Televisi sebagai Media Massa

masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya bersifat umum. Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik feedback yang sifatnya tertunda atau tidak langsung delayed feedback. 5. Menimbulkan keserempakan. Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan. 6. Mengandalkan peralatan teknis. Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. Dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami Nurudin,2003:63.

2.1.2. Televisi sebagai Media Massa

Televisi adalah sebuah pengalaman yang kita terima begitu saja. Kendati demikian, televisi juga merupakan sesuatu yang membentuk cara berfikir kita tentang dunia. Kehadirannya tidak terelakkan dan sifat alamiahnya yang populis, di masa lalu menjadi alasan bagi penolakan televisi karena sifatnya yang sekejap dan tidak berharga Burton, 2000. Menurut Winarso 2005;97, televisi merupakan sebuah sistem pusat dari penceritaan. Televisi merupakan bagian dan bidang dari kehidupan kita sehari- hari. Dramanya, iklannya, beritanya dan program lainnya membawa dunia citra- citra dan pesan-pesan umum yang relatif berkaitan secara logis ke rumah. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan TV yang cukup tinggi pada masyarakat Indonesia. Jumlah pesawat televisi yang beredar di Indonesia mencapai 30 Juta Data dari Pendidikan Jurnalisme, Universitas Indonesia, 2004. Apabila satu televisi ditonton oleh 5 orang dalam satu keluarga maka akan Universitas Sumatera Utara terdapat potensi penonton sebesar 150 juta. Wirodono 2005 menyebutkan bahwa televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi masyarakat Indonesia. Jenis media audiovisual tidak membebani masyarakat untuk menikmatinya.Untuk masyarakat Indonesia yang lebih kuat budaya lisan, media televisi tidak memiliki jarak yang jauh. Menonton televisi berbeda dengan budaya baca tulis. Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940-an. Sebelumnya, perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat Perang Dunia Kedua. Para reporter televisi, yang umumnya sebelumnya adalah reporter radio melakukan pemberitaan intensif sehingga mendesak peran radio. Namun berita masih penting bagi radio, meskipun karakternya berubah. Karena sifatnya yang menarik mata, sebagian besar siaran televisi adalah non berita. Namun peran televisi sebagai media berita terus berkembang. Banyak siaran televisi yang sangat diminati karena cepat, lugas dan lengkap dalam meliput sesuatu. Popularitas televisi terus menggeser kedudukan radio. Keduanya sama- sama ada di ruang keluarga, sehingga keduanya tidak pernah dihidupkan bersamaan. Hanya satu saja yang dihidupkan, dan itu biasanya adalah televisi. Umumnya orang lebih lama menonton televisi daripada mendengarkan radio. Sejak adanya televisi, radio lebih sering didengar di luar rumah, misalnya di mobil dalam perjalanan, atau tengah melakukan sesuatu. Menonton televisi biasanya dilakukan secara penuh, sementara mendengarkan radio bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain. Karena terdesak oleh kedudukan televisi, radio kini lebih selektif terhadap khalayaknya. Kini, kebanyakan radio hanya melayani kalangan tertentu saja, misalnya kalangan remaja penggemar musik. Hal ini diungkapkan oleh William L.Rivers, Jay W.Jensen dan Theodore Peterson dalam buku mereka, Media Massa dan Masyarakat Modern. Televisi, selain sebagai sumber berita juga memiliki fungsi sosial. Untuk kontak sosial, rujukan kehidupan sehari-hari, untuk menyenangkan diri sendiri, melepas kebosanan dan sebagainya. Televisi di Indonesia, umumnya lebih banyak memberikan informasi berbentuk hiburan kepada khalayaknya. Acara-acara di televisi Indonesia, terutama televisi swasta, didominasi acara hiburan seperti sinetron atau infotainment. Apalagi pada masa sekarang ini, tayangan sinetron di Indonesia lebih menjurus pada hal-hal negatif, berbau kekerasan dan pornografi, Universitas Sumatera Utara juga khayalan yang berlebihan. Televisi merupakan suatu media massa yang diperuntukkan kepada khalayak ramai juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Khasali dalam menjalankan fungsinya, televisi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan televisi di antaranya : 1. Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat terbantu oleh kehadiran gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda. 2. Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung pertandingan olahraga atau konser musik. Tak perlu pergi ke Inggris untuk menyaksikan pertandingan Manchester City melawan Manchester United. Cukup duduk santai di depan televisi bisa menyaksikan pertandingan tersebut. 3. Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan gratis. Tak perlu pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang bermutu. 4. Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi dapat disaksikan di televisi. 5. Banyaknya saluran dalam televisi membuat setiap orang dapat menyaksikan program favorit masing-masing Morissan, 2008:56 – 58 Beberapa kekurangan televisi di antaranya Morissan,2008:60: 1. Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi. 2. Tidak bisa didengarkan sambil lalu. 3. Kemungkinan muncul tayangan yang mengandung unsur kekerasan, kriminalitas, dan seks tanpa disensor semakin banyak. Hal ini dapat berperangaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja. 4. Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas. 5. Berita yang disampaikan kurang mendalam Morissan, 2008:60

2.1.3 Program Talk Show di Televisi

Dokumen yang terkait

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Pembawa Acara(Studi Deskriptif Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Di Metro TV Terhadap Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utar

2 33 82

Motivasi Menonton Dan Tayangan Just Alvin Di Metro TV (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Just Alvin di Metro TV Terhadap Motivasi Menonton Mahasiswa FISIP USU )

2 45 118

Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” di RCTI dan Global TV Terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 39 100

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Efektifitas Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menonton Mahasiswa (Studi Korelasional tentang Hubungan Efektifitas Pembawa Acara Talkshow Tukul Arwana dengan Minat Menonton Tayangan Sejenis di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 45 135

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

PENGARUH TERPAAN PROGRAM ACARA BIOSKOP TRANS TV TERHADAP MINAT MENONTON PROGRAM SINETRON

2 32 2

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93