Beberapa Tulisan Terkait Kebijakan Kriminal dalam RUU KUHP
PEMBARUAN KUHP : MENUJU KEMANA ? TINJAUAN KRITIS ATAS RUU KUHP
∗
Ifdhal Kasim
©
I. PENDAHULUAN
Rancangan Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana RUU-KUHP telah rampung dirancang oleh Tim Perumus, yang diketuanya Prof. Muladi, S.H., dan kini sudah berada di tangan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Hamid Awaluddin, untuk diteruskan ke Presiden. Pada Rapat Paripurna ke-13 DPR, 01 Februari 2005 -- yang membahas Program Legislasi Nasional periode 2005-
2009 -- Hamid Awaluddin menyampaikan bahwa pemerintah akan memprioritaskan pembahasan terhadap RUU-KUHP pada tahun pertama program legislasi, yakni tahun 2005. RUU ini memang
sudah lama disiapkan pemerintah dan tertunda-tunda diajukan ke DPR. Maka, wajar apabila Menteri Hukum dan HAM bertekad menjadikan RUU ini sebagai prioritas untuk diajukan pembahasannya ke
DPR. Keinginan mempunyai sebuah hukum pidana nasional telah lama menjadi obsesi bangsa ini. Namun
demikian, keinginan yang obsesif itu, hendaknya tidak diletakkan dalam kesadaran sekadar menggantikan Wetboek van Strafrecht -- produk hukum pidana pemerintahan kolonial Hindia
Belanda. Tetapi lebih jauh dari itu, hendaknya dilandasi oleh suatu semangat atau keinginan memiliki sebuah hukum pidana yang dapat difungsikan dalam tatanan negara demokratis. Semangat ini menjadi
relevan dalam konteks politik kita saat ini yang berada dalam transisi, yakni transisi dari meninggalkan rezim politik otoriter Orde Baru menuju sistem politik baru yang belum sepenuhnya
terbentuk demokratis atau bukan. Konteks atau “semangat zaman” inilah yang harusnya dijawab dalam penyusunan hukum pidana baru RUU-KUHP. Lebih tegas lagi, artinya, penyusunan RUU-
KUHP harus diletakkan sebagai bagian dari proyek Reformasi saat ini.
∗
Disampaikan pada Seminar “Pembaruan KUHP : Melindungi Hak Asasi Manusia, Kepentingan Umum dan Kebijakan Negara”, yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jakarta, 24 November
2005.
©
Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat ELSAM, Jakarta.
ELSAM Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat 56
Beberapa Tulisan Terkait Kebijakan Kriminal dalam RUU KUHP
Tulisan ini ingin memberikan tinjauan menyeluruh general observation terhadap naskah RUU- KUHP : apakah naskah RUU-KUHP tersebut diletakkan dalam kerangka proyek besar Reformasi yang
sedang bergulir atau tidak ? Inilah yang menjadi fokus pembahasan, bukan pada dataran analisis pasal per-pasal. Bagian pertama dari tulisan ini akan menyinggung secara ringkas dimulainya prakarsa
penyusunan RUU, dan pada bagian kedua tulisan ini memasuki pembahasan mengenai politik hukum pidana criminal law politics yang terkandung dalam RUU ini, kemudian diikuti dengan pembahasan
terhadap materi RUU secara menyeluruh pada bagian tiga tulisan ini, dan akhirnya ditutup dengan kesimpulan dan rekomendasi.
II. MENYUSURI JALAN PENYUSUNAN