d. Tidak pernah membicarakan diri sendiri.
e. Sangat ingin tahu, mereka bertanya “Mengapa?” mereka ingin lebih
mengetahui tentang apa yang anda katakan. f.
Memberi ketegasan. Mereka berusaha menempatkan diri pada posisi anda untuk memahami apa yang anda katakan.
g. Mempunyai selera humor. Dan mereka tidak keberatan mengolok-olok diri
sendiri. Sungguh, konversasionalis terbaik sering mengisahkan pengalaman lucu mereka sendiri.
h. Mempunyai gaya bicara sendiri King, 2004 : 47-48.
2.1.5 Minat Menonton
Slameto 1995:180 memberi defenisi minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Orang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Minat sendiri merupakan perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu.
Ahli lain, Hilgard mendefenisikan minat sebagai berikut “Interest is persisting tendency to pay attention and enjoy some activities or content”
minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus dan disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan perhatian yang sifatnya lebih
sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti oleh perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan Kuncoro,
2001. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang
untuk melakukan kegiatan tertentu yang spesifik Semiawan, 1986. Namun, minat bisa jadi belum mengarah pada tindakan yang nyata dan masih berada
dalam pikiran dan perasaan. Namun demikian, pada akhirnya minat akan mendorong dilakukannya suatu aktivitas tertentu yang sesuai dengan minat yang
ada Soesilo, F.S. 2005.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk konkret dari efek adalah perubahan sikap, pendapat, kelakuan dan tumbuhnya minat yang merupakan akibat dari ransangan yang menyentuhnya baik
itu bersifat langsung maupun lewat media massa. Minat menurut Umi Chulsum, dkk dalam Kamus Bahasa Indonesia ialah keinginan yang kuat, gairah;
kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan momen dari kecenderungan–kecenderungan yang terarah secara intensif kepada
suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini terdapat pengenalan kognitif, emosi efentif dan kemampuan konatif, baik dalam perubahan sikap maupun
tindakan. Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah:
1. Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang
terhadap suatu objek. 2.
Minat dapat berubah-ubah situasional dan temporer. 3.
Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.
4. Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga
merupakan-kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut Wijaya,1993:45. Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting terhadap
seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Minat mempengaruhi entuk dan intensitas aspirasi. Minat menambah kegembiraan pada
setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan afektif. Kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan
seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Sedangkan afektif ialah bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dan dinyatakan
dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Afektif mempunyai kelebihan yaitu mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan
dan cenderung lebih tahan terhadap perubahan Hurlock,1992:117. Menonton berkaitan dengan televisi. Televisi merupakan sebuah sistem
pusat dari pencitraan yang menjadi bagian dari bidang kehidupan kita sehari-hari. Televisi telah menjadi sumber sosialisasi umum yang penting dan informasi
sehari-hari terutama dalam bentuk hiburan dari media lain yang heterogen. Menonton televisi sudah menjadi kegiatan rutin di masyarakat kita. Menonton
Universitas Sumatera Utara
dapat membius orang untuk melakukan sesuatu hal secara serentak. Menonton menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti melihat pertunjukan, gambar
hidup, dsb. Sardji 1991:71 mengatakan bahwa menonton adalah suatu proses yang disadari dimana menonton ditempatkan pada alam yang samar yang
dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layar. Suasana ini menimbulkan emosi pikiran dan perhatian manusia yang dipengaruhi
oleh tayangan yang ditonton. Maka dapat disimpulkan bahwa menonton adalah suatu proses di mana individu secara sadar atau tidak sadar merelakan diri untuk
dipengaruhi emosi pikiran dan perhatiannya oleh pertunjukan atau gambar hidup yang dilihatnya. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan minat
menonton adalah suatu keadaan di mana seseorang menyaksikan suatu pertunjukan atau gambar hidup yang disenanginya sehingga timbul suatu
kebutuhan dalam diri mereka yang muncul akibat adanya objek tersebut.
2.1.6 Teori S-O-R