Lokasi dan Waktu Penelitian Prosedur Penelitian

Berdasarkan proses pengundian, maka terpilihlah sampel yang mewakili populasi penelitian dalam penelitian eksperimen ini. Sampel yang terpilih yaitu SDN Pakuwon I sebagai kelompok kontrol dan SDN Sukaraja II sebagai kelompok eksperimen.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang karena sekolah-sekolah di daerah ini kebanyakan merupakan sekolah unggulan dan banyak diminati masyarakat terutama orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah dasar. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan sekolah-sekolah tersebut terletak diperkotaan. Untuk penelitian pada kelas eksperimen dilaksanakan di SDN Sukaraja II. Sedangkan untuk penelitian pada kelas kontrol dilaksanakan di SDN Pakuwon I. 2. Waktu Penelitian Untuk waktu penelitian sendiri dimulai sejak minggu keempat bulan April 2016 hingga minggu keempat bulan Mei 2016. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu dikarenakan pada pelaksanaannya dibutuhkan waktu untuk pre test , pertemuan pembelajaran, serta post test dengan rentang waktu antar kegiatan satu minggu.

D. Instrumen Penelitian

Dalam menyusun instrumen penelitian, harus dipertimbangkan terlebih dahulu secara matang karena instrumen ini harus mampu menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian. Maka, setelah peneliti melalui proses pertimbangan dipilihlah 4 jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu tes keterampilan proses sains, wawancara, observasi dan catatan lapangan. 1. Lembar Soal Tes Tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa soal uraian. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa. Soal tes dibuat dengan memperhatikan indikator keterampilan proses sains yang terdiri dari sembilan indikator. Tes keterampilan proses sains diberikan pada saat pre test dan post test . Dalam menyusun instrumen tes ini, dilakukan beberapa pengujian agar instrumen layak digunakan serta mampu berfungsi dengan baik sebagai alat ukur kemampuan siswa. Beberapa pengujian yang dilakukan diantaranya, uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda. Berikut penjelasan untuk setiap proses pengujian.

a. Validitas

Uji validitas butir soal instrumen tes keterampilan proses sains dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan korelasi koefisien korelasi . Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asosiasi association antarvariabel danatau hubungan yang bersifat prediksi prediction dari variabel bebas independent terhadap variabel terikatnya dependent . Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas soal secara keseluruhan yaitu teknik korelasi product-moment dari pearson dengan rumus perhitungan angka kasar sebagai berikut. Sumber: Arikunto, 2015 Keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y N : Jumlah responden X : Skor mentah variabel X Y : Skor mentah variabel Y Sedangkan, untuk menghitung validitas per butir soal digunakan formula product moment raw score . Rumus yang digunakan masih rumus yang sama dengan rumus untuk menghitung validitas soal secara keseluruhan, namun X pada rumus validitas per butir soal adalah jumlah skor soal, sedangkan Y adalah skor total hasil belajar. Dalam perhitungan validitas, digunakan aplikasi Microsoft Office Excel . Tabel 3. 2 Klasifikasi Koefisien Validitas Rentang Kriteria 0,80 - 1,00 Sangat tinggi 0,60 - 0,80 Tinggi 0,40 - 0,60 Sedang 0,20 - 0,40 Rendah 0,00 - 0,20 Sangat rendah Sumber: Arikunto, 2015 Setelah dilaksanakan uji validitas terhadap setiap soal dalam instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka dihasilkan satu soal yang memiliki validitas rendah, empat soal yang memiliki validitas sedang, dan lima soal yang memiliki validitas tinggi. Yang termasuk pada validitas rendah yaitu soal nomor 5. Sedangkan, untuk validitas sedang yaitu soal nomor 1, 4, dan 7. Kemudian, untuk validitas tinggi yaitu soal nomor 2, 3, 6, 8, dan 9. Hasil selengkapnya untuk uji validitas tiap butir soal terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. 3 Hasil Penghitungan Validitas Butir Soal Tes Keterampilan Proses Sains Soal Nomor Koefisien Korelasi Tafsiran Validitas 1 0,451 Sedang Valid 2 0,743 Tinggi Valid 3 0,683 Tinggi Valid 4 0,426 Sedang Valid 5 0,374 Rendah Valid 6 0,798 Tinggi Valid 7 0,516 Sedang Valid 8 0,655 Tinggi Valid 9 0,626 Tinggi Valid Selain dilakukan pengujian validitas per butir soal, dilakukan pula uji validitas terhadap instrumen tes secara keseluruhan yang akan digunakan pada penelitian ini. Hasil penghitungan uji validitas yang menggunakan aplikasi SPSS 16.0 for windows menunjukkan bahwa secara keseluruh soal tes keterampilan proses sains siswa memiliki validitas yang tinggi dengan koefisien korelasi 0,616. Di bawah ini disajikan tabel hasil penghitungan validitas secara keseluruhan. Tabel 3. 4 Hasil Penghitungan Validitas Seluruh Soal Tes Keterampilan Proses Sains Nilai_Uji_So al Nilai_UAS_I PA Nilai_Uji_Soa l Pearson Correlation 1 .616 Sig. 2-tailed .000 N 43 43 Nilai_UAS_I PA Pearson Correlation .616 1 Sig. 2-tailed .000 N 43 43 Jika dilihat dari keseluruhan uji validitas yang telah dilakukan, maka instrumen tes keterampilan proses sains layak untuk digunakan dalam penelitian.

b. Reliabilitas

Menurut Arifin 2009, hlm. 258 “Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.” Uji realibilitas instrumen tes, dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha . Hal ini dikarenakan instrumen tes yang digunakan berupa essay . Menurut Maulana 2009, hlm. 47 , “… cara ini baik digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen yang berupa essay”. Rumus Cronbach Alpha yang digunakan adalah sebagai berikut. Sumber: Sundayana, 2014 Keterangan: n = Banyaknya butir soal = Jumlah varians item S 2 = Varians total Analisis reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan instrumen soal yang digunakan. Hasil pengujian dengan rumus di atas akan menentukan tingkat reliabilitas soal. Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan dengan ketentuan kriteria dari Guilford Sundayana, 2014, hlm. 70 sebagai berikut. Tabel 3. 5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Setelah melakukan uji reliabilitas terhadap instrumen tes dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows , diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas 0,672 yang artinya instrumen tes keterampilan proses sains memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa instrumen tes keterampilan proses sains layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut tabel hasil perhitungan reliabilitas instrumen soal tes. Tabel 3. 6 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Proses Sains Cronbachs Alpha N of Items .672 2

c. Tingkat Kesukaran

Untuk menganalisis tingkat kesukaran soal tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar, digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut: Arifin, 2009, hlm. 135. Hasil perhitungan tingkat kesukaran, kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria menurut Arikunto 2015, hlm. 223 sebagai berikut: Koefisien Reliabilitas r Interpretasi 0,00 ≤ r 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤ r 0,40 Rendah 0,40 ≤ r 0,60 SedangCukup 0,60 ≤ r 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r 1,00 Sangat Tinggi Tabel 3. 7 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran Rentang Kriteria P 0,00 - 0,30 Sukar P 0,30 - 0,70 Sedang P 0,70 - 1,00 Mudah Setelah dilakukan penghitungan tingkat kesukaran melalui penggunaan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 , diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3. 8 Hasil Penghitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Proses Sains Dari data di atas diketahui bahwa dari sembilan soal yang ada dalam instrumen tes yang digunakan, empat di antaranya masuk ke dalam kategori sukar, yaitu soal nomor 5, 6, dan 7. Sedangkan sisanya, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 8, dan 9 masuk ke dalam kategori sedang. Dengan hasil seperti ini, artinya instrumen soal tes yang telah dibuat dapat digunakan untuk penelitian.

d. Daya pembeda

Pemeriksaan daya pembeda soal digunakan untuk mengukur kemampuan soal dalam membedakan kelompok siswa unggul, papak dan asor. Sehingga soal dengan daya pembeda yang baik, dapat menunjukkan hasil yang berbeda dari setiap siswa dengan kemampuan yang berbeda. Untuk mengukur daya pembeda soal, digunakan rumus berikut. Arifin, 2009, hlm. 133. Nomor Soal Rata-rata Skor IK Interpretasi 1 7,42 0,67 Sedang 2 2,51 0,42 Sedang 3 1,63 0,54 Sedang 4 0,91 0,45 Sedang 5 0,30 0,15 Sukar 6 0,91 0,30 Sukar 7 0,35 0,06 Sukar 8 0,81 0,41 Sedang 9 1,00 0,50 Sedang Keterangan: = daya pembeda = rata-rata skor kelompok atas = rata-rata skor kelompok bawah Skor Maks = Skor maksimum Interpretasi hasil perhitungan daya pembeda dilakukan dengan melihat kriteria menurut Sundayana 2014, hlm. 77 sebagai berikut: Tabel 3. 9 Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien korelasi Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat baik Berdasarkan penghitungan daya pembeda instrumen soal tes yang menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel , didapatkan hasil yang cukup baik yaitu dari sembilan soal, dua di antaranya termasuk ke dalam soal dengan daya pembeda yang baik, empat soal dengan daya pembeda yang cukup, dan dua soal dengan daya pembeda yang jelek. Data hasil penghitungan daya pembeda instrumen soal tes secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. 10 Hasil Penghitungan Daya Pembeda Soal Tes Keterampilan Proses Sains Nomor Soal Interpretasi 1 8,09 6,71 0,13 Jelek 2 3,59 1,38 0,37 Cukup 3 2,32 0,90 0,47 Baik 4 1,18 0,62 0,28 Cukup 5 0,41 0,19 0,11 Jelek 6 1,45 0,33 0,37 Cukup 7 0,59 0,10 0,50 Baik 8 1,14 0,48 0,33 Cukup 9 1,50 0,48 0,51 Baik 2. Pedoman Observasi Dalam penelitian ini, ada dua jenis pedoman observasi yang digunakan yaitu pedoman observasi aktivitas siswa dan pedoman observasi kinerja guru. Pedoman observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui sikap siswa ketika pembelajaran berlangsung yang meliputi tiga aspek yaitu partisipasi, kedisiplinan, dan kerjasama. Adapun deskriptor untuk ketiga aspek yang dinilai yaitu sebagai berikut. Tabel 3. 11 Indikator dan Deskriptor Penilaian Aktivitas Siswa No. Aspek Yang Dinilai Deskripsi 1. Partisipasi a. Memberikan pendapat, pertanyaan atau komentar yang sesuai dengan pembelajaran. b. Memberikan tanggapan terhadap jawaban atau penjelasan dari temannya. c. Terlibat langsung berbagai kegiatan dalam pembelajaran. 2. Tanggung jawab a. Memiliki kemauan untuk mengerjakan tugas yang diberikan. b. Menjaga ketertiban kelas selama pembelajaran. c. Memberikan alasan untuk setiap pernyataan yang dikemukakan. 3. Kerjasama a. Menunjukkan sikap kooperatif dalam kegiatan kelompok. b. Memberikan dorongan kepada teman kelompok untuk berpartisipasi aktif. c. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok mereka dengan menyajikannya di depan kelas. Pedoman observasi yang kedua yaitu pedoman observasi kinerja guru. Pedoman observasi kinerja guru yang digunakan ada dua macam yaitu pedoman observasi kinerja guru pada kelas eksperimen dan pedoman observasi kinerja guru pada kelas kontrol. Perbedaannya terletak pada aspek yang diamati di kegiatan inti. Pada kelas kontrol, kegiatan inti diamati secara umum. Sedangkan pada kelas eksperimen, kegiatan inti diamati berdasarkan tahapan pembelajaran Learning Cycle . 3. Wawancara Menurut Soeharton o dalam Hanifah, 2014, hlm. 63 “...wawancara interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara pengumpul data kepada responden dan jawaban- jawaban responden, dicatat atau direkam dengan alat perekam tape recorder ...” Jadi, teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data melalui kegiatan tanya jawab dengan narasumber yang diinginkan secara langsung, dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan akurat. Selain itu, data wawancara ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, faktor yang mendukung, serta faktor yang menghambat pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle . Dalam penelitian ini, pewawancara adalah peneliti sendiri, dan narasumber yang dipilih yaitu guru dan siswa dari kelompok eksperimen. 4. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi saat pembelajaran diluar hal-hal yang direncanakan untuk kebutuhan penelitian. Hal tersebut bisa berupa kejadian tak terduga yang mengganggu kelancaran pelaksanaan penelitian atau hal-hal lain yang mendukung kelancaran penelitian. Dalam hal ini, guru mencatat segala jenis kegiatan dan aktivitas siswa yang dianggap penting dengan kegiatan penelitian. Catatan ini mudah untuk digunakan karena tidak ada ketentuan khusus yang mengatur bentuk maupun format catatan. Catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Selain itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning cycle pada kelompok eksperimen.

E. Prosedur Penelitian

Secara umum, prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisi data. Setiap tahap berisi kegiatan yang dilakukan dalam penelitian dengan struktur yang bertahap dan tersusun dengan baik. Berikut ini penjabaran dari masing-masing tahapan dalam prosedur penelitian yang dilaksanakan. 1. Tahap Perencanaan Pada tahap awal yaitu tahap perencanaan peneliti melakukan pemilihan terhadap bahan ajar serta topik yang akan diambil untuk dibahas dalam pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Selain itu, melakukan studi literatur tentang model pembelajaran learning cycle dan keterampilan proses sains siswa. Setelah itu, dibuatlah instrumen tes berdasarkan bahan ajar tersebut. Selain instrumen tes, dibuat pula instrumen non tes yang berupa pedoman observasi kinerja guru, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara dan catatan lapangan. Instrumen non tes bertujuan untuk mengumpulkan data kualitatif. Setelah itu, instrumen tersebut diujikan untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan daya pembeda soal instrumen tes. Lalu, dilakukan revisi atau penyempurnaan instrumen agar instrumen layak untuk diujikan. Selain itu, dilakukan pengambilan daftar sekolah beserta jumlah siswa kelas 4 dan nilai UN di UPTD Kecamatan Sumedang Selatan. Setelah itu, dilakukanlah pengundian untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika sudah ditentukan, maka tahapan selanjutnya yaitu mengurus perizinan ke sekolah SD yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian. Setelah diberikan izin, dilakukanlah konsultasi dengan guru di sekolah yang bersangkutan dengan kelas eksperimen atau kelas kontrol untuk menentukan teknik pelaksanaan penelitian serta waktu pelaksanaannya. Selain tahap perencanaan yang telah dipaparkan, dilakukan tahap persiapan untuk melaksanakan penelitian. Persiapan yang dimaksud berupa mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan media yang dibutuhkan untuk pembelajaran, serta mempersiapkan instrumen yang digunakan saat pembelajaran berlangsung, yaitu catatan lapangan, pedoman observasi kinerja guru dan pedoman observasi aktivitas siswa. Selain itu, mempersiapkan pula pedoman untuk melakukan wawancara terhadap guru dan siswa di kelas eksperimen. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan pertama kali yaitu melakukan pre test terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains awal siswa pada kedua kelompok. Selanjutnya, dilakukan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan sebelumnya. Pada kelas eksperimen, pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle , sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Selama pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi terhadap kelangsungan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi kinerja guru yang telah dipersiapkan sebelumnya. Selain pedoman observasi kinerja guru, dilakukan pula observasi terhadap aktivitas siswa menggunakan pedoman observasi aktivitas siswa. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dilihat dari tiga aspek yaitu partisipasi, tanggungjawab dan kerjasama. Pada kelas eksperimen, ada pengamat yang memegang catatan lapangan untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor pendukung maupun penghambat pada proses pembelajaran di kelas eksperimen. Setelah dilaksanakan pembelajaran, siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi soal post test untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa. Selain itu, siswa dan guru di kelas eksperimen diwawancara untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data Pada tahap ini data yang diperoleh diolah dan dianalisis. Data yang terkumpul dari instrumen tes dan non tes kemudian diolah dengan aturannya masing-masing. Data hasil pre test dan post test diolah dengan cara analisis statistika, melalui tahapan-tahapan pengujian yang sesuai supaya diketahui adanya peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran yang menggunakan model learning cycle pada materi hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya, peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran kovensional pada materi hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya, dan adanya perbedaan peningkatan keterampilan proses antara kedua kelas. Sedangkan, data kualitatif berupa pedoman observasi diolah sesuai dengan pedoman penskorannya masing-masing. Selain pedoman observasi, dilakukan pengolahan data kualitatif berupa hasil wawancara dan catatan lapangan. Setelah melalui proses pengolahan dan analisis data, kemudian data hasil tersebut dijadikan dasar penarikan kesimpulan penelitian. Adapun bagan prosedur penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1. Bagan 3. 1 Prosedur Penelitian Merumuskan Masalah Mengumpulkan Data dan Kajian Pustaka Menyusun Proposal Penelitian, Seminar Proposal dan Revisi Uji Coba Instrumen Tes Awal Pre Test Penerapan Pembelajaran di Kelas Kontrol dengan Menggunakan Pembelajaran Konvensional Revisi Instrumen Penerapan Pembelajaran di Kelas Eksperimen Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle Pengolahan Data dan Analisis Data Pengumpulan Data Tes Akhir Post Test Hasil dan Kesimpulan tidak valid

F. Teknik Pengolahan dan Analisis data