0
5.6 5.0
4.7 5.1
Malaysia 5.5
4.7 6.0
4.7 4.5
Philippines 6.7
7.1 6.1
6.0 6.3
Singapore 3.4
4.4 2.9
2.2 2.9
Thailand 7.3
2.8 0.9
2.5 3.2
Brunei Darussalam 0.9
-2.1 -2.3
-1.2 3.2
Cambodia 7.3
7.4 7.0
7.0 7.2
Lao P.D.R. 7.9
8.0 7.4
7.5 8.0
Myanmar 7.3
8.4 8.5
8.5 8.4
Vietnam 5.2
5.4 6.0
6.5 6.4
China as leading economyengine of the
global economic growth. Although expected a slow-
down, China is expected to still have a relatively high
higher than the global and the average of
emerging economies economic growth.
COUNTRY OF DESTINATION 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Jan
Feb Mar
1 America 17,731
20,862 19,143
20,170 20,997
1,620 1,511
1,730
2 Europe 18,579
22,469 20,901
20,090 20,117
1,642 1,648
1,516 3 ASEAN
28,565 34,324
40,408 39,572
38,303 2,766
2,499 2,890
Brunei Darussalam 59
65 117
89 99
7 8
7 Philippines
3,153 3,687
3,668 3,775
3,888 295
277 334
Cambodia 216
266 291
317 417
37 30
44 Lao PDR
6 11
24 5
6 1
1 1
Malaysia 9,144
10,579 11,001
10,475 9,455
704 647
700 Myanmar
225 322
413 576
588 62
53 50
Singapore 9,676
12,188 16,138
15,725 15,644
1,014 908
1,054 Thailand
4,211 4,946
6,492 6,051
5,763 467
409 482
Vietnam 1,875
2,258 2,267
2,559 2,444
180 166
219 4 Hong Kong SAR
2,343 3,078
2,645 2,646
2,760 160
129 247
5 India 9,479
13,215 12,500
12,970 12,243
907 962
1,097 6 Japan
25,232 32,263
28,969 26,678
20,809 1,558
1,501 1,589
7 South Korea 12,488
14,613 14,270
11,261 10,068
589 589
671
8 People Republic of China 15,399
23,119 21,524
22,426 17,303
1,160 1,088
1,172 9 Australia and Oceania
4,891 5,804
5,448 5,278
5,849 294
315 343
10 Africa 2,478
3,986 4,594
4,402 4,858
319 273
338
Total, fob 149,966 191,109 187,347 182,089 175,293
12,686 11,909
13,236
The second largest importer of Indonesia product after Japan -
The largest share to total import of Indonesia -
Record a current account deficit – with an increasing trend
T‘END OF INDONE“IA “ EXPO‘T TO “ELECTIVE COUNT‘IE“
MILLION US
Source: Bank Indonesia, Indonesia Economic and Financial Statistic, March 2015 ed
COUNTRY OF ORIGIN 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Jan
Feb Mar
1 America 12,150
15,821 16,340
16,078 14,901
1,185 1,226
1,213 North America
8,785 11,194
11,527 11,072
10,160 686
764 823
2 Europe 11,559
14,473 17,441
18,808 16,786
1,289 928
1,273 3 ASEAN
33,880 47,903
55,495 55,525
50,082 3,146
3,027 3,596
Brunei Darussalam 674
1,073 480
678 610
33 1
Philippines 588
760 802
775 695
73 59
58 Cambodia
4 7
11 18
19 2
1 2
Lao PDR 1
1 3
8 51
1 Malaysia
8,216 10,153
12,786 13,878
10,714 684
639 965
Myanmar 32
70 63
73 122
8 8
8 Singapore
15,852 23,132
27,436 26,688
24,699 1,386
1,294 1,467
Thailand 7,377
10,303 11,369
10,721 9,771
632 715
804 Vietnam
1,137 2,405
2,544 2,686
3,400 327
310 292
4 Hong Kong SAR 1,759
2,338 1,897
1,956 1,893
144 141
131 5 India
3,262 4,240
4,310 3,960
3,937 268
228 282
6 Japan 15,925
18,582 22,675
19,188 16,867
1,171 1,259
1,298 7 South Korea
7,588 13,135
12,238 11,762
11,733 752
691 809
8 People Republic of China 19,802
25,030 29,486
29,793 30,631
2,693 2,500
2,330 9 Australia and Oceania
4,932 5,760
5,990 5,971
6,517 399
447 459
10 Africa 2,400
3,689 5,192
5,009 5,281
181 285
337
Total, fob 118,963
157,284 178,667
176,256 168,310
11,657 11,027
12,058
MILLION US
Source: Bank Indonesia, Indonesia Economic and Financial Statistic, March 2015 ed
• PMI Maret 2015 berada dalam fase ekspansi 50.1 namun masih dalam tren yang menurun. • Sektor housing yg masih lemah berpengaruh thd pertumbuhan konsumsi baja dan aktivitas konstruksi, dimana hal tsb
cukup berpengaruh thd pertumbuhan ekonomi Tiongkok. • Otoritas Tiongkok kembali mengeluarkan kebijakan pelonggaran demi mencapai target pertumbuhan pada tahun 2015.
Kebijakan relaksasi otoritas Tiongkok tsb berupa penurunan rasio DP dari 60-70 mjd 40, dan khusus untuk KPR yg menggunakan dana housing provident fund, rasio DP diturunkan dari 30 mjd 20. Pembebasan pajak transaksi
properti dari sebelumnya bagi kepemilikan min 5 th mjd hanya 2 thn.
• Sementara itu, pertumbuhan kredit mulai menunjukkan perbaikan sementara pertumbuhan ekspor meningkat dipengaruhi base thn sebelumnya. Pertumbuhan impor menurun sbg indikasi dari penurunan permintaan.
Penjualan Ritel, Indeks Prod, FAI Perkembangan sektor properti
Konsumsi Baja dan Konstruksi
PMI Tiongkok Pertumbuhan Kredit
Ekspor dan Impor
PMI manufaktur masih kontraktif, terutama dipengaruhi penurunan export orders...
Rebalancing ek Tiongkok dari investment-driven menjadi consumption-driven terus berlangsung: i porsi industri tersier meningkat, industri sekunder turun; ii penurunan investasi FAI mulai di-offset
oleh peningkatan penjualan ritel sbg indikator konsumsi.
Ekspor tumbuh negatif akibat perlambatan ek global, meski sedikit membaik akibat devaluasi Yuan. Impor tumbuh semakin negatif selain dipengaruhi i harga relatif, ii penurunan domestic demand,
juga akibat iii terdapat indikasi pergeseran preferensi spending less-import-intensive components.
Penjualan Ritel, IP dan FAI Rebalancing Ek Tiongkok menuju C-driven
PMI Manufaktur Ekspor dan Impor
Devaluasi Yuan
Produk ekspor Indonesia ke China umumnya digunakan untuk konsumsi domestik bukan re-
ekspor maka dampak rebalancing ekonomi China diperkirakan terkendali.
Indonesia lebih dipengaruhi oleh perkembangan domestic demand ketimbang external demand
di ekonomi China
Pereko o ia Chi a dala tre ela at….
Untuk Dom. Demand China
Untuk Ekspor China
Australia 1.79
Indonesia 0.68
New Zealand 1.66 India 1.03
HK SAR 0.81 Jepang 1.28
Malaysian 0.90 Phililipines 2.95
Singapore 1.78 Thailand 1.37
Sumbe r: I MF Sta ff e s ti ma te s .
Eksportir Komoditas
Eksportir Produk
Manufaktur
Angka dl m kurung me nunjukka n e l a s ti s i ta s e ks por ke Chi na s i gni fi ka n dg a l fa 5, da e ra h a bu2 me nunjukka n ti da k a da nya
hubunga n yg s i gni fi ka n.
IDN: 78,7
Persentase Impor China Untuk Pemenuhan Permintaan Domestik
Elastisitas Ekspor Indonesia terhadap Perekonomian China
Otoritas Tiongkok mentargetkan pertumbuhan ekonomi 2015 sekitar 7 dengan dukungan berbagai kebijakan pelonggaran
…
• PM Li menekankan pada 2 mesin pertumbuhan ekonomi Tiongkok: i peningkatan spending oleh Pemerintah dan swasta; ii mass enterpreunership menciptakan lingkungan bisnis yg lebih kondusif
untuk berbisnis dan menurunkan enrty barriers. • Fokus kebijakan moneter diperkirakan bergeser dari avoiding excessive easing menjadi
e jaga tk pertumbuhan uang beredar dan kredit pada level yg dibutuhkan, serta menjaga stabilitas
harga . • Fokus kebijakan sektor housing bergeser dari e gatasi tindakan spekulatif di sektor properti menjadi
meningkatkan permintaan housing dan mendukung pertumbuhan sektor property yg sehat. • Melanjutkan dan mempercepat kebijakan reformasi struktural.
2015 Target
Actual Target
GDP 7.5
7.4 7.0
CPI
3.5 2.0
3.0
M2 13.0
12.2 12.0
Fiscal Deficit of GDP
2.1 1.8
2.3
FAI 17.5
15.3 15.0
Retail
14.5 12.0
13.0
Urban new employment mio 10.0
13.2 10.0
2014
Fokus Kebijakan Fiskal: 2015
Meningkatkan spending investasi unt infrastruktur umum, social housing dan jasa publik
Untuk mencapai peningkatan investasi yg dibutuhkan, Pemerintah mengharapkan bantuan swasta public-private partnership dalam
membangun infrastruktur publik.
Pemerintah mentargetkan pembangunan social housing sebanyak 7,5 juta unit di antaranya adalah 5,8 unit renovasi kawasan kumuh
Meningkatkan subsidi dan spending Pemerintah untuk asuransi kesehatan dan pensiun bagi populasi berpendapatan rendah
Tax cut bagi UMKM Sektor kesehatan ditargetkan tumbuh sebesar 22 dan dana transfer ke
Pemda dinaikkan 8 sbg tradeoff dari penurunan pajak penjualan tanah.
Target Makro Ekonomi Otoritas Tiongkok Fokus Kebijakan Fiskal 2015
Pertumbuhan M2 dan Loans Lending and Deposit Rate
Untuk menstimulus perekonomian, kebijakan moneter longgar masih terus dijalankan Otoritas Tiongkok dengan penurunan suku bunga deposito dan pinjaman 25 bps...
• Namun dampak kebijakan tsb blm tampak dr pertumbuhan pinjaman dan M2. Dampak terhadap ekonomi riil jg terbatas seiring keengganan Bank utk meminjamkan dana kpd UMKM akibat tingginya risiko kredit.
Trade Balance, X, dan M PMI dan Industrial Production
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan masih terus melambat. Posisi cadev juga terus turun akibat kebijakan stabilisasi RMB ...
Fixed Asset Investment
• PMI manufacturing dan composite menurun kembali terendah dlm 3 thn terakhir, akibat permintaan ekspor yg
turun. Caixin Flash menunjukkan penurunan manufacturing sector terutama SME terus berlanjut.
• Pertumbuhan ekspor masih negatif sedangkan fix asset masih terus turun. Pelemahan demand juga tercermin new
Yuan loan yang kembali turun dan penjualan mobil yg masih kontraktif, meski retail sales meningkat.
• Cadev Tiongkok di Agt 15 USD 3,557bn turun USD 93.9bn.
FX Reserves : Tiongkok Retail dan Car Sales
Sejalan dg adopsi sistem nilai tukar yg lebih fleksibel oleh PBOC pada 11 Agustus, ke depan Yuan diperkirakan masih akan
e gala i depresiasi ….
CNY sudah terdepresiasi 2.45 sejak 10 Agustus. Ke depan, pasar masih mempersepsikan Yuan
masih akan terdepresiasi dg pertimbangan: o
REER Tiongkok masih overvalued dibandingkan REER mata uang negara lain
o Kepemilikan asing di Tiongkok cukup besar.
Yuan diperkirakan melemah pada kisaran 4-10 di Tw.III-2015 atau hingga 12 sampai Q2-2016
Forecast Yuan : Survey Bloomberg Yuan : Depresiasi After 11 Agustus
4 10
12 6
REER Tiongkok dan Negara Lain
As of July 2015
PBOC berupaya menahan depresiasi yang berlebihan melalui:
Provisi 20 dr penjualan fwd USD
Bank lapor vol. penjualan Fwd tiap bulan Provisi tiap tgl 15 bln berikutnya
Provisi dipegang setahun berapa pun durasi kontrak dan tidak ada bunga
Kebutuhan HedgingForward Masih Tinggi : External Debt Tiongkok Intervensi PBOC di FX
Aug 15: 122 bio
Sumber : ANZ Research dan Bloomberg
Intervensi di pasar valas, tercermin dari intervensi yg tinggi 96 billion USD selama Agustus. Namun, banyak yang melihat intervensi tidak
sustai a le mengingat ekspektasi depresiasi yg msh tinggi. Pada 1 Sept, PBOC mengeluarkan kebijakan terkait penjualan FX Forwards untuk mengurangi spekulasi
dan meredam volatilitas depresiasi Yuan yg berlebihan. Kebijakan tsb efektif per 15 Okt 15.
• Aliran modal keluar dari pasar keuangan meningkat tajam dari 223 juta pada Juli 2015 menjadi 1,1 miliar pada Agustus 2015
• Sebagaimana terjadi negara lain, risiko yg meningkat pasca devaluasi Yuan telah menurunkan IHSG 8,2 dan menaikkan yield SBN 80 bps
Aliran Dana NR di Aset Rupiah Bulanan Indeks Saham Beberapa Negara
Yield 10Y di Beberapa Negara
Q1-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Q2-15 Jul-15 Agt-15 YTD-15
Stock
433
-682 -263
-307 -1,252 10
-712 -1,521 SUN
3,203 203
380 1,676 2,260 -91
-330 5,043 SBI
-125 62
119 181 -142
-44 -129
Total 3,512
-478 179 1,488 1,189 -223 -1,085 3,392
Ytd per “ept
Sejalan dg pelemahan ekonomi Tiongkok dan harga
komoditas terutama
minyak yg
berlangsung lebih lama dr perkiraan semula, pertumbuhan ekonomi negara2 EM eksportir
komoditas pada 2016 diperkirakan lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya
…
Ekspor Komoditas thd Total Ekspor Negara2 EM
Energy Metals
Food Raw Materials
Venezuela 87.1
82.1 4.1
0.8 0.1
Saudi Arabia 85.8
85.5 0.1
0.1 0.1
Chile 61.2
0.8 48
7 5.5
Peru 60.6
7.4 32.8
18 2.3
Russia 60.5
50.3 6.6
1 2.5
Colombia 58.5
21.7 0.3
34.7 1.9
Argentina 49.8
5.7 1.5
30 12.7
UAE 49.6
36.8 13.4
2.4 0.1
Brazil 45.3
3.3 9.5
23.5 8.9
I MF WEO Oct-15
Total Commodities
Extractive Nonextractive
Commodity Exports of Total Exports Commodity
Exporting Countries
2013 2014
2015 2016
7.7 7.3
6.8 6.3
PDB Tiongkok yoy
Asumsi Hrg Minyak Index Hrg Komoditas
IMF
Path WTV
WTV dan PDB Global
Sejalan dg perkembangan ekonomi global, pertumbuhan WTV 2015 diperkirakan masih sejalan dg proyeksi sebelumnya, dan cenderung bias ke bawah pada 2016
…
• Dengan menggunakan realisasi s.d Mei 2015, WTV 2015 2016 diperkirakan 2.9 dan 3.7 yoy. • Pertumbuhan WTV yg berada dlm tren menurun dibandingkan 2014, sejalan dg perkembangan
ekonomi global khususnya perlambatan ekonomi Tiongkok dan negara2 EM lainnya.
Source: Bloomberg, CPB Source: CPB
• Permintaan ekspor jg turun utk tujuan Hongkong, Jepang, Korea dan Eropa. • Penurunan pertumbuhan ekspor terutama pd komoditas manufaktur spt tekstil.
• Selain itu, penurunan ekspor juga akibat dr apresiasi CNY sejak Tw.I-15, ekspektasi depresiasi yg smakin rendah, serta penurunan harga komoditas ekspor yg msh terus berlanjut.
Pertumbuhan Komoditas Ekspor Utama Pertumbuhan Ekspor ke Negara Tujuan Utama
Permintaan ekspor dr US yg lebih rendah dr ekspektasi sebelumnya memberikan dampak dire t da i dire t thd ekspor Tio gkok…
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV
Jan Feb
Tiongkok 49.4
18.6 107.9
26.7 -9.5
-48.9 -64.4
-58.4
Amerika Serikat 8.8
9.2 13.4
78.3 3.0
-10.5 -22.7
18.8 Belanda
7.4 8.8
48.2 59.2
60.1 10.4
8.2 -42.3
India 3.7
8.2 99.4
139.1 31.2
4.2 -41.8
-1.5 Jepang
3.5 8.0
-28.8 -8.1
-47.8 7.0
-10.1 -11.5
Pangsa 2015
2015 Pertumbuhan yoy
Negara Pangsa
2014 2014
Volume ekspor produk kimia organik sejak Okt’14
turun dengan tren penurunan yg semakin tajam Penurunan yg pd awalnya terjadi pd ekspor ke
Tiongkok tujuan terbesar ekspor dan Jepang, saat ini telah diikuti oleh penurunan di semua negara
tujuan utama ekspor.
Penurunan produksi dan ekspor kimia organik a.l dipengaruhi sulitnya memperoleh CPO sebagai
bahan baku krn kebijakan Bea Keluar CPO nol persen.
Penurunan tajam harga minyak dunia berdampak pada penurunan tajam harga CPO sbg produk substitusi. Harga
Patokan Ekspor HPE CPO sejak Okt’14 turun ke USD 655
MT, di bawah ambang batas terendah HPE pengenaan Bea Keluar BK sebesar USD 750-800 MT sehingga sejak
Okt’14 BK CPO menjadi nol persen. Kondisi BK nol persen tsb mendorong produsen CPO dan
turunannya memilih mengekspor lgsg CPO shg industri hilir spt produk kimia organik kesulitan bahan baku. Produksi
dan ekspor produk kimia organik yg masih berjalan saat ini hanya utk memenuhi kontrak kerja yg sdh dibuat
2009 2013
1 Korea Selatan
21.6 23.1
1.5 ↑
2 Jepang
17.4 15.1
-2.2 ↓
3 Saudi Arabia
7.5 8.7
1.2 ↑
4 Amerika Serikat
6.9 6.0
-0.9 ↓
5 Thailand
3.3 4.5
1.2 ↑
6 Singapura
2.6 4.4
1.8 ↑
7 Jerman
2.5 2.1
-0.4 ↓
8 Iran
2.3 3.2
0.9 ↑
9 Malaysia
2.1 2.8
0.7 ↑
10 Indonesia
1.8 2.0
0.2
↑
sumber: UNComtrade
No Negara Asal Impor Kimia Organik
Tiongkok Pangsa
Δ
0,0 2,0
4,0 6,0
8,0 10,0
12,0 14,0
16,0 18,0
20,0
- 5.000
10.000 15.000
20.000 25.000
30.000 35.000
1989 1990
1991 1992
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011 2012
2013 2014
P e
rc e
n t
Mill ion
s
Exports Imports
Exports Share Imports Share
• Tren ekspor dan impor Indonesia ke dan dari Tiongkok dalam nominal dan persentase mengalami peningkatan selama 25 thaun, terutama sejak 2004 yang disebabkan oleh
implementasi awal Early Harvest Program EHP di bawah kerangka ACFTA. • Pangsa impor dari Tiongkok daripada pangsa ekspornya sejak tahun 1999.
• Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Tiongkok selama kurun waktu 2008-2014.
Source: UN Comtrade Database
Commodities HS Two Digits Value USD
Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; bituminous substances; mineral waxes
5,879,990,147
Animal or vegetable fats and oils and their cleavage products; prepared edible fats; animal or vegetable waxes
2,697,769,758 Miscellaneous chemical products
1,388,298,303 Pulp of wood or of other fibrous cellulosic material; recovered waste
and scrap paper or paperboard 1,087,434,090
Wood and articles of wood; wood charcoal 878,035,019
Rubber and articles thereof 803,067,651
Organic chemicals 773,208,893
Ores, slag and ash 609,124,477
Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers, television image and sound recorders and
reproducers, and parts and accessories of such articles 358,829,778
Copper and articles thereof 356,162,618
• Komoditas ekspor Indonesia ke Tiongkok didominasi oleh produk primer, berupa mineral fuel, oils, and crude palm oil CPO.
• Komoditas ekspor utama lainnya adalah chemical product, wood, rubber, ores, copper, and parts of electrical machinery.
Source: UN Comtrade Database
Commodities HS Two Digits Value USD
Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof
7,133,579,214 Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound
recorders and reproducers, television image and sound recorders and reproducers, and parts and accessories of such articles
6,831,481,316
Iron and steel 1,809,468,641
Articles of iron or steel 1,247,410,166
Organic chemicals 1,136,976,698
Plastics and articles thereof 1,014,777,354
Inorganic chemicals; organic or inorganic compounds of precious metals, of rare-earth metals, of radioactive elements or of isotopes
582,916,298 Man-made filaments; strip and the like of man-made textile materials
551,288,130 Aluminium and articles thereof
530,101,612 Vehicles other than railway or tramway rolling-stock, and parts and
accessories thereof 526,253,943
• Komoditas impor Indonesia dari Tiongkok didominasi oleh barang-barang untuk keperluan produksi.
• Hal ini diduga disebabkan oleh kebutuhan untuk investasi oleh Tiongkok di Indonesia dan kebutuhan untuk produksi oleh perusahaan manufaktur Indonesia.
Source: UN Comtrade Database
0,0 2,0
4,0 6,0
8,0 10,0
12,0 14,0
16,0 18,0
- 200
400 600
800 1.000
1.200
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012 2013
2014
Per cen
t
M il
li o
n s
o f
U SD
Inward FDI From China Share
• Inward FDI dari Tiongkok ke Indonesia berfluktuasi sekitar 1-8 pada 2006-2013. • Nilai nominal dari inward FDI tersebut meningkat tajam melebihi USD1 miliar selama
1 tahun pada 2014. Meski demikian, pangsa inward FDI tersebut hanya sebesar 5 .
Source: Indonesia Economic and Financial Statistics, 2015
Sectors Value Millions USD
Agriculture, hunting, and forestry 0.99
Fisheries -
Mining and quarrying 1,092.03
Manufacturing 26.89
Electricity, Gas, and Water 49.00
Construction 1.81
Wholesale and Retail; Repair of motor vehicles; Household Goods 11.91
Hotel and Restaurant -
Transportation, warehouse, and communication 0.15
Financial Intermediaries 15.86
Real Estate, rent service ser, and business service 0.15
Government Administration and defense; social security -
Education -
Health and social work 0.03
Social service and other personal service -
N.E.C 0.62
Total 1,101.15
• Sebagian besar inward FDI dari Tiongkok terkonsentrasi di mining and quarrying, dengan pangsa melebihi 99 dari total inward FDI Tiongkok.
Source: Indonesia Economic and Financial Statistics, 2015
KINERJA DAN PROSPEK
EKONOMI DOMESTIK
Dekomposisi IMVI Kontribusi Sektoral dalam IMVI
Kerentanan makroekonomi berlanjut, terutama dipicu oleh kerentanan di sektor eksternal, sektor publik, dan finansial.
• Secara umum, Kerentanan Makroekonomi menunjukkan trend peningkatan. Kerentanan di sektor eksternal terindikasi meningkat, diantaranya terkait persistensi tingginya CADefisit dan External Debt.
Selain itu, kerentanan di sektor finansial juga terus mengindikasikan peningkatan. • Sementara kerentanan sektor riil dan publik relatif terjaga dibandingkan dengan sektor lainnya
meskipun berpotensi meningkat yang dipengaruhi oleh kurang positifnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik.
Perbaikan PDB Q3-15 ditopang peningkatan belanja pemerintah untuk infrastruktur ...
• Konsumsi membaik terbatas seiring terbatasnya daya beli
• Optimisme konsumen belum kuat
Rumah Tangga
Belanja pemerintah membaik, meski masih rendah
Pemerintah
• Ekspor PT FI tertahan, manuf lemah • Impor brg modal dan bahan baku naik
XM Investasi
• Bangunan: belanja infrastruktur Pemerintah ↑
,
sedangkan swasta
↓
• Nonbgn: inv alat angkut dan berat kontraksi
RDG Agt
Track- ing
RDG Agt
Track- ing
RDG Agt
Track- ing
A Domestic Demand
6.18 5.17
6.18 4.66
5.52 5.37
4.25 4.34
4.44 4.59
4.43 4.09
4.65 5.09
4.58
1 Consumption 5.28
4.98 6.28
5.97 5.64
5.75 4.53
4.58 4.53
4.82 4.51
4.37 4.65
4.81 4.59
- Household C. 5.54
5.27 5.38
5.56 5.44
5.70 5.48
5.09 4.90
5.28 4.71
4.68 4.91
5.10 4.85
- Government C. 3.02
3.20 12.44 7.89
6.93 6.12
-1.50 1.33
2.83 1.98
2.71 2.28
2.88 3.45
2.91 2 Gross Fixed Cap Formation
7.95 5.52
6.00 2.10
5.28 5.51
3.71 3.86
4.27 4.12
4.29 3.55
4.65 5.65
4.55 - GFCF Building
8.01 8.03
7.18 4.03
6.74 5.51
4.91 4.52
7.06 5.51
5.47 4.82
5.95 6.85
5.80 - GFCF Nonbuilding
7.79 -0.53
2.91 -2.67
1.60 2.43
0.58 2.07
-3.10 0.43
1.10 0.09
1.00 2.17
1.09
3 Inventory Changes -0.87
0.57 -0.64
-0.36 -0.32
-0.59 -0.21
1.05 0.37
0.17 0.02
-0.84 0.00
0.00 -0.21
Statistical Discrepancies 0.50
-0.24 1.10
-1.50 -0.04
1.05 0.94
-1.32 2.13
0.68 0.19
0.04 0.00
0.00 0.06
B Net Export
0.19 0.30
-0.81 2.68
0.59 -0.39
0.23 1.06
-2.01 -0.27
0.32 1.60
0.65 0.04
0.65
3 Export 3.50
2.10 1.34
9.44 4.17
3.16 1.38
4.86 -4.53
1.02 -0.85
-0.13 0.88
1.14 0.27
4 Import 2.92
0.88 4.93
-0.85 1.86
5.04 0.41
0.28 3.22
2.19 -2.27
-6.85 -2.04
1.00 -2.53
5.61 5.59
5.50 5.61
5.58 5.14
5.03 4.92
5.01 5.02
4.71 4.67
5.05 5.20
4.92
Data: BPS. higher than previous quarter
n Sum of C and GFCF Only
same as previous quarter n
Contribution to GDP Growth lower than previous quarter
n BASED 2010 yoy
2015 2015
Components 2010p TOTAL
2013 III
IV III
I
Gross Domestic Product
IV TOTAL
I II
I II
No 2014
II III-F
IV-F
Rata-rata spread antara NDF dan Onshore Spot melebar ke level tertingginya 211 poin.
Meningkatnya ekspektasi depresiasi terlihat dari spread positif antara NDF-onshore forward yang
semakin menipis
Ekspektasi Depresiasi
Divergensi Ekspektasi Depresiasi
Tingginya ketidakpastian eksternal dan internal mendorong peningkatan ekspektasi
depresiasi Rupiah...
Tenor Forward Beli Nonresiden
• REER bulanan Indonesia pd Sep-15 berada di level 88,4 terutama disebabkan oleh terdepresiasinya NEER di tengah RPI yg cenderung stabil.
• REER Indonesia tsb masih lebih kompetitif dibanding Philippines, Korea, dan Thailand namun sedikit tidak lebih kompetitif dibandingkan Malaysia. REER Malaysia menurun tajam pada tiga
bulan terakhir, sejalan dengan depresiasi MYR.
Realisasi REER Negara Peers Dekomposisi REER Indonesia
Forecast NT dan inflasi mitra dagang berdasarkan Bloomberg terkini. Inflasi ID menggunakan ARIMBI. Pd RDG Sep, inflasi menggunakan ARIMBI RDG Mingguan Agt 4,46 di Tw.IV-15 sementara pd RDG Okt, menggunakan ARIMBI RDG Sep-15 4,28 di Tw.IV-15
Pelemahan Rp terutama didorong kekhawatiran terhadap fundamental perekonomian domestik pasca rilis PDB Tw.I-15 yg melambat...
Ekspektasi Depresiasi Divergensi Ekspektasi Depresiasi NT
Faktor Risiko Domestik Eksternal
• Kekhawatiran ini tercermin dr CDS yg meningkat, sementara dari eksternal, faktor risiko stabil,
tercermin dari gerakan VIX Index. • Ekspektasi depresiasi masih berada di level tinggi,
tercermin dari spread NDF-onshore spot yg kembali melebar di awal Juni 2015 dibandingkan
bulan sebelumnya. Ekspektasi depresiasi tsb berasal dari pelaku offshore, spt tampak dr spread
positif NDF-onshore fwd.
ApreDepre YTD-15 NT Peers Perkembangan Nilai Tukar USDIDR
Volatilitas Rupiah Volatilitas Mata Uang Peers Bulanan
Periode apresiasi
Periode apresiasi
Periode apresiasi
Sejak Okt’15, Rp menguat akibat repricing level nilai tukar dan dipicu oleh perbaikan sentimen thd EM
paska FOMC yg sempat dovish. Namun di sisi lain, volatilitas rupiah meningkat...
• Aliran modal keluar dari pasar keuangan meningkat tajam dari 223 juta pada Juli 2015 menjadi 1,1 miliar pada Agustus 2015
• Sebagaimana terjadi negara lain, risiko yg meningkat pasca devaluasi Yuan telah menurunkan IHSG 8,2 dan menaikkan yield SBN 80 bps
Aliran Dana NR di Aset Rupiah Bulanan Indeks Saham Beberapa Negara
Yield 10Y di Beberapa Negara
Q1-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Q2-15 Jul-15 Agt-15 YTD-15
Stock
433
-682 -263
-307 -1,252 10
-712 -1,521 SUN
3,203 203
380 1,676 2,260 -91
-330 5,043 SBI
-125 62
119 181 -142
-44 -129
Total 3,512
-478 179 1,488 1,189 -223 -1,085 3,392
Ytd per “ept
-5,0 0,0
5,0 10,0
15,0 20,0
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 2
1 2
1 1
2 1
2 2
1 3
2 1
4
GDP Growth ASEAN Countries
Indonesia Malaysia
Philippines Singapore
Thailand
Inflasi di akhir 2015 mencapai 2,87, lebih rendah dari batas bawah kisaran target 4 ±1...
IHK Inti
Inflasi IHK pada semester 1-2016 diperkirakan meningkat akibat kenaikan inflasi volatile food dan administered prices...
Volatile Food Adm.Price
Inflasi 2016 dapat meningkat melewati sasaran inflasi 4,0+1 jika Pemerintah mulai melaksanakan kebijakan pengalihan pelanggan listrik dg daya 900 VA ke daya 1300 VA...
No Risiko Inflasi 2016
Dampak Probabilitas
Perkiraan Timing
1 Pengalihan pelanggan listrik dg daya
900VA ke daya 1300VA 0,93
High Juli
2 Transmisi Pelemahan Rupiah yang
belum ditransmisikan selama Jan-Agt 2015
0,16 Moderate
Tw I
Dalam APBN 2016, Pemerintah akan memberikan subsidi tepat sasaran pada pelanggan RT golongan 450VA dan 900VA sejak 112016. Berdasarkan Ratas Presiden 5112015, subsidi listrik tepat sasaran
diundurkan pelaksanaannya dari 112016 ke 172016 dan diutamakan pada pelanggan golongan 900VA.
Saat ini, Pemerintah sedang melakukan verifikasi data penerima subsidi 24,7 juta pelanggan dari TNP2K dan mempersiapkan peralatan pendukung MCB bagi 20,6 juta pelanggan yg akan migrasi.
Kebijakan ini diperkirakan dapat meningkatkan tambahan inflasi sebesar 0,93.
menggunakan asumsi pelanggan 900VA yang migrasi ke 1300VA akan mengurangi konsumsinya sebesar 6 mengikuti pola penurunan konsumsi golongan 1300VA di tahun 2015 akibat kenaikan tarif
bertahap di 2014.
INTI: inflasi 0,23 mtm atau 5,02 yoy, lebih rendah dibandingkan perkiraan. Inti traded dan nontraded melambat.
• Tekanan terutama bersumber dari kontrak rumah, emas perhiasan, dan mobil.
VOLATILE FOOD: deflasi 1,22 mtm atau inflasi 6,95 yoy, lebih rendah dr proyeksi karena berlanjutnya koreksi harga pangan.
• Deflasi bersumber dr koreksi harga cabai krn panen raya dan daging ayam ras akibat turunnya harga pakan ternak. • Komoditas yg masih menyumbang tekanan inflasi a.l beras dan bawang merah.
ADMINISTERED PRICES: inflasi 0,03 mtm atau 9,83 yoy, lebih tinggi dr perkiraan namun tetap rendah.
• Rendahnya inflasi AP didorong oleh: i koreksi harga Solar dari Rp6900,-L mjd Rp6700,-L; ii koreksi harga LPG 12 kg pd pertengahan September, dan iii turunnya tarif listrik TA dg daya 2200VA
IHK Oktober 2015 tercatat deflasi -0,08 mtm, atau inflasi 6,25 yoy dan 2,16 ytd. Tekanan deflasi terutama bersumber dari volatile food...
Realisasi Inflasi Okt vs Proyeksi RDG Okt
YTD Historis
2011- 2014
Proyeksi RDG Okt
SPH Pekan III
Realisasi Proyeksi
RDG Okt SPH
Pekan III Realisasi Realisasi
IHK 0.15
0.39 -0.09
-0.08 6.75
6.24 6.25
2.16 Inti
0.31 0.39
0.17 0.23
5.20 4.96
5.02 3.55
Volatile Food -0.33
0.85 -0.84
-1.22 9.18
7.36 6.95
0.91 Adm. Prices
0.50 -0.06
-0.21 0.03
9.74 9.57
9.83 -0.66
Disagregasi MtM
YoY
exclude Okt 2011 yang mengalami deflasi akibat koreksi harga emas
Inflasi Beras 19971998 dan 2015
Berbagai langkah stabilisasi telah dilakukan untuk antisipasi El Nino...
Harga dan Inflasi Beras Kemendag
Impor beras 1997-1998: 207ribu ton 5juta ton Impor beras 2015-2016:625 ribu ton dan 875 ribu ton
Perkembangan Stok Akhir Beras Proyeksi Neraca Pangan Adjusted
Pemerintah melakukan berbagai langkah stabilisasi harga seperti i penguatan cadangan beras Pemerintah a.l. melalui impor beras 625 ribu ton di 2015 -
, jt to hi gga Mar , ii pe ggu aa
dana Cad. Stab. Hrg Pangan CSHP utk penguatan Cadangan Beras Pemerintah CBP, dan iii penambahan Rastra 2 bulan
Export Real Value Export Price Index
Exports by Country
Ekspor pertanian pd Q3 membaik didorong ekspor rempah dan kopi. Ekspor pertanian dlm tren
membaik sepanjang 2015. Ekspor pertambangan pd Q3 melambat akibat
kontraksi ekspor batubara. Ekspor tembaga meningkat, meski ekspor PT FI sempat terkendala
mslh penggunaan LC. Risiko timbul dr izin perpanjangan ekspor PT Newmont yg blm keluar.
Ekspor manufaktur melambat terkait ekspor CPO yg menurun. Kinerja ekspor yg msh positif
didukung ekspor karet olahan dan basic metal
Lemahnya kinerja ekspor dipengaruhi permintaan global yang lemah dan harga komoditas yang terus turun...
Ketidak pastian kondisi pasar keuangan global dan terbatasnya pemulihan ekonomi di emerging market akan membatasi capital inflows
…
Capital inflows ke EM tahun 2015 dan 2016 diprakirakan negatif didorong oleh aliran modal
NR masuk akan lebih rendah dibanding periode GFC 20082009.
Rendahnya prospek Non Resident capital inflows sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan
global dan recovery negara EM termasuk Asia yang masih terbatas.
Kondisi tersebut diperparah oleh Resident capital outflows yang cukup tinggi.
EM Asia: NR Private Capital Inflows Pertumbuhan Ek. EM NR Cap. Flows
EM Resident Capital Outflows
Sumber: IIF Oktober 2015.
Sumber: IIF Oktober 2015. Sumber: IIF Oktober 2015.
Defisit Transaksi Berjalan membaik .…
Pada Tw.II I’15, kinerja TB membaik dgn defisit yg turun menjadi -1,86 PDB dari -1,95 PDB pd Tw.II’15.
Penurunan defisit tsb terutama ditopang oleh turunnya defisit neraca jasa pada saat surplus neraca perdagangan barang relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Turunnya defisit neraca jasa didorong oleh
turunnya freight terkait kinerja impor yang menurun lebih dalam serta naiknya surplus jasa perjalanan travel dibanding triwulan sebelumnya.
RDG Okt15
RDG Nov15
I. CURRENT ACCOUNT -4.926
-9.592 -7.040
-5.958 -27.516 -4.178 -4.250 -4.054 -4.011
A. Goods, net 3.350
-375 1.560
2.448 6.983
3.063 4.130
4.032 4.054
- Exports 43.937
44.505 43.606
43.245 175.293
37.827 39.685
36.152 36.009
- Imports -40.588
-44.880 -42.046
-40.797 -168.310
-34.764 -35.556
-32.120 -31.955
1.1. Non Oil Gas, net 6.099
2.803 4.694
5.217 18.812
4.319 6.247
6.137 6.190
- Exports, fob 36.345
36.990 36.344
36.861 146.541
33.445 35.041
32.368 32.347
- Imports, fob -30.247
-34.187 -31.650
-31.644 -127.729
-29.126 -28.794
-26.231 -26.157
1.2. Oil Gas, net -2.749
-3.178 -3.134
-2.769 -11.830
-1.256 -2.118
-2.105 -2.135
- Exports, fob 7.592
7.514 7.262
6.384 28.752
4.382 4.644
3.784 3.662
- Imports, fob -10.341
-10.693 -10.395
-9.153 -40.582
-5.638 -6.762
-5.890 -5.798
a. Oil, net -6.056
-6.137 -6.037
-5.672 -23.903
-3.184 -3.653
-3.506 -3.546
- Exports, fob 3.500
3.885 3.590
2.831 13.806
1.927 2.611
1.958 1.758
- Imports, fob -9.556
-10.022 -9.627
-8.503 -37.709
-5.111 -6.264
-5.465 -5.304
b. Gas, net 3.308
2.959 2.904
2.903 12.074
1.927 1.535
1.401 1.410
- Exports, fob 4.092
3.629 3.672
3.553 14.946
2.455 2.034
1.826 1.904
- Imports, fob -785
-670 -768
-649 -2.873
-528 -498
-425 -494
B. Services, net -2.131
-2.831 -2.486
-2.561 -10.010
-1.860 -2.654
-2.056 -1.952
C. Primary Income, net -7.230
-7.920 -7.318
-7.241 -29.708
-6.809 -7.151
-7.390 -7.357
D. Secondary Income, net 1.085
1.534 1.204
1.397 5.220
1.428 1.426
1.360 1.244
Memorandum:
Current Account GDP -2,33
-4,27 -3,02
-2,71 -3,10
-1,96 -1,95
-1,86 -1,86
Angka sement ara Angka sangat sement ara Proyeksi
TOTAL
Q3
Juta USD
ITEMS 2014
2015
Q3 Q1
Q2 Q4
Q1 Q2
A. Produk Primer
Nominal
50.2 48.5
-9.0 -9.4
0.8 -13.4
-8.0 -10.2
5.5 -14.4
-6.4 -5.7
-15.2 -11.3
-22.1 -16.4
-22.4
Riil
45.4 50.6
-3.4 -10.6
-0.4 0.4
-3.9 14.3
41.1 13.6
24.8 25.7
14.1 28.6
14.3 18.6
4.2
Indeks Harga
- -
-5.8 1.4
1.2 -13.8
-4.4 -21.4
-25.2 -24.6
-25.0 -25.0
-25.6 -31.1
-31.8 -29.5
-25.5
Produk Pertanian Nominal
30.1 30.0
5.0 2.2
11.1 -3.0
3.5 -12.0
20.2 -18.0
-2.6 -1.7
-18.1 -5.1
-12.3 -12.0
-18.2
Riil
27.3 30.6
4.6 1.9
12.6 10.0
6.9 8.8
56.0 6.1
23.4 26.5
5.4 34.6
28.8 22.0
8.7
Indeks Harga
- -
0.3 0.2
-1.3 -11.8
-3.1 -19.2
-22.9 -22.7
-21.1 -22.3
-22.2 -29.5
-31.9 -27.8
-24.7
Makanan Nominal
23.4 23.4
10.9 9.1
21.1 3.9
10.8 -9.0
33.8 -18.1
-4.3 0.6
-20.5 -6.3
-12.5 -13.4
-20.4
Riil
19.9 22.2
6.5 4.0
18.4 14.6
10.3 11.2
72.2 6.7
21.2 29.3
3.0 32.1
25.4 19.2
1.7
Indeks Harga
- -
4.1 4.9
2.3 -9.4
0.5 -18.2
-22.3 -23.3
-21.1 -22.2
-22.8 -29.1
-30.3 -27.3
-21.8
Bahan Baku Nominal
6.7 6.5
-10.0 -15.8
-14.5 -23.4
-15.9 -21.5
-12.6 -17.7
4.3 -9.2
-8.3 -0.8
-11.3 -6.9
-8.4
Riil
5.3 5.8
-2.1 -5.2
-4.8 -7.0
-4.8 -1.9
10.8 0.1
26.9 12.0
12.6 34.3
29.2 24.8
30.8
Indeks Harga
- -
-8.1 -11.2
-10.2 -17.6
-11.7 -20.0
-21.1 -17.8
-17.8 -18.9
-18.5 -26.2
-31.4 -25.4
-30.0
Produk Bahan Bakar Pertambangan Nominal
20.0 18.5
-24.3 -22.4
-11.2 -25.9
-21.3 -7.4
-13.8 -8.8
-12.3 -11.6
-10.4 -20.3
-35.2 -22.8
-29.7
Riil
9.1 8.7
-16.3 -22.1
-11.5 -16.2
-16.7 9.6
4.2 9.4
7.2 7.0
9.9 -0.5
-22.0 -5.4
-17.6
Indeks Harga
- -
-9.6 -0.4
0.3 -11.6
-5.4 -15.6
-17.3 -16.7
-18.2 -17.4
-18.5 -19.9
-16.9 -18.4
-14.7
B. Produk Manufaktur
Nominal
48.3 50.1
9.2 8.6
6.8 3.4
6.9 -4.9
-5.5 -4.2
-3.8 -4.5
-12.9 0.1
-2.5 -4.9
-13.6
Riil
53.8 48.7
10.3 8.2
3.2 -1.3
5.0 -8.0
-8.8 -7.2
-6.2 -7.4
-14.5 2.9
-1.3 -4.2
-10.7
Indeks Harga
- -
-1.0 0.4
3.5 4.7
1.9 3.3
3.6 3.3
2.6 3.2
1.8 -2.7
-1.2 -0.7
-3.2
C. Lainnya
Nominal
1.6 1.4
41.3 20.8
-24.3 -32.2
-4.9 -26.1
-35.6 -4.2
-14.1 -17.8
-14.3 -15.2
-24.1 -18.1
-22.3
Riil
0.8 0.7
60.6 26.9
-23.4 -28.9
1.1 -22.2
-30.2 3.0
-8.6 -11.6
-2.5 -0.9
-15.5 -6.7
-16.8
Indeks Harga
- -
-12.0 -4.9
-1.2 -4.7
-5.9 -4.9
-7.8 -7.0
-6.0 -6.9
-12.0 -14.4
-10.1 -12.2
-6.7
Nominal
100.0 100.0
-0.3 -0.9
3.0 -6.5
-1.3 -8.0
-0.9 -9.4
-5.2 -5.3
-14.1 -5.9
-12.9 -11.0
-18.1
Riil
100.0 100.0
2.8 -2.6
-0.2 -2.2
-0.7 2.3
12.8 3.0
7.9 7.8
-0.4 12.1
2.1 4.5
-6.5
Indeks Harga
- -
-3.0 1.8
3.2 -4.4
-0.7 -10.0
-12.1 -12.1
-12.2 -12.1
-13.7 -16.0
-14.7 -14.8
-12.5
angka sementara angka sangat sementara
Okt 2015
Pangsa 2015
Tw. I Apr
Mei Jun
Tw. II Jul
Aug Sep
Tw. III
Total
Rincian by SITC
Pertumbuhan , yoy 2014
Tw. II Tw. I
2014 Tw. III
TOTAL Tw. IV
Me uruk ya pertu
uha ekspor o igas dise a ka oleh e
uruk ya ekspor riil…
Pertumbuhan ekspor nonmigas tertekan oleh penurunan ekspor riil, baik di produk primer bahan bakar pertambangan maupun di produk manufaktur.
Di sisi lain, terjadi perbaikan harga terutama di produk pertanian meskipun masih negatif pertumbuhannya.
1. Minyak Nabati 13.7 13.5
9.2 -12.6
6.0 -24.3 -11.0 -13.3 -16.7 -28.0
11.5 11.1 36.2
-1.2 20.0 10.7
9.2 -15.8
-2.1 -21.2 -22.4 -23.4 -25.9 -21.7 -23.7 -14.5
2. Batubara 14.2 12.2
-14.5 -17.7 -24.9 -25.1 -20.0 -29.4 -24.9 -19.1 -14.3 -7.0 -12.6 -13.4 -6.7 -18.8 -13.2 -9.5
-0.3 -11.6 -14.1 -13.4 -14.2 -13.0 -13.6 -10.6
3. Tekstil dan Produk Tekstil 8.8
9.2 0.6
-2.6 -2.7 -13.5
4.1 -7.1
-5.8 -8.1
2.1 2.0
2.9 -9.5
10.7 -1.2
-0.4 -3.0
-1.5 -4.5
-5.5 -4.4
-5.9 -5.9
-5.4 -5.3
4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 6.9
6.6 -5.7
-12.1 -11.8 -17.9 -14.4 -10.4 -14.1 -13.4 0.0
-5.9 -4.6 -11.1 -6.1
-6.5 -7.8
-8.0 -5.6
-6.5 -7.5
-7.7 -8.8
-4.1 -6.9
-5.8
5. Barang dari Logam tdk Mulia 6.2
5.8 5.5
-3.7 -16.1 -9.2 -27.1 -23.0 -20.0 -29.3
3.7 1.9
-8.5 6.2
-9.4 -4.0
-2.6 -12.2 1.7
-5.4 -8.2
-14.5 -19.5 -19.8 -17.9 -19.5
6. Makanan Olahan 4.3
4.6 17.8
3.5 -0.4 -13.4 -1.2
-6.7 -6.9
-2.9 12.1
3.4 -0.4
-6.1 10.4
7.3 4.2
7.0 5.1
0.1 -0.1
-7.8 -10.5 -13.0 -10.5 -9.3
7. Karet Olahan 4.8
4.5 -24.5 -31.7 -13.2 -5.3
1.8 -15.4 -6.6 -13.2 -16.4 -23.8 -4.0
8.9 30.2 12.2 17.2 12.0
-9.7 -10.4
-9.5 -13.0 -21.8 -24.6 -19.8 -22.5
8. Kendaraan dan Bagiannya 3.6
4.2 14.8
9.4 20.5
-3.1 6.0
6.8 3.8
-9.1 12.3
3.0 14.1
-5.5 3.1
3.9 1.1
-12.9 2.2
6.2 5.5
2.6 2.8
2.8 2.7
4.3
9. Mesin-mesinpesawat mekanik 4.1
3.9 6.0
-15.8 -13.4 -19.6 10.8
-17.7 -9.1 -31.8 6.5
-14.8 -12.4 -19.1 11.5
-17.1 -8.5 -31.5 -0.4
-1.3 -1.1
-0.7 -0.6
-0.6 -0.6
-0.4
10. Kayu Olahan 2.7
2.9 11.3
-2.2 0.4
-13.0 9.7
-9.6 -4.7
-5.0 10.1
12.8 31.9 21.3 54.3 27.5 33.9 37.0 1.1
-13.3 -23.9 -28.3 -28.9 -29.1 -28.8 -30.7 Total 10 Komoditas
69.3 67.5 -1.8
-11.0 -8.1 -17.7 -8.2 -14.8 -13.7 -18.7 -0.6
-2.6 2.9
-5.2 8.8
0.1 1.1
-6.4 -1.2
-8.6 -10.6 -13.2 -15.7 -15.0 -14.6 -13.1
angka sementara angka sangat sementara
Sept Juli
Juli Juli
Sept Sept
2014 TOTAL
Komoditas by HS
2014 Pangsa
2015 Tw. II
Tw. II Tw. I
Tw. I Tw. I
Nominal 2015
Okt Riil
2015 Okt
Pertumbuhan ,yoy Indeks Harga
2015 Okt
Aug Tw. III
Tw. III Aug
Aug Tw. III
2014 TOTAL
2014 TOTAL
Tw. II
Memburuknya pertumbuhan komoditas utama juga disebabkan memburuknya ekspor riil...
Ekspor 10 komoditas utama pd Tw. III’15 tumbuh negatif yang lebih dalam akibat memburuknya ekspor riil di hampir
semua komoditas utama. Hanya ekspor riil makanan, karet dan kayu olahan yang sudah tumbuh positif. Di sisi lain, pertumbuhan harga ekspor masih negatif kecuali kendaraan bagiannya yang sudah tumbuh positif.
1 Amerika Serikat 10.8
11.5 2.6
7.6 6.5
5.5 5.6
-1.1 -0.1
0.7 -1.7
-0.4 -10.3
4.2 -8.0
-4.8 -9.8
2 Tiongkok 11.2
9.9 -2.7
-17.8 -24.8
-39.1 -22.2
-36.5 -8.2
-23.5 -6.4
-13.1 -6.8
-1.3 -18.9
-9.4 -9.0
3 Jepang 10.0
9.7 -12.6
-11.4 -5.6
-4.8 -8.7
-5.4 -12.6
-2.9 -9.7
-8.4 -9.8
-14.0 -16.8
-13.7 -25.6
4 India 8.3
8.8 -13.9
-16.9 19.8
-7.1 -5.6
7.3 32.7
10.7 12.5
18.1 -20.5
-32.9 -27.1
-27.0 -19.2
5 Singapura 6.7
6.6 2.3
23.4 8.1
12.5 11.6
1.7 -21.6
-27.8 -8.1
-19.4 -23.0
3.0 -5.2
-9.0 -11.5
6 Malaysia 4.4
4.7 -19.9
-6.8 -8.0
-7.2 -10.6
3.5 8.2
-8.6 2.7
0.2 11.7
-16.9 -13.0
-7.4 -14.7
7 Korea Selatan 3.9
4.1 -11.0
-6.5 2.9
-3.0 -4.6
0.1 -7.9
-0.8 9.8
0.4 -0.1
11.7 -25.1
-6.3 -18.3
8 Thailand 3.4
3.5 -5.7
-10.4 2.8
-2.7 -4.2
-6.4 1.1
-2.6 -9.9
-4.0 -11.9
-8.8 -14.0
-11.6 -7.7
9 Filipina 2.7
3.0 -2.1
6.7 9.4
-0.1 3.4
-2.0 -1.1
-1.8 15.0
4.2 7.0
17.0 -1.0
7.2 -23.3
10 Australia 3.1
2.9 36.5
39.3 13.8
-15.6 15.2
-36.4 -56.6
-14.3 46.1
-17.0 -15.8
36.1 9.9
7.4 -37.4
Total 10 Negara 64.5
64.7 -5.1
-4.4 -1.2
-10.7 -5.5
-9.6 -5.7
-7.8 0.4
-4.4 -10.3
-5.4 -14.1
-10.0 -16.8
angka sementara angka sangat sementara
Tw. I Tw. I
2014 Pangsa
Sept
2014
TOTAL Tw. IV
Tw. III
Negara
2015
Jul Mei
Tw. II Tw. II
Okt
Pertumbuhan , yoy 2015
Aug Tw. III
Jun Apr
Pertumbuhan ekspor nonmigas ke negara tujuan utama menurun utk seluruh tujuan negara...
Penurunan ekspor nonmigas ke negara tujuan utama turun lebih dalam. Ekspor tujuan Filipina dan Australia ikut tumbuh negatif setelah pada periode sebelumnya masih mencatatkan
pertumbuhan positif.
Barang Konsumsi
Nominal 8.5
8.5 4.8
-8.8 -7.6
-10.3 -6.1
-8.8 -15.8
-2.3 -9.1
-9.3 -11.6
-6.8 -25.6
-14.9 -20.2
Riil 7.4
7.2 -2.6
-17.6 -14.5
-13.7 -13.1
-7.7 -13.1
-0.6 -6.8
-7.1 -9.4
-5.0 -23.7
-12.9 -19.2
Indeks Harga -
- 7.6
10.7 8.0
3.9 8.1
-1.2 -3.2
-1.7 -2.4
-2.4 -2.5
-1.9 -2.4
-2.3 -1.3
Bahan Baku
Nominal 69.4
70.1 -6.2
-4.8 -0.8
-1.7 -3.4
-1.7 -16.2
-13.1 -16.0
-15.2 -25.4
-10.2 -18.2
-17.7 -20.4
Riil 78.3
81.4 -1.7
-2.2 0.3
2.9 -0.8
5.2 -9.8
-5.2 -8.6
-8.0 -19.8
-0.9 -10.6
-10.3 -12.8
Indeks Harga -
- -4.7
-2.6 -1.0
-4.5 -2.7
-6.6 -7.1
-8.4 -8.2
-7.9 -6.9
-9.3 -8.5
-8.2 -8.7
Barang Modal
Nominal 21.8
20.9 -7.1
-0.8 -7.1
-4.0 -4.7
-8.7 -23.3
-25.6 -16.1
-21.7 -22.1
-17.5 -22.1
-20.5 -25.4
Riil 14.4
11.5 -17.7
-11.0 -19.8
-19.0 -15.5
-21.5 -33.7
-37.2 -27.3
-32.8 -30.9
-27.4 -29.3
-29.1 -31.1
Indeks Harga -
- 12.8
11.6 15.8
18.5 12.8
16.3 15.8
18.4 15.3
16.5 12.7
13.8 10.2
12.2 8.2
Total
Nominal 100.0
100.0 -5.6
-4.2 -2.9
-3.1 -3.9
-3.9 -17.8
-15.4 -15.6
-16.3 -21.7
-10.9 -19.8
-17.3 -21.5
Riil 100.0
100.0 -6.1
-6.9 -7.6
-6.3 -6.6
-4.7 -18.1
-15.8 -15.3
-16.4 -21.5
-9.7 -18.3
-16.4 -19.6
Indeks Harga -
- 0.6
3.0 5.1
3.4 2.8
0.8 0.3
0.5 -0.3
0.2 -0.2
-1.3 -1.9
-1.1 -2.3
angka sangat sementara
angka sementara angka sangat sementara
Sept Jul
Total Tw. III
Tw. IV Tw. II
Tw. I Rincian
by BEC Pangsa
2015 2014
2014 Aug
Tw. III Okt
Pertumbuhan yoy
2015
Jun Mei
Tw. II Apr
Tw. I
Pertumbuhan impor nonmigas turun lebih dalam...
Impor nonmigas Okt’15 kembali turun akibat turunnya volume impor yang terjadi pada ketiga kelompok barang dan
koreksi harga yg terjadi pd brg konsumsi dan bhn baku. Impor riil brg modal turun signifikan, sehingga kenaikan pada harga tidak mampu menahan laju penurunan
pertumbuhan nominal impor barang modal.
Impor Total 100.0 100.0
-3.9 -3.9 -16.3 -21.7 -10.9 -19.8 -17.3 -21.5
-6.7 -4.7
-16.4 -21.5
-9.7 -18.3
-16.3 -19.6
3.0 0.8
0.2 -0.2
-1.3 -1.9
-1.1 -2.3
Barang Konsumsi 8.5
7.8 -6.1
-8.8 -9.3 -11.6
-6.8 -25.6 -14.9 -20.2 -12.7 -7.7
-7.0 -9.4
-5.0 -23.7
-12.9 -19.2
7.6 -1.2
-2.4 -2.5
-1.9 -2.4
-2.3 -1.3
112 - Food Beverages Primary, Mainly for Household 1.1
0.9 10.5
-25.8 -15.3 -22.4 -7.3 -22.4 -16.7
6.1 -1.5 -32.6
-22.7 -28.0
-11.9 -27.4
-21.7 -2.9
12.2 10.2
9.4 7.8
5.2 6.8
6.6 9.2
122 - Food Beverages Processed, Mainly for Household 2.0
1.7 -2.2
-7.8 -20.4 -22.7 -22.4 -32.1 -26.2 -22.4 -3.4
-1.1 -13.0
-13.7 -20.1
-27.2 -21.2
-18.9 1.2
-6.5 -8.4 -10.4
-2.9 -6.7
-6.7 -4.3
510 - Passenger Motor Cars 0.6
0.6 -33.0 -20.3 -24.7 -20.3 -20.3 -40.1 -27.6 -31.6 -34.2 -20.5
-30.9 -28.7
-19.9 -43.6
-31.3 -37.0
1.7 -0.7
8.8 11.8
-0.4 6.1
5.7 8.6
522 - Transport Equipment, non-industrial 0.2
0.2 -29.9 -28.2
-2.7 -35.7 -5.0 -49.1 -30.5 -38.5 -36.4 -33.7
-11.8 -40.3
-12.3 -50.1
-34.5 -39.6
10.3 8.7
10.5 7.6
8.4 2.1
6.0 1.9
610 - Durable Consumption Goods 1.0
0.9 -12.9 -21.3 -12.9 -44.6
-1.4 -37.1 -28.5 -34.5 -12.1 -25.3 -14.9
-48.8 1.2
-33.7 -27.7
-31.5 -0.9
5.1 2.4
8.2 -2.6
-5.1 0.0
-4.4 620 - Semi-durable Consumption Goods
1.4 1.6
-9.2 4.5
-1.4 1.6
15.5 -1.4
5.2 -17.5 -17.5
11.9 7.8
12.4 27.0
4.1 14.3
-8.1 10.0
-6.6 -8.5
-9.6 -9.1
-5.2 -8.0 -10.2
630 - Non-durable Consumption Goods 1.6
1.6 0.2
8.2 -4.8 -18.5
-3.8 -17.2 -13.1 -13.1 -6.6
9.4 -2.5
-18.9 -3.7
-17.0 -13.1
-16.3 7.2
-1.2 -2.3
0.4 -0.1
-0.2 0.0
3.8 700 - Goods Not Elsewhere Specified
0.4 0.3
18.0 -5.4
258.0 560.8 -6.6 -43.4
5.0 -45.4
2.3 -14.5
228.5 488.6
-18.9 -51.0
-8.4 -53.6
15.4 9.5
10.0 12.3
15.2 15.5
14.3 17.6
Bahan Baku 69.4
70.6 -3.4
-1.7 -15.2 -25.4 -10.2 -18.2 -17.7 -20.4 -0.1
5.2 -8.0
-19.8 -0.9
-10.6 -10.2
-12.8 -3.3
-6.6 -7.9
-6.9 -9.3
-8.5 -8.2
-8.7
111 - Food Beverages Primary, Mainly for Industry 3.7
3.5 13.5
-4.4 -23.4 -38.2 -27.6 -8.1 -24.7 -27.1
25.1 3.4
-11.0 -25.2
-10.1 13.9
-7.1 -11.7
-9.3 -7.5 -14.1 -17.4 -19.4 -19.3 -18.7 -17.5
121 - Food Beverages Processed, Mainly for Industry 2.4
2.5 -1.5 -12.1 -25.2 -40.4 -17.7 -28.4 -28.0
-5.0 -1.0
-6.9 -17.8
-34.1 -8.3
-19.1 -19.4
9.3 -0.5
-5.6 -9.0
-9.6 -10.2 -11.4 -10.4 -13.0 210 - Raw Materials Primary, for Industry
4.4 4.6
-3.4 4.6
-23.8 -25.2 -15.6 -44.8 -30.4 -41.8 -4.9
2.1 -24.4
-25.9 -14.2
-46.6 -31.0
-43.8 1.5
2.4 0.8
0.9 -1.7
3.3 0.8
3.5 220 - Raw Materials Processed, for Industry
41.7 43.0
-0.7 1.9
-15.0 -30.5 -8.6 -19.0 -19.1 -20.6
7.7 19.7
1.7 -17.9
10.7 -0.7
-2.2 -2.9
-7.7 -14.8 -16.4 -15.3 -17.4 -18.5 -17.0 -18.2 310 - Fuels Lubricants Primary
0.2 0.2 244.0
-19.0 60.2
17.4 -37.1 -30.2 -25.8
-6.4 272.1
-8.3 81.6
37.1 -29.3
-23.7 -17.0
6.0 -7.5 -11.0 -11.2 -14.4 -11.0
-8.5 -11.4 -11.7 322 - Fuels Lubricants Processed
0.2 0.1
8.3 -23.7
7.3 -35.1 -41.1 -29.7 -35.9 -45.1
6.1 -28.0
-8.4 -43.0
-51.4 -41.0
-45.9 -55.2
2.1 6.3
17.6 13.9
21.2 19.2
18.1 22.5
420 - Parts Accessories for Capital Goods 11.5
11.6 -9.5
-7.3 -6.3 -15.8
-5.2 -4.8
-8.3 -8.9 -11.2
-8.9 -8.0
-16.6 -3.4
-5.9 -8.3
-7.3 1.9
1.8 1.8
1.0 -1.8
1.2 0.1
-1.7 530 - Parts Accessories for Transport Equipment
5.3 5.2
-20.6 -12.2 -19.0 10.1
-13.0 -14.1 -6.5 -25.2 -29.7 -21.1
-28.1 -3.6
-21.9 -25.0
-17.5 -35.7
13.0 11.3
12.6 14.2
11.4 14.5
13.4 16.3
Barang Modal 21.8
21.3 -4.7
-8.7 -21.7 -22.1 -17.5 -22.1 -20.5 -25.4 -17.0 -21.5 -32.8
-30.9 -27.4
-29.3 -29.1
-31.1 14.8
16.3 16.5
12.7 13.8
10.2 12.2
8.2
410 - Capital Goods except Transport Equipment 19.0
19.0 0.1
-5.3 -15.8 -14.9 -17.6 -18.4 -17.1 -27.3 -13.3 -17.0 -26.4
-22.8 -26.1
-24.4 -24.5
-31.4 15.4
14.0 14.4
10.3 11.5
7.9 9.9
6.0 510 - Passenger Motor Cars
0.6 0.6
-33.0 -20.3 -24.7 -20.3 -20.3 -40.1 -27.6 -31.6 -34.2 -20.5 -30.9
-28.7 -19.9
-43.6 -31.3
-37.0 1.7
-0.7 8.8
11.8 -0.4
6.1 5.7
8.6 521 - Transport Equipment for Industry
2.3 1.6
-26.3 -33.3 -57.5 -66.8 -14.6 -48.6 -46.5 -5.8 -42.0 -49.2
-67.6 -74.7
-35.5 -59.8
-59.1 -24.6
27.0 31.1
31.2 31.2
32.3 28.0
30.5 25.0
angka sementara angka sangat sementara
Tw. I Sept
Sept Jul
Total Tw. II
Tw. I Jul
Tw. I Total
Sept Tw. II
Komoditas by BEC
2015 2014
Total Aug
Pangsa
2014 Aug
Tw. III 2014
Tw. II 2014
Nominal 2015
Okt Riil
2015 Okt
Okt Pertumbuhan , y.o.y
Indeks Harga 2015
Tw. III Aug
Tw. III Jul
Pertumbuhan impor barang modal mengalami penurunan terbesar...
Penurunan riil impor brg modal terjadi pada seluruh kelompok barang.
1. Mesin-mesinpesawat mekanik 19.0
18.8 -2.4
0.4 -2.4 -10.7
-3.9 -4.8
-19.9 -23.5
-17.3 -20.1
-19.4 -15.5
-16.2 -16.9
-19.9
2. Alat Listrik, Ukur dan Fotografi 13.3
13.7 -7.0
-9.8 -10.2 -6.0
-8.2 -11.5
-15.7 -11.5
-0.2 -9.5
-12.3 -11.5
-12.5 -12.1
-13.2
3. Barang dari Logam Tdk Mulia 12.9
12.1 -16.4 -15.8
1.9 7.2
-9.3 -1.0
-19.0 -22.7
-31.8 -24.8
-39.0 -10.6
-22.5 -23.9
-26.4
4. Bahan Kimia 6.8
6.5 -1.4
-1.8 3.5
-0.7 -0.5
-16.0 -15.0
-7.4 -18.4
-13.9 -20.4
-16.1 -23.7
-20.2 -31.8
5. Tekstil 5.3
5.8 1.4
-1.8 -15.3 4.0
1.7 1.2
-8.4 -6.5
2.8 -4.3
-9.1 -7.4
-5.4 -7.2
-11.8
6. Kendaraan dan Bagiannya 4.6
4.7 -24.2 -19.3
10.6 -23.2 -20.6
-9.9 -16.0
-22.1 -16.7
-18.1 -3.6
0.4 -30.1
-12.4 -26.8
7. Makanan Olahan 3.3
3.1 11.2 -11.7
29.5 -10.0
-1.8 -12.1
-16.8 -10.3
-26.3 -18.6
-24.9 -13.0
-24.8 -20.7
-5.3
8. Makanan Ternak 2.4
2.4 -25.0
46.8 12.2 -15.6
7.6 24.9
-21.6 -24.7
-22.3 -22.9
-62.7 -27.2
-25.2 -39.6
-16.7
9. Pupuk 1.4
1.8 9.9
-14.2 8.9
17.6 4.5
62.4 9.2
12.5 -1.7
6.3 -41.8
27.0 3.6
-5.0 -5.7
10. Kertas dan Barang dari Kertas 1.5
1.5 -2.7
-0.1 -3.3
18.1 5.8
8.3 -9.4
-8.6 -18.7
-12.5 -27.2
-11.3 -34.7
-24.4 -31.6
Total 10 Komoditas 70.5
70.2 -7.7
-6.4 -3.3
-4.8 -5.6
-4.8 -16.4
-16.5 -16.4
-16.5 -23.1
-11.7 -18.4
-17.6 -20.1
angka sementara angka sangat sementara
Tw. III Tw. IV TOTAL Aug
Tw. III Jul
Jun 2014
Apr Tw. I
Tw. II Tw. II
Mei Sep
Okt Pertumbuhan , yoy
2015 Rincian
by HS 2014
Tw. I Pangsa
2015
Seluruh komoditas utama impor nonmigas mengalami penurunan...
Impor komoditas pupuk turun setelah sebelumnya masih mengalami pertumbuhan positif.
Prospek Risiko Perekonomian
RISIKO DESKRIPSI
Ketidakpastian normalisasi
kebijakan Fed Ekspektasi timing kenaikan FFR oleh pelaku pasar bergeser ke
Des’15Mar’16. Berdasarkan implied probability FFR terkini,
kemungkinan terbesar kenaikan FFR akan terjadi di Des’15Apr’16, dg probability di 2016 lebih besar. Yellen dalam pidatonya di
Massachussetts Univ 24 Sept’15 menyatakan kemungkinan kenaikan FFR bisa dimulai akhir 2015.
Keputusan The Fed yg menahan FFR pd FOMC Sep-15 dipengaruhi oleh perkembangan ek AS yg lbh rendah dr perkiraan The Fed sebelumnya, terutama utk tk inflasi, serta ketidakpastian global yg tinggi.
Broad Appreciation of
US Dollar Penguatan USD, baik terhadap hard currency maupun EM currency, diperkirakan berlanjut. Penguatan USD tersebut
didorong antara lain oleh ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate. Pelemahan
Ekonomi Tiongkok dan
Devaluasi Yuan Kinerja perekonomian Tiongkok sesuai dengan proyeksi RDG Agustus 2015, meski terdapat potensi bias ke bawah.
Risiko terutama muncul dari potensi pelemahan domestic demand, tercermin dari penurunan inflasi dan investasi terutama sektor non- food.
Kebijakan stabilisasi RMB dan capital outflow yg besar menyebabkan turunnya cadev Tiongkok. Outflow terindikasi dari
Outward Direct Investment yang besar sejak 2014 dan pembelian FX dan FI yg turun tajam di Agt’15.
Tekanan Inflasi Upside risk inflasi 2015 terutama dari : 1 Dampak pelemahan nilai tukar melalui inflasi inti standard pass-through; 2 Dampak
pelemahan nilai tukar melalui inflasi inti accelerated pass-through; 3 Dampak pelemahan nilai tukar melalui inflasi VF; 4 Dampak pelemahan nilai tukar melalui TTL.
Upside risk inflasi 2016 terutama dari: 1 penyesuaian harga LPG 3kg sebesar Rp1000kg; 2 pengalihan pelanggan listrik dg daya
900VA ke 1300VA; 3 penyesuaian tarif listrik RT 1300VA dan 2200VA sesuai harga keekonomiannya; 4 penyesuaian harga BBM; dan 5 dampak lanjutan El Nino ke beras dan turunannya sesuai pola 19971998; 6 transmisi pelemahan Rp yg belum ditransmisikan
selama Jan-
Agt’15. Downside risk inflasi 2016: Penurunan gas industri dari USD8 MMBTU menjadi USD7 MMBTU. Fiskal
Risiko shortfall pajak meningkat. Terdapat risiko penerimaan pajak lebih rendah daripada perkiraan, terutama berdasarkan gross
up dari capaian thn lalu thd data realisasi sd 28 Sept, terdapat risiko sehingga shortfall mjd lebih dari Rp300T. Dengan nominal belanja Defisit dpt Risiko shortfall terutama berasal dari rendahnya capaian PPN dan PPnBM.
Macro- Vulnerability
Peningkatan kerentanan makroekonomi berlanjut, terutama dipicu oleh kerentanan di sektor eksternal, sektor publik, dan finansial. Kerentanan di sektor eksternal terindikasi meningkat, diantaranya terkait persistensi tingginya CADefisit dan
External Debt. Selain itu, kerentanan di sektor finansial juga terus mengindikasikan peningkatan.
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas di September 2015 cenderung menurun. Meskipun demikian, perlu diwaspadai peningkatan risiko
meningkatnya spread suku bunga PUAB ON Hi-Low yang ditengarai disebabkan perilaku bank asing yang lebih memilih meminjam di PUAB dengan suku bunga tinggi dibandingkan LF, kendati sudah mulai mereda setelah diaktifkannya kebijakan FX Swap.
Risiko Eksternal 1. Kenaikan suku
bunga AS Sedang-
Tinggi
Kenaikan suku bunga AS diperkirakan bergeser ke akhir 2015 atau awal 2016, kendati potensi kenaikan di akhir 2015 cukup tinggi sejalan dengan berlanjutnya
pemulihan ekonomi AS. Dampak pelemahan ekonomi Tiongkok terhadap pasar keuangan AS khususnya
saham.
Sedang
Volatility dapat memengaruhi kelangsungan aliran modal global NOP Perbankan masih 20, NPL 5
Indikasi akselarasi passthrough nilai tukar dapat menekan kinerja perekonomian.
2. Perlambatan dan deflasi
ekonomi global
Sedang- Tinggi
Prospek perekonomian global semakin suram yang dipengaruhi penurunan harga komoditas termasuk minyak serta kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi
Tiongkok. Perkembangan ekonomi Jepang menunjukkan indikasi yang positif meskipun
masih lemah, perekonomian India semakin solid.
Sedang -Tinggi
Perbaikan CAD tertahan kinerja ekspor yg lemah, sehingga dapat mengganggu confidence investor.
“Currency Wars” memengaruhi dinamika pergerakan nilai tukar
3. Volatilitas pasar keuangan global
Sedang- Tinggi
Divergensi kebijakan moneter yang diluncurkan oleh bank sentral utama dunia dapat menimbulkan peningkatan volatilitas di pasar keuangan.
Kekhawatiran efek rambatan akibat kebijakan devaluasi Yuan
Sedang - Tinggi
Dapat memicu flight to quality, terutama dengan komposisi non residen yang tinggi di kepemilikan portfolio rupiah.
Ekspektasi depresiasi Rupiah disertai tingkat volatilitas yang meningkat
4. Risiko harga minyak dunia
Sedang
Penurunan harga minyak berlanjut kendati supply minyak AS terindikasi menurun.
Rendah - Sedang
Perbaikan CAD tertahan kinerja ekspor yg lemah, sehingga dapat mengganggu confidence investor.
5. Risiko Devaluasi Yuan
Sedang
Dampak kebijakan devaluasi Yuan diperkirakan masih berlanjut
Sedang
Memicu capital outflow namun relatif terbatas Berpotensi menekan kinerja ekspor
Risiko Domestik 1. Peningkatan
Tekanan Inflasi Rendah
Upside risks: Dampak akibat depresiasi nilai tukar yang lebih tinggi; Intensitas el Nino diprakirakan meningkat dan gejolak harga cabai;
Downside risk: pembatalan adjustmen tarif TTL
Rendah
Inflasi diprakirakan masih dalam kisaran sasaran inflasi BI Dampak ke kinerja korporasi NPL terbatas
2. Risiko fiskal Sedang