Beberapa Tulisan Terkait Kebijakan Kriminal dalam RUU KUHP
Tim RUU, baik mengenai pola jenis pidana strafsoort, pola lamanya pidana strafmaat, pola pidana untuk delik dolus dan delik culpa dan pola kategori denda;
BAB V: TINDAK PIDANA TERHADAP KETERTIBAN UMUM
a. Mempertahankan ketentuan “haatzaai artikelen” Pasal-pasal penaburan kebencian dengan versi “demokratisasi”, yang menghapus kalimat “menyatakan rasa permusuhan, kebencian” sehingga
tinggal kata “penghinaan” pada Pasal-pasal 284 ditujukan kepada pemerintah yang sah dan 286 ditujukan kepada golongan penduduk, dengan catatan dirumuskan sebagai delik materiil.
yang dilarang dan dipidana adalah perbuatan yang menimbulkan akibat tertentuakibat konstitutif. Akibat tersebut berupa “terjadinya keonaran dalam masyarakat” dan “timbulnya
kekerasan terhadap orang atau barang”; “Menghina” diartikan sebagai “menyerang kehormatan dan nama baik”. Penegak hukum harus bijak untuk membedakan “social control” demi
kepentingan umum” dengan “penghinaan” . Dengan demikian tidak akan menimbulkan multi interpretasi yang dapat mengingkari “freedom of expression”. Freedom of expression” freedom
to seek, receive and impart information and ideas of all kinds, regardless of frontiers, either orally, in writing, or in print, in the form of art, or through any other media of his choise, yang
sesuai dengan Article 19 3 ICCPR, hanya dapat dibatasi atas dasar undang-undang dan diperlukan a For respect of the rights or reputations of others; b For protection of national
security or public orders ordre public, or of public health or morals”. Khusus terhadap golongan penduduk di samping kemungkinan terjadinya masalah SARA yang berkaitan dengan
keamanan nasional dan ketertiban umum, juga terkait dengan latar belakang diskriminasi Unfair treatment or denial of normal privileges to persons because of their race, age, sex,
nationality or religion yang secara universal sangat tercela; b. Tindak pidana berupa “menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan,
menimbulkan harapan, menawarkan atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, penderitaan mental atau fisik
seseorang”;Pasal 292; Yang dipidana di sini bukan “perbuatan menyantet” , tetapi merupakan delik materiil untuk mencegah penipuan, perbuatan main hakim sendiri, perbuatan syirik dan
pencegahan secara dini seandainya benar-benar ada orang yang memiliki kemampuan tersebut;
ELSAM Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat 13
Beberapa Tulisan Terkait Kebijakan Kriminal dalam RUU KUHP
c. Pasal 293 menampung ketentuan yang diatur dalam UU. No. 1 Drt Th. 1951 apabila tidak ada kaitannya dengan tindak pidana terorisme. Apabila terkait dengan tindak pidana terorisme, akan
dikenakan Pasal 240; d. Pasal 314 diilhami oleh “kasus Sumadi” yang memakan jenazah memperlakukan secara tidak
beradab jenazah yang digal atau diambil; e. Pasal 316 mengatur pemidanaan bagi setiap orang yang menggunakan ijazah, sertifikat
kompetensi, gelar akademik, profesi danatau vokasi yang terbukti palsu; Dipidana pula mereka yang secara melawan hukum menggunakannya, termasuk pemidanaan bagi yang
memberikannya;
BAB VI: TINDAK PIDANA TERHADAP PENYELENGGARAAN PERADILAN