Materi Dr Darsono (Kepala Departemen Riset Kebanksentralan BI)

(1)

ASESMEN DAN PROSPEK

PEREKONOMIAN DOMESTIK DITENGAH

KETIDAKPASTIAN GLOBAL


(2)

2


(3)

3

Balancing Stability and Growth

Capital

inflows msh

berlangsung

Harga

minyak dan

komoditas

turun

Global

growth

masih

terbatas

CAD 2015

menurun

Inflasi 2015

membaik, di

bawah target

Nilai tukar

menguat, namun

volatilitas

meningkat

Pertumbuhan masih didorong pemerintah,

swasta masih lemah

Perekonomian Global

Risiko Stabilitas

makroekonomi mereda

Pertumbuhan ekonomi

masih

sluggish

RESPONS BAURAN

KEBIJAKAN

Perekonomian Domestik

Global Financial Risk

Global Growth Risk

Kenaikan

FF‘ De

Downside Risks perlambatan


(4)

4

Penundaan Implementasi Normalisasi Kebijakan Moneter The Fed

ketidakpastian kapan kenaikan FFR dimulai

Rilis minutes FOMC Sep (8

O t’

15) memperkuat nuansa dovish Fed sehingga perkiraan pasar

tentang kenaikan FFR semakin bergeser ke Mar-

Apr’

16, sementara kemungkinan di Okt dan

Des’

15 semakin menurun

Pasca rilis minutes FOMC Sep (8

O t

15),

implied

probability

FFR menunjukkan kemungkinan

terbesar kenaikan FFR terjadi di awal 2016.

Rilis

minutes

FOMC

tersebut

kemudian

melemahkan

efek

pidato

Yellen

di

Massachussetts

Univ

24

“ept

15

yang

cenderung

hawkish

. Yellen menyatakan dua

kali bahwa kemungkinan kenaikan FFR bisa

dimulai akhir 2015.

Proyeksi FFR di Akhir 2015 dari tiap anggota FOMC

Survey Bloomberg per 8 Oktober 2015 Current Implied Probs: FFR per 9 Oktober


(5)

5

Sentimen positif thd penundaan kenaikan FFR ke Maret 2016 menguat pada awal Oktober

2015, meskipun risiko thd pelemahan ekonomi global dan penurunan harga komoditas dunia

belum surut...

Sentimen penundaan kenaikan FFR mendorong risk-on...

- Ek. AS membaik didukung

perbaikan konsumsi.

- Perbaikan TK berlanjut

meski dlm perkembangan terakhir menurun, sektor manuf ekspansif meski ekspor turun.

- Ekspektasi timing kenaikan FFR oleh pelaku pasar bergeser ke Des 15 hingga

Mar 16.

- Pemulihan ek. Eropa

ditopang permintaan

domestik

- Manufaktur ekspansif,

meski ekspor turun

- Perbaikan permintaan domestik belum cukup kuat meningkatkan inflasi

- Indikasi pelemahan ek.

Tiongkok berasal dr sektor permintaan.

- Cadev turun akibat outflow

- Ekonomi Jepang

tumbuh terbatas, dipengaruhi domestic demand yg masih lemah - Depresiasi Yen

belum

berdampak pada perbaikan ekspor

Melemah, dipengaruhi kekhawatiran

lemahnya

ek Tiongkok di tengah kondisi pasar yg over supply.

Dalam tren menurun, sejalan dg ek. global

Penurunan IHEX

sejln dg hrg minyak yg lbh rendah serta prospek permintaan global yg lemah

Risk off meningkat di September, namun berbalik riks on di awal Oktober pasca rilis NFP dan risalah FOMC.

WTV Harga Minyak IHEX

Pasar Keuangan

AS

Tiongkok Eropa


(6)

6

Di A“, i dikator ki erja pereko o ia asih

mixed

Ekspor dan Impor AS

Konsumsi membaik, namun pelemahan ekonomi global berpengaruh thd pertumbuhan

ekspor yg terko traksi sejak awal

5 yg e doro g ekspa si a ufaktur A“ tertaha …

Output Industri & Inventory Manuf New Business & Emp.

Source: Bloomberg

Consumer Confidence Penjualan Ritel AS

PMI Manufaktur dan Orders Breakdown


(7)

7 271 5.0 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700 4 5 6 7 8 9 10 11 Ja n -11 Ju l-11 Ja n -12 Ju l-12 Ja n -13 Ju l-13 Ja n -14 Ju l-14 Ja n -15 Ju l-15

Monthly Change Nonfarm Payrolls (RHS) Unemployment Rate

thousands %

Source Bloomberg

Date Oct 2015

Nonfarm Payrolls:

Avg since 2011 = 205 thousands Avg 24 months = 233 thousands Avg 12 months = 233 thousands

205

Perbaikan sektor tenaga kerja di AS

erla jut…

Tk Pengangguran, Gaji dan Inflasi

Kondisi Supply Tenaga Kerja

Perbaikan sektor TK semakin solid ditandai dengan unemployment rate yg menurun,

pertumbuhan gaji dan Non-Farm Payrolls (NFP) yg membaik

Tk pengangguran di Okt 15 turun ke 5% melebihi level perkiraan akhir 2015 & NAIRU the Fed (5,05%).

Pertumbuhan gaji & NFP meningkat menjadi 271 rb melebihi prakiraan (180rb), terutama dr sektor jasa. Jumlah pegawai part-time for economic reasons turun cukup signifikan.

Job participation rate masih turun. Juml org yg tdk bekerja mencapai >40% dari total populasi. Orang menunda masuk ke angkt kerja karena masalah siklikal yaitu prospek ekonomi yg kurang baik, dan masalah struktural yaitu aging population dan meningkatnya penduduk disabled.

Source: Bloomberg Non-Farm Payrolls -20 -15 -10 -5 0 5 10 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000 9500 J u n -09 No v -09 A p r -10 S e p -10 F e b -11 J u l-11 D ec -11 M a y -12 O c t -12 Ma r -13 A u g -13 J a n -14 J u n -14 No v -14 A p r -15 S e p -15

Employment Level - Part-Time for Economic Reasons Growth % yoy (RHS)

Thousands People % yoy

per Oct-15


(8)

8

Kenaikan FFR diperkirakan Des 2015...

Current Implied Probs: FFR Survey Bloomberg: FFR (per 13 Nov 2015)

FOMC “ept FOMC Okt

Household spending and business fixed investment have been increasing moderately.

Household spending and business investment have been increasing at solid rates in recent months.

The pace of job gains slowed and unemployment rate held steady. Recent global economic and financial

developments may restrain economic activity somewhat and are likely to put further downward pressure on inflation in the near term.

The committee expects that, with appropriate policy accomodation, economic activity will expand at a moderate pace.

...but is monitoring developments abroad ...but is monitoring global economic and financial developments.

In determining whether it will be

appropriate to raise the target range at its next meeting, the committee will assess progrwss – both realized and expected – towards its objective of maximum employment and 2 percent inflation. Voting against the action was Jeffrey

M.Lacker, who preffered to raise the target range for the federal funds rate by 25 bps at this meeting.

No members vote against.

Yelle s Dot FOMC “ep


(9)

9

Me doro g FOMC “epte

er

ke

ali do ish…

Fed s E o o i Outlook “u ar FOMC “ept

1. Komite melihat kondisi pasar tenaga kerja telah sesuai dengan yang diperlukan untuk menjustifikasi kenaikan FFR.

2. Komite masih belum yakin bahwa target inflasi akan tercapai;

3. Komite memandang bahwa risiko untuk menaikkan FFR sekarang lebih besar daripada menunda; 4. FOMC ingin melihat perkembangan lebih lanjut pada tingkat inflasi dan tenaga kerja –keduanya telah memburuk sejak rapat FOMC – sebelum menaikkan FFR;

5. Perkembangan ekonomi dan sektor keuangan terkini meningkatkan downside risk outlook inflasi.

FOMC Jun-15 FOMC Sep-15 FOMC Jun-15 FOMC Sep-15

2015 1.9 2.15 2015 0.7 0.4

2016 2.55 2.4 2016 1.75 1.65

Longer run 2.15 2.0 Longer run 2.0 2.0

FOMC Jun-15 FOMC Sep-15 FOMC Jun-15 FOMC Sep-15

2015 5.25 5.05 2015 0.6

0.4

2016 5.0 4.8 2016 1.6 1.4

NAIRU 5.1 5.05 Longer run 3.8 3.5

PDB AS

Tk Pengangguran

Tk Inflasi


(10)

10

Perke

a ga te aga kerja A“ juga asih le ah…

Data nonfarm payroll pada akhir September hanya bertambah 142k, lebih rendah dr ekspektasi pasar

(201k) & dr rata2 sejak 2011 (204k). Selain itu, angka pertumbuhan gaji mengalami penurunan secara bulanan dan tingkat partisipasi tenaga kerja juga melemah.

 Di sisi lain, rasio antara job hires dan job openings dalam tren menurun.

Nonfarm Payrolls dan Unemployment Rate Pert Gaji, Labor Participation Rate, Hires / Openings

Data terkini

o far

payroll

masih rendah; dan rasio antara job hires & job openings yg

berada dalam tren menurun di bawah ekspektasi pasar


(11)

11

Ke aika FF‘ diperkiraka ergeser ke Maret

Rilis minutes FOMC Sep (8

O t’

15) memperkuat nuansa dovish Fed sehingga perkiraan pasar

tentang kenaikan FFR semakin bergeser ke Mar-

Apr’

16, sementara kemungkinan di Okt dan

Des’

15 semakin menurun

Pasca rilis minutes FOMC Sep (8

O t

15),

implied

probability

FFR menunjukkan kemungkinan

terbesar kenaikan FFR terjadi di awal 2016.

Rilis

minutes

FOMC

tersebut

kemudian

melemahkan

efek

pidato

Yellen

di

Massachussetts

Univ

24

“ept

15

yang

cenderung

hawkish

. Yellen menyatakan dua

kali bahwa kemungkinan kenaikan FFR bisa

dimulai akhir 2015.

Survey Bloomberg per 8 Oktober 2015 Current Implied Probs: FFR per 9 Oktober


(12)

12

USD melemah secara global dan persepsi

risiko thd Indonesia menurun

Sejak awal oktober 2015 USD melemah thd

mata uang negara lain tercermin pada

penurunan dollar index (DXY) dan Asian

Dollar Index (ADXY)

VIX Index dan CDS Indonesia menurun

Premi forward/Swap onshore dan NDF juga

menurun

VIX Index dan CDS Indonesia

Dollar Index dan Asia Dollar Index

Premi Forward/Swap Onshore vs NDF 1M (Ask)

Black Monday


(13)

13

Harga komoditas: Minyak terus turun, IHEX turun lebih rendah

Harga minyak masih terus turun, sementara

penurunan harga IHEX sedikit lebih rendah

dibandingkan prakiraan sebelumnya....

• Berlanjutnya perlambatan harga komoditas

dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global yang masih lesu, terutama ekonomi Tiongkok sebagai konsumen terbesar.

• Selain itu, tren penguatan USD terkait antisipasi kenaikan FFR serta devaluasi Yuan juga memberi tambahan masih melemahnya permintaan

komoditas.

• Rata-rata harga minyak BRENT Sept-15 mencapai USD 47.2/bl

Q1'15 Q2'15 Q3'15 Q4'15 2015 2016 Q1'15 Q2'15 Q3'15 Q4'15 2015 2016

Tembaga USD/Metric Ton -17.1 -10.6 -25.2 -23.1 -19.0 -7.8 -17.1 -10.6 -24.1 -19.3 -17.8 -5.3

Batubara USD/Metric Ton -22.8 -21.5 -25.0 -25.9 -23.8 -8.5 -22.9 -21.5 -24.4 -25.2 -23.5 -11.1

Palm Oil MYR/Metric Ton -15.6 -14.6 -8.3 -8.3 -11.7 2.6 -15.6 -14.6 -7.2 -6.3 -10.9 0.1

Karet USD/kg -24.9 -17.2 -40.2 -31.6 -28.5 -12.9 -24.9 -17.2 -17.3 -5.5 -16.2 -1.5

Nikel USD/Metric Ton -1.8 -22.9 -42.7 -35.9 -25.8 -14.9 -1.8 -29.4 -42.3 -33.4 -26.7 -17.3

Timah USD/Metric Ton -18.6 -32.5 -31.2 -25.1 -26.8 -7.1 -18.6 -32.5 -31.5 -23.2 -26.4 -2.7

Alumunium USD/Metric Ton 3.4 -2.7 -21.2 -21.2 -10.4 -4.9 3.4 -2.7 -18.9 -18.6 -9.2 -3.5

Kopi USD/Pound -3.5 -27.5 -35.4 -36.4 -25.4 -1.9 -2.2 -27.5 -34.0 -38.3 -25.5 -8.5

IHKEI NM 8 -18.2 -18.3 -23.4 -22.1 -20.5 -5.9 -18.2 -18.6 -20.0 -17.8 -18.6 -6.2

IHKEI NM Total -15.0 -15.0 -18.3 -17.2 -16.4 -5.4 -15.1 -15.0 -15.2 -13.6 -14.7 -5.4

Komoditas Satuan

Growth

Asumsi RDG September 2015 Tracking RDG Oktober 2015

Pertumbuhan IHKEI Thn 2015 dan 2016

Perkembangan Harga Minyak Mentah

Brent-Minas Minas-ICP

93.1 98.9 98.7 96.5 0.2 2.2

2015 51.0 55.4 52.3 52.2 3.0 0.1

Jan-15 47.3 48.1 46.0 45.3 2.0 0.7 Feb-15 50.7 57.9 54.4 54.3 3.6 0.0 Mar-15 47.8 55.8 52.3 53.7 3.5 (1.3)

Triw I-15 48.6 53.9 50.87 51.09 3.0 (0.2)

Apr-15 54.2 59.4 57.3 57.6 2.1 (0.2) Mei-15 59.3 64.6 64.2 61.9 0.3 2.4

Jun-15 59.8 62.3 60.5 59.4 1.8 1.1

Triw II-15 57.7 62.1 60.64 59.61 1.4 1.0

Jul-15 51.2 55.9 52.5 51.8 3.3 0.7 Agt-15 42.9 47.0 42.6 42.8 4.4 (0.2) Sept-15 45.5 47.2 41.2 43.1 6.1 (2.0)

Triw III-15 46.6 50.2 45.6 45.92 4.6 (0.3) 2014

Spread Average WTI Brent Minas ICP


(14)

14


(15)

15

GDP GROWTH ASEAN COUNTRIES

-5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

%

GDP Growth ASEAN Countries

Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand

 Perkembangan pertumbuhan GDP untuk negara ASEAN 5 sejak periode setelah krisis keuangan Asia 1998

berkisar pada 5%

 Singapura dan Thailand merupakan negara yang lebih fluktuatif pertumbuhannya dibandingkan dengan

negara lain seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

 Indonesia merupakan negara yang paling stabil pertumbuhannya dalam periode tersebut. Pertumbuhan

Indonesia berkisar pada angka 4-6 persen. Akan tetapi, sejak tahun 2010 tren pertumbuhan GDP Indonesia terus menurun.


(16)

16

INFLATION ASEAN COUNTRIES

-10,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 1 9 7 0 1 9 7 2 1 9 7 4 1 9 7 6 1 9 7 8 1 9 8 0 1 9 8 2 1 9 8 4 1 9 8 6 1 9 8 8 1 9 9 0 1 9 9 2 1 9 9 4 1 9 9 6 1 9 9 8 2 0 0 0 2 0 0 2 2 0 0 4 2 0 0 6 2 0 0 8 2 0 1 0 2 0 1 2 2 0 1 4 %

Inflation (YoY, CPI Change %)

Indonesia Malaysia Philippines

Singapore Thailand

• Perkembangan inflasi negara ASEAN 5 sejak tahun 1970 menunjukkan bahwa inflasi pada periode setelah krisis Asia 1998 lebih stabil dan tren tingkat inflasi di negara tersebut juga menurun dibandingkan periode sebelum krisis.

• Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat inflasi tertinggi dibandingkan negara lainnya, perkembangan inflasi Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang lebih stabil dan trennya cenderung menurun.

• Jika melihat perkembangan 3 tahun terakhir terdapat perkembangan yang mengkhawatirkan untuk Indonesia.

• Perkembangan inflasi bulanan negara ASEAN 5 lainnya cenderung menurun sejak tahun 2013 hingga pertengah tahun 2015. Akan tetapi, Indonesia mengalami kecenderungan inflasi yang justru meningkat pada periode tersebut.

-2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 Ja n-1 2 A p r-1 2 Ju l-1 2 Ok t-1 2 Ja n-1 3 A p r-1 3 Ju l-1 3 Ok t-1 3 Ja n-1 4 A p r-1 4 Ju l-1 4 Ok t-1 4 Ja n-1 5 A p r-1 5 Ju l-1 5 %

Inflation Monthly (YoY, Change %)

Indonesia Malaysia Philippines

Singapore Thailand


(17)

17

PE

RK

EMBAN

GAN

NILAI

TUK

AR

NEGA

RA

ASEAN

-5

Sec

ar

a

umu

m

,

ni

lai

tuk

ar

ne

gar

a

ASE

AN

-5

ter

dep

res

iasi

pa

da

se

tahun

t

er

a

khi

r.

Ak

an

t

e

tapi

,

ter

dap

a

t pe

rbed

aan

ti

ng

ka

t

de

pr

es

ias

in

ya

di

man

a

In

done

si

a

dan

Mal

ay

si

a

men

gal

ami

de

pr

es

ias

i

yang

terbe

sa

r.

0

2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000

Jan-08 Aug-08 Mar-09 Oct-09 May-10 Dec-10 Jul-11 Feb-12 Sep-12 Apr-13 Nov-13 Jun-14 Jan-15 Aug-15 R u p ia h In d on e si a

0 1 2 3 4 5

Jan-08 Aug-08 Mar-09 Oct-09 May-10 Dec-10 Jul-11 Feb-12 Sep-12 Apr-13 Nov-13 Jun-14 Jan-15 Aug-15 R ing g it M a la y si a

0 0,5 1 1,5 2

Jan-08 Aug-08 Mar-09 Oct-09 May-10 Dec-10 Jul-11 Feb-12 Sep-12 Apr-13 Nov-13 Jun-14 Jan-15 Aug-15 Dol la r Sin ga p u ra

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Jan-08 Jul-08 Jan-09 Jul-09 Jan-10 Jul-10 Jan-11 Jul-11 Jan-12 Jul-12 Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15 Ba th T h a ila n d

0 10 20 30 40 50 60

Jan-08 Jul-08 Jan-09 Jul-09 Jan-10 Jul-10 Jan-11 Jul-11 Jan-12 Jul-12 Jan-13 Jul-13 Jan-14 Jul-14 Jan-15 Jul-15 P e so Fi lip in a S u m b e r: Bl oo m b e rg


(18)

18

PERKEMBANGAN CREDIT DEFAULT SWAP NEGARA ASEAN-5

• Perkembangan Credit Default Swap (CDS) untuk tenor 5 tahun negara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan

Thailand menunjukan kecenderungan yang searah. Hal ini menunjukkan kuatnya persepsi pasar mengenai arah perkembangan perekonomian dan kondisi keuangan di negara tersebut.

• Sejak awal tahun 2015, CDS 4 negara tersebut cenderung meningkat bahkan pada beberapa bulan terakhir

CDS Indonesia sudah melebihi 200. Indonesia memiliki tingkat CDS terbesar, sedangkan Thailand memiliki tingkat CDS yang lebih rendah.

0 50 100 150 200 250 300 Jan -12 M ar-12 M ay-12 Jul -12 Sep-12 N ov-12 Jan -13 M ar-13 M ay-13 Jul -13 Sep-13 N ov-13 Jan -14 M ar-14 M ay -14 Jul -14 Sep-14 N ov-14 Jan -15 M ar-15 M ay-15 Jul -15 Sep-15

Credit Default Swap (Tenor 5Y)

Indonesia Malaysia Philippines Thailand


(19)

19

PERDAGANGAN INTERNASIONAL ASEAN

 ASEAN cenderung berdagang dengan banyak negara

non-ASEAN…

 Share intra-ASEAN dalam perdagangan cenderung menurun….

 Share perdagangan intra-ASEAN terbesar dibandingkan negara non-ASEAN secara individu…

Sumber: ASEAN Statistics; diolah

22,1 0,5 0,8 2,7 2,7 5,4 8,2 9,6 9,8 14,0 24,2

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0

Others Canada Russia India Australia Republic of Korea US Japan EU 28 Tiongkok ASEAN persen

Perdagangan ASEAN Berdasarkan Partner Dagang Utama Intra-ASEAN; 25,1 Extra-ASEAN; 74,9

1993 ASEAN;

Intra-24,5

Extra-ASEAN;

75,5

2003

Intra-ASEAN; 24,1 Extra-ASEAN; 75,9 2014


(20)

20

Peran inward FDI ASEAN dalam arus FDI global semakin signifikan…

 Share inward FDI ASEAN terhadap arus FDI global terus meningkat sejak tahun 2009, seiring dengan meningkatnya share GDP ASEAN terhadap perekonomian dunia.

 Share Inward FDI ASEAN terhadap arus FDI global jauh lebih besar dari share GDP ASEAN terhadap perekonomian dunia selama beberapa tahun terakhir.

3,45 8.6 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 19 70 19 72 19 74 19 76 19 78 19 80 19 82 19 84 1 9 8 6 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12

Share Inward FDI ASEAN terhadap total arus FDI Global (1970-2013)

2.5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 19 70 19 72 19 74 19 76 19 78 1 9 8 0 19 82 19 84 19 86 19 88 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12

Share GDP ASEAN terhadap total GDP Dunia (1970-2013)

20

Sumber: UNCTAD Statistics; diolah


(21)

21

Outline

20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 Jut a USD

FDI Intra dan Extra ASEAN

TOTAL INTRA-ASEAN TOTAL EXTRA-ASEAN

(5,0) 5,0 15,0 25,0

European Union (EU) Japan Hongkong Australia Taiwan Others

Top Ten Sources Inward FDI ASEAN

Secara umum, ASEAN lebih banyak menerima FDI dari negara non-ASEAN dibandingkan

Intra-ASEAN… 0 5 10 15 20 25

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Perkembangan Share FDI

Intra-ASEAN terhadap total Inward FDI ASEAN

Sumber: ASEAN Statistics

Namun, sejak 2005 Inward FDI Intra-ASEAN cenderung meningkat. Hal ini diduga terkait semakin dekatnya implementasi AEC 2015

Dibandingkan dengan negara lain secara individual, ASEAN sbg suatu kesatuan ekonomi merupakan sumber FDI penting di kawasannya sendiri…

Negara sumber extra FDI terbesar adalah EU, Jepang, US, Hongkong,

dan China

persen


(22)

22

Outline

0 10 20 30 40

Construction

Arts, entertainment and…

Others/unspecified Education

Human health and social work… Water supply; sewerage,… Professional, scientific and… Administrative and support… Accommodation and food… Electricity, gas, steam and air…

Transportation and storage Information and communication Mining and quarrying Other services activities

Wholesale and retail trade;…

Agriculture, forestry and fishing Real estate activities

Financial and insurance…

Manufacturing

Intra

-40 -30 -20 -10 0

Education

Human health and social work… Accommodation and food… Administrative and support… Arts, entertainment and… Water supply; sewerage,… Professional, scientific and…

Construction

Agriculture, forestry and fishing

Electricity, gas, steam and air…

Transportation and storage Information and communication Others/unspecified

Real estate activities

Wholesale and retail trade;…

Mining and quarrying Other services activities

Financial and insurance activities Manufacturing

Extra

40 30 20 10 0

Sektor ekonomi di ASEAN yang paling diminati oleh FDI baik ASEAN maupun Non-ASEAN adalah

manufaktur, keuangan & asuransi, perdagangan besar dan ritel, serta sektor primer…

Pada sektor primer, untuk FDI Intra-ASEAN cenderung memilih pertanian sedangkan FDI

Extra-ASEAN pada bidang pertambangan dan penggalian. Pemilihan sektor pertanian oleh negara

ASEAN dikarenakan karakteristik yang low-tech dibandingkan dengan sektor pertambangan dan

penggalian…

persen

22

Sumber: ASEAN Statistics; diolah

Intra

Extra


(23)

23 0,3 0,6 0,6 1,5 2,7 2,8 6,3 11,4 18,6 55,2

0,0 20,0 40,0 60,0

Philippines Lao PDR Brunei Darussalam Cambodia Thailand Myanmar Viet Nam Malaysia Singapore Indonesia Intra-ASEAN 0,2 0,4 0,7 1,2 5,5 6,8 7,1 7,9 9,7 60,4

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0

Myanmar Brunei Darussalam Lao PDR Cambodia Philippines Viet Nam Malaysia Indonesia Thailand Singapore Extra-ASEAN

Investor asal ASEAN (Inward FDI Intra-ASEAN) menjadikan Indonesia

sebagai tujuan utama berinvestasi. Sementara, investor asal

Non-ASEAN (Inward FDI Extra-Non-ASEAN) memilih Singapura sebagai tujuan

utama berinvestasi

Apakah investor asal ASEAN tsb mengejar potensi pasar Indonesia???

23

Sumber: ASEAN Statistics

persen persen


(24)

24 0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 16.000.000 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 Mil lio n U S D Inward Flow FDI

Outline

(20,0) (10,0) 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0

2011 2012 2013 2014

pe

rs

e

n

Growth FDI & Trade

Trade ASEAN FDI dari ASEAN

24

Sumber: ASEAN Statistics, Unctad, SEKI; diolah

10.000.000,0 20.000.000,0 30.000.000,0 40.000.000,0 50.000.000,0 60.000.000,0 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 Mil lio n U S D Value Ekspor Impor

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN (EKSPOR DAN IMPOR) VS FDI INTRA-ASEAN

KE INDONESIA

Kecenderungan perdagangan intra-ASEAN dengan Indonesia pada 3 tahun terakhir menurun, sementara arus FDI cenderung terus meningkat….

Bahkan, pertumbuhan FDI cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan perdagangan yang terus menurun…..


(25)

25

EKONOMI TIONGKOK DAN HUBUNGAN

DAGANG


(26)

26

26

Indonesia-China Economic Relationship

The diplomatic relation suspended in 1967

The reope i g of dire t trade etwee the two ou tries si e id 8 s

Indonesia-China trade grew remarkably. China becoming the major trading

part er of I do esia s exter al trade.

The increasing economic and trade cooperation after the normalization of

diplomatic relation and the signing of ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) in

early 2010.

Amid the skepticism about the negative impact of the free trade agreement,

ACFTA implementation remains strong .


(27)

27

Country 2012 2013 2014 2015(e ) 2016(f)

China 7.7 7.7 7.3 6.8 6.3

Hong Kong SAR 1.7 3.1 2.5 2.5 2.7

Korea 2.3 2.9 3.3 2.7 3.2

Taiwan Province of China 2.1 2.2 3.8 2.2 2.6

India 5.1 6.9 7.3 7.3 7.5

ASEAN 6.0 5.2 4.6 4.6 5.0

Indonesia 6.0 5.6 5.0 4.7 5.1

Malaysia 5.5 4.7 6.0 4.7 4.5

Philippines 6.7 7.1 6.1 6.0 6.3

Singapore 3.4 4.4 2.9 2.2 2.9

Thailand 7.3 2.8 0.9 2.5 3.2

Brunei Darussalam 0.9 -2.1 -2.3 -1.2 3.2

Cambodia 7.3 7.4 7.0 7.0 7.2

Lao P.D.R. 7.9 8.0 7.4 7.5 8.0

Myanmar 7.3 8.4 8.5 8.5 8.4

Vietnam 5.2 5.4 6.0 6.5 6.4

Economic Growth Rate

China as leading

economy/engine of the

global economic growth.

Although expected a

slow-down, China is expected to

still have a relatively high

(higher than the global

and the average of

emerging economies)

economic growth.


(28)

28

COUNTRY OF DESTINATION 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jan* Feb* Mar**

1 America 17,731 20,862 19,143 20,170 20,997 1,620 1,511 1,730

2 Europe 18,579 22,469 20,901 20,090 20,117 1,642 1,648 1,516

3 ASEAN 28,565 34,324 40,408 39,572 38,303 2,766 2,499 2,890

Brunei Darussalam 59 65 117 89 99 7 8 7

Philippines 3,153 3,687 3,668 3,775 3,888 295 277 334

Cambodia 216 266 291 317 417 37 30 44

Lao PDR 6 11 24 5 6 1 1 1

Malaysia 9,144 10,579 11,001 10,475 9,455 704 647 700

Myanmar 225 322 413 576 588 62 53 50

Singapore 9,676 12,188 16,138 15,725 15,644 1,014 908 1,054

Thailand 4,211 4,946 6,492 6,051 5,763 467 409 482

Vietnam 1,875 2,258 2,267 2,559 2,444 180 166 219

4 Hong Kong SAR 2,343 3,078 2,645 2,646 2,760 160 129 247

5 India 9,479 13,215 12,500 12,970 12,243 907 962 1,097

6 Japan 25,232 32,263 28,969 26,678 20,809 1,558 1,501 1,589

7 South Korea 12,488 14,613 14,270 11,261 10,068 589 589 671

8 People Republic of China 15,399 23,119 21,524 22,426 17,303 1,160 1,088 1,172

9 Australia and Oceania 4,891 5,804 5,448 5,278 5,849 294 315 343

10 Africa 2,478 3,986 4,594 4,402 4,858 319 273 338

Total, fob 149,966 191,109 187,347 182,089 175,293 12,686 11,909 13,236

CHINA A“ THE MAJO‘ T‘ADING PA‘TNE‘ OF INDONE“IA ….

-

The second largest importer of Indonesia product after Japan

-

The largest share to total import of Indonesia

-

Record a current account deficit

with an increasing trend

T‘END OF INDONE“IA “ EXPO‘T TO “ELECTIVE COUNT‘IE“

MILLION US$


(29)

29

COUNTRY OF ORIGIN 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jan* Feb* Mar**

1 America 12,150 15,821 16,340 16,078 14,901 1,185 1,226 1,213

North America 8,785 11,194 11,527 11,072 10,160 686 764 823

2 Europe 11,559 14,473 17,441 18,808 16,786 1,289 928 1,273

3 ASEAN 33,880 47,903 55,495 55,525 50,082 3,146 3,027 3,596

Brunei Darussalam 674 1,073 480 678 610 33 1 0

Philippines 588 760 802 775 695 73 59 58

Cambodia 4 7 11 18 19 2 1 2

Lao PDR 1 1 3 8 51 1 0 0

Malaysia 8,216 10,153 12,786 13,878 10,714 684 639 965

Myanmar 32 70 63 73 122 8 8 8

Singapore 15,852 23,132 27,436 26,688 24,699 1,386 1,294 1,467

Thailand 7,377 10,303 11,369 10,721 9,771 632 715 804

Vietnam 1,137 2,405 2,544 2,686 3,400 327 310 292

4 Hong Kong SAR 1,759 2,338 1,897 1,956 1,893 144 141 131

5 India 3,262 4,240 4,310 3,960 3,937 268 228 282

6 Japan 15,925 18,582 22,675 19,188 16,867 1,171 1,259 1,298

7 South Korea 7,588 13,135 12,238 11,762 11,733 752 691 809

8 People Republic of China 19,802 25,030 29,486 29,793 30,631 2,693 2,500 2,330

9 Australia and Oceania 4,932 5,760 5,990 5,971 6,517 399 447 459

10 Africa 2,400 3,689 5,192 5,009 5,281 181 285 337

Total, fob 118,963 157,284 178,667 176,256 168,310 11,657 11,027 12,058

T‘END OF INDONE“IA “ IMPO‘T F‘OM “ELECTIVE COUNT‘IE“

MILLION US$


(30)

30

Eko o i Tio gkok diperkiraka asih ela

at…

Perlambatan ekonomi Tiongkok terutama disebabkan oleh penurunan investasi...

• PMI Maret 2015 berada dalam fase ekspansi (50.1) namun masih dalam tren yang menurun.

• Sektor housing yg masih lemah berpengaruh thd pertumbuhan konsumsi baja dan aktivitas konstruksi, dimana hal tsb

cukup berpengaruh thd pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

• Otoritas Tiongkok kembali mengeluarkan kebijakan pelonggaran demi mencapai target pertumbuhan pada tahun 2015.

Kebijakan relaksasi otoritas Tiongkok tsb berupa penurunan rasio DP dari 60-70% mjd 40%, dan khusus untuk KPR yg

menggunakan dana housing provident fund, rasio DP diturunkan dari 30% mjd 20%. Pembebasan pajak transaksi

properti dari sebelumnya bagi kepemilikan min 5 th mjd hanya 2 thn.

• Sementara itu, pertumbuhan kredit mulai menunjukkan perbaikan sementara pertumbuhan ekspor meningkat

dipengaruhi base thn sebelumnya. Pertumbuhan impor menurun sbg indikasi dari penurunan permintaan.

Penjualan Ritel, Indeks Prod, FAI Perkembangan sektor properti Konsumsi Baja dan Konstruksi


(31)

31

PMI manufaktur masih kontraktif, terutama dipengaruhi penurunan export orders...

Eko o i Tio gkok asih ele ah…

Rebalancing ek Tiongkok dari investment-driven menjadi consumption-driven terus berlangsung: (i) porsi industri tersier meningkat, industri sekunder turun; (ii) penurunan investasi (FAI) mulai di-offset oleh peningkatan penjualan ritel sbg indikator konsumsi.

Ekspor tumbuh negatif akibat perlambatan ek global, meski sedikit membaik akibat devaluasi Yuan.

Impor tumbuh semakin negatif selain dipengaruhi (i) harga relatif, (ii) penurunan domestic demand, juga akibat (iii) terdapat indikasi pergeseran preferensi spending less-import-intensive components.

Penjualan Ritel, IP dan FAI Rebalancing Ek Tiongkok menuju C-driven

PMI Manufaktur Ekspor dan Impor


(32)

32

Produk ekspor Indonesia ke China umumnya digunakan untuk konsumsi domestik (bukan

re-ekspor) maka dampak rebalancing ekonomi China diperkirakan terkendali.

Indonesia lebih dipengaruhi oleh perkembangan

domestic demand

ketimbang

external demand

di ekonomi China

Perlambatan Ekonomi China (Rebalancing)

Pereko o ia Chi a dala tre ela

at….

Untuk Dom. Demand China

Untuk Ekspor China

Australia (1.79)

Indonesia (0.68)

New Zealand (1.66)

India (1.03) HK SAR (0.81) Jepang (1.28) Malaysian (0.90) Phililipines (2.95) Singapore (1.78) Thailand (1.37)

Sumbe r: I MF Sta ff e s ti ma te s .

Eksportir Komoditas

Eksportir Produk Manufaktur

Angka dl m kurung me nunjukka n e l a s ti s i ta s e ks por ke Chi na s i gni fi ka n dg a l fa 5%, da e ra h a bu2 me nunjukka n ti da k a da nya hubunga n yg s i gni fi ka n.

IDN: 78,7%

Persentase Impor China Untuk Pemenuhan Permintaan Domestik

Elastisitas Ekspor Indonesia terhadap Perekonomian China


(33)

33

Otoritas Tiongkok keluarkan kebijakan pelonggaran...

Otoritas Tiongkok mentargetkan pertumbuhan ekonomi 2015 sekitar 7% dengan dukungan

berbagai kebijakan pelonggaran

• PM Li menekankan pada 2 mesin pertumbuhan ekonomi Tiongkok: (i) peningkatan spending oleh Pemerintah dan swasta; (ii) mass enterpreunership (menciptakan lingkungan bisnis yg lebih kondusif untuk berbisnis dan menurunkan enrty barriers).

• Fokus kebijakan moneter diperkirakan bergeser dari avoiding excessive easing menjadi e jaga tk pertumbuhan uang beredar dan kredit pada level yg dibutuhkan, serta menjaga stabilitas harga .

• Fokus kebijakan sektor housing bergeser dari e gatasi tindakan spekulatif di sektor properti menjadi meningkatkan permintaan housing dan mendukung pertumbuhan sektor property yg sehat.

• Melanjutkan dan mempercepat kebijakan reformasi struktural.

2015

Target

Actual

Target

GDP

7.5

7.4

7.0

CPI

3.5

2.0

3.0

M2

13.0

12.2

12.0

Fiscal Deficit % of GDP

2.1

1.8

2.3

FAI

17.5

15.3

15.0

Retail

14.5

12.0

13.0

Urban new employment (mio)

10.0

13.2

10.0

2014

Fokus Kebijakan Fiskal: 2015

Meningkatkan spending investasi unt infrastruktur umum, social housing dan jasa publik

Untuk mencapai peningkatan investasi yg dibutuhkan, Pemerintah mengharapkan bantuan swasta (public-private partnership) dalam membangun infrastruktur publik.

Pemerintah mentargetkan pembangunan social housing sebanyak 7,5 juta unit (di antaranya adalah 5,8 unit renovasi kawasan kumuh) Meningkatkan subsidi dan spending Pemerintah untuk asuransi kesehatan dan pensiun bagi populasi berpendapatan rendah Tax cut bagi UMKM

Sektor kesehatan ditargetkan tumbuh sebesar 22% dan dana transfer ke Pemda dinaikkan 8% sbg tradeoff dari penurunan pajak penjualan tanah.


(34)

34

Keb. moneter longgar Tiongkok belum terlihat dampaknya...

Pertumbuhan M2 dan Loans Lending and Deposit Rate

Untuk menstimulus perekonomian, kebijakan moneter longgar masih terus dijalankan

Otoritas Tiongkok dengan penurunan suku bunga deposito dan pinjaman 25 bps...

• Namun dampak kebijakan tsb blm tampak dr pertumbuhan pinjaman dan M2. Dampak terhadap ekonomi riil jg terbatas


(35)

35

Trade Balance, X, dan M

PMI dan Industrial Production

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan masih terus melambat. Posisi cadev juga terus

turun akibat kebijakan stabilisasi RMB ...

Fixed Asset Investment

• PMI manufacturing dan composite menurun kembali (terendah dlm 3 thn terakhir), akibat permintaan ekspor yg turun. Caixin Flash menunjukkan penurunan manufacturing sector terutama SME terus berlanjut.

• Pertumbuhan ekspor masih negatif sedangkan fix asset masih terus turun. Pelemahan demand juga tercermin new

Yuan loan yang kembali turun dan penjualan mobil yg masih kontraktif, meski retail sales meningkat.

• Cadev Tiongkok di Agt 15 USD 3,557bn (turun USD 93.9bn).

Ketidakpastia eko o i Tio gkok asih ti ggi…

FX Reserves : Tiongkok Retail dan Car Sales


(36)

36

Sejalan dg adopsi sistem nilai tukar yg lebih fleksibel oleh PBOC (pada 11 Agustus), ke depan

Yuan diperkirakan masih akan

e gala i depresiasi ….

 CNY sudah terdepresiasi 2.45% sejak 10 Agustus.

 Ke depan, pasar masih mempersepsikan Yuan masih akan terdepresiasi dg pertimbangan:

oREER Tiongkok masih overvalued dibandingkan

REER mata uang negara lain

oKepemilikan asing di Tiongkok cukup besar.  Yuan diperkirakan melemah pada kisaran 4-10% di

Tw.III-2015 atau hingga 12 % sampai Q2-2016

Forecast Yuan : Survey Bloomberg

Yuan : Depresiasi After 11 Agustus

4% 10%

12% 6%

Devaluasi Yuan mendorong ekspektasi depresiasi lebih lanjut...

REER Tiongkok dan Negara Lain

As of July 2015


(37)

37

PBOC berupaya menahan depresiasi yang berlebihan melalui:

PBOC erupa a e aha depresiasi a g erle iha …

Provisi 20%

dr penjualan fwd USD

Bank lapor vol. penjualan Fwd tiap bulan

Provisi tiap tgl 15 bln berikutnya

Provisi dipegang setahun (berapa pun durasi kontrak) dan tidak ada bunga

Kebutuhan Hedging/Forward Masih Tinggi : External Debt Tiongkok Intervensi PBOC di FX

Aug 15: $122 bio

Sumber : ANZ Research dan Bloomberg

 Intervensi di pasar valas, tercermin dari intervensi yg tinggi (96 billion USD selama Agustus). Namun, banyak yang melihat intervensi tidak sustai a le mengingat ekspektasi depresiasi yg msh tinggi.

 Pada 1 Sept, PBOC mengeluarkan kebijakan terkait penjualan FX Forwards untuk mengurangi spekulasi dan meredam volatilitas depresiasi Yuan yg berlebihan. Kebijakan tsb efektif per 15 Okt 15.


(38)

38

Aliran modal keluar dari pasar keuangan meningkat tajam dari $223 juta pada Juli 2015

menjadi $1,1 miliar pada Agustus 2015

Sebagaimana terjadi negara lain, risiko yg meningkat pasca devaluasi Yuan telah

menurunkan IHSG 8,2% dan menaikkan yield SBN 80 bps

Risiko global masih mendorong

capital outflow

di pasar keu domestik

...

Aliran Dana NR di Aset Rupiah (Bulanan) Indeks Saham Beberapa Negara

Yield 10Y di Beberapa Negara

*

*

Q1-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Q2-15 Jul-15 Agt-15 YTD-15

Stock 433 -682 -263 -307 -1,252 10 -712 -1,521

SUN 3,203 203 380 1,676 2,260 -91 -330 5,043

SBI -125 0 62 119 181 -142 -44 -129

Total 3,512 -478 179 1,488 1,189 -223 -1,085 3,392


(39)

39

Eko o i egara EM eksportir ko oditas ele ah…

Sejalan dg pelemahan ekonomi Tiongkok dan

harga

komoditas

terutama

minyak

yg

berlangsung lebih lama dr perkiraan semula,

pertumbuhan ekonomi negara2 EM eksportir

komoditas pada 2016 diperkirakan lebih rendah

dibandingkan proyeksi sebelumnya

% Ekspor Komoditas thd Total Ekspor Negara2 EM

Energy Metals Food Raw Materials

Venezuela 87.1 82.1 4.1 0.8 0.1

Saudi Arabia 85.8 85.5 0.1 0.1 0.1

Chile 61.2 0.8 48 7 5.5

Peru 60.6 7.4 32.8 18 2.3

Russia 60.5 50.3 6.6 1 2.5

Colombia 58.5 21.7 0.3 34.7 1.9

Argentina 49.8 5.7 1.5 30 12.7

UAE 49.6 36.8 13.4 2.4 0.1

Brazil 45.3 3.3 9.5 23.5 8.9

*) I MF WEO Oct-15

Total Commodities

Extractive Nonextractive

Commodity Exports (% of Total Exports)

Commodity Exporting Countries

2013 2014 2015 2016

7.7 7.3 6.8 6.3

PDB Tiongkok (% yoy)

Asumsi Hrg Minyak Index Hrg Komoditas (IMF)


(40)

40

Path WTV

Perkembangan World Trade Volume

WTV dan PDB Global

Sejalan dg perkembangan ekonomi global, pertumbuhan WTV 2015 diperkirakan masih

sejalan dg proyeksi sebelumnya, dan cenderung bias ke bawah pada 2016

• Dengan menggunakan realisasi s.d Mei 2015, WTV 2015 & 2016 diperkirakan 2.9% dan 3.7% (yoy).

• Pertumbuhan WTV yg berada dlm tren menurun dibandingkan 2014, sejalan dg perkembangan ekonomi global khususnya perlambatan ekonomi Tiongkok dan negara2 EM lainnya.

Source: Bloomberg, CPB Source: CPB


(41)

41

Ekspor Tiongkok masih lemah...

• Permintaan ekspor jg turun utk tujuan Hongkong, Jepang, Korea dan Eropa.

• Penurunan pertumbuhan ekspor terutama pd komoditas manufaktur spt tekstil.

• Selain itu, penurunan ekspor juga akibat dr apresiasi CNY sejak Tw.I-15, ekspektasi depresiasi yg smakin rendah, serta penurunan harga komoditas ekspor yg msh terus berlanjut.

Pertumbuhan Komoditas Ekspor Utama Pertumbuhan Ekspor ke Negara Tujuan Utama

Permintaan ekspor dr US yg lebih rendah dr ekspektasi sebelumnya memberikan dampak


(42)

42

Perkembangan Ekspor Manufaktur

KIMIA ORGANIK

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Jan Feb

Tiongkok 49.4 18.6 107.9 26.7 -9.5 -48.9 -64.4 -58.4

Amerika Serikat 8.8 9.2 13.4 78.3 3.0 -10.5 -22.7 18.8

Belanda 7.4 8.8 48.2 59.2 60.1 10.4 8.2 -42.3

India 3.7 8.2 99.4 139.1 31.2 4.2 -41.8 -1.5

Jepang 3.5 8.0 -28.8 -8.1 -47.8 7.0 -10.1 -11.5

Pangsa 2015

(%)

2015 Pertumbuhan (% yoy)

Negara

Pangsa 2014

(%)

2014

Volume ekspor produk kimia organik sejak Okt’14 turun dengan tren penurunan yg semakin tajam

Penurunan yg pd awalnya terjadi pd ekspor ke Tiongkok (tujuan terbesar ekspor) dan Jepang, saat ini telah diikuti oleh penurunan di semua negara tujuan utama ekspor.

Penurunan produksi dan ekspor kimia organik a.l dipengaruhi sulitnya memperoleh CPO sebagai bahan baku krn kebijakan Bea Keluar CPO nol persen.

 Penurunan tajam harga minyak dunia berdampak pada penurunan tajam harga CPO sbg produk substitusi. Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO sejak Okt’14 turun ke USD 655 /MT, di bawah ambang batas terendah HPE pengenaan Bea Keluar (BK) sebesar USD 750-800 /MT sehingga sejak

Okt’14 BK CPO menjadi nol persen.

 Kondisi BK nol persen tsb mendorong produsen CPO dan turunannya memilih mengekspor lgsg CPO shg industri hilir spt produk kimia organik kesulitan bahan baku. Produksi dan ekspor produk kimia organik yg masih berjalan saat ini hanya utk memenuhi kontrak kerja yg sdh dibuat

2009 2013

1 Korea Selatan 21.6 23.1 1.5 ↑

2 Jepang 17.4 15.1 -2.2 ↓

3 Saudi Arabia 7.5 8.7 1.2 ↑ 4 Amerika Serikat 6.9 6.0 -0.9 ↓

5 Thailand 3.3 4.5 1.2 ↑

6 Singapura 2.6 4.4 1.8 ↑

7 Jerman 2.5 2.1 -0.4 ↓

8 Iran 2.3 3.2 0.9 ↑

9 Malaysia 2.1 2.8 0.7 ↑

10 Indonesia 1.8 2.0 0.2

sumber: UNComtrade

No Negara Asal Impor Kimia Organik Tiongkok

Pangsa (%)


(43)

43

International Trade (Indonesia-PRC)

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 18,0 20,0

5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000

1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

P

e

rc

e

n

t

Mill

ion

s

Exports Imports Exports Share Imports Share

Tren ekspor dan impor Indonesia ke dan dari Tiongkok dalam nominal dan persentase

mengalami peningkatan selama 25 thaun, terutama sejak 2004 yang disebabkan oleh

implementasi awal Early Harvest Program (EHP) di bawah kerangka ACFTA.

Pangsa impor dari Tiongkok daripada pangsa ekspornya sejak tahun 1999.

Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Tiongkok selama kurun waktu

2008-2014.


(44)

44

Top Te I do esia s E port Co

odities to P‘C

Commodities (HS Two Digits) Value (USD)

Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; bituminous substances; mineral waxes

5,879,990,147 Animal or vegetable fats and oils and their cleavage products; prepared

edible fats; animal or vegetable waxes

2,697,769,758

Miscellaneous chemical products 1,388,298,303

Pulp of wood or of other fibrous cellulosic material; recovered (waste and scrap) paper or paperboard

1,087,434,090 Wood and articles of wood; wood charcoal 878,035,019

Rubber and articles thereof 803,067,651

Organic chemicals 773,208,893

Ores, slag and ash 609,124,477

Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders and reproducers, television image and sound recorders and

reproducers, and parts and accessories of such articles

358,829,778

Copper and articles thereof 356,162,618

Komoditas ekspor Indonesia ke Tiongkok didominasi oleh produk primer, berupa

mineral fuel, oils, and crude palm oil (CPO).

Komoditas ekspor utama lainnya adalah chemical product, wood, rubber, ores,

copper, and parts of electrical machinery.


(45)

45

Top Te I do esia s I port Co

odities fro P‘C

Commodities (HS Two Digits) Value (USD)

Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof

7,133,579,214 Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound

recorders and reproducers, television image and sound recorders and reproducers, and parts and accessories of such articles

6,831,481,316

Iron and steel 1,809,468,641 Articles of iron or steel 1,247,410,166 Organic chemicals 1,136,976,698 Plastics and articles thereof 1,014,777,354 Inorganic chemicals; organic or inorganic compounds of precious

metals, of rare-earth metals, of radioactive elements or of isotopes

582,916,298 Man-made filaments; strip and the like of man-made textile materials 551,288,130 Aluminium and articles thereof 530,101,612 Vehicles other than railway or tramway rolling-stock, and parts and

accessories thereof

526,253,943

Komoditas impor Indonesia dari Tiongkok didominasi oleh barang-barang untuk

keperluan produksi.

Hal ini diduga disebabkan oleh kebutuhan untuk investasi oleh Tiongkok di Indonesia

dan kebutuhan untuk produksi oleh perusahaan manufaktur Indonesia.


(46)

46

Indonesia’s Inward FDI from PRC (2004

-2014)

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 18,0

200 400 600 800 1.000 1.200

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Per

cen

t

M

il

li

o

n

s

o

f

U

SD

Inward FDI From China Share

Inward FDI dari Tiongkok ke Indonesia berfluktuasi sekitar 1-8 % pada 2006-2013.

Nilai nominal dari inward FDI tersebut meningkat tajam melebihi USD1 miliar selama

1 tahun pada 2014. Meski demikian, pangsa inward FDI tersebut hanya sebesar 5 %.


(47)

47

I do esia s Net I ard FDI I dustr fro P‘C

Sectors Value (Millions USD)

Agriculture, hunting, and forestry 0.99

Fisheries -

Mining and quarrying 1,092.03

Manufacturing 26.89

Electricity, Gas, and Water (49.00)

Construction 1.81

Wholesale and Retail; Repair of motor vehicles; Household Goods 11.91

Hotel and Restaurant -

Transportation, warehouse, and communication (0.15) Financial Intermediaries 15.86 Real Estate, rent service ser, and business service 0.15 Government Administration and defense; social security -

Education -

Health and social work 0.03 Social service and other personal service -

N.E.C 0.62

Total 1,101.15

Sebagian besar inward FDI dari Tiongkok terkonsentrasi di mining and quarrying,

dengan pangsa melebihi 99% dari total inward FDI Tiongkok.


(48)

48

KINERJA DAN PROSPEK

EKONOMI DOMESTIK


(49)

49

Dekomposisi IMVI Kontribusi Sektoral dalam IMVI

Indikator Kerentanan Makroekonomi

Kerentanan makroekonomi berlanjut, terutama dipicu oleh kerentanan di sektor eksternal,

sektor publik, dan finansial.

• Secara umum, Kerentanan Makroekonomi menunjukkan trend peningkatan. Kerentanan di sektor eksternal terindikasi meningkat, diantaranya terkait persistensi tingginya CA/Defisit dan External Debt. Selain itu, kerentanan di sektor finansial juga terus mengindikasikan peningkatan.

• Sementara kerentanan sektor riil dan publik relatif terjaga dibandingkan dengan sektor lainnya meskipun berpotensi meningkat yang dipengaruhi oleh kurang positifnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik.


(50)

50

Perbaikan PDB Q3-15 ditopang peningkatan belanja pemerintah untuk infrastruktur ...

• Konsumsi membaik terbatas seiring

terbatasnya daya beli

• Optimisme konsumen belum kuat

Rumah Tangga

Belanja pemerintah membaik, meski masih rendah

Pemerintah

• Ekspor PT FI tertahan, manuf lemah

• Impor brg modal dan bahan baku naik

XM Investasi

Bangunan: belanja infrastruktur Pemerintah ↑,

sedangkan swasta

• Nonbgn: inv alat angkut dan berat kontraksi

RDG Agt Track-ing RDG Agt Track-ing RDG Agt Track-ing

A Domestic Demand^ 6.18 5.17 6.18 4.66 5.52 5.37 4.25 4.34 4.44 4.59 4.43 4.09 4.65 5.09 4.58

1 Consumption 5.28 4.98 6.28 5.97 5.64 5.75 4.53 4.58 4.53 4.82 4.51 4.37 4.65 4.81 4.59 - Household C. 5.54 5.27 5.38 5.56 5.44 5.70 5.48 5.09 4.90 5.28 4.71 4.68 4.91 5.10 4.85 - Government C. 3.02 3.20 12.44 7.89 6.93 6.12 -1.50 1.33 2.83 1.98 2.71 2.28 2.88 3.45 2.91 2 Gross Fixed Cap Formation 7.95 5.52 6.00 2.10 5.28 5.51 3.71 3.86 4.27 4.12 4.29 3.55 4.65 5.65 4.55 - GFCF Building 8.01 8.03 7.18 4.03 6.74 5.51 4.91 4.52 7.06 5.51 5.47 4.82 5.95 6.85 5.80 - GFCF Nonbuilding 7.79 -0.53 2.91 -2.67 1.60 2.43 0.58 2.07 -3.10 0.43 1.10 0.09 1.00 2.17 1.09

3 Inventory Changes * -0.87 0.57 -0.64 -0.36 -0.32 -0.59 -0.21 1.05 0.37 0.17 0.02 -0.84 0.00 0.00 -0.21 Statistical Discrepancies * 0.50 -0.24 1.10 -1.50 -0.04 1.05 0.94 -1.32 2.13 0.68 0.19 0.04 0.00 0.00 0.06

B Net Export * 0.19 0.30 -0.81 2.68 0.59 -0.39 0.23 1.06 -2.01 -0.27 0.32 1.60 0.65 0.04 0.65

3 Export 3.50 2.10 1.34 9.44 4.17 3.16 1.38 4.86 -4.53 1.02 -0.85 -0.13 0.88 1.14 0.27 4 Import 2.92 0.88 4.93 -0.85 1.86 5.04 0.41 0.28 3.22 2.19 -2.27 -6.85 -2.04 1.00 -2.53

5.61 5.59 5.50 5.61 5.58 5.14 5.03 4.92 5.01 5.02 4.71 4.67 5.05 5.20 4.92

Data: BPS. higher than previous quarter n

^ Sum of C and GFCF Only same as previous quarter n

* Contribution to GDP Growth lower than previous quarter n

BASED 2010 % yoy 2015 2015 Components (2010p) TOTAL 2013 III IV III I

Gross Domestic Product

IV TOTAL I II I II

No

2014

II

III-F IV-F


(51)

51

Nilai Tukar Rupiah

 Rata-rata spread antara NDF dan Onshore Spot melebar ke level tertingginya (211 poin).

 Meningkatnya ekspektasi depresiasi terlihat dari

spread positif antara NDF-onshore forward yang semakin menipis

Ekspektasi Depresiasi

Divergensi Ekspektasi Depresiasi

Tingginya ketidakpastian eksternal dan

internal mendorong peningkatan ekspektasi

depresiasi Rupiah...


(52)

52

Realisasi REER Indonesia lebih kompetitif...

REER bulanan Indonesia pd Sep-15 berada di level 88,4 terutama disebabkan oleh

terdepresiasinya NEER di tengah RPI yg cenderung stabil.

REER Indonesia tsb masih lebih kompetitif dibanding Philippines, Korea, dan Thailand namun

sedikit tidak lebih kompetitif dibandingkan Malaysia. REER Malaysia menurun tajam pada tiga

bulan terakhir, sejalan dengan depresiasi MYR.

Realisasi REER Negara Peers Dekomposisi REER Indonesia

* Forecast NT dan inflasi mitra dagang berdasarkan Bloomberg terkini. Inflasi ID menggunakan ARIMBI. Pd RDG Sep, inflasi menggunakan ARIMBI RDG Mingguan Agt (4,46% di Tw.IV-15) sementara pd RDG Okt, menggunakan ARIMBI RDG Sep-15 (4,28% di Tw.IV-15)


(53)

53

Teka a ‘p dipe garuhi se ti e & fu da e tal do estik…

Pelemahan Rp terutama didorong kekhawatiran terhadap fundamental perekonomian

domestik pasca rilis PDB Tw.I-15 yg melambat...

Ekspektasi Depresiasi Divergensi Ekspektasi Depresiasi NT

Faktor Risiko Domestik & Eksternal

• Kekhawatiran ini tercermin dr CDS yg meningkat, sementara dari eksternal, faktor risiko stabil, tercermin dari gerakan VIX Index.

• Ekspektasi depresiasi masih berada di level tinggi, tercermin dari spread NDF-onshore spot yg kembali melebar di awal Juni 2015 dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspektasi depresiasi tsb berasal dari pelaku offshore, spt tampak dr spread positif NDF-onshore fwd.


(54)

54

Apre/Depre YTD-15 NT Peers Perkembangan Nilai Tukar USD/IDR

Volatilitas Rupiah Volatilitas Mata Uang Peers Bulanan

Periode apresiasi

Periode apresiasi

Periode apresiasi

‘upiah e guat Okt , a u olatilitas e i gkat

Sejak Okt’15, Rp menguat akibat repricing level nilai tukar dan dipicu oleh perbaikan sentimen thd EM paska FOMC yg sempat dovish. Namun di sisi lain, volatilitas rupiah meningkat...


(55)

55

Aliran modal keluar dari pasar keuangan meningkat tajam dari $223 juta pada Juli 2015

menjadi $1,1 miliar pada Agustus 2015

Sebagaimana terjadi negara lain, risiko yg meningkat pasca devaluasi Yuan telah

menurunkan IHSG 8,2% dan menaikkan yield SBN 80 bps

Risiko global masih mendorong

capital outflow

di pasar keu domestik

...

Aliran Dana NR di Aset Rupiah (Bulanan) Indeks Saham Beberapa Negara

Yield 10Y di Beberapa Negara

*

*

Q1-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Q2-15 Jul-15 Agt-15 YTD-15

Stock 433 -682 -263 -307 -1,252 10 -712 -1,521

SUN 3,203 203 380 1,676 2,260 -91 -330 5,043

SBI -125 0 62 119 181 -142 -44 -129

Total 3,512 -478 179 1,488 1,189 -223 -1,085 3,392

Ytd per “ept

-5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 %

GDP Growth ASEAN Countries

Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand


(56)

56

Inflasi 2015 juga lebih rendah dari batas bawah target 4+

% …


(57)

57

Inflasi 2016 diperkirakan 4,4%, masih dalam kisaran target 4,0+1%...

IHK Inti

Inflasi IHK pada semester 1-2016 diperkirakan meningkat akibat kenaikan inflasi volatile food

dan administered prices...


(58)

58

Namun, risiko inflasi 2016 masih besar...

Inflasi 2016 dapat meningkat melewati sasaran inflasi 4,0+1% jika Pemerintah mulai

melaksanakan kebijakan pengalihan pelanggan listrik dg daya 900 VA ke daya 1300 VA...

No

Risiko Inflasi 2016

Dampak

Probabilitas

Perkiraan Timing

1

Pengalihan pelanggan listrik dg daya

900VA ke daya 1300VA*)

0,93

High

Juli

2

Transmisi Pelemahan Rupiah yang

belum ditransmisikan selama Jan-Agt

2015

0,16

Moderate

Tw I

 Dalam APBN 2016, Pemerintah akan memberikan subsidi tepat sasaran pada pelanggan RT golongan 450VA dan 900VA sejak 1/1/2016. Berdasarkan Ratas Presiden (5/11/2015), subsidi listrik tepat sasaran diundurkan pelaksanaannya dari 1/1/2016 ke 1/7/2016 dan diutamakan pada pelanggan golongan 900VA.

 Saat ini, Pemerintah sedang melakukan verifikasi data penerima subsidi 24,7 juta pelanggan dari TNP2K dan mempersiapkan peralatan pendukung (MCB) bagi 20,6 juta pelanggan yg akan migrasi.

 Kebijakan ini diperkirakan dapat meningkatkan tambahan inflasi sebesar 0,93%*).

*) menggunakan asumsi pelanggan 900VA yang migrasi ke 1300VA akan mengurangi konsumsinya sebesar 6% mengikuti pola penurunan konsumsi golongan 1300VA di tahun 2015 akibat kenaikan tarif bertahap di 2014.


(59)

59

I flasi asih dala tre e uru …

INTI: inflasi 0,23% (mtm) atau 5,02% (yoy), lebih rendah dibandingkan perkiraan. Inti traded dan nontraded melambat.

• Tekanan terutama bersumber dari kontrak rumah, emas perhiasan, dan mobil.

VOLATILE FOOD: deflasi 1,22% (mtm) atau inflasi 6,95% (yoy), lebih rendah dr proyeksi karena berlanjutnya koreksi harga pangan.

• Deflasi bersumber dr koreksi harga cabai krn panen raya dan daging ayam ras akibat turunnya harga pakan ternak.

• Komoditas yg masih menyumbang tekanan inflasi a.l beras dan bawang merah.

ADMINISTERED PRICES: inflasi 0,03% (mtm) atau 9,83% (yoy), lebih tinggi dr perkiraan namun tetap

rendah.

• Rendahnya inflasi AP didorong oleh: (i) koreksi harga Solar dari Rp6900,-/L mjd Rp6700,-/L; (ii) koreksi harga LPG

12 kg pd pertengahan September, dan (iii) turunnya tarif listrik (TA) dg daya >2200VA

IHK Oktober 2015 tercatat deflasi -0,08% (mtm), atau inflasi 6,25% (yoy) dan 2,16% (ytd).

Tekanan deflasi terutama bersumber dari volatile food...

Realisasi Inflasi Okt vs Proyeksi RDG Okt

YTD (%) Historis

2011-2014

Proyeksi RDG Okt

SPH

Pekan III Realisasi

Proyeksi RDG Okt

SPH

Pekan III Realisasi Realisasi

IHK 0.15 0.39 -0.09 -0.08 6.75 6.24 6.25 2.16

Inti* 0.31 0.39 0.17 0.23 5.20 4.96 5.02 3.55

Volatile Food -0.33 0.85 -0.84 -1.22 9.18 7.36 6.95 0.91

Adm. Prices 0.50 -0.06 -0.21 0.03 9.74 9.57 9.83 -0.66

Disagregasi

MtM (%) YoY (%)


(60)

60

Inflasi beras 2015 diperkirakan tidak sebesar saat El-Nino 1997/1998...

Inflasi Beras 1997/1998 dan 2015

Berbagai langkah stabilisasi telah dilakukan untuk antisipasi El Nino...

Harga dan Inflasi Beras Kemendag

Impor beras 1997-1998: 207ribu ton & 5juta ton Impor beras 2015-2016:625 ribu ton dan 875 ribu ton

Perkembangan Stok Akhir Beras Proyeksi Neraca Pangan Adjusted  Pemerintah melakukan berbagai langkah stabilisasi harga seperti (i) penguatan cadangan beras

Pemerintah a.l. melalui impor beras 625 ribu ton di 2015 - , jt to hi gga Mar , ii pe ggu aa dana Cad. Stab. Hrg Pangan (CSHP) utk penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), dan (iii) penambahan Rastra 2 bulan


(61)

61

Pelambatan kinerja ekspor dan impor ..

Export Real Value Export Price Index

Exports by Country  Ekspor pertanian pd Q3 membaik didorong ekspor

rempah dan kopi. Ekspor pertanian dlm tren membaik sepanjang 2015.

 Ekspor pertambangan pd Q3 melambat akibat kontraksi ekspor batubara. Ekspor tembaga meningkat, meski ekspor PT FI sempat terkendala mslh penggunaan L/C. Risiko timbul dr izin perpanjangan ekspor PT Newmont yg blm keluar.

 Ekspor manufaktur melambat terkait ekspor CPO yg menurun. Kinerja ekspor yg msh positif didukung ekspor karet olahan dan basic metal

Lemahnya kinerja ekspor dipengaruhi permintaan global yang lemah dan harga komoditas

yang terus turun...


(62)

62

Outlook NPI ..T

eka a Capital Ouflo s Masih Ti ggi…

Ketidak pastian kondisi pasar keuangan global dan terbatasnya pemulihan ekonomi di

emerging market akan membatasi capital inflows

Capital inflows ke EM tahun 2015 dan 2016 diprakirakan negatif didorong oleh aliran modal NR masuk akan lebih rendah dibanding periode GFC 2008/2009.

 Rendahnya prospek Non Resident capital inflows

sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global dan recovery negara EM termasuk Asia yang masih terbatas.

 Kondisi tersebut diperparah oleh Resident capital outflows yang cukup tinggi.

EM Asia: NR Private Capital Inflows

Pertumbuhan Ek. EM & NR Cap. Flows

EM Resident Capital Outflows

Sumber: IIF Oktober 2015.

Sumber: IIF Oktober 2015. Sumber: IIF Oktober 2015.


(63)

63

I. Realisasi NPI Tw. III-2015

Transaksi Berjalan

Defisit Transaksi Berjalan membaik

.…

Pada Tw.III’15, kinerja TB membaik dgn defisit yg turun menjadi -1,86% PDB dari -1,95% PDB pd Tw.II’15. Penurunan defisit tsb terutama ditopang oleh turunnya defisit neraca jasa pada saat surplus neraca perdagangan barang relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Turunnya defisit neraca jasa didorong oleh turunnya freight terkait kinerja impor yang menurun lebih dalam serta naiknya surplus jasa perjalanan (travel) dibanding triwulan sebelumnya.

RDG Okt'15

RDG Nov'15

I. CURRENT ACCOUNT -4.926 -9.592 -7.040 -5.958 -27.516 -4.178 -4.250 -4.054 -4.011

A. Goods, net 3.350 -375 1.560 2.448 6.983 3.063 4.130 4.032 4.054

- Exports 43.937 44.505 43.606 43.245 175.293 37.827 39.685 36.152 36.009 - Imports -40.588 -44.880 -42.046 -40.797 -168.310 -34.764 -35.556 -32.120 -31.955

1.1. Non Oil & Gas, net 6.099 2.803 4.694 5.217 18.812 4.319 6.247 6.137 6.190

- Exports, fob 36.345 36.990 36.344 36.861 146.541 33.445 35.041 32.368 32.347

- Imports, fob -30.247 -34.187 -31.650 -31.644 -127.729 -29.126 -28.794 -26.231 -26.157

1.2. Oil & Gas, net -2.749 -3.178 -3.134 -2.769 -11.830 -1.256 -2.118 -2.105 -2.135

- Exports, fob 7.592 7.514 7.262 6.384 28.752 4.382 4.644 3.784 3.662

- Imports, fob -10.341 -10.693 -10.395 -9.153 -40.582 -5.638 -6.762 -5.890 -5.798

a. Oil, net -6.056 -6.137 -6.037 -5.672 -23.903 -3.184 -3.653 -3.506 -3.546

- Exports, fob 3.500 3.885 3.590 2.831 13.806 1.927 2.611 1.958 1.758

- Imports, fob -9.556 -10.022 -9.627 -8.503 -37.709 -5.111 -6.264 -5.465 -5.304

b. Gas, net 3.308 2.959 2.904 2.903 12.074 1.927 1.535 1.401 1.410

- Exports, fob 4.092 3.629 3.672 3.553 14.946 2.455 2.034 1.826 1.904

- Imports, fob -785 -670 -768 -649 -2.873 -528 -498 -425 -494

B. Services, net -2.131 -2.831 -2.486 -2.561 -10.010 -1.860 -2.654 -2.056 -1.952

C. Primary Income, net -7.230 -7.920 -7.318 -7.241 -29.708 -6.809 -7.151 -7.390 -7.357

D. Secondary Income, net 1.085 1.534 1.204 1.397 5.220 1.428 1.426 1.360 1.244

Memorandum:

Current Account / GDP (%) -2,33 -4,27 -3,02 -2,71 -3,10 -1,96 -1,95 -1,86 -1,86

* Angka sement ara ** Angka sangat sement ara *** Proyeksi

TOTAL

Q3

Juta USD

ITEMS

2014* 2015

Q3**


(64)

64

A. Produk Primer

Nominal 50.2 48.5 -9.0 -9.4 0.8 -13.4 -8.0 -10.2 5.5 -14.4 -6.4 -5.7 -15.2 -11.3 -22.1 -16.4 -22.4

Riil 45.4 50.6 -3.4 -10.6 -0.4 0.4 -3.9 14.3 41.1 13.6 24.8 25.7 14.1 28.6 14.3 18.6 4.2

Indeks Harga - - -5.8 1.4 1.2 -13.8 -4.4 -21.4 -25.2 -24.6 -25.0 -25.0 -25.6 -31.1 -31.8 -29.5 -25.5

Produk Pertanian

Nominal 30.1 30.0 5.0 2.2 11.1 -3.0 3.5 -12.0 20.2 -18.0 -2.6 -1.7 -18.1 -5.1 -12.3 -12.0 -18.2

Riil 27.3 30.6 4.6 1.9 12.6 10.0 6.9 8.8 56.0 6.1 23.4 26.5 5.4 34.6 28.8 22.0 8.7

Indeks Harga - - 0.3 0.2 -1.3 -11.8 -3.1 -19.2 -22.9 -22.7 -21.1 -22.3 -22.2 -29.5 -31.9 -27.8 -24.7

Makanan

Nominal 23.4 23.4 10.9 9.1 21.1 3.9 10.8 -9.0 33.8 -18.1 -4.3 0.6 -20.5 -6.3 -12.5 -13.4 -20.4

Riil 19.9 22.2 6.5 4.0 18.4 14.6 10.3 11.2 72.2 6.7 21.2 29.3 3.0 32.1 25.4 19.2 1.7

Indeks Harga - - 4.1 4.9 2.3 -9.4 0.5 -18.2 -22.3 -23.3 -21.1 -22.2 -22.8 -29.1 -30.3 -27.3 -21.8

Bahan Baku

Nominal 6.7 6.5 -10.0 -15.8 -14.5 -23.4 -15.9 -21.5 -12.6 -17.7 4.3 -9.2 -8.3 -0.8 -11.3 -6.9 -8.4

Riil 5.3 5.8 -2.1 -5.2 -4.8 -7.0 -4.8 -1.9 10.8 0.1 26.9 12.0 12.6 34.3 29.2 24.8 30.8

Indeks Harga - - -8.1 -11.2 -10.2 -17.6 -11.7 -20.0 -21.1 -17.8 -17.8 -18.9 -18.5 -26.2 -31.4 -25.4 -30.0

Produk Bahan Bakar & Pertambangan

Nominal 20.0 18.5 -24.3 -22.4 -11.2 -25.9 -21.3 -7.4 -13.8 -8.8 -12.3 -11.6 -10.4 -20.3 -35.2 -22.8 -29.7

Riil 9.1 8.7 -16.3 -22.1 -11.5 -16.2 -16.7 9.6 4.2 9.4 7.2 7.0 9.9 -0.5 -22.0 -5.4 -17.6

Indeks Harga - - -9.6 -0.4 0.3 -11.6 -5.4 -15.6 -17.3 -16.7 -18.2 -17.4 -18.5 -19.9 -16.9 -18.4 -14.7 B. Produk Manufaktur

Nominal 48.3 50.1 9.2 8.6 6.8 3.4 6.9 -4.9 -5.5 -4.2 -3.8 -4.5 -12.9 0.1 -2.5 -4.9 -13.6

Riil 53.8 48.7 10.3 8.2 3.2 -1.3 5.0 -8.0 -8.8 -7.2 -6.2 -7.4 -14.5 2.9 -1.3 -4.2 -10.7

Indeks Harga - - -1.0 0.4 3.5 4.7 1.9 3.3 3.6 3.3 2.6 3.2 1.8 -2.7 -1.2 -0.7 -3.2 C. Lainnya

Nominal 1.6 1.4 41.3 20.8 -24.3 -32.2 -4.9 -26.1 -35.6 -4.2 -14.1 -17.8 -14.3 -15.2 -24.1 -18.1 -22.3

Riil 0.8 0.7 60.6 26.9 -23.4 -28.9 1.1 -22.2 -30.2 3.0 -8.6 -11.6 -2.5 -0.9 -15.5 -6.7 -16.8

Indeks Harga - - -12.0 -4.9 -1.2 -4.7 -5.9 -4.9 -7.8 -7.0 -6.0 -6.9 -12.0 -14.4 -10.1 -12.2 -6.7

Nominal 100.0 100.0 -0.3 -0.9 3.0 -6.5 -1.3 -8.0 -0.9 -9.4 -5.2 -5.3 -14.1 -5.9 -12.9 -11.0 -18.1

Riil 100.0 100.0 2.8 -2.6 -0.2 -2.2 -0.7 2.3 12.8 3.0 7.9 7.8 -0.4 12.1 2.1 4.5 -6.5

Indeks Harga - - -3.0 1.8 3.2 -4.4 -0.7 -10.0 -12.1 -12.1 -12.2 -12.1 -13.7 -16.0 -14.7 -14.8 -12.5

*angka sementara **angka sangat sementara

Okt** 2015**

Pangsa (%)

2015

Tw. I Apr Mei Jun Tw. II Jul* Aug* Sep* Tw. III*

Total

Rincian (by SITC)

Pertumbuhan (%, yoy) 2014*

Tw. II Tw. I

2014*

Tw. III Tw. IV TOTAL

II. Perkembangan Bbrp Komponen Utama NPI

Okt

Ekspor & Impor Nonmigas

Me

uruk ya pertu

uha ekspor o

igas dise a ka oleh e

uruk ya ekspor riil…

Pertumbuhan ekspor nonmigas tertekan oleh penurunan ekspor riil, baik di produk primer (bahan bakar & pertambangan) maupun di produk manufaktur.


(65)

65

1. Minyak Nabati 13.7 13.5 9.2 -12.6 6.0 -24.3 -11.0 -13.3 -16.7 -28.0 11.5 11.1 36.2 -1.2 20.0 10.7 9.2 -15.8 -2.1 -21.2 -22.4 -23.4 -25.9 -21.7 -23.7 -14.5 2. Batubara 14.2 12.2 -14.5 -17.7 -24.9 -25.1 -20.0 -29.4 -24.9 -19.1 -14.3 -7.0 -12.6 -13.4 -6.7 -18.8 -13.2 -9.5 -0.3 -11.6 -14.1 -13.4 -14.2 -13.0 -13.6 -10.6 3. Tekstil dan Produk Tekstil 8.8 9.2 0.6 -2.6 -2.7 -13.5 4.1 -7.1 -5.8 -8.1 2.1 2.0 2.9 -9.5 10.7 -1.2 -0.4 -3.0 -1.5 -4.5 -5.5 -4.4 -5.9 -5.9 -5.4 -5.3 4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 6.9 6.6 -5.7 -12.1 -11.8 -17.9 -14.4 -10.4 -14.1 -13.4 0.0 -5.9 -4.6 -11.1 -6.1 -6.5 -7.8 -8.0 -5.6 -6.5 -7.5 -7.7 -8.8 -4.1 -6.9 -5.8 5. Barang dari Logam tdk Mulia 6.2 5.8 5.5 -3.7 -16.1 -9.2 -27.1 -23.0 -20.0 -29.3 3.7 1.9 -8.5 6.2 -9.4 -4.0 -2.6 -12.2 1.7 -5.4 -8.2 -14.5 -19.5 -19.8 -17.9 -19.5 6. Makanan Olahan 4.3 4.6 17.8 3.5 -0.4 -13.4 -1.2 -6.7 -6.9 -2.9 12.1 3.4 -0.4 -6.1 10.4 7.3 4.2 7.0 5.1 0.1 -0.1 -7.8 -10.5 -13.0 -10.5 -9.3 7. Karet Olahan 4.8 4.5 -24.5 -31.7 -13.2 -5.3 1.8 -15.4 -6.6 -13.2 -16.4 -23.8 -4.0 8.9 30.2 12.2 17.2 12.0 -9.7 -10.4 -9.5 -13.0 -21.8 -24.6 -19.8 -22.5 8. Kendaraan dan Bagiannya 3.6 4.2 14.8 9.4 20.5 -3.1 6.0 6.8 3.8 -9.1 12.3 3.0 14.1 -5.5 3.1 3.9 1.1 -12.9 2.2 6.2 5.5 2.6 2.8 2.8 2.7 4.3 9. Mesin-mesin/pesawat mekanik 4.1 3.9 6.0 -15.8 -13.4 -19.6 10.8 -17.7 -9.1 -31.8 6.5 -14.8 -12.4 -19.1 11.5 -17.1 -8.5 -31.5 -0.4 -1.3 -1.1 -0.7 -0.6 -0.6 -0.6 -0.4 10. Kayu Olahan 2.7 2.9 11.3 -2.2 0.4 -13.0 9.7 -9.6 -4.7 -5.0 10.1 12.8 31.9 21.3 54.3 27.5 33.9 37.0 1.1 -13.3 -23.9 -28.3 -28.9 -29.1 -28.8 -30.7

Total 10 Komoditas 69.3 67.5 -1.8 -11.0 -8.1 -17.7 -8.2 -14.8 -13.7 -18.7 -0.6 -2.6 2.9 -5.2 8.8 0.1 1.1 -6.4 -1.2 -8.6 -10.6 -13.2 -15.7 -15.0 -14.6 -13.1 *angka sementara **angka sangat sementara

Sept* Juli* Sept* Juli* Sept* Juli*

2014* TOTAL

Komoditas (by HS)

2014* Pangsa(%)

2015**

Tw. II*

Tw. II* Tw. I*

Tw. I* Tw. I* Nominal

2015

Okt**

Riil 2015

Okt** Pertumbuhan (%,yoy)

Indeks Harga 2015

Okt** Aug* Tw. III* Tw. III*

Aug* Aug* Tw. III*

2014* TOTAL 2014*

TOTAL Tw. II*

Memburuknya pertumbuhan komoditas utama juga disebabkan memburuknya ekspor riil...

Ekspor 10 komoditas utama pd Tw. III’15 tumbuh negatif yang lebih dalam akibat memburuknya ekspor riil di hampir semua komoditas utama. Hanya ekspor riil makanan, karet dan kayu olahan yang sudah tumbuh positif.

Di sisi lain, pertumbuhan harga ekspor masih negatif kecuali kendaraan & bagiannya yang sudah tumbuh positif.


(1)

89 89

Bauran Kebijakan: Moneter

Fiskal

Fiskal

• Menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan memelihara kesinambungan fiskal, melalui reformasi subsidi, perpajakan, realokasi anggaran pada pembangunan indrastruktur.

Dalam rangka memperkuat landasan stabilitas Makroekonomi :

(i) Menjaga defisit anggaran tetap pada tingkat di bawah 3% dari PDB hingga di tahun 2019 menjadi 1% dari PDB.

(ii) Meningkatkan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur (iii) Meningkatkan belanja modal untuk program sosial.

Terutama diarahkan untuk pengendalian inflasi, CA defisit, dan memperkuat stabilitas sistem keuangan dan meminimalkan dampak tak diinginkan dari peneraoan kebijakan stabilisasi ekonomi pada pertumbuhan ekonomi.


(2)

90 90

Reformasi Struktural: Pendalaman Ekonomi

Meningkatkan pendalaman pasr keuangan melalui pengembangan

Le

aga Keua ga Digital LKD …

Pengembangan berkesinambungan

LKD

Menyediakan akses keuangan berkualitas

melalui LKD

Meningkatkan ekspansi dan nilai

tambah LKD’s

Pendalaman jasa keuangan melalui LKD


(3)

91 91

Reformasi Strktural: Pendalaman Pasar Keuangan

Lima pilar pendalaman pasar uang dan valas untuk meingkatkan efisiensi

dan daya tarik pasar keuangan.

•Prioritas pada kejelasan, harmonisasi, penyesuaian peraturan untuk menunjang pasar keuangan, standarisasi transaksi dan pencatatan repo.

•Prioritas pada

peningkatan efisiensi dan dan transaksi melalui pengembangan sistem ( ETP and CCP)

•Prioritas pada

pengembangan investor base, pengembangan instrumen (investasi, pembiayaan,

pengelolaan likuiditas dan risiko) dan

mendorong ketersediaan yield curve dan harga

•Prioritas pada penguatan kelembagaan termasuk pendirian Komite Nasional Pendalaman Pasar Keuangan, dan infratsruktur pendukung lainnya. Kelembagaan Instrument and Investor base Regulasi dan Standarisasi Infrastruktur Pasar Education & Socialization

4 1

3 2


(4)

92

Key Messages

Peningkatan Daya Tahan

 Indonesia mampu mengatasi dengan baik pengaruh negatif perkembangan global dan volatilitas pasar. Stabilitas makroekonomi dan keuangan cukup terpelihara, tingkat pertumbuhan ekonomi yang moderat, kepercayaan pasar kembali

menguat mendorong aliran penanaman dana investasi langsung dan investasi portfolio.

 Keberhasilan Bank Indonesia menerapkan kebijakan secara tepat didukung koordinasi dengan pemerintah melalui penerapan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan fiskal.

Prospek dan Tantangan

 Dalam jangka menengah, Indonesia akan mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dan berkesinambungan. Dalam jangka pendek, kebutuhan pengelolaan stabilitas untuk mengantisipasi dampak normalisasi kebijakan moneter the Fed.

 Pemerintah menunjukan tekad dan komitmen untuk mempercepat berbagai bidang reformasi struktural : investasi, infrastruktur, industri, maritim, pertanian dan UMKM, serta subsidi.


(5)

93

Indonesia berhasil mengatasi dampak kebijakan tapering the Fed.

Berkoordinasi dengan Pemerintah, Bank Indonesia berhasil menahan laju inflasi dan mengurangi CA defisit.

Dalam jangka pendek, pengelolaan stabilitas makroekonomi dan

keuangan masih berfokus pada kebijakan Bank Indonesia. Fokus pada kebijakan Bank Indonesia diperlukan untuk menghadapi dampak

normalisasi kebijakan the Fed. Lingkungan makroekonomi domestik membaik seiring dengan penurunan inflasi dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi yang ditunjang oleh pengambilan kebijakan reformasi subsidi oleh pemerintah.

Dalam jangka menengah-panjang, reformasi fiskal di bidang subsidi energi dan infrastruktur, investasi, perdagangan dan industri, serta pendalaman pasar keuangan menjadi agenda kebijakan yang utama. Melalui reformasi ini, prospek ekonomi Indonesia semakin menjanjian, dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, stabilitas

makroekonomi dan perluasan/penciptaan lapangan kerja.


(6)