Ekstraksi Kulit Kayu
Serbuk kulit kayu tersebut yang telah kering diambil sebanyak 500 gram, diekstrak dengan pelarut metanol dengan metode perendaman pada suhu ruangan
selama 2 hari dengan perbandingan tinggi serbuk dan pelarut 1:3 dalam stoples, campuran ini diaduk dengan selang waktu 2 jam dengan menggunakan spatula,
hasil ekstraksi tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring, hasil saringan tersebut di masukkan ke dalam botol, residunya direndam kembali selama 2 hari.
Kegiatan perendaman dan penyaringan ini diulang sebanyak 3 kali. Hasil ekstraksi yang telah dievaporasi sampai kering dioven untuk mengetahui kadar
ekstraknya. Kadar ekstrak =
ekstraksi sebelum
serbuk ing
Bobot ekstrak
ing Bobot
ker ker
x 100
Pembuatan Konsentrasi Larutan untuk Pengawetan
Tahap selanjutnya setelah melakukan ekstraksi dan diperoleh padatan ekstraktif yang dilakukan dengan pengeringan oven pada suhu 35
o
C adalah pembuatan konsentrasi larutan zat ekstraktif. Masing-masing hasil ekstrak
metanol dibuat 4 taraf konsentrasi larutan ekstraktif, yaitu : 0, 2, 4, dan 6. Penentuan konsentarsi larutan berdasarkan volume untuk perendaman yang
dibutuhkan.
Pembuatan Contoh Uji Dan Persiapan Contoh Uji Sebelum Pengawetan
a. Pembuatan Contoh Uji
Kayu karet yang segar bagian tengah tebang dibuat balok dengan panjang kurang lebih 1 m, lalu diambil kayu bagian terasnya untuk dibuat sebagai contoh
uji. Contoh uji yang bebas cacat berukuran 20 mm p x 20 l mm x 10 t mm
sebanyak 24 contoh uji yang dibuat dengan menggunakan gergaji mesin.
Universitas Sumatera Utara
b. Persiapan Contoh Uji Sebelum Pengawetan
Contoh uji dikering udarakan selama 1 bulan. Kemudian contoh uji dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 100
C selama 48 jam kemudian ditimbang W
dan volumenya diukur dengan kalipper.
Perendaman Pengawetan Contoh Uji Pada Zat Ekstraktif
Perendaman contoh uji kayu karet dilakukan pada larutan ekstraksi metanol selama 3 hari. Contoh uji kayu karet yang direndam adalah 24 buah
yang terdiri dari 12 contoh uji untuk pengujian stabilitas dimensi dan 12 buah contoh uji untuk pengujian fungi. Contoh uji sebanyak 24 buah diperoleh dari 1
jenis pelarut, 4 taraf konsentrasi dan 3 kali ulangan dengan ukuran 20 mm p x 20 mm l x 10 mm t yang sebelumnya dikering udarakan dan telah dioven serta
telah diukur volumenya, agar contoh uji terendam dan tidak terapung, maka contoh uji diberi pemberat.
Pengujian Retensi
Setelah direndam, kemudian dioven pada suhu 100 C selama 48 jam
selanjutnya contoh uji ditimbang dan dihitung penambahan beratnya. Perhitungan penambahan berat berdasarkan metode perendaman Rowell dan Ellis 1978
dalam Sanjaya 2001 menggunakan rumus : Penambahan berat =
100 1
X W
W W
−
Keterangan : Wo = berat kering tanur contoh uji sebelum pengawetan gram
W1 = berat kering tanur contoh uji sesudah pengawetan gram Selain penambahan berat dihitung juga besarnya nilai Retensi berdasarkan
Duljapar 2001 dengan menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
K X
V W
W R
1 −
=
Keterangan : W1 = berat kering tanur sesudah diawetkan gram
Wo = berat kering tanur sebelum diawetkan gram R = retensi bahan pengawet gramm
3
K = konsentrasi larutan w1w0 V = volume kayu yang diawetkan m
3
Pengujian Efektifitas Zat Ekstraktif Terhadap Stabilitas Dimensi Kayu Karet
Pengujian terhadap stabilitas dimensi kayu karet dengan menggunakan contoh uji yang berukuran 20 mm p x 20 mm l x 10 mm t sebanyak 12 buah.
Contoh uji yang sebelumnya telah direndam dengan ekstrak metanol, kemudian setelah jenuh air contoh uji diangkat dan diukur dimensinya DB, selanjutnya
dikeringkan dengan oven pada suhu 60 C selama 48 jam dan diukur dimensinya
DK. Contoh uji setelah direndam dan dikering oven diukur dengan kalipper, dihitung koefisien pengembangan volume S berdasarkan metode perendaman
Rowell dan Ellis 1978 dalam Sanjaya 2001 menggukan rumus: S = {DBDK - 1} x 100
Keterangan: DB = dimensi contoh uji setelah perendaman
DK = dimensi contoh uji kering oven Nilai ASE Antiswelling efficiency dapat dihitung dari perbedaan antara
nilai pengembangan contoh uji S dengan perlakuan pengawetan dan tanpa perlakuan pengawetan berdasarkan metode perendaman Rowell dan Ellis 1978
dalam Sanjaya 2001 menggunakan rumus : ASE = {1 – S2S1} x 100
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : S2 = koefisien pengembangan volumen contoh uji setelah perlakuan
pengawetan S1 = koefisien pengembangan volume contoh uji tanpa perlakuan
pengawetan
Pengujian Pada Fungi a. Penyediaan biakan fungi isolasi fungi
Media biakan fungi yang digunakan adalah PDA Potato Dextrose Agar, degan bahan: 250 gr kentang, 20 gram gula dextrosa, 21 gram tepung agar-agar,
dan 1000 ml air suling. Cara pembuatan: kentang dikupas, diiris kecil-kecil, dimasak dalam 500 ml air suling selama 20 menit sampai mendidih. Sarinya
disaring dengan kasa. Tepung agar dilarutkan dalam air suling dan dicampur dengan gula sebanyak 20 gram, kemudian dimasukkan ke dalam sari kentang dan
ditambahkan air suling sampai volumenya 1000 ml dalam gelas erlenmeyer berkapasitas 2000 ml. Sterilisasi media dilakukan dengan memasukkan media
tersebut ke dalam autoclave selama 20 menit dengan tekanan 15 psi pada suhu 120
o
C.
b. Pembiakan Fungi