Manfaat ASI ASI .1 Definisi

Pada saat sinus lactiferus mengalami pengosongan ASI dan saat perangsangan ujung saraf di sekitar payudara oleh karena proses penghisapan, maka kelenjar hipofisa bagian depan akan menghasilkan hormon prolaktin yang akan merangsang mamary alveoli untuk memproduksi ASI. Selain itu, prolaktin juga menekan fungsi ovarium sehingga memperlambat fungsi kesuburan dan haid. Dengan kata lain, dapat menjarangkan kehamilan Bobak, 2005. Pada saat perangsangan ujung saraf di sekitar payudara oleh karena proses penghisapan, oksitosin juga akan dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian belakang. Proses pengeluaran ASI dari sinus lactiferus terjadi karena kontraksi sel otot polos di sekitar mamary alveoli yang merupakan kerja dari hormon oksitosin. Oleh karena itu, oksitosin berperan dalam refleks pengeluaran ASI let down reflex.

2.1.5 Manfaat ASI

Manfaat pemberian ASI bagi bayi, yaitu: 1. ASI sebagai nutrisi, sesuai di Valevski, et al. 2005 terbukti rendahnya kadar tiamin dalam susu formula yang mengakibatkan kejadian defisiensi tiamin pada bayi. 2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh. Terdapat beberapa penelitian yang mendukung fungsi ASI sebagai peningkat daya tahan tubuh, yaitu:  Menurut Beaudry 1995, angka kejadian infeksi gastrointestinal 47 lebih rendah pada bayi yang mendapat ASI dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.  Menurut Bachrach, et al 2003, sejumlah sumber digunakan untuk meneliti hubungan pemberian ASI dengan risiko anak dirawat inap karena penyakit saluran pernapasan bawah. Penelitian tersebut dilakukan pada bayi sehat yang lahir cukup umur dan punya akses ke fasilitas kesehatan yang memadai. Kesimpulan di negara maju, bayi yang mendapat susu formula mengalami penyakit saluran pernapasan 3 kali lebih parah dan memerlukan rawat inap di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 4 bulan.  Dengan meningkatnya daya tahan tubuh bayi, tentu saja Angka Kematian Bayi akan berkurang. Menurut DinKes Provinsi Sumatera Utara 2009, Universitas Sumatera Utara Ba Ke hid seb bel up ku ber yan um me dil ES HID 3. AS men  Me lam sta dar adan Pusat ematian Bay dup. Angk belumnya y lum mencap aya dari pe ualitas hidup rjalannya w ng meningg mur 1 tahun engenai esti lihat pada gr TIMASI AN DUP DI PR SI meningkat ndukung bah enurut Horw ma pemberi andar, penin ri 1.000 ana Statistik yi AKB p ka ini men yang sebesar pai angka y emerintah u p masyarak waktu. Ang gal pada fa per 1.000 k imasi AKB rafik 2.1 be NGKA KEM ROVINSI SU Su tkan kecerda hwa ASI dap wood dan F ian ASI ses ngkatan rank ak yang diik Provinsi S ada tahun 2 nurun bila r 28,2 per 1 yang memua untuk memb kat Indonesi gka Kematia ase antara k kelahiran hi dari Badan erikut ini. GRAFIK MATIAN B UMATERA umber : DinK asan.Terdapa at meningka Fergusson 1 suai dengan king di seko kuti sampai Sumatera U 2007 sebesa dibanding 1.000 kelahi askan, sehin bantu penu ia dapat dit an Bayi me kelahiran hi dup. Gamba n Pusat Stat K 2.1 BAYI PER A UTARA T Kes 2009 at beberapa p atkan kecerda 1998, tamp n peningkat olah, dan pe usia 18 tah Utara meng ar 26,90 per gkan denga iran hidup. P ngga perlu d urunan angk tingkatkan erujuk kepa ngga bayi b aran perkem tistik Suma 1,000 KELA TAHUN 200 enelitian yan asan, yaitu: ak kecende an IQ, hasi eningkatan a un. gestimasi A r 1.000 kela an AKB Penurunan dilakukan u ka tersebut, dengan sem ada jumlah belum men mbangan ter atera Utara AHIRAN 02 – 2007 ng erungan ken il tes kecerd angka di se 10 Angka ahiran tahun AKB paya- , agar makin h bayi ncapai rakhir dapat naikan dasan kolah Universitas Sumatera Utara  Mortensen, et al. 2002 melakukan penelitian terhadap 3.253 orang di Denmark didapatkan hubungan antara lama pemberian ASI dan peningkatan IQ. Orang yang disusui kurang dari 1 bulan mempunyai IQ 5 poin lebih rendah dari yang disusui setidaknya 7-9 bulan. Terdapat korelasi antara lamanya pemberian ASI dengan tingkat IQ.  Dalam penelitian Smith, et al 2003 dilakukan penelitian pada 439 anak usia sekolah dengan berat badan lahir sangat rendah di bawah 1.500 gram. Bayi yang tidak diberi ASI ternyata mempunyai skor yang lebih rendah dalam semua fungsi intelektual, kemampuan verbal, kemampuan visuo spasial, dan visuo motorik dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI. 4. ASI memenuhi kebutuhan awal bayi untuk tumbuh kembang secara optimal baik fisik, kepandaian, emosional, spiritual, maupun sosialisasinya Roesli, 2007. 5. Menurunkan resiko obesitas kegemukan. Terdapat beberapa penelitian yang mendukung bahwa ASI dapat menurunkan resiko obesitas yaitu:  Shields, Callaghan, Williams, Najman, dan Bor 2006 menyimpulkan bahwa anak yang disusui selama kurang dari 4 bulan mempunyai Indeks Massa Tubuh IMT yang lebih tinggi daripada anak yang disusui selama 4 bulan atau lebih.  Pada penelitian Strawn dan Zuguo 2004 terhadap 177.304 anak yang lahir pada tahun 1988-1992 didapatkan persentase overweight yang tertinggi pada anak yang tidak pernah mendapat ASI. 6. Menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Terdapat beberapa penelitian yang mendukung bahwa ASI dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu:  Martin 2004 melakukan penelitian porspektif melibatkan 7.276 bayi Inggris selama 7,5 tahun. Pada usia tujuh tahun, bayi yang tidak diberi ASI memiliki tekanan diastolik dan sistolik yang lebih tinggi daripada bayi yang diberi ASI. Terjadi pengurangan tekanan darah sistolik 1 pada masyarakat berhubungan dengan 1,5 pengurangan angka kematian Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan. Hal ini merupakan keuntungan yang signifikan pada masa dewasa.  Penelitian Owen, et al. 2008 di Inggris meneliti tingkat kolesterol pada 1.500 remaja umur 13-16 tahun. Mereka menemukan bahwa pemberian ASI memiliki keuntungan jangka panjang dalam mencegah penyakit kardiovaskuler dengan mengurangi kolesterol total dan kolesterol berkadar lipid rendah.

2.2 ASI Eksklusif